RISALAH
Oleh :
MUHAMMAD BAHARUDDIN
NIM. 161913102041
TAFSIR WA ULUMUHU
MA’HAD ALY AS’ADIYAH SENGKANG
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alqur’an adalah mukjizat Islam yang abadi dimana semakin maju ilmu
berbagai kegelapan hidup menuju cahaya ilahi, dan membimbing mereka ke jalan
yang lurus.1
dilakukan oleh masyarakat muslim khususnya yang ada di Indonesia. Oleh karena
itu, living qur’an adalah studi tentang Alqur’an yang tidak bertumpu pada
eksistensi teks semata, tetapi studi tentang fenomena yang terjadi di tengah-
Alqur’an yang sering kali menjadi bagian dari hidup keseharian masyarakat
fenomena pembacaan Alqur’an sebagai sebuah apresiasi dan respon umat Islam
rupa, mulai dari cara dan ragam membacanya, sehingga belakangan ini mulai
berkembang kajian yang lebih menekankan kepada aspek respon masyarakat dalam
1
Mannā’ al-Qaṭṭān, Mabāḥiṡ fī ‘Ulūm al-Qur’ān (Cet. 3; Riya>dh: Maktabah al-Ma’a>rif,
2011), h. 5.
1
2
menjadi salah satu bagian dari prosesi ritual keagamaan maupun adat istiadat.
Salah satu dari beberapa surah tersebut adalah surah Yasin yang menempati nomor
36 dalam tata urutan mushaf Alqur’an. Pembacaan surah Yasin atau yang lazim
dikenal dengan nama Yasinan secara umum merupakan salah satu bagian dari
prosesi tahlilan dalam tradisi masyarakat Nahdlatul Ulama (NU) dan telah menjadi
Yasin tidak hanya dilakukan oleh masyarakat NU saja melainkan juga dilakukan
yang mengkhususkan membaca Alqur’an pada waktu tertentu dan pada tempat-
Ada juga kelompok yang membaca surah-surah tertentu dari Alqur’an pada waktu
Dalam lintasan sejarah Islam, bahkan pada era yang sangat dini, praktik
memperlakukan Alqur’an semisal membaca surah atau ayat pada waktu dan
2
Munawir Abdul Fattah, Tradisi Orang-Orang NU (Cet. VIII; Yogyakarta: Pustaka
Pesantren,2008), h. 307.
3
Sahiron Syamsuddin, Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis ( Yogyakarta:
TH- Press, 2007), h. 5-15.
3
keadaan tertentu telah ada pada zaman Nabi saw. hal ini terdapat dalam riwayat
dari Aisyah:
َّ أ،َ َع ْن َعائِ َشة،َ َع ْن عُْرَوة،اب ٍ َع ِن ابْ ِن ِش َه، َعن عُ َقْي ٍل، حدَّثَنَا الْم َفضَّل،يد ٍِ
َّ َِن الن
َِّب ْ ُ ُ َ َحدَّثَنَا قُتَ ْي بَةُ بْ ُن َسع
ث فِي ِه َما فَ َقَرأَ فِي ِه َما {قُ ْل ُه َو
َ صلى هللا عليه وسلم َكا َن إِ َذا أ ََوى إِ ََل فَِر ِاش ِه ُك َّل لَْي لَ ٍة ََجَ َع َكفَّْي ِه ُُثَّ نَ َف
َِّاس} ُُثَّ َيَْسح ِبِِما ما استَطَاع ِمن جس ِده
ََ ْ َ ْ َ َ َُ ِ ب الن ِِّ ب الْ َفلَ ِق} َو{قُ ْل أَعُوذُ بَِر ِِّ َحد} َو{قُ ْل أَعُوذُ بَِرَ اَّللُ أ
َّ
ِ ِ
ٍ ث م َّر َ يَْب َدأُ ِبِِ َما َعلَى َرأْ ِس ِه َوَو ْج ِه ِه َوَما أَقْ بَ َل ِم ْن َج َسدهِ يَ ْف َع ُل َذل
4 ِ
(ات ) َرَواهُ الْبُ َخاري َ َ َك ثَال
Artinya:
“Telah menceritakan kepada kami Qutaibah ibn Said, telah menceritakan
kepada kami al-Mufad}d}al dari ‘Uqail dari Ibn Syiha>b dari ‘Urwah dari
Aisyah bahwasanya Nabi saw. jika pergi ke tempat tidur beliau setiap
malam, beliau mengumpulkan kedua telapak tangan beliau, kemudian beliau
meniupkan dalam kedua telapak tangannya dan membaca surah al-Ikhla>s, al-
Fala>q dan al-Na>s. Kemudian dengan kedua telapak tangannya, beliau
mengusap tubuh beliau, dimulai dari kepala dan wajah beliau serta anggota
tubuh bagian luar. Beliau melakukan hal itu sebanyak tiga kali.”(HR.
Bukha>ri).
seperti ketika shalat subuh di sunahkan di rakaat pertama membaca surah Al-
Sajadah hingga akhir, kemudian rakaat kedua membaca surah al-Insa>n hingga
akhir, ketika hendak tidur di sunahkan membaca ayat kursi, al-ikhla>s, serta akhir
surah al-baqarah, ketika terbangun dari tidur di setiap malam membaca akhir surah
menentukan dalam kelangsungan syiar Islam ketika tradisi dan budaya itu
kemudian menyatu dengan ajaran islam, karena tradisi dan budaya merupakan
dengan ajaran islam adalah sebuah upaya yang sangat sulit. Maka, menjadi suatu
Abi Abdillah Muhammad ibn Ismail ibn Ibrahim ibn al-Mughirah Bukhori, Shahih al-
4
Bukha>ri, Juz 5-6 (Semarang: Karya Toha Putra Semarang, t.th), h.106.
5
Abu Zakaria Yahya ibn Syaraf An-Nawawi, At-Tibya>nu fi> A>dabi Hamalatil Qur’a>ni
(Beirut: Dar Ibn Hizam, 1996), hal. 178-184.
4
langkah bijak jika tradisi yang berkembang dikorelasikan dengan ajaran agama
Islam, sehingga tradisi dapat menjadi salah satu pintu masuk dalam menyalurkan
agama.6
Dari berbagai macam tradisi yang ada pada masyarakat Indonesia pada
zaman moderen ini, salah satu tradisi yang dapat ditemukan dikalangan
malam Jum’at yang dilakukan oleh santri Pondok Pesantren As’adiyah Sengkang.
pada malam Jumat. Dalam pembacaan surah Yasin tersebut, dipimpin oleh satu
orang dari santri, kemudian diikuti oleh jamaah yang hadir pada saat Yasinan
tersebut.
beberapa yang mempertanyakan, baik dari kalangan santri ataupun dari kalangan
sehingga dapat dikatakan bahwa Yasinan pada malam Jumat merupakan salah satu
meyakini jika dibacakan kepada orang yang sakaratul maut, maka akan
mempermudah keluarnya ruh. Salah satu fadilah surah yasin yang diyakini yaitu:
6
M. Afnan Chafidh, Tradisi Islam (Surabaya: Khalista, 2006), h. 5.
5
َع ْن ُسلَْي َما َن، الْ َم ْع ََن قَاالَ َحدَّثَنَا ابْ ُن الْ ُمبَ َارِك،ي ُّ َوُُمَ َّم ُد بْ ُن َم ِّكِ ٍِّي الْ َم ْرَوِز،َحدَّثَنَا ُُمَ َّم ُد بْ ُن الْ َعالَِء
َِّب صلى هللا عليه ُّ ِال الن َ َال قَ َ ق، َع ْن َم ْع ِق ِل بْ ِن يَ َسا ٍر،ي َع ْن أَبِ ِيه ِ ولَيس ِِبلن، عن أَِِب عثْما َن،التَّ ي ِم ِي
ِِّ َّهدْ َ ْ َ َ ُ ْ َ ِّ ْ
7
. )وسلم " اقْ َرءُوا { يس } َعلَى َم ْو ََت ُك ْم ") َرَواهُ اَبُوا َداود
Artinya:
Yasin pada malam Jum’at, bahkan ada yang beranggapan bahwa hal tersebut
adalah Bid’ah. Sehingga, hal inilah yang menyebabkan adanya perbedaan pendapat
Jika ditinjau dalam pembahasan Usul Fikh, yasinan bisa dikaitkan dalam
bait yang terdapat dalam karangan Anregurutta KH. Muh. As’ad yaitu:
الص َف ِة َعلَي
ِ َ ْ وُُيمل الْمطْلَق ِمن تِل# ص َف ٍة
ِّ ك ْ ُ ُ ُ َْ َ
ِ ِْم ِه بِ َشر ٍط أَو ب
ْ ْ
ِ اْلملَ ِة ِمن حك
ُ ْ ْ ُْ ض ِ َتَْيِْي ُز بَ ْع: ُصه ِ
ُ ََتْصْي
َّ الْ ُم َقيَّ ِد ِِبَا َك
8ِ
الرقَبَة
Maksudnya:
“Takhsi>s yaitu membedakan sebagian kalimat dari hukum Amnya disertai
syarat atau sifat, dan kemutlakan itu diambil dari sifat tersebut kepada
muqayyi>d (pengikat) dengannya seperti budak wanita.”
