Anda di halaman 1dari 11

ADAB MURID DALAM BELAJAR

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Akhlak Dan Tasawuf

Dosen Pengampu

Bpk. Muhammad Irfan, S.H., M.Sy.

Disusun Oleh : Kelompok 2

1. Jeny Alvita Nada : 2121020057


2. Intia : 2121020055
3. Elsi Maidela Febriyani : 2121020037

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA


FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-
Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami yang berjudul ‘’Adab Dalam
Belajar’’

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas kelompok mata kuliah Akhlak dan
Tasawuf. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca
tentang topik ini. Kami menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah
ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Lampung, 1 Maret 2022

Penyusun
Contents
KATA PENGANTAR..................................................................................................................... 2
BAB I .......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................................. 4
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................................. 4
BAB II ......................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 6
2.1 Pengertian Adab dalam belajar........................................................................................... 6
2.2 Adab Murid Dalam Belajar .................................................................................................. 7
2.3 Adab Murid Terhadap Diri Sendiri ...................................................................................... 8
2.4 Adab Murid Terhadap Guru ................................................................................................ 8
BAB III ...................................................................................................................................... 10
PENUTUP ................................................................................................................................. 10
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 11
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia diciptakan Allah Ta’ala secara sempurna di alam ini. Hakekat manusia yang
menjadikan ia berbeda dengan lainnya adalah bahwa sesungguhnya manusia yang membutuhkan
bimbingan dan pendidikan. Hanya melalui pendidikan manusia sebagai homo educable dapat
dididik, dengan pelantara guru. Dan pendidikan sebagai alat yang ampuh untuk mengembangkan
potensi-potensi yang ada dalam diri manusia. Sehingga mampu menjadi khalifah di bumi,
pendukung dan pengembang kebudayaan.

Untuk membentuk pribadi atau watak terhadap anak ini, tidaklah semudah membalikkan
telapak tangan, melalui pendidikanlah pribadi tersebut akan tercipta atau melekat pada jiwa anak,
dan dalam pendidikan ini memperkenalkan beberapa metode antara lain metode kebiasaan,
keteladanan dan lain-lain. Sifat-sifat dan kode etik peserta didik merupakan kewajiban yang
harus dilaksanakanya dalam proses belajar mengajar.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam pembahasan makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian adab dalam belajar?
2. Bagaimana adab murid dalam belajar?
3. Bagaimana adab murid terhadap diri sendiri?
4. Bagaimana adab murid terhadap guru?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui apa pengertian adab dalam belajar?
2. Untuk mengetahui bagaimana adab murid dalam belajar?
3. Untuk mengetahui bagaimana adab murid terhadap diri sendiri?
4. Untuk mengetahui bagaimana adab murid terhadap guru?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Adab dalam belajar


Kata adab berasal dari bahasa Arab yaitu aduba, ya’dabu, adaban, yang mempunyai arti
bersopan santun, beradab. Kata adab ini tidak sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan
yang sering digunakan adalah kata akhlak.

Istilah adab berkembang seiring dengan evolusi cultural bangsa arab dan pernah
memiliki arti yang baku. Pemaknaan yang paling awal, disebutkan bahwa adab adalah suatu
kebiasaan, suatu norma tingkah laku praktis yang dipandang terpuji dan diwariskan dari generasi
ke generasi.

Terkait dengan adab ini, syeh Muhammad An- Naquid Al-Attas mengatakan bahwa
adab adalah tentang tujuan mencari pengetahuan. Sedangkan tujuan mencari pengetahuan dalam
islam menanamkan kebaikan dalam diri manusia sebagai manusia dan sebagai pribadi.

