1. Al-Qur’an
c. Kisah-kisah, dan
1
2. Turunnya Al-Qur’an
Al-Qur’an terdiri dari 114 surah yang dimulai dari Al-Fatihah dan
diakhiri dengan Al-Nas. Adapun mengenai jumlah ayatnya, disepakati para
ulama bahwa jumlah ayatnya lebih dari 6000. Mereka berbeda pendapat
mengenai kelebihan dari 6000 tersebut. Sehingga, ada yang berpendapat
jumlah ayatnya adalah 6210 (ulama Madinah), 6204 (ulama Basrah), 6226
(ulama Syam), 6217 (ulama Kufah), dan 6616 (Ibnu Abbas). Perbedaan
jumlah ayat ini tidak mengurangi jumlah ayat Al-Qur’an itu sendiri.
Karena, perbedaan penghitungan ini disebabkan dua hal, yaitu, pertama,
apakah pembuka surah (fawatih al-suwar) termasuk ayat tersendiri atau
tidak, dan kedua, mengenai bacaan waqaf (berhenti) dari Nabi, ada yang
menganggapnya sebagai akhir ayat dan ada yang menganggapnya bukan
sebagai akhir ayat.
2
3. Pengumpulan dan Penulisan Al-Qur’an
Al-Qur’an telah ditulis sejak masa Nabi. Tiap kali turun wahyu, Nabi
langsung memerintahkan sahabat untuk menulisnya. Nabi langsung
memberikan penjelasan mengenai urutan ayat, penamaan surah, adanya
basmalah di awal surah, dan lain-lain. Singkatnya, urutan surah dan ayat
seperti yang dikenal saat ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Nabi. Di
antara para sahabat yang saat itu bertugas menuliskan wahyu (Al-Qur’an)
adalah Abu Bakar al-Shiddiq, 'Umar bin Khaththab, 'Ustman bin Affan,
'Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Tsabit, Ubai bin Ka'ab, Muadz bin Jabal, dan
Abdullah bin Mas'ud. Saat itu Al-Qur’an belum terkumpul menjadi satu
mushaf. Para sahabat menulisnya pada pelepah kurma, batu-batuan, kulit
binatang, atau kepingan-kepingan tulang. Meskipun tulisan Al-Qur’an
belum menjadi satu, para sahabat menghapal Al-Qur’an seluruhnya (30
juz), dan ada juga yang menghapal sebagian saja.
Pada masa Khalifah Abu Bakar Al-Shiddiq, ada 700 sahabat yang hapal
Al-Qur’an gugur dalam pertempuran melawan Musailamah al-Kadzdzab.
Kemudian 'Umar mengusulkan kepada Abu Bakar agar mengumpulkan
Al-Qur’an yang masih terpisah-pisah. akhirnya Abu Bakar menyetujui
usulan 'Umar ini dan memerintahkan Zaid bin Tsabit untuk memimpin
proses pengumpulan tulisan Al-Qur’an. Kumpulan tulisan Al-Qur’an ini
dinamakan dengan shuhuf atau shahifah dan disimpan oleh 'Umar. Setelah
'Umar meninggal, shuhuf ini disimpan oleh Hafshah, putri 'Umar yang juga
menjadi salah seorang istri Nabi.
3
penyeragaman tulisan dan membentuk tim yang dipimpin oleh Zaid bin
Tsabit.
Utsman meminta shuhuf yang ada di tangan Hafshah untuk disalin oleh
tim ini menjadi beberapa mushaf. Mushaf yang selesai disalin dari shuhuf
yang ada di tangan Hafshah dinamakan dengan Mushaf al-Imam yang
merupakan mushaf induk. Lalu, mushaf induk ini disalin lagi menjadi
enam mushaf (eksemplar). Keenam mushaf ini dikirim ke Mekkah, Kufah,
Basrah, Syam, Madinah dan sebuah mushaf untuk Utsman.
4. Sanad Al-Qur’an
Sanad secara bahasa adalah sesuatu yang tinggi dari dataran bumi di
antara gunung dan lembah. Juga bisa diartikan sesuatu yang disandarkan.
Adapun yang dimaksud Sanad Al-Qur’an adalah jaringan atau silsilah
guru-guru yang diurutkan dari Nabi Muhammad Saw., para sahabat,
tabi’in, tabi’it tabi’in sampai guru yang terakhir. Silsilah sanad dalam Al-
Qur'an sudah mencapai derajat mutawatir yang tidak diragukan lagi
kebenarannya, karena di setiap generasi diriwayatkan oleh banyak orang
yang tidak mungkin bersepakat untuk berbohong.
