Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ISLAM DAN LINGKUNGAN HIDUP

“HADITS-HADITS TENTANG LINGKUNGAN HIDUP”

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Islam Dan Lingkungan Hidup

Dosen Pengampu:Bpk.Apriansyah

Disusun Oleh:
Muhammad Ferdiwansyah 2121020074
Dwi Darmawan Wicaksono 2121020414
Ilhamul Aziz 2121020051

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA


FAKULTAS SYARI’AH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI LAMPUNG
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
Kata Pengantar

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang.Yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah “Islam Dan
Lingkungan Hidup” yang berjudul “Hadits-Hadits Tentang Lingkungan
Hidup”.Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal
mungkin.

Namun, kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu


tidaklah sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu
kami sebagai penyusun makalah ini mohon kritik dan saran sebagai bahan koreksi
untuk kami.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua yang membaca dan
yang menyusun makalah ini.

Bandar Lampung, 15 Maret 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
1.1.Latar Belakang..........................................................................................................4
1.2.Rumusan Masalah....................................................................................................5
1.3.Tujuan......................................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................6
PEMBAHASAN....................................................................................................................6
3.1.Lingkungan Hidup Dalam Ibadah..........................................................................6
3.2.Lingkungan Hidup Dalam Muamalah...................................................................7
3.3.Lingkungan Hidup Dalam Akhlak..........................................................................8
3.4.Deskripsi Umum tentang Lingkungan Hidup........................................................9
1.1.KESIMPULAN..........................................................................................................12
1.2.SARAN....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Rasulullah saw. sebagai pemimpin agama dan negara telah menyampaikan
ajaran-ajaran penting terkait lingkungan hidup, baik dalam konteks beragama,
maupun dalam konteks bernegara.Ajaran Nabi tentang lingkungan hidup terdapat
dalam beragam tema, mulai akidah, ibadah, muamalah, akhlak, hingga soal
peperangan.Lingkungan Hidup dalam Akidah dalam khazanah hadis kita dapati
bahwa aktivitas melestarikan lingkungan hidup adalah ibadah. Siapa yang
melakukannya, akan ada pahala di sisi Allah. Demikian pula sebaliknya.Menanam
pohon merupakan hal yang sangat dianjurkan.

, ٌ‫ص َدقَة‬ َ ُ‫ َما ِم ْن ُم ْسلِ ِم يَ ْغرُسُ غَرْ سًااِالَّ َمااُ ِك َل ِم ْنهُ لَه‬G‫ع َْن َجابِ ٍر َمرْ فُؤ ًعا‬
Gْ ‫ص َدقَةٌ َو َماس ُِر‬
َ ُ‫ق ِم ْنهُ لَه‬
. ٌ‫ص َدقَة‬َ ُ‫صهُ َويَْأ ُخ ُذ ِم ْنهُ – اَح ْد اِالَّ َكانَ لَه‬
ُ ُ‫ َوالَيَرْ َز ُءؤهُ – اَى يَ ْنق‬، ٌ‫ص َدقَة‬ َ ُ‫ت الطَّ ْي ُر فَه َُولَه‬ ِ َ‫َو َمااَ َكل‬
‫ؤم ْالقِيَا َم ِة‬
ِ َ‫– اِلى ي‬

Artinya :

“ Rasulullah saw, bersabda, “Seorang muslim tidak menanam tanaman kecuali


apa yang dimakan dari tanaman itu menjadi sedekah baginya. Apa yang dicuri
dari tanaman itu menjadi sedekah baginya. Apa yang dimakan binatang buas
menjadi sedekah baginya. Apa yang dimakan burung menjadi sedekah baginya.
Dan tidaklah orang lain mengambil manfaat (dari pohon iti) kecuali menjadi
sedekah bagi (penanam)nya.……..”(HR Muslim dari Ibnu Numair).

Hadis ini menekankan pentingnya menanam, bukan semata menikmati hasilnya.


