Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Akhlak Dan Tasawuf
Dosen Pengampu
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-
Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami yang berjudul ‘’Adab Dalam
Belajar’’
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas kelompok mata kuliah Akhlak dan
Tasawuf. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca
tentang topik ini. Kami menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah
ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
Contents
KATA PENGANTAR..................................................................................................................... 2
BAB I .......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................................. 4
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................................. 4
BAB II ......................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 6
2.1 Pengertian Adab dalam belajar........................................................................................... 6
2.2 Adab Murid Dalam Belajar .................................................................................................. 7
2.3 Adab Murid Terhadap Diri Sendiri ...................................................................................... 8
2.4 Adab Murid Terhadap Guru ................................................................................................ 8
BAB III ...................................................................................................................................... 10
PENUTUP ................................................................................................................................. 10
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
Untuk membentuk pribadi atau watak terhadap anak ini, tidaklah semudah membalikkan
telapak tangan, melalui pendidikanlah pribadi tersebut akan tercipta atau melekat pada jiwa anak,
dan dalam pendidikan ini memperkenalkan beberapa metode antara lain metode kebiasaan,
keteladanan dan lain-lain. Sifat-sifat dan kode etik peserta didik merupakan kewajiban yang
harus dilaksanakanya dalam proses belajar mengajar.
PEMBAHASAN
Istilah adab berkembang seiring dengan evolusi cultural bangsa arab dan pernah
memiliki arti yang baku. Pemaknaan yang paling awal, disebutkan bahwa adab adalah suatu
kebiasaan, suatu norma tingkah laku praktis yang dipandang terpuji dan diwariskan dari generasi
ke generasi.
Terkait dengan adab ini, syeh Muhammad An- Naquid Al-Attas mengatakan bahwa
adab adalah tentang tujuan mencari pengetahuan. Sedangkan tujuan mencari pengetahuan dalam
islam menanamkan kebaikan dalam diri manusia sebagai manusia dan sebagai pribadi.
Allah SWT memerintahkan manusia untuk belajar dan menimba ilmu, oleh karena itu
Allah banyak berfirman dalam Al-qur’an mengenai belajar diantaranya tercantum pada Qs. Al-
Alaq ayat 1-5.
Berikut ini surat Al Alaq ayat 1-5 dan terjemahan:
٢-N ِْ N
ٍ ۚ َO\َ Yْ Zِ َنDَVWْ Xا َ َO َP
Artinya: "Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah."
Jadi dapat kita pahami bahwa adab dalam belajar adalah tata krama dalam meningkatan
perilaku sehingga dapat menjadi insan kamil yang termasuk dalam proses – proses yang
ditempuh untuk menjadi insane kamil tersebut.
Imam Al-Ghazali merumuskan beberapa adab murid yang harus dilakukannya dalam
belajar, yaitu: belajar dengan niat ibadah, mengurangi kecendrungan duniawi, tawadhu’, menjaga
fikiran, belajar ilmu yang terpuji saja, belajar dengan bertahap atau tidak tergesa-gesa, belajar
hingga tuntas, mengenal nilai disetiap ilmu yang dipelajari, ilmu agama menjadi prioritas, dan
yang paling utama bahwa murid harus tunduk kepada guru sebagaimana pasien tunduk patuh
kepada dokternya
Ilmu adalah petunjuk amal, maka tidak baik suatu amal kecuali dengan ilmu oleh karena
itu, seseorang muslim wajib menuntut ilmu syar’I yang bermanfaat, yang dengannya ia dapat
memperbaiki ibadah dan aqidahnya. Akan tetapi, ia harus melaksanakan adab adab yang
berkaitan dengan menuntut ilmu. Di antaranya adalah, adab sebelum menunut ilmu, adab ketka
sedang menuntut ilmu, dan adab kepada guru. Tidak diragukan lagi bahwasannya menuntut ilmu
hukumnya waib setiap manusia sampai ia meninggal.
2.3 Adab Murid Terhadap Diri Sendiri
Hal petama yang harus dilakukaan oleh seorang murid adalah berkaitan dengan factor
ini adalah niat. Belajar dengan niat adalah dalam rangka Taqarrub atau mendekatkan diri kepada
Allah SWT. Sehingga dalam kehidupan sehari-hari seorang murid dituntut untuk menyucikan
jiwanya dari akhlak yang rendah dan watak yang tercela dan mengisi dengan akhlak yang terpuji.
Kedua, meiliki hastrat (hirst), yaitu kemauan, gairah, moril, dan motivasi yang tinggi
dalam mencari ilmu, serta tidak merasa puas dengan ilmu yang diperolehnya. Hastrat ini menjadi
penting sebagai persyaratan dalam pendidikan. Sebab persoalan manusia tidak sekedar mampu
(Qudrah) tetapi juga mau (Iradah). Simbiotis antara mampu (yang diwakil kecerdasan) dan mau
(yang diwakili hastrat) akan menghasilkan kompetensi dan kualifikasi pendidikan yang
maksimal.
Ketiga, menghiasi seluruh aktivitas pribadinya dengan akhlak yang baik. Seperti 1)
Bersikap tawaddhu (rendah hati) dengan cara meninggalkan kepentingan prbadi untuk
kepentingan pendidiknya. 2) Bersabar dan tabah (ishtiqfar) serta tidak mudah putus asa dalam
belajar.
Etika seorang murid gurunya secara umum meliputi patuh dan tunduk secara utuh,
memuliakan dan menghormatinya, senantiasa memenuhi kebutuhan pendidik dan menerima
semua ketentuan atau hukuman darinya. Seorang guru tidak semata-matamengambil sebuah
kebijakan tanpa mempertimbangkan kausalitas dari keputusannya tersebut. Hubungan yang
terjalin antara murid dan guru akan berpengaruh terhadap sikap dan kepribadian peserta didik
dalam kesehariannya. Bahkan lebih jauh dari itu, komunikasi dan interaksi yang baik diantara
keduanya dapat menentukan keberhasilan pencapaian cita-cita peserta didik.
Berkenaan dengan adab murid terhadap guru al-Ghazali menjelaskan dalam kitab
Ihya‘Ulumuddinnya, adab murid terhadap gurunya akan berimplikasi pada keberhasilan cita-cita
yang diharapkannya. Adab murid terhadap gurunya antara lain: Pertama, seorang peserta didik
hendaklah mendengarkan dengan baik semua nasehat-nasehat pendidiknya dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari khususnya ketika proses belajar supaya mudah
mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Nasehat yang diberikan oleh gurunya akan bermanfaat bagi
peserta didik untuk mencapai apa yang dicita - citakannya. Kedua, menjaga kehormatan dