Anda di halaman 1dari 4

Makalah

Unsur Unsur Hadis

DI SUSUN OLEH :

Topan Syahputra
Kelas : X IPA II

TAHUN AJARAN 2016 - 2017


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hadis adalah segala sesuatu yang di sandarkan kepada Nabi Muhammad Shalallahu alaihi
wassalam, baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, sifat-sifat, keadaan dan himmahnya.
Jika membicarakan mengenai hadis, maka harus mengetahui unsur-unsur hadis terlebih
dahulu. Terdapat 3 unsur penting dalam hadis yaitu, sanad, matan, dan rawi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pengertian sanad?
2. Bagaimanakah pengertian matan?
3. Bagaimanakah pengertian rawi?

BAB II
PEMBAHASAN

:
. :
( )
Artinya Telah menceritakan kepada kami ubaidullah bin musa, ia berkata: telah
mengabarkan kepada handhalah bin abi sofyan dari ikrimah bin khalid dari ibnu umar r.a
berkata: telah bersabda rasulullah saw: didirikam islam itu atas lima perkar: syahadat
bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad rasul Allah, mendirikan solat,
membayar zakat, berhaji dan puasa dalam bulan ramadhan.1[1]
Dari contoh hadist diatas ada tiga unsur pokok yang terkandung di dalamnya yakni, Rawi,
Matan dan Sanad.

A. Sanad
Kata sanad menurut bahasa adalah sandaran atau sesuatu yang di jadikan sandaran.
Dikatakan demikian, karena setiap Hadis selalu bersandar kepadanya. Sebagian ulama ada
yang mendefinisikan sanad adalah,

Silsilah orang-orang( yang meriwayatkan Hadis), yang menyampaikannya pada matan
Hadis.2[2]
Contoh sanad,
:

2
Dalam hubungannya dalam istilah sanad ini, dikenal juga istilah: Musnid, Musnad,
Isnad.
Musnid adalah orang yang menerangkan Hadis dengan menyebutkan sanadnya.
Musnad adalah Hadis yang disebut dengan diterangkan seluruh sanad yang sampai kepada
Nabi Muhammad SAW.
Adapun yang dimaksud dengan isnad ialah, menerangkan atau menjelaskan sanadnya
Hadist (jalan datangnya Hadist) atau jalan menyandarkan Hadist.3[3]
B. Matan
Dari segi bahasa matan berarti punggung jalan (muka jalan) atau tanah yang keras dan
tinggi. Dari segi istilah dalam kitab hadist karya Drs. H. Mudasir menyebutkan matan adalah

Artinya: lafal-lafal hadist yang di dalamnya mengandung maknamaknatertentu.4[4]


Matan (matnul Hadist) berarti materi berita yang berupa sabda, perbuatan ataupun
taqrir Nabi Shalallahu alaihi wassalam. Yang terletak setelah sanad terakhir.
Secara umum, matan dapat diartikan selain suatu pembicaraan yang berasal tentang
nabi, juga berasal tentang sahabat atau tabiin.
Contoh matan,

Keterangan: yang bergaris bawah merupakan contoh dari matan Hadist.


C. Rawi
Yang dimaksud dengan Rawi ialah: Orang yang menyampaikan atau menuliskan dalam
suatu kitab apa yang pernah di dengar atau diterima dari seseorang atau gurunya. Bentuk
jamaknya: ruwat, perbuatan menyampaikan Hadist tersebut dinamakan me-rawi (riwayat)
kan Hadist.5[5]
Untuk lebih jelasnya tentang perbedaan antara sanad, rawi dan matan, perhatikan contoh
hadits di bawah ini :

: :

{}
Artinya Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Mamur bin Rabiil Al-Qaisi,
katanya telah menceritakan kepadaku Abu Hisyam Al- Mahzumi dari Abu Al-Wahid, yaitu
3

5
Ibnu Ziyad , katanya telah menceritakan kepadaku Usman bin Hakim, katanya telah
menceritakan kepadaku Muhammad Al-Munkadir, dari Amran, dari Ustman bin Affan r.a ia
berkata , Barang siapa yang berwudhu dengan sempurna (sebaik-baiknya wudhu), keluarlah
dosa-dosanya dari seluruh badannya, bahkan dari bawah kukunya.6[6]
(HR. Muslim)
Dari nama Muhammad bin Mamur bin rabiil Al-Qaisi sampai dengan Ustman bin Affan r.a
adalah sanad dari hadits tersebut. Mulai kata man tawadda sampai dengan kata tahta azfarih,
adalah matannya, sedangkan Imam Muslim yang dicatat di ujung hadits adalah perawinya,
yang juga disebut mudawwin.

KESIMPULAN
Kata sanad menurut bahasa adalah sandaran atau sesuatu yang di jadikan sandaran.
Dari segi bahasa matan berarti punggung jalan (muka jalan) atau tanah yang keras dan tinggi.
Yang dimaksud dengan Rawi ialah: Orang yang menyampaikan atau menuliskan dalam
suatu kitab apa yang pernah di dengar atau diterima dari seseorang atau gurunya. Bentuk
jamaknya: ruwat, perbuatan menyampaikan Hadist tersebut dinamakan me-rawi (riwayat)
kan Hadist.

DAFTAR PUSTAKA
Mudasir, Ilmu Hadis, (Bandung:CV PUSTAKA SETIA, 1999)
Syuhudi Ismail, M, Pengantar Ilmu Hadis, (Bandung:Angkasa, 1987)

[1] Drs. M. Syuhudi Ismail, Pengantar Ilmu Hadis, (Bandung:Angkasa, 1987). Hal.
16.

[2] Drs. H. Mudasir, Ilmu Hadis, (Bandung:CV PUSTAKA SETIA, 1999). Hal. 61.

[3] Drs. M. Syuhudi Ismail, Pengantar Ilmu Hadis, (Bandung:Angkasa, 1987). Hal.
18.

[4] Drs. H. Mudasir, Ilmu Hadis, (Bandung:CV PUSTAKA SETIA, 1999). Hal. 62.

[5] Drs. M. Syuhudi Ismail, Pengantar Ilmu Hadis, (Bandung:Angkasa, 1987). Hal.
17.

[6] Drs. H. Mudasir, Ilmu Hadis, (Bandung:CV PUSTAKA SETIA, 1999). Hal. 63-64.

Anda mungkin juga menyukai