4
"Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan pasti Kami
(pula) yang memeliharanya.”
Salah satu cara yang dilakukan umat Islam dalam memelihara dan
menjaga keautentikan ayat-ayat Al-Qur'an, adalah dengan menghafal Al-
Qur'an. ketika Nabi Muhammad Saw. mendapat wahyu, Nabi
menyosialisasikan kepada para sahabatnya dan memerintahkan untuk
ditulis serta dihafal. Para sahabat sangat senang menerima perintah itu.
Mereka menulis dan menghafal bunyi wahyu tersebut. Tradisi menulis dan
menghafal Al-Qur'an dilanjutkan oleh para tabi’in dan selanjutnya oleh
umat Islam.
5
Nusantara dan ulama Timur Tengah. Kontak langsung inilah yang
kemudian membentuk rangkaian sanad yang terwariskan secara talaqqi
(belajar langsung) dalam pola guru dan murid dari satu generasi ke generasi
berikutnya.
6
5. Huffadz Al-Qur'an di Indonesia dan Sanadnya
Lahir dan Wafat di Sidayu Gresik. Nama guru: Syeikh Abdul Karim
bin Umar Al-Badri al-Dimyathi
7
Sanad Al-Qur’an KH. Muhammad Munawir, Krapyak
1. Nabi Muhammad Saw.
2. 'Utsman bin 'Affan, 'Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Tsabit, 'Abd Allah
bin Mas'ud, dan Ubai bin Ka'ab
3. Abu 'Abd al-Rahman al-Sulami
4. 'Ashim bin Abi al-Nujud/Bahdalah
5. Hafsh bin Sulaiman
6. Ubaid bin al-Shabbah
7. Ahmad bin Sahl al-Asynani
8. Ali bin Muhammad bin Shalih al-Hasyimi
9. Thahir bin Ghalbun
10.Abu 'Amr 'Utsman bin Sa'id al-Dani
11.Abu Dawud Sulaiman bin Najah al-Andalusi
12.Abu al-Hasan 'Ali bin Hudzail
13.Al-Qasim bin Firruh al-Syathibi
14.Abu al-Hasan 'Ali bin Syuja' al-'Abbasi
15.Muhammad bin 'Abd al-Khaliq al-Mishri
16.Muhammad bin 'Abd al Rahman bin al-Sha'igh dan atau 'Abd al-
Rahman bin Ahmad al-Baghdadi
17.Ibn al-Jazari
18.Ahmad al-Umyuthi
19.Zakariya al-Anshari
20.Nashir al-Din al-Thabalawi
21.Syahadzah al-Yamani
22.Saif al-Din bin 'Atha' Allah al-Fadlali
23.Sulthan al-Mazzahi
24.'Ali bin Sulaiman al-Manshuri
25.Ahmad Hijazi
26.Mushthafa bin 'Abd al-Rahman al-Azmiri
27.Ahmad al-Rasyidi
28.Isma'il Basytin
29.'Abd al-Karim bin 'Umar al-Badri al-Dimyathi
30.KH. Muhammad Munawwir
31.KH. Muhammad Arwani Amin
32. KH. Abdullah Salam (Kajen Pati), KH. Sya'rani Ahmadi (Kudus), KH.
Nawawi Abdul Aziz (Bantul), KH. Muhammad Marwan (Mranggen
Demak), KH. Abdul Wahab (Benda Bumiayu), KH. Muharror Ali
(Blora), KH. Najib Abdul Qodir (Jogja), KH. Ahmad Hafidz (Mojokerto),
KH. Hasan Mangli (Magelang), KH. Abdullah Umar (Semarang) dan
lain-lain
8
Penulis: M. Alim Najib Lc. M.A.
Daftar Pustaka
Abul ‘Aliyah Shilahul Hawa Am, Sejarah Mushaf Induk dan Kaidah
Rasm Utsmany, Malang; Pondok Pesantren Roudhotul Qur’an
Singosari Malang, 1997
Aly As’ad, dkk, KH. M. Moenawir, Yogyakarta; Pondok Krapyak
Yogyakarta, 1975.
Dr. H. Ahmad Zuhri, Lc. MA., Syekh al-Qurra’ Azra’i Abdurrauf,
Jakarta; Hijri Pustaka Utama, 2009
Maftuh Basthul Birri, Fudlala’ Ahali Al-Qur’an, Kediri; Pondok
Pesantren Lirboyo, 2012
Wawan Djunaidi, Sejarah Qira’at Al-Qur’an di Nusantara, Jakarta;
Pustaka STAINU, 2008