Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

AKHLAK MULIA: FAKTOR PENYEBAB, METODE


PENGEMBANGAN, DAN DAMPAKNYA
(Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Al-Islam III)
Dosen Pengampu Chepiq Aziz, M.Pd.

Disusun oleh:
Candra Nur Rizwan
41037003200017
Program Studi Teknik Industri
Fakultas Teknik

Universitas Islam Nusantara


Jl. Soekarno Hatta No. 530 Bandung 40286 Telp. 0227509656
2021
KATA PENGANTAR
Bismillāhir-rahmānir-rahīm, dengan menyebut nama Allah SWT yang maha
pengasih lagi maha penyayang kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah Al-Islam III. Sholawat serta salam semoga tetap
tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, para
sahabat, dan juga kita selaku umatnya sampai akhir zaman.
Makalah ini saya buat sebagai tugas terstruktur mata kuliah Al-Islam III semester
ketiga dengan judul makalah "Akhlak Mulia: Faktor Penyebab, Metode
Pengembangan, Dan Dampaknya" yang saya susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Saya sampaikan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah
membantu pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, saya
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah
ini. Semoga makalah tentang Akhlak Mulia: Faktor Penyebab, Metode
Pengembangan, Dan Dampaknya ini bisa bermanfaat bagi para pembaca.

Cicalengka, 23 Desember 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB 1............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
1.3 Tujuan .................................................................................................................. 2
BAB II ........................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3
2.1 Akhlak Mulia ....................................................................................................... 3
2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak ............................................ 5
2.2.1 Adat kebiasaan .......................................................................................................5
2.2.2 Naluri atau Insting .................................................................................................5
2.2.3 Pendidikan ..............................................................................................................6
2.2.4 Lingkungan .............................................................................................................6
2.3 Metode Pengembangan Akhlak Dan Pembinaan Akhlak.................................... 6
2.3.1 Metode Peningkatan Kualitas Akhlak ................................................................6
2.3.2 Metode Pembinaan Akhlak ..................................................................................7
2.4 Manfaat Memiliki Akhlak Mulia......................................................................... 7
BAB III.......................................................................................................................... 9
PENUTUP ..................................................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 9
3.2 Saran .................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA. ................................................................................................. iii

ii
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Islam hadir ditengah masyarakat jahiliyah yang dikenal kurang beradab dan
kurang manusiawi. Maka dari itu, tawaran solusinya dengan memperbaiki akhlak
kehidupan manusia sebagai pemegang amanah tuhan dalam kehidupan dunia. Sejalan
dengan kemajuan yaang berlangsung, islam tampil sebagai agama yang memiliki ciri
khas atau karakter.
Karakter islam tentunya bukan sebagai agama yang gemar perang atau
ambisius dalam urusan kekuasaan, melainkan karakter akhlak mulia. Islam memiliki
pengikut yang sangat besar di dunia karena kepribadian yang mulia dari sosok Nabi
Muhammad SAW.
Akhlak ini merupakan pilar islam terpenting bersama tauhid dan syariat. Ketiga
komponen inilah yang menjadi landasan gerak pemiliknya; baik untuk mengurus
persoalan internal keluarga, lingkungan sekitar, maupun mengurusi golongan diluar
agama Islam. Maka, sangat penting kiranya untuk mengetahui isi dari akhlak yang
ada di dalam Islam. Tetapi yang lebih penting adalah mengetahui secara dengan rinci
butir-butir pokok dari karakteristik moral, atau lebih tepatnya karakter religiusitas
Islam.

1.2 Rumusan Masalah


Sesuai dengan penjabaran latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada
penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan akhlak mulia?
2. Apa saja yang menjadi faktor yang mempengaruhi adanya pembentukan
akhlak mulia?
3. Bagaimana metode pengembangan akhlak diterapkan kepada manusia?

