( al-Zamaksyari>:Tafsir al-Kasya>f)
Oleh:
CHALID
NIM: 80600220002
Dosen Pemandu:
2020
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an adalah kitab yang paling banyak diulas dan ditafsirkan oleh
ulama dari masa ke masa, diantaranya dapat dilihat dari apa yang tertuang dalam
jutaan jilid buku dari generasi ke generasi dengan bentuk yang berbeda-beda
Tafsir sejak masa Rasulullah saw sampai sekarang itu dapat diklasifikasikan
menggunakan ayat al-Qur’an, hadis atau fatwa sahabat dan tabi’in. Adapun tafsir
keterangan di atas dan menarik untuk dikaji adalah tafsir al-kasya>fkarya ulama
besar al-Zamakhsyari>. Sebuah karya tafsir yang memiliki corak, metode dan
karateristik yang erat kaitannya dengan kapasitas dan kualitas keilmuan serta
1
Abd al-Ghafur Mahmud Musthafa Ja’far, al-Tafsir wa al-Mufassirun fi S\aubih al-Jadid,
(Cet.I; Kairo: Dar al-Salam 2007/1428) h. 401-402. Pembagian ini berdasarkan sumber tafsir
menurut Muhammad Sayyid Jibril, sedang Ibrahim Abdurrahman Khalifah menambah satu
bagian lagi yaitu al-Tafsir al-Isyariy yakni tafsir yang bersumber dari ilham atau al-
Faydh(Limpahan dari Tuhan).
3
B. Rumusan Masalah
Maka berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah yang akan
BAB II
PEMBAHASAN
ilmu menuju Bukhara, sebuah pusat ilmu pengetahuan termuka pada saat itu.
dia terpaksa kembali ke Khawarizm dan berguru kepada Mudhar Mahmu>d bin
Jarir al-Zaha>bi al-Asfaha>ni> (w. 507 H.) seorang tokoh yang menguasai berbagai
menjadi salah satu ulama yang disegani dan menempati posisi yang tinggi dalam
bidang pemerintahan.
2
Fahd al-Rumiy, Buhuts fi Ushu>l al-Tafsir wa Manahi>j, (Cet. IV; Kairo: Maktabah
Wahbah, 1419 H.) h. 152. Dan lihat juga Muhammad Husayn al-Z\ahabi, al-Tafsir wa al-
Mufassirun, Juz I (Cet. VII; Kairo:Maktabah Wahbah 2000) h. 34. Lihat juagYunahar Ilyas,
Feminisme dalam kajian Tafsir al-Qur’an Klasik dan Kontemporer, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
1998) h. 29.
5
kegiatan penulisan buku. Al- Zamakhsyari> adalah seorang ulama yang cukup
banyak menghasilkan karya tulis yang jumlahnya mencapai lebih dari 50 judul
buku dalam berbagai bidang ilmu, seperti ilmu agama, bahasa, nahwu, sastra, dan
lain-lainya yang kini menjadi bukti kedalaman dan keragaman ilmu yang
Ilmiyyah Beiru>t Libanon. Sampulnya berwarna merah tua, jumlah halaman secara
keseluruhan 2879 yang terdiri dari 4 Juz. Juz 1 berisi 696 halaman yang berisi
Kahfi. Juz III berisi 615 halaman yang berisi penafsiran Surah al-Maryam sampai
Surah al-Fatir. Juz IV berisi 832 halaman, berisi penafsiran surah yasin sampai
surh al-Nas.
Latar belakang penulisan tafsir al-kasya>f diungkapkan oleh al-
3
Di antara karya-karya yang telah dihasilkan oleh al-Zamakhsyari> dapat pembaca lihat.
M. Rusydi Khalid, Mengkaji Metode Para Mufassir (Mana>hij al-Mufassirin), (Cet. I;Makassar:
Alauddin University Press, t.th) h. 36-37.
6
mengusulkan agar beliau menulis sebuah kitab tafsir. Faktor lainnya adalah
antusias masyarakat yang begitu besar untuk mengetahui apa yang beliau
demikian karena sumber data yang dipergunakan oleh mufassir dalam analisisnya
lebih banyak menggunakan rasio atau sering diistilahkan dengan tafsir bi al-
tidak diikuti oleh tafsir bi al-Ma’s\ur,karena hal itu merupakan dasar dari tafsir.