Para penanam pohon adalah para penyedekah dengan pahala yang mengalir, sadar
atau tidak.
Berdasarkan hadis-hadis Nabi, Imam as-Suyuthi menggubah syair tentang 10
amal yang pahalanya terus mengalir kepada orang yang sudah meninggal, yakni :
ilmu yang disebarluaskan, doa anak saleh, menanam pohon, sedekah jariyah,
mewariskan mushaf, membangun tempat untuk fakir miskin, menggali sumur/
mengalirkan air, membuat rumah singgah, membangun tempat zikir, mengajarkan
Alquran.[1]

Dari 10 amal di atas, tampak bahwa aktivitas melestarikan lingkungan hidup


menjadi amal jariyah, yakni menanam pohon dan menyediakan air yang
dibutuhkan.Syair ini tentu tidak untuk dimaknai bahwa hanya itu perbuatan amal
jariyah manusia, karena semua yang berdampak positif dan bermanfaat jangka
panjang pada dasarnya adalah amal yang pahalanya terus mengalir (jariyah).

1.2.Rumusan Masalah
1.Apa itu lingkungan hidup dalam ibadah?
2.Apa itu lingkungan hidup dalam muamalah?
3.Apa itu lingkungan hidup dalam akhlak?
4.Apa saja deskripsi umum tentang hadits-hadits lingkungan hidup?

1.3.Tujuan
1.Mengetahui lingkungan hidup dalam ibadah
2.Mengetahui lingkungan hidup dalam muamalah
3.Mengetahui lingkungan hidup dalam akhlak
4.Mengetahui deskripsi umum tentang hadits-hadits lingkungan hidup
BAB II

PEMBAHASAN

3.1.Lingkungan Hidup Dalam Ibadah


Tema thaharah dan haji sangat terkait dengan pelestarian lingkungan
hidup.Dalam thaharah, air mendapat perhatian yang sangat besar.Berwudhu,
mandi wajib, istinja’ dan menyucikan benda yang terkena najis mensyaratkan
adanya air yang suci dan menyucikan.

Penggunaan air dalam ibadah menjadi perhatian serius Nabi. Beliau sangat
menekankan perlunya penggunaan air secara efisien.Dalam hadis riwayat al-
Bukhari dan Muslim dari Anas ra.disebutkan bahwa Nabi berwudhu
menggunakan 1 mud air (setara 6 ons, kurang dari satu liter) dan mandi 1
sha’(setara 2,4 kg, sekitar 5 liter).[3]Sangat hemat, tidak tabdzir (sia-sia) dan tidak
israf (berlebihan). Nabi sangat menyadari bahwa air adalah karunia Allah yang
harus diperlakukan secara benar dan bijak sesuai tuntunan sang pemberi karunia.

Karena air adalah karunia Allah, maka setiap memulai menggunakannya setiap
muslim hendaknya ingat Allah. Dengan mengucapkan
“bismillahirrahmanirrahiim” setiap kali hendak minum, berwudhu dan mandi,
konsumsi air akan bernilai ibadah dan berdimensi spiritual karena ucapan
basmalah adalah penghubung antara perbuatan manusia dengan Allah swt .,
Rasulullah mengajarkan dan mencontohkan hal itu.

Dalam thaharah juga diatur dengan jelas tempat-tempat terlarang buang hajat.
Semua demi kebersihan, kesehatan, kenyamanan dan kelestarian lingkungan
hidup.Air, tanah, dan udara harus bebas dari polusi.Dalam beberapa hadis
Rasulullah saw. melarang buang air besar dan kecil di jalan, di tempat berteduh, di
bawah pohon yang berbuah, di sumber air, tempat pertemuan air, pinggiran
sungai, di liang-liang tanah di mana binatang tinggal, dan di air yang tidak
mengalir. Rasulullah menyebut perbuatan buang hajat sembarangan sebagai hal
yang dilaknat.[4] Hadis Rasulullah yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra.

3.2.Lingkungan Hidup Dalam Muamalah


Pemanfaatan lahan untuk kepentingan ekonomis tanpa merusaknya adalah
hal yang dianjurkan dan mendapat perhatian khusus dari Rasulullah saw. Beliau
melarang penggalian tanah secara spekulatif untuk mendapatkan sesuatu,
sekalipun tanah itu milik pribadi.Sebagai gantinya, Rasulullah memerintahkan
agar tanah itu ditanami.