Allah SWT memerintahkan manusia untuk belajar dan menimba ilmu, oleh karena itu
Allah banyak berfirman dalam Al-qur’an mengenai belajar diantaranya tercantum pada Qs. Al-
Alaq ayat 1-5.
Berikut ini surat Al Alaq ayat 1-5 dan terjemahan:

َ ۚ َOPَ ْ‫ي‬Jِ ‫ﱠ‬L‫َ ا‬F‫ﱢ‬E‫ َر‬Bِْ CDِE ‫اِ ْ? َ> ْأ‬


١-N
Artinya: "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
menciptakan,"

٢-N ِْ N
ٍ ۚ َO\َ Yْ Zِ َ‫ن‬DَVWْ X‫ا‬ َ َO َP
Artinya: "Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah."

٣ - ‫ َ> ۙ ُم‬cْ َX‫َ ْا‬FE‫اِ ْ? َ> ْأ َو َر ﱡ‬


Artinya: "Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia,"

٤ - Bِ ۙ َOَfLDْ ِE Bَ ‫ﱠ‬Oَ\ ْ‫ي‬Jِ ‫ﱠ‬L‫ا‬


Artinya: "Yang mengajar (manusia) dengan pena"

٥ - Bْ ۗ َOiْ َj Bْ َL DZَ َ‫ن‬DَVWْ X‫ا‬


ِ ْ Bَ ‫ﱠ‬Oَ\
Artinya: "Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya."

Jadi dapat kita pahami bahwa adab dalam belajar adalah tata krama dalam meningkatan
perilaku sehingga dapat menjadi insan kamil yang termasuk dalam proses – proses yang
ditempuh untuk menjadi insane kamil tersebut.

2.2 Adab Murid Dalam Belajar


Sesungguhnya menuntut ilmu adalah ibadah yang sangat mulia. Sebab dengan menuntut
ilmu, seseorang hamba dapat mengenal rabnya yang mulia dan dapat menunaikan hak. Haknya,
demikian juga menunaikan hak- hak sesama makhluk.

Imam Al-Ghazali merumuskan beberapa adab murid yang harus dilakukannya dalam
belajar, yaitu: belajar dengan niat ibadah, mengurangi kecendrungan duniawi, tawadhu’, menjaga
fikiran, belajar ilmu yang terpuji saja, belajar dengan bertahap atau tidak tergesa-gesa, belajar
hingga tuntas, mengenal nilai disetiap ilmu yang dipelajari, ilmu agama menjadi prioritas, dan
yang paling utama bahwa murid harus tunduk kepada guru sebagaimana pasien tunduk patuh
kepada dokternya

Ilmu adalah petunjuk amal, maka tidak baik suatu amal kecuali dengan ilmu oleh karena
itu, seseorang muslim wajib menuntut ilmu syar’I yang bermanfaat, yang dengannya ia dapat
memperbaiki ibadah dan aqidahnya. Akan tetapi, ia harus melaksanakan adab adab yang
berkaitan dengan menuntut ilmu. Di antaranya adalah, adab sebelum menunut ilmu, adab ketka
sedang menuntut ilmu, dan adab kepada guru. Tidak diragukan lagi bahwasannya menuntut ilmu
hukumnya waib setiap manusia sampai ia meninggal.
2.3 Adab Murid Terhadap Diri Sendiri
Hal petama yang harus dilakukaan oleh seorang murid adalah berkaitan dengan factor
ini adalah niat. Belajar dengan niat adalah dalam rangka Taqarrub atau mendekatkan diri kepada
Allah SWT. Sehingga dalam kehidupan sehari-hari seorang murid dituntut untuk menyucikan
jiwanya dari akhlak yang rendah dan watak yang tercela dan mengisi dengan akhlak yang terpuji.

Kedua, meiliki hastrat (hirst), yaitu kemauan, gairah, moril, dan motivasi yang tinggi
dalam mencari ilmu, serta tidak merasa puas dengan ilmu yang diperolehnya. Hastrat ini menjadi
penting sebagai persyaratan dalam pendidikan. Sebab persoalan manusia tidak sekedar mampu
(Qudrah) tetapi juga mau (Iradah). Simbiotis antara mampu (yang diwakil kecerdasan) dan mau
(yang diwakili hastrat) akan menghasilkan kompetensi dan kualifikasi pendidikan yang
maksimal.