1
2

4. Bagaimana dampak atau manfaat yang disebabkan oleh pengembangan akhlak


pada manusia?

1.3 Tujuan
Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan pada penulisan makalah
ini berkaitan dengan mendeskripsikan, dan menjelaskan tentang hal-hal sebagai
berikut:
1. Mengetahui pengertian atau definisi dari akhlak mulia.
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi adanya pembentukan akhlak
mulia.
3. Mengetahui metode pengembangan akhlak diterapkan kepada manusia.
4. Mengetahui dampak atau manfaat yang disebabkan oleh pengembangan
akhlak pada manusia?
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Akhlak Mulia
Kata akhlak berasal dari bahasa arab ‘khuluq’, jamaknya ‘akhlaq’ yang berarti
tabiat atau budi pekerti. Akhlak adalah keadaan batin seseorang yang menjadi sumber
lahirnya perbuatan dimana perbuatan itu lahir dengan mudah tanpa dipikirkan terlebih
dahulu. Orang yang cenderung memiliki akhlak baik akan melakukan kebaikan tanpa
dipikir. Demikian juga orang yang memiliki akhlak buruk, mereka akan melakukan
keburukan secara spontan tanpa berpikir bagaimana akibatnya kelak entah bagi
dirinya sendiri ataupun orang lain. Perbuatan itu timbul karena adanya kebiasaan atau
pendidikan, sehingga menjadi watak yang dilakukan dengan mudah.
Islam mangatur tolak ukur berakhlah adalah berdasarkan ketentuan Allah dan
Rasul-Nya. Oleh karena itu, apa yang dipandang baik oleh Allah dan Rasul-Nya, pasti
baik dalam esensinya. Begitu pula sebaliknya, tidak mungkin Dia menilai kepalsuan
sebagai suatu kelakuan yang baik, kerana kepalsuan sejatinya merupakan kelakuan
yang buruk.
Para ahli membagi akhlak ini menjadi dua macam yaitu akhlak madzmuma atau
akhlah tercela dan akhlak mahmudah atau akahlak terpuji atau sering disebut juga
akhlak mulia. Akhlak mahmudah atau akhlak mulia ini termasuk budi pekerti yang
baik dimana pada hakikatnya budi pekerti ini merupakan suatu bentuk dari sesuatu
jiwa yang benar-benar telah meresap dan dari situlah timbulnya berbagai perbuatan
dengan cara spontan dan mudah, tanpa dibuat-buat dan tanpa membutuhkan
pemikiran atau angan-angan.
Akhlak mulia ini bersumber dari dua hal yaitu agama dan tradisi atau adat
kebiasaan. Akhlak yang bersumber dari agama berasal dari ayat suci Al-Quran dan
Sunnah. Sementara tradisi atau adatkebiasaan yang bisa dijadikan sumber akhlak
mulia, tidak boleh bertentangan dengan apa yang telah tercantum pada ajaran agama.
3
4