Dengan kata lain, satu kitab tafsir dikategorikan bi al-Ra’yi ataupun bi al-Ma’s\ur
maka yang dimaksudkan adalah faktor yang dominan dari keduanya pada kitab
itu. Oleh sebab itu, karena yang dominan dari al-Kasya>f menggunakan al-Ra’yu,
4
Penafsiran al-Zamakhsyari> dalam kitabnya (al-kasya>f) banyak terfokus pada
pembahasan ilmu bayan dan ma’ani, padahal masih banyak ilmu lain yang bisa dijelaskan dalam
menafsirkan al-Qur’an. Lihat. Mani’ Abd Halim Mahmud, Metodologi Tafsir Kajian
Komprehensif Metode Para Tafsir, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006) h. 226
7
bahasa) dan juga tafsir I’tiza>li> (tafsir dengan kecenderungan mazhab mu’tazilah)
kesan pertama yang akan muncul pada saat membaca dan mengamati tafsir al-
kasya>f adalah kelebihan kitab ini dalam mengungkapkan dan menggali sisi
bahasa/balaghah al-Qur’an. Kepakaran al-Zamakhsyari> dalam bidang bahasa
ayat-ayat Allah. Disisi lain, penyusunan al-kasya>f dengan corak bahasa tersebut
5
Al-Zamakhsyari>, al-kasya>f, Juz IV (Cet. III; Beirut:Da>r al-Ktab al-Arabi, 1407 H) h.
797.
8
didukung oleh adanya minat penduduk di kawasan masyriq (dunia Arab sebelah
tafsir al-kasya>f mempunyai satu corak tafsir (lawn al-Tafsir) yang sangat kuat
dan terkenal yaitu corak lugha>wi (bahasa), walaupun beliau juga menggunakan
pendekatan-pendekatan lain seperti fiqh, dan teologi. Beliau telah berusaha dan
oleh para ulama Imam al-Zaha>bi misalnya, mengakui bahwa belum ada kitab
tafsir yang bisa menyamai al-kasya>f dalam pengungkapan penafsiran yang digali
Fuqaha Madinah, Bashrah, dan Syam menganggap bahwa basmalah di atas bukan
merupakan ayat dari Surah al-Fatihah dan bukan pula ayat dari surah lainnya,
tapi hanya sebagai pemisah dan mendapat berkah. Sedangkan para Qurra dan
Fuqaha dari Makkah dan Kufah menganggapnya sebagai salah satu ayat dari al-
dianut mazhab Abu> Hani>fah, mereka tidak menjahar basmalah ketika membaca
basmalah karena menganggapnya sebagai ayat dari al-Fatihah dan surah-surah al-
وﺳ ُ ْﲂِ َ ُ ْﲂ ا َﱃ اﻟْ َﻤ َﺮا ِﻓ ِﻖ َوا ْﻣ َﺴ ُﺤﻮا ِ\ ُﺮ ُءMاﻟﺼ َﻼ ِة ﻓَﺎ ْﻏ ِﺴﻠُﻮا ُو ُﺟﻮﻫ ُ َْﲂ َو ﯾْ ِﺪ D ُﻮا ا َذا ﻗُ ْﻤ ُ ْﱲ ا َﱃVﻦ ٓ َﻣMَ X ِاD ﳞَﺎZَ
K K K
ْ ُ ْﲂV ٌﺪ ِﻣgَ َ َﲆ َﺳ َﻔ ٍﺮ ْو َ^ َﺎء0 ﺮوا َوا ْن ُﻛ ْﻨ ُ ْﱲ َﻣ ْﺮ َﴇ ْوDُ ﺎﻃﻬD َُ ًﺒﺎ ﻓVَو ْر ُ^ﻠَ ُ ْﲂ ا َﱃ ْاﻟ َﻜ ْﻌ َﺒ ْ ِﲔ َوا ْن ُﻛ ْﻨ ُ ْﱲ ُﺟ
ْ ُﻪVﲂ ِﻣMْ ُ ﻤ ُﻤﻮا َﺻ ِﻌﯿﺪً ا َﻃ ِ ّﯿ ًﺒﺎ ﻓَﺎ ْﻣ َﺴ ُﺤﻮا ﺑ ُِﻮ ُﺟﻮ ِﻫ ُ ْﲂ َو ﯾْ ِﺪK D َ َﯿiَ ّ َﺴ َﺎء ﻓَ َ ْﲅ َﲡِﺪُ وا َﻣ ًﺎء ﻓlِ اﻟK ُ ُﱲmﻂِ ْو َﻻ َﻣ ْﺴK ِِﻣ َﻦ اﻟْﻐَﺎﺋ