Maksudnya :
"Takhsis yaitu membedakan sebagian kalimat maksudnya mengeluarkan
sebagian kalimat seperti dikecualikannya kafir al-Mu’a>hada dari firman
Allah “maka perangilah orang-orang Musyrik”
Jadi, dari bait pembahasan Usul Fikh mengenai Takhsis jika dikaitkan
bersifat umum, tidak ada yang secara khusus menganjurkan dibaca pada malam
Maka, dapat dipahami bahwa membaca surah Yasin tidak termasuk dalam
pengtakhsisan akan tetapi termasuk dalil tartib yaitu hanya berupa wirid, amalan
dan lain-lain. Hal ini seperti imam al-Ghazali yang memiliki wirid harian sendiri,
sahabat Abu Hurairah mempunyai wirid dan zikir sendiri. Jadi, jika merujuk pada
bait tentang Takhsis tersebut maka yasinan pada malam Jum’at hanya berupa
wirid atau amalan. Yasinan tidak ditakhsis dengan hanya membaca pada malam
Jum’at kemudian haram membaca selain malam Jum’at karena kalau di takhsis
maka hukumnya haram sebab tidak ada dalil yang mengkhususkan dibaca pada
Hal ini seperti salah seorang sahabat Nabi yang senang membaca surah al-
Ikhla>s ketika menjadi imam shalat di Masjid Quba yang akhirnya jamaah mengadu
10 ِ ُّحب
َاْلَنَّة
ْ ك َ َك أ ََّّي َها أ َْد َخل
َ ُ
“Sebab kecintaanmu terhadap surah al-Ikhla>s membuatmu masuk surga.”
saat sholat akan tetapi Rasulullah ketika bertemu sahabat tersebut justru
mengabarkan akan surga, sebab yang diperbuat sahabat tersebut bukan Takhsis
Bagi penulis fenomena ini menarik untuk dikaji dan diteliti, oleh karena
itu, dalam penelitian ini akan mengulas sekilas bentuk living qur’an yang
B. Rumusan Masalah
Masalah pokok yang dikaji dalam risalah ini adalah bagaimana pelaksanaan
tradisi yasinan pada malam Jumat di Pondok Pesantren As’adiyah Sengkang? Dari
masalah pokok ini, selanjutnya dijabarkan atas tiga sub masalah, yaitu:
Sengkang?
As’adiyah Sengkang?
10
Abi Abdillah Muhammad ibn Ismail ibn Ibrahim ibn al-Mughirah Bukhori, Shahih al-
Bukha>ri, Juz 1-2 (Semarang: Karya Toha Putra Semarang, t.th), h.188.
8
1. Defenisi Operasional
kata dari istilah-istilah yang penulis gunakan dalam penelitian ini. Adapun istilah
yang penulis maksudkan yaitu kata yang termaktub dari judul penelitian ini, yaitu
Sedangkan di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),1. tradisi adalah adat
2. Penilaian atau anggapan bahwa cara-cara yang telah ada merupakan yang paling
Tradisi dalam bahasa arab dikenal dengan kata “Urf” yaitu apa yang saling
diketahui dan yang saling dijalani manusia. Berupa perkataan, perbuatan, atau
11
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi 3(Cet. I;Balai Pustaka, 2001), h. 1208.
12
Abdul Wahab Khallaf, Ilmu Usul Fikh ( Da>rul Hadis, 2003), h. 99.
13
Asymuni Abdurrahman, Qaidah Fiqhiyyah,( Jakarta, Bulan Bintang, 1976), h. 88.
9
“ Urf yaitu apa yang dikenal oleh manusia dan berlaku padanya, baik berupa
b. Yasinan adalah gabungan dari kata “Ya>si>n ” yang dinisbatkan kepada nama
surah yang ke-36 dalam tata urutan Alqur’an dan diberi akhiran “an”, yang
pada saat tertentu. Sehingga gabungan dari dua kata tersebut akhirnya membentuk
sebuah kata yaitu Yasinan. Adapun yang dimaksud dengan Yasinan yaitu kegiatan
membaca Surat Yasin baik dilakukan sendirian maupun secara berjamaah atau
c. Pondok Pesantren yaitu gabungan dari dua kata, yaitu kata “pondok” dan
kata “pesantren”. Kata pondok diambil dari bahasa arab yaitu Fu>nduq yang berarti
Hotel atau Asrama. Sedangkan kata Pesantren berarti tempat santri belajar,
agama dimana para santrinya tinggal bersama dan belajar ilmu-ilmu keagamaan
dibawah bimbingan seorang guru yang lebih dikenal dengan sebutan Ulama.
d. As’adiyah yaitu sebuah nama Pondok Pesantren yang merupakan salah satu
islamiyah yang dirintis oleh Al-‘Alla>mah KH. Muhammad As’ad yang masyhur
14
Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia (Cet. II; Jakarta: Raja Grafindo
Persada,1996), h. 138.
