Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Islam Dan Lingkungan Hidup
Dosen Pengampu:Bpk.Apriansyah
Disusun Oleh:
Muhammad Ferdiwansyah 2121020074
Dwi Darmawan Wicaksono 2121020414
Ilhamul Aziz 2121020051
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang.Yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah “Islam Dan
Lingkungan Hidup” yang berjudul “Hadits-Hadits Tentang Lingkungan
Hidup”.Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal
mungkin.
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
1.1.Latar Belakang..........................................................................................................4
1.2.Rumusan Masalah....................................................................................................5
1.3.Tujuan......................................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................6
PEMBAHASAN....................................................................................................................6
3.1.Lingkungan Hidup Dalam Ibadah..........................................................................6
3.2.Lingkungan Hidup Dalam Muamalah...................................................................7
3.3.Lingkungan Hidup Dalam Akhlak..........................................................................8
3.4.Deskripsi Umum tentang Lingkungan Hidup........................................................9
1.1.KESIMPULAN..........................................................................................................12
1.2.SARAN....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Rasulullah saw. sebagai pemimpin agama dan negara telah menyampaikan
ajaran-ajaran penting terkait lingkungan hidup, baik dalam konteks beragama,
maupun dalam konteks bernegara.Ajaran Nabi tentang lingkungan hidup terdapat
dalam beragam tema, mulai akidah, ibadah, muamalah, akhlak, hingga soal
peperangan.Lingkungan Hidup dalam Akidah dalam khazanah hadis kita dapati
bahwa aktivitas melestarikan lingkungan hidup adalah ibadah. Siapa yang
melakukannya, akan ada pahala di sisi Allah. Demikian pula sebaliknya.Menanam
pohon merupakan hal yang sangat dianjurkan.
, ٌص َدقَة َ ُ َما ِم ْن ُم ْسلِ ِم يَ ْغرُسُ غَرْ سًااِالَّ َمااُ ِك َل ِم ْنهُ لَهGع َْن َجابِ ٍر َمرْ فُؤ ًعا
Gْ ص َدقَةٌ َو َماس ُِر
َ ُق ِم ْنهُ لَه
. ٌص َدقَةَ ُصهُ َويَْأ ُخ ُذ ِم ْنهُ – اَح ْد اِالَّ َكانَ لَه
ُ ُ َوالَيَرْ َز ُءؤهُ – اَى يَ ْنق، ٌص َدقَة َ ُت الطَّ ْي ُر فَه َُولَه ِ ََو َمااَ َكل
ؤم ْالقِيَا َم ِة
ِ َ– اِلى ي
Artinya :
1.2.Rumusan Masalah
1.Apa itu lingkungan hidup dalam ibadah?
2.Apa itu lingkungan hidup dalam muamalah?
3.Apa itu lingkungan hidup dalam akhlak?
4.Apa saja deskripsi umum tentang hadits-hadits lingkungan hidup?
1.3.Tujuan
1.Mengetahui lingkungan hidup dalam ibadah
2.Mengetahui lingkungan hidup dalam muamalah
3.Mengetahui lingkungan hidup dalam akhlak
4.Mengetahui deskripsi umum tentang hadits-hadits lingkungan hidup
BAB II
PEMBAHASAN
Penggunaan air dalam ibadah menjadi perhatian serius Nabi. Beliau sangat
menekankan perlunya penggunaan air secara efisien.Dalam hadis riwayat al-
Bukhari dan Muslim dari Anas ra.disebutkan bahwa Nabi berwudhu
menggunakan 1 mud air (setara 6 ons, kurang dari satu liter) dan mandi 1
sha’(setara 2,4 kg, sekitar 5 liter).[3]Sangat hemat, tidak tabdzir (sia-sia) dan tidak
israf (berlebihan). Nabi sangat menyadari bahwa air adalah karunia Allah yang
harus diperlakukan secara benar dan bijak sesuai tuntunan sang pemberi karunia.
Karena air adalah karunia Allah, maka setiap memulai menggunakannya setiap
muslim hendaknya ingat Allah. Dengan mengucapkan
“bismillahirrahmanirrahiim” setiap kali hendak minum, berwudhu dan mandi,
konsumsi air akan bernilai ibadah dan berdimensi spiritual karena ucapan
basmalah adalah penghubung antara perbuatan manusia dengan Allah swt .,
Rasulullah mengajarkan dan mencontohkan hal itu.
Dalam thaharah juga diatur dengan jelas tempat-tempat terlarang buang hajat.