(6) ون َ َ ْﺸ ُﻜ ُﺮy ُ ْﲂD َﻠَ ْﯿ ُ ْﲂ ﻟَ َﻌﻠ0 ﱲ ِﻧ ْﻌ َﻤﺘَ ُﻪD ِ ُ ِﺮﯾﺪُ ِﻟ ُﯿ َﻄﻬّ َِﺮُ ْﰼ َو ِﻟ ُﯿM َﻠَ ْﯿ ُ ْﲂ ِﻣ ْﻦ َﺣ َﺮجٍ َوﻟَ ِﻜ ْﻦ0 ِﻟ َﯿ ْﺠ َﻌ َﻞEا
ُ D ُُ ِﺮﯾﺪM َﻣﺎ
Terjemah :
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan
shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku,
dan sapulah kepalamu dab (basuh) kakimu samapi kedua mata kaki…
Dalam menafsirkan “wamsahu biri-usikum” diatas, al-Zamakhsyari>
mengemukakan perbedaan yang terjadi antara imam Sya>fi’i>, Ma>lik dan Hana>fi.
kepala, sedang Imam Abu> Hani>fah mengatakan cukup menyapu ubun-ubun atau
satu tujuan yang sama yakni mengusap kepala. Dalam menafsirkan ayat-ayat fiqh
seperti yang ada di atas al-Zamakhsyari> berusaha untuk bersikap netral walaupun
6
Al-Zamakhsyari>, al-Kasya>f, Juz I. , h. 99.
10
lain yang dimiliki kata itu. Kesalahan seperti itu sering terjadi pada ulama
Allah untuk dilihat didunia dan di akhirat. Ketika beliau sampai pada penafsiran
“melihat” kepada arti lain yaitu “tawaqquf” yang berarti: menunggu dan
berharap. Hal itu dilakukannya oleh karena arti melihat akan bertentangan
pendapat mu’tazilah.
Cara lain yang terlihat dalam al-kasya>f (jika ayat yang akan ditafsir
bertentangan dengan faham Mu’tazilah) adalah pengklasifikasian ayat-ayat
ayat-ayat itu dimasukkan pada kategori yang kedua. Setelah itu, ayat-ayat yang
mutasybihat itu ditakwilkan agar sesuai dengan yang muhkamat. Hal itu beliau
Terjamah:
ُﻦ …مD ﳢﺎﲤﺤﳣﻼت ﻫƒﺎت ﻣﺸ ٌ َِﺸﺎﲠƒ–ﺎﻩ ُﻣƒ« ﺑ ٔن ﺣﻔﻈﺖ ﻣﻦ ˜ﺣ™ل و˜ﺷ1» ﲈت ٔﺣﳬﺖ ﻋﺒﺎرﲥﺎ ٌ ُﻣ ْﺤ َﻜ
)اﱃ َر ِ ّﲠﺎ، (ﺼﺎر
ُ ْﺑ¤ﺎل ذ› )ﻻ ﺗُﺪْ ِر ُﻛ ُﻪ ْاœ وﻣ،ﳱﺎžٕﻠﳱﺎ و ﺮ ّد ا0 ﺸﺎﲠﺎتƒﺎب ﲢﻤﻞ اﳌiﺎب ٔى ٔﺻﻞ اﻟﻜi ِ اﻟْ ِﻜ
K 7
ِ
(•ﻇ َﺮ ٌة
Dapat dilihat dari keterangannya bahwa beliau memasukkan al-An’am
103 yang menyebutkan bahwa Allah tak dapat dilihat baik di dunia maupun di
Ini berbeda dengan pandangan ahlu sunnah wa al-Jamaah bahwa hanya di dunia
Allah tak dapat dilihat, sedang diakhirat orang-orang beriman akan menikmati
dan rinci (tah{li>li), yakni menafsirkan al-Qur’an ayat demi ayat dan surah demi
surah secara berurutan dan rinci, sesuai dengan tertib susunan ayat dan surah
menyebutkan jumlah ayatnya. Setelah itu beliau masuk ke ayat yang akan
7
Al-Zamakhsyari>, al-Kasya>f, Juz I. , h. 338
8
Sekalipun ulama-ulama ahlu Sunnah menentang Akidah Mu’tazilah yang dianut oleh al-
Zamakhsyari>, namun mereka banyak mereguk manfaat dari ilmu beliau dan mengikuti cara-cara