15
Tarmizi Tahir, AS’ADIYAH DAN NEGARA :Konsep, Relasi dan Aksi Perspektif
Maqasid al-Syari’ah (Cetakan Pertama; Sengkang: As’adiyah Pusat Sengkang, 2022), h. 15.
10
e. Sengkang adalah ibu kota Kabupaten Wajo merupakan salah satu kota kecil
yang terletak di bagian tengah Provinsi Sulawesi Selatan dengan jarak 242 Km
dari Makassar ibukota Provinsi Sulawesi Selatan dan berada di antara 3039’-4016’
Lintang Selatan dan 119053’- 120 027’ Bujur Timur. Luas wilayah kota Sengkang
secara keseluruhan adalah 38,27 km2 yang meliputi satu kecamatan yaitu
banyak pendidikan Islam yang berada di Kota Sengkang yang paling besar yaitu
persepsi yang beragam terhadap judul penelitian yaitu “Tradisi Yasinan Pada
dilakukan penelitian, namun masih bersifat umum yang berarti obyeknya bisa
menjangkaunya, maka sikap yang diambil adalah penyempitan ruang lingkup atau
16
Kondisi Geografi Kabupaten Wajo 2022
11
permasalahan.17
D. Tinjauan Pustaka
ditemukan sebuah karya atau penelitian yang secara khusus atau subjektif
Sengkang”. Akan tetapi, terdapat beberapa penelitian yang terkait dengan judul
1. Skripsi yang ditulis oleh Idham Hamid yang berjudul Tradisi Ma’baca
Parappe kec. Campalagian Kab. Polewali Mandar. Penelitian ini yaitu mengenai
mengingat mati, menunaikan hajat, dan menolak bala. Kemudian dalam penelitian
sampai melarang, bahkan terdapat beberapa hadis Nabi Saw. yang mendukung dan
menganjurkan untuk membaca Yasin dalam kondisi dan keadaan tertentu. Serta
masyarakat.18
P. Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek ( Cet. II; Jakarta: PT
17
membahas mengenai salah satu tradisi yakni tradisi yasinan namun, yang
membedakan yaitu penelitian yang akan dilakukan oleh penulis adalah yasinan
Jum’at.
2. Skripsi yang ditulis oleh Ahmad Syadan dengan judul “Pemahaman dan
sedikit santri yang memiliki pemahaman bahwa dalam tradisi yasinan didasarkan
atas hadiah atau doa untuk orang-orang yang mereka sayangi yang telah meninggal
dilaksanakan di Masjid bagi yang santri Putra dan di Mushalla bagi yang santri
Adapun relevansi dengan penelitian ini yaitu kedua penelitian ini membahas
tentang tradisi yasinan pada malam jum’at di Pondok Pesantren namun, yang
19
Ahmad Syadan, “Pemahaman dan Praktek Pembacaan Yasin Pada Malam Jum’at di
Pesantren Al-Awwabin Depok Pancoran Mas”, (Skripsi Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2021).
13
3. Skripsi yang ditulis oleh Siti Zulaika yang berjudul “ Praktik Pembacaan
Surah Yasin Pada Masyarakat Desa Candimulyo, Madiun, Jawa Timur”. Dalam
Yasin di desa Candimulyo dibagi menjadi tiga yaitu: persiapan, pelaksanaan, pra
makna objektif dan makna ekspresif. Sebagai makna objektifnya yaitu tradisi
tersebut merupakan tradisi yang turun temurun sudah lama dilaksanakan oleh
Masyarakat desa Candimulyo, kegiatan tersebut dipandang sebagai suatu hal yang
baik dan banyak manfaatnya baik duniawi maupun ukhrawi. Kemudian makna
Yasinan. Namun, yang membedakan yaitu penelitian tersebut lebih mengarah pada
masyarakat sebagai objek utama dalam penelitian. Sedangkan, penelitian ini lebih
Sengkang.
20
Ziti Zulaika, “Praktik Pembacaan Surah Yasin Pada Masyarakat Desa Candimulyo,
Madiun, Jawa Timur” ( Skripsi Fakultas Ushuluddin Uin Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020).
14
mengetahui bahwa surah yasin sangat popular dan lekat dengan kehidupan
2. Kegunaan Praktis