Terhadap tanah mati yang tak ada pemiliknya, tidak ada air, tidak ada bangunan,
dan belum pernah ada yang memanfaatkan,dianjurkan agar tanah tersebut
dihidupkan dengan ditanami atau dimanfaatkan dengan seizin pemerintah yang
berwenang. Dalam kitab-kitab hadis hal ini disebut ihya’ul mawat.Negara berhak
menguasai tanah mati ini dengan menjadikannya milik umum yang
pemanfaatannya diserahkan kepada semua rakyat. Orang yang menghidupkan
tanah mati ini lebih berhak atas tanah tersebut. Demikian dinyatakan dalam hadis
riwayat Bukhari dari Urwah dari Aisyah ra.

Khalifah atau pemerintah memiliki hak dan kewenangan untuk mengatur


penggunaan dan pemanfaatan lahan demi kepentingan kemaslahatan umum dan
kelestarian lingkungan hidup. Dalam hadis, ada dua istilah yang biasa digunakan,
yakni al-Hima dan al-Iqtha’. Oleh fikih klasik, Al-Hima didefinisikan sebagai
lahan dari bumi mati di mana kepala negara melarang orang-orang menggembala
di situ. Khalifah Umar bin Khattab membuat tanah Syaraf dan Ribdzah sebagai
hima.Dalam konteks sekarang al-hima bisa dimaknai hutan lindung dan daerah
konservasi. Adapun al-Iqtha’ didefinisikan sebagai pengkhususan kepala negara
kepada seorang rakyatnya untuk menguasai sebidang tanah untuk kemaslahatan
umum dalam jangka waktu tertentuRasulullah saw. pernah memberikan hak iqtha’
kepada Wail di Hadramaut .Dalam konteks saat ini al-iqtha’ bisa dianalogikan
dengan hak penggunaan lahan/ hutan. Demi kesejahteraan umum, sumberdaya
strategis yang menguasai hajat hidup orang banyak tidak boleh dimiliki
perorangan atau dikomersialisasikan oleh korporasi. Rasulullah saw. bersabda,”
Manusia bersekutu dalam tiga hal; air, api (energi) dan hutan.” (HR Ahmad dan
Abu Dawud )[13].Berdasarkan hadis ini tiga sumberdaya alam pemberian Allah
yang vital dan strategis ini adalah milik umum yang harus dimanfatkan untuk
semua secara adil. Secara tidak langsung hadis ini menekankan perlunya negara
melakukan pengelolaan agar semua orang dapat terjamin aksesnya secara adil atas
ketiga SDA tersebut. Sabda Nabi ini senafas dengan UUD 1945 pasal 33 ayat 3
yang berbunyi “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.”
Kalau sampai hari ini ternyata amanat konstitusi dan spirit Islam itu belum
terwujud, bahkan lebih bergerak ke arah privatisasi, itu adalah tantangan kita
sebagai muslim Indonesia.

3.3.Lingkungan Hidup Dalam Akhlak


Akhlak Islam terhadap lingkungan hidup menunjukkan peradaban yang
tinggi.Lingkungan hidup tidak hanya wajib dipelihara dan diambil manfaatnya,
tetapi juga wajib dilindungi dan dilestarikan dalam berbagai situasi, termasuk
dalam situasi perang, di mana manusia pada umumnya tidak beradab, bahkan
kanibal.

Akhlak yang sangat tinggi ini diajarkan dan dipraktikkan oleh Rasulullah saw.
yang hidup di masa di mana peperangan adalah tradisi politik seluruh bangsa dan
suku di dunia saat itu. Pada saat penaklukan Mekkah, tidak terjadi pertumpahan
darah. Bahkan satwa dan pepohonan pun dilarang untuk dibunuh dan
dimusnahkan oleh Rasulullah saw. Khutbah Rasulullah saw. dengan tegas
menyatakan hal itu.[14]Jika dalam situasi perang saja seperti itu, bagaimana saat
damai? Tentu flora dan fauna semestinya dilindungi sebagai implementasi akhlak
Islam yang rahmatan lil ‘alamin.