Contoh akhlak mulia di dalam hadis riwayat Muslim yang diterima dari Abu
Hurairah r.a. bahwa Rasululllah SAW telah bersabda: “Hak seorang muslim atas
seorang muslim ada enam perkara: apabila engkau bertemu dia hendaklah engkau beri
salam kepadanya, apabila ia mengundangmu hendaklah engkau memenuhinya,
apabila ia meminta nasihat hendaklah engkau menasihatinya, apabila ia bersin
kemudian ia berkata ‘Alhamdulillah’ hendaklah engkau doakan dia, jika ia sakit
hendaklah engkau mengunjunginya dan apabila ia meninggal dunia hendaklah engkau
mengikuti jenazahnya”
Selain hal tersebut, ada beberapa tingkah laku yang juga termasuk ke dalam
akhlak mulia, diantaranya:
a. Al-Karam artinya pemurah. Salah satu contohnya adalah tentang
bagaimana seseorang membelanjakan harta benda yang ia miliki untuk
keperluan yang membawa manfaat dan kebaikan bagi orang banyak.
b. Al-Adl berarti Adil. Akhlak terpuji ini ditunjukkan seseorang ketika
memberikan hak kepada orang yang memang berhak mendapataknanya,
tanpa mebeda-bedakan status dan kedudukan orang tersebut.
c. Al-Iffah artinya adalah menjaga kehormatan. Maksudnya akhlak ini
mampu menjaga dirinya sendiri dari segala perbuatan atau tingkah laku
yang tidak boleh dikerjakan atau tidak sesuai dengan syariat.
d. Ash-Shidiqu memiliki arti jujur atau benar. Seseorang yang memiliki
akhlak Ash-Shidiqu akan mengatakan hal yang benar ataupun memberi
kabar sesuai dengan kenyataan yang diketahuinya.
e. Al-amaanah memiliki dua pengertian. Secara umum, Amaanah artinya
menyembunyikan rahasia, ikhlas memberikan nasihat kepada orang yang
memintanya, dan menyampaikan sesuatu secara utuh dan sesuai dengan
apa yang diperintahkan. Sementara secara khusus berati mengembalikan
sesuatu titipan kepada orang yang menitipkan atau mempercayakannya.
5

f. Ash-Shabru berarti sabar. Seseorang yang memimiliki akhlak ini mampu


menahan dirinya sendiri dari gangguan yang menghampirinya. Selain itu,
ia juga mampu menahan terhadap hal yang tidak ia sukai tanpa
memberikan suatu reaksi yang berlebihan atau ke arah yang buruk.
g. Al-Hilmu berarti lapang hati. Seseorang yang akan menahan amarahnya
dan tunduk kepada akal sehatnya saat sedang tertimpa suatu masalah.
h. Al-Awfu artinya pemaaf, seseorang akan memberikan maaf terhadap
seseorang yang bersalah tanpa diikuti rasa benci dan sakit hati, serta tidak
ada keinginan untuk membalaskan kesalahannya.
i. Zuhud artinya tidak terlalu gembira akan sesuatu yang dimiliki dan tidak
berputus asa terhadap suatu yang telah terlepas darinya.
j. Litsaarus Salaam artinya mengutamakan kedamaian. Seseorang akan
berusaha untuk menutup pertentangan dan perselisihan dengan
mencipatkan kesepakatan dan ketentraman.
k. Tawadhu artinnya rendah hati. Yang dimaksud dengan tawadhu adalah
memelihara pergaulan dan hubungan dengan sesama manusia, tanpa
mengurangi rasa hormat kepada orang lain.

2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak


2.2.1 Adat kebiasaan
Adat kebiasaan bisa bersumber dari dua hal. Pertama, adat istiadat atau bentuk
perilaku yang hidup di satu kesatuan masyarakat biasanya timbul dari pengaruh
orang-orang terdahulu di masyarakat tersebut, atau pengaruh agama, geografis suatu
daerah. Kedua, adat kebiasaan yang dilakukan oleh seseorang secara berulang-
berulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan.

2.2.2 Naluri atau Insting


Para psikolog menjelaskan bahwa instingm naluri atau fitrah berfungsi sebagai
motivator penggerak yang mendorong lahirnya tingkah laku, selalu mendambakan
6

dan merindukan kebenaran ingin mengikuti ajaran-ajaran tuhan, karena kebenaran itu
tidak akan dapat kecuali Allah sebagai sumber kebenaran. Dari sinilah muncul yang
disebut tabiat.

2.2.3 Pendidikan
Pendidikan memilikin andil yang amat besar pengaruhnya terhadap
pembentukan akhlak seseorang berbagaiilmu diperkenankan agar seseorang
memahaminya dan dapat melakukan sesuatu perubahan pada dirinya.