Ketiga, menghiasi seluruh aktivitas pribadinya dengan akhlak yang baik. Seperti 1)
Bersikap tawaddhu (rendah hati) dengan cara meninggalkan kepentingan prbadi untuk
kepentingan pendidiknya. 2) Bersabar dan tabah (ishtiqfar) serta tidak mudah putus asa dalam
belajar.

2.4 Adab Murid Terhadap Guru


Seorang murid dalam proses pendidikannya tidak lepas dari interaction education atau
hubungan antara peserta didik dengan pendidik. Pesertadidik harus menghormati gurunya
layaknya seorang anak yang hormat kepada ayahnya bahkan dalam hal-hal pribadi yang tidak
langsung berkaitan dengan pendidikannya secara formal. Karena seorang guru adalah orang tua
kedua di sekolah atau di lembaga pendidikan lainnya.

Etika seorang murid gurunya secara umum meliputi patuh dan tunduk secara utuh,
memuliakan dan menghormatinya, senantiasa memenuhi kebutuhan pendidik dan menerima
semua ketentuan atau hukuman darinya. Seorang guru tidak semata-matamengambil sebuah
kebijakan tanpa mempertimbangkan kausalitas dari keputusannya tersebut. Hubungan yang
terjalin antara murid dan guru akan berpengaruh terhadap sikap dan kepribadian peserta didik
dalam kesehariannya. Bahkan lebih jauh dari itu, komunikasi dan interaksi yang baik diantara
keduanya dapat menentukan keberhasilan pencapaian cita-cita peserta didik.

Berkenaan dengan adab murid terhadap guru al-Ghazali menjelaskan dalam kitab
Ihya‘Ulumuddinnya, adab murid terhadap gurunya akan berimplikasi pada keberhasilan cita-cita
yang diharapkannya. Adab murid terhadap gurunya antara lain: Pertama, seorang peserta didik
hendaklah mendengarkan dengan baik semua nasehat-nasehat pendidiknya dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari khususnya ketika proses belajar supaya mudah
mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Nasehat yang diberikan oleh gurunya akan bermanfaat bagi
peserta didik untuk mencapai apa yang dicita - citakannya. Kedua, menjaga kehormatan dan
kewibawaan pendidik dengan tidak menanyakan hal-hal yang bersifat menguji kemampuan
ilmiahnya tanpa faidah dan tidak memanggil namanya secara langsung. Ketiga, memaklumi
kesalahan yang dilakukan pendidik khususnya dalam proses belajar mengajar dengan asumsi
bahwa setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan sekalipun seorang guru.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan Adab harus dimiliki oleh setiap individu supaya jalinan hubungan sosialnya
berjalan dengan baik dan bermakna. Begitu juga dalam proses pendidikan. Seorang peserta didik
hendaklah memikili adab terhadap dirinya sendiri, pendidik, maupun ilmu yang sedang atau akan
dipelajarinya. Karena eksistensi adab pada proses pendidikan akan mempengaruhi kualitas aspek
aksiologi dari ilmu yang diperoleh.

Apabila adab-adab tersebut telah mampu terealisasikan, maka seorang murid akan lebih
mudah mencapai apa yang dicita-citakan, menjadi seorang pembelajar yang berkarakter islami
dan memperoleh keberkahan dalam ilmu.
DAFTAR PUSTAKA

Mujib, Abdul dan JusufMudzakir, 2010, IlmuPendidikan Islam, Jakarta :KencanaPrenada Media.

Munawwir, A.W. 1997, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap, Surabaya : Pustaka


Progressif. al-‘Utsaimin

Muhammad bin Shalih. 2005. Syarah Adab dan Manfaat Menuntut Ilmu, Jakarta :Pustaka Imam
Asy-Syafi’I.

Syafaruddin, Susanti, E., Karima, M. K., & Chair, A. (2017). Sosiologi Pendidikan. Perdana
Publishing.

Al-Quran Surat Al-Alaq ayat 1-5

Anda mungkin juga menyukai