3.4.Deskripsi Umum tentang Lingkungan Hidup


Dalam mengkaji hadis-hadis yang secara khusus membicarakan tentang
lingkungan, sebenarnya terdapat banyak kesulitan. Kesulitan pokok adalah tidak
adanya term yang jelas tentang lingkungan, misalnya kata yang secara special
tentang lingkungan. Beda dengan term lainnya misalnya ilmu, nikah, dan lain-lain
yang dengan gampang diakses melalui CD hadis dengan metode takhrij huruf atau
tema. Term lingkungan hanya dapat diperoleh dengan membaca keseluruhan
matan hadis, menterjemahkan dan mengambil kesimpulan dan menetapkannya
sebagai obyek pembahasan. Kata zara’a: menanam misalnya, baru dapat
ditetapkan setelah membaca keseluruhan matan hadisnya.

Sebagai pelengkap penulis mencantumkan kata-kata yang terkait fauna, flora,


udara, air dan tanah yang terambil dari Al-qur’an dan (mungkin) hadis. Kata- kata
dalam hadis sangat susah menghitung jumlah kata yang diinginkan misalnya kata
dabbat, karena ketiadaan kamus hadis sebagaimana yang dimiliki al-Qur’an
misalnya mu’jam li alfadzil Qur’an.

Term-term yang dapat menjadi dasar pencarian hadis yang berkaitan dengan
lingkungan meliputi :

1. Fauna
Fauna, dalam al-Qur’an ditemukan kata “‫الدواب‬/‫ ”دابة‬dan kata “‫”األنعام‬. Yang
pertama berulang sebanyak 18 kali,[13]sementara yang kedua berulang sebanyak
32 kali[14]. Dabbah arti dasarnya adalah binatang yang merangkak. Juga diartikan
hewan, binatang dan ternak. Sedangkan al-An’am, arti dasarnya ternak. Ternak
disini meliputi: unta, lembu, dan kambing. Mahmud Yunus me-masukkan kerbau.
1. Flora
Kata flora dalam kamus bahasa Indonesia, diartikan dengan “segala tumbuh-
tumbuhan yang terdapat dalam suatu daerah atau di suatu masa”. Istilah ini
kemudian dipakai untuk seluruh jenis tumbuhan dan tanaman.
Sebagai padanan dari kata flora, dalam al-Qur’an digunakan kata “‫ ”نبات‬dan “
‫”الحرث‬. Yang pertama berulang sebanyak 9 kali, sementara yang kedua berulang
sebanyak 12 kali. Nabatberarti tumbuh-tumbuhan dan al-harts berarti tanaman.

2. Tanah, Air dan Udara (Angin)


Setelah fauna dan flora, maka unsur lingkungan yang sangat vital dalam
kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya ialah tanah, air dan udara (angin).

a. Tanah (bumi); dalam bahasa Arab tanah berarti “‫”األرض‬. Kata “‫ ”األرض‬berulang
sebanyak 451 kali.

b. Air; kata “‫ ”ماء‬yang berarti air disebut sebanyak 59 kali dalam al-Qur’an. Selain
itu ada 4 bentuk lain, masing-masing disebut satu kali, yaitu: “ ،‫ ماءكم‬،‫ ماءها‬،‫ماءك‬
‫ ”ماؤها‬sehingga seluruhnya berjumlah 63 kali.
c. Udara; dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, angin antara lain berarti : (1)
gerakan atau aliran udara; (2) hawa, udara. Dalam al-Qur’an, udara atau angin “
‫ الرياح‬،‫”الريح‬, berulang sebanyak 28 kali.

Islam sebagaimana yang terkandung dalam dalil-dalil normatif seperti Al-qur’an,


hadis, kaedah-kaedah fiqih memuat sejumlah aspek dan tujuan perbaikan
lingkungan. Aspek yang dimaksud tertera dalam kolom berikut ini :
Tujuan
Al-Qur’an
Hadits
Kaidah Fiqih
Tasawwuf
Pemeliharaan Lingkungan
Al-A’raf: 55, al-Baqarah: 205, ar Rum: 41, al-Qashash:77, Saba : 27-28
Shahih Muslim:2618, sunan at-turmudzi: 2799, Sunan Abu Daud: 25
Pemanfaatan lingkungan
Al-Baqarah:22, an-Nahl: 11, al-Anbiyaa:30, az-Zumar: 21, Qaf:7-11, al-Hadid :4,
Fathir:12, al-Zalzalah: 2
Musnad Ahmad:22422, shahih Bukhari:4207
Dar’u al-mafasid muqaddamun ala jalbi al-mashalih(Mencegah kerusakan itu
harus lebih didahulukan daripada menarik kemaslahatan)
Kisah Hayy Ibn Yaqdzan, Karya Ibn Tufail
Pencegahan bencana lingkungan
Al-Baqarah:11-12, 195,ali imran:190-191
Sunan Ibn Majah :2340, Shahih Muslim:282
Keterangan : Doktrin yang tercantum di atas sekedar sampel, masih banyak dalil-
dalil yang memerintahkan menjaga lingkungan.