2.2.4 Lingkungan
Salah satu faktor yang turut menentukan kelakuan seseorang atau suatu
masyarakat adalah lingkungan. Lingkungan sendiri dapat digolongan menjadi dua
bagian. Pertama, lingkungan yang berkaitan antara satu manusia dengan manusia
lainnya seperti halnya hubungan antara seseorang dengan orangtua, tetangga, teman,
organisasi dan lainnya. Kedua, lingkungan yang berkaitan dengan kondisi seperti
contoh hubungan seseorang dengan pekerjaannya, kehidupan ekonomi, dan lain
sebagainya.

2.3 Metode Pengembangan Akhlak Dan Pembinaan Akhlak


2.3.1 Metode Peningkatan Kualitas Akhlak
1) Dengan memberikan penjelasan bahwa adanya balasan bagi orang-orang yang
berakhlak mulia akan dimuliakan Allah dan Rasul-Nya serta mendapatkan
kehidupan yang baik.
2) Dengan memberikan penjelasan adanya pembahasan bagi orang-orang yang
akhlaknya buruk, juga akan mendapatkan balasan yang buruk dan hidupnya
akan menemui keburukan.
3) Berpikir ke masa depan, yakin adanya persiapan bahwa bahwa hidup tidak
hanya di dunia, tetapi ada kehidupan yang abadi di akhirat.
4) Muhasabah (introspeksi diri),yakni meneliti dalam diri sendiri apa yang sudah
kita lakukan untuk menghadap allah diakhirat kelak.
7

5) Meningkatkan kualitas akhlak, yakni dengan senantiasa menambah ilmu


pengetahuan, baik dengan membaca, mendengarkan ceramah, pengajian,
maupun melihat dan mengambil pelajaran dari apa yang telah terjadi
dilingkungannya, baik lingkungan alam maupun lingkungan sosialnya.

2.3.2 Metode Pembinaan Akhlak


1) Metode Uswah atau teladan, Teladan adalah semua yang pantas untuk diikuti,
karena mengandung nilai-nilai kemanusian.
2) Metode Pa’widiyah ( pembiasaan), Secara etimologi, pembiasaan asal katanya
adalah biasa. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, bisa artinya lazim atau
umum; seperti sedia kalah; sudah merupakan hal yang tidak terpisahkan
dalamkehidupan sehari-hari
3) Metode Mau’izhaa (nasehat), Kata mau’izhaa berasal dari wa’zhu, yang
berarti nasehat yang terpuji , yang memotivasi dengan perkataan yang lembut.
4) Metode Kishshah (Ceritera), Kishshah dalam pendidikan suatu cara
menyampaikan materi pelajaran, dengan menuturkan secara kronologis,
tentang bagaimana terjadinya suatu hal, baik yang sebenarnya terjadi ataupun
hanya rekaan saja
5) Metode Amtsal ( perumpamaan ), Metode perumpamaan adalah metode yang
banyak dipergunakan dalam al-quran dan hadist untuk mewujudkan akhlak
mulia.
6) Metode Tsawab (ganjaran), Metode ganjaran yang berbentuk hadiah,
diantaranya adalah, memangil dalam pangilan kesayangan , memberikan
pujian, memberikan maaf atas kesalahan mengeluarkan perkatan yang baik,
bermain atau bercanda menyambutnya dengan ramah, menelpon nya kalau
perlu dan lain-lain.