yang mereka tempuh. Lihat Muhammad Basuni Fawdah, al-Tafsir al-Mana>hij, Terjemah,
(Bandung: Pustaka, 1997 ) h. 116
9
Lihat. Nashiruddin Baidan, Metodologi Penafsiran al-Qur’an, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1998) h. 50
12
dan asbab nuzul. Problematika tafsir beliau paparkan dalam bentuk dialog “Kalau
surah. Namun banyak hadis-hadis fadhilah surah adalah hadis maudu yang diakui
Kitab al-kasya>f diakui oleh para ulama sebagai kitab yang berkualitas
tinggi dan memiliki beberepa keistimewaan yang membuatnya berbeda dari kitab
Qur’an. Dalam hal ini, al-Zaha>bi mengungkapkan bahwa tidak ada kitab
b. Al-kasya>f, seperti yang dijelaskan oleh al-Zarqa>ni adalah kitab tafsir yang
isinya sederhana dan tidak berbelit-belit.
c. Bersih dari kisah israiliyyat, kecuali pada kisah Nabi Daud dan Nabi
menyatakan ketidakbenarannya.
d. Berpegang pada bahasa arab dan uslubnya, dan Nazam (susunan kalimat)
khulasah. Baik dalam bentuk pujian, kritikan, danada ulama yang memuji dan
faham mu’tazilahnya adalah Ahmad bin al-munir al-Iskandari>, ibn al-Qayyim al-
yang menguasai bahasa Arab, I’rab balaghah, dan syair-syair Arab sehingga
pada al-kasya>f juga karena kitab ini kurang ber-istisyhad (mengambil dalil) dari
hadis, suka mengambil hadis dhaif tentang fadhilah surah, dan pengarannya
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
kitab tafsir yang ditulis sekitar tiga tahun itu. Baik dalam bentuk
pada kitab itu. Hanya saja, realitas seperti itu tidak bisa membendung
DAFTAR PUSTAKA
al-Rumiy, Fahd. Buhuts fi Ushu>l al-Tafsir wa Manahi>j. 1419. Cet. Ke-IV. Kairo:
Maktabah Wahbah.
al-Z|ahabi, Muhammad Husayn al-Tafsir wa al-Mufassirun. 2000. Cet. Ke-VII.
Kairo:Maktabah Wahbah.
Al-Zamakhsyari>.al-Kasya>f. 1407. Cet. Ke-III. Beirut: Da>r al-Kutub al-Arabi.
Baidan, Nashiruddin. Metodologi Penafsiran al-Qur’an. 1998. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Fawdah, Muhammad Basuni. al-Tafsir al-Mana>hij. Terj. 1997. Bandung: Pustaka.
Ilyas, Yunahar. Feminisme dalam kajian Tafsir al-Qur’an Klasik dan
Kontemporer. 1998. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ja’far, Abd al-Ghafur Mahmud Musthafa. al-Tafsir wa al-Mufassirun fi S\aubih
al-Jadid. 2007. Cet. Ke-I. Kairo: Dar al-Salam.
Khalid, M. Rusydi. Mengkaji Metode Para Mufassir (Manahij al-Mufassirin).
t.th. Cet. Ke-I. Makassar: Alauddin University Press.
Mahmud, Mani’ Abd Halim. Metodologi Tafsir Kajian Komprehensif Metode
Para Tafsir. 2006. Jakarta: Raja Grafindo Persada.