Dapat dibayangkan bahwa ketika al-Qur’an diwahyukan kepada Nabi Muhammad


Saw, 14 abad yang silam, Dia sudah berbicara tentang daur ulang lingkungan
yang sehat lewat angin, gumpalan awan, air, hewan, tumbuh-tumbuhan, proses
penyerbukan bunga, buah-buahan yang saling terkait dalam kesatuan ekosistem.
Mengingat banyaknya hadis yang berkaitan dengan lingkungan hidup, maka
pembahasannya pada makalah ini akan dibatasi pada beberapa hadis saja sebagai
sampel mengenai pelestarian lingkungan hidup.
1.1.KESIMPULAN
Berdasar uraian di atas maka disimpulkan bahwa masalah pelestarian
lingkungan hidup terungkap dalam beberapa hadis sebagai perintah bagi manusia
agar menjaga dan atau memelihara lingkungan mereka dengan baik (ihsān).
Unsur-unsur lingkungan hidup yang ditunjuk oleh hadis adalah; fauna, flora,
tanah, air, dan udara. Upaya-upaya yang harus ditempuh dalam melestarikan
lingkungan hidup adalah antara lain; memelihara dan melindungi hewan;
menanam pohon dan penghijauan; menghidupkan lahan mati; memanfaatkan
udara dan air dengan baik, serta yang terpenting adalah bagaimana agar
keseimbangan alam/ lingkungan dan habitat dijaga dan berupaya mengindari
untukmerusaknya.
Al-Qur’an sebagai hudan li al-nas sudah barang tentu, bukan hanya petunjuk
dalam arti metafisis-eskatologis, tetapi juga menyangkut masalah-masalah praktis
kehidupan manusia di alam dunia sekarang ini, termasuk di dalamnya, patokan-
patokan dasar tentang bagaimana manusia menyantuni alam semesta dan
melestarikan lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, energi pada setiap makhluk
hidup dibutuhkan oleh makhluk hidup yang lain, yang menyebabkan terjadinya
kelangsungan hidup. Dalam Islam saling keterkaitan ini merupakan salah satu
tujuan penciptaan Allah. Sebab Allah menciptakan sesuatu dengan tidak sia-sia.
Berdasar pada rumusan kesimpula di atas, maka dapat diimplikasikan bahwa
persepsi hadis tentang pelestarian lingkungan merupakan isyarat tentang adanya
keteraturan yang harus dijaga oleh setiap makhluk hidup dalam satu sistem, dan
apabila sistem itu terganggu menyebabkan porak-porandanya makhluk hidup yang
kokoh dan tergantung pada ekosistem.
1.2.SARAN
Mari bersama kita memelihara dan menjaga lingkungan dan alam yang telah
Allah anugerahkan kepada kita. Karena sebagai khalifah di muka bumi kita wajib
menjaga alam tempat tinggal kita ini.

DAFTAR PUSTAKA
Ana.ozen.blogspot.com
Abu Abdillah Muhammad bin Isma’il Al Bukhari. 1415., Shahihul Bukhari jilid 3.
Beirut: Darul Fikr.
Al-Imam Abu Zakaria Yahya bin Syarf An-Nawawi. 1421 H. Riyadhush Shalihin.
Darul Fikr: Bairut, Libanon.
Kitab Al-Washiyyah no. 4199
Muhammad Fuad Abdul Baqi. 1996. Al-Lu’lu’ wal Marjan. Surabaya: PT. Bina
Ilmu.
Syarh Ibnu Baththol (11/473)

Anda mungkin juga menyukai