Semua demi kebersihan, kesehatan, kenyamanan dan kelestarian lingkungan
hidup.Air, tanah, dan udara harus bebas dari polusi.Dalam beberapa hadis
Rasulullah saw. melarang buang air besar dan kecil di jalan, di tempat berteduh, di
bawah pohon yang berbuah, di sumber air, tempat pertemuan air, pinggiran
sungai, di liang-liang tanah di mana binatang tinggal, dan di air yang tidak
mengalir. Rasulullah menyebut perbuatan buang hajat sembarangan sebagai hal
yang dilaknat.[4] Hadis Rasulullah yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra.
Terhadap tanah mati yang tak ada pemiliknya, tidak ada air, tidak ada bangunan,
dan belum pernah ada yang memanfaatkan,dianjurkan agar tanah tersebut
dihidupkan dengan ditanami atau dimanfaatkan dengan seizin pemerintah yang
berwenang. Dalam kitab-kitab hadis hal ini disebut ihya’ul mawat.Negara berhak
menguasai tanah mati ini dengan menjadikannya milik umum yang
pemanfaatannya diserahkan kepada semua rakyat. Orang yang menghidupkan
tanah mati ini lebih berhak atas tanah tersebut. Demikian dinyatakan dalam hadis
riwayat Bukhari dari Urwah dari Aisyah ra.
Akhlak yang sangat tinggi ini diajarkan dan dipraktikkan oleh Rasulullah saw.
yang hidup di masa di mana peperangan adalah tradisi politik seluruh bangsa dan
suku di dunia saat itu. Pada saat penaklukan Mekkah, tidak terjadi pertumpahan
darah. Bahkan satwa dan pepohonan pun dilarang untuk dibunuh dan
dimusnahkan oleh Rasulullah saw. Khutbah Rasulullah saw. dengan tegas
menyatakan hal itu.[14]Jika dalam situasi perang saja seperti itu, bagaimana saat
damai? Tentu flora dan fauna semestinya dilindungi sebagai implementasi akhlak
Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
Term-term yang dapat menjadi dasar pencarian hadis yang berkaitan dengan
lingkungan meliputi :
1. Fauna
Fauna, dalam al-Qur’an ditemukan kata “الدواب/ ”دابةdan kata “”األنعام. Yang
pertama berulang sebanyak 18 kali,[13]sementara yang kedua berulang sebanyak
32 kali[14]. Dabbah arti dasarnya adalah binatang yang merangkak. Juga diartikan
hewan, binatang dan ternak. Sedangkan al-An’am, arti dasarnya ternak. Ternak
disini meliputi: unta, lembu, dan kambing. Mahmud Yunus me-masukkan kerbau.
1. Flora
Kata flora dalam kamus bahasa Indonesia, diartikan dengan “segala tumbuh-
tumbuhan yang terdapat dalam suatu daerah atau di suatu masa”. Istilah ini
kemudian dipakai untuk seluruh jenis tumbuhan dan tanaman.
Sebagai padanan dari kata flora, dalam al-Qur’an digunakan kata “ ”نباتdan “
”الحرث. Yang pertama berulang sebanyak 9 kali, sementara yang kedua berulang
sebanyak 12 kali. Nabatberarti tumbuh-tumbuhan dan al-harts berarti tanaman.
a. Tanah (bumi); dalam bahasa Arab tanah berarti “”األرض. Kata “ ”األرضberulang
sebanyak 451 kali.
b. Air; kata “ ”ماءyang berarti air disebut sebanyak 59 kali dalam al-Qur’an. Selain
itu ada 4 bentuk lain, masing-masing disebut satu kali, yaitu: “ ، ماءكم، ماءها،ماءك
”ماؤهاsehingga seluruhnya berjumlah 63 kali.
c. Udara; dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, angin antara lain berarti : (1)
gerakan atau aliran udara; (2) hawa, udara. Dalam al-Qur’an, udara atau angin “
الرياح،”الريح, berulang sebanyak 28 kali.
DAFTAR PUSTAKA
Ana.ozen.blogspot.com
Abu Abdillah Muhammad bin Isma’il Al Bukhari. 1415., Shahihul Bukhari jilid 3.
Beirut: Darul Fikr.
Al-Imam Abu Zakaria Yahya bin Syarf An-Nawawi. 1421 H. Riyadhush Shalihin.
Darul Fikr: Bairut, Libanon.
Kitab Al-Washiyyah no. 4199
Muhammad Fuad Abdul Baqi. 1996. Al-Lu’lu’ wal Marjan. Surabaya: PT. Bina
Ilmu.
Syarh Ibnu Baththol (11/473)