2.4 Manfaat Memiliki Akhlak Mulia


1) Memperkuat dan Menyempurnakan Agama
8

Nabi bersabda : “Allah telah memilihkan agama islam untuk kamu,hormatilah


agama dengan akhlak dan sikap dermawan, karena Islam itu tidak ada sempurna
kecuali dengan akhlak dan sikap dermawan itu.”
Berkenaan dengan hadist tersebut ai-Mawardi mengatakan bahwa akhlak yang
mulia dan bertentangga yang baik itu akan mendatangkan kemakmuran. Apa yang
dijelas kan dalam hadist tersebut secara logika dapat diterima, karena akhlak yang
baik akan menimbulkan kawan yang banyak dan disukai orang, sehingga segala
kesulitan dapat dipecahkan dan peluang untuk mendapat rezeki dan keberuntungan
akan terbuka, mengingat rejeki itu datang melalui interaksi yang baik dengan orang
lain.
2) Mempermudah Perhitungan Amal di Akhirat
Nabi bersabda : “Ada tiga perkara yang menbawa kemudahan hisab (perhitungan
amal di akhirat) dan akan di masukan ke surga, yaoitu engkau memberi sesuatu
kepada orang yang tek pernah memberi apapun kepadamu (kikir),engkau memaafkan
orang yang pernah menganiayamu, dan engkau menyambung tali silahturahmi
kepada orang yang tak pernah kenal padamu.”(HR Al-Hakim).
3) Menghilangkan Kesulitan
Nabi bersabda : “Barang siapa melepaskan kesulitan orang mu’min dan
kehidupanya di dunia ini, maka allah akan melepaskan kesulitan orang tersebut
padahari kiamat.” (HR Muslim)
4) Selamat Hidup di Dunia dan Akhirat
Nabi bersabdah : “Ada tiga perkara yang dapat menyelamatkan manusia, yaitu
takut kepada Allah di tempat yang tersembunyi maupun di tempat yang terang,
berlaku adil pada waktu miskin,maupun waktu kaya.” (HR Abu Syaikh).
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pemaparan dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan diantaranya
sebagai berikut:
1) Akhlak mulia ini termasuk budi pekerti yang baik yang bersumber dari dua hal
yaitu agama dan tradisi atau adat kebiasaan. Akhlak yang bersumber dari
agama berasal dari ayat suci Al-Quran dan Sunnah. Sementara tradisi atau
adat kebiasaan yang bisa dijadikan sumber akhlak mulia, tidak boleh
bertentangan dengan apa yang telah tercantum pada ajaran agama.
2) Faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak diantaranya adalah (1) adat
kebiasaan (2) Naluriah atau Insting (3) Pendidikan, dan (4) Lingkungan yang
dapat dibedakan antara lingkungan hubungan sesama manusia atau lingkungan
yang berkaitan dengan kondisi seperti ekonomi, pekerjaan, dan lainnya.
3) Metode pengembangan akhlak dibagi menjadi dua yaitu metode peningkatan
akhlak seperti Muhasabah (Introspeksi Diri) dan lainnya, serta metode
pembinaan akhlak seperti metode Pa’widiyah (Pembiasaan) dan lainnya.
4) Manfaat memiliki akhlak mulia pada diri manusia sesuai sabda Nabi beberapa
diantaranya adalah memperkuat dan menyempurnakan agama, mempermudah
hitungan amal di akhirat, menghilangkan kesulitan, serta selamat di dunia dan
akhirat.

3.2 Saran
Demikian apa yang dapat saya sampaikan mengenai akhlak mulia. Saya
menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan.
Saya berharap semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi kita semua.
Tentunya, saya akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber yang

9
10

dapat dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan


kritik dan saran guna memperbaiki makalah-makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Ahmad Choirul. 2015. Makalah Faktor Penyebab Pembentukan Akhlak.
<https://komunitasmahasiswaiais.weebly.com/makalah/makalah-faktor-penyebab-
pembentukan-akhlaq>
Vio. 2021. Akhlak Terpuji: Pengertian, Sumber, dan Macam-macamnya.
<https://m.kumparan.com/berita-hari-ini/akhlak-terpuji-pengertian-sumber-dan-
macam-macamnya-1v8tGeiXgLI>
Wahyuni, Sri. 2016. Akhlak Mulia: Faktor Penyebab, Metode Pengembangan, dan
Dampaknya. <https://sriwahyunii3.blogspot.com/2016/11/akhlak-mulia.html?m=1>

iii

Anda mungkin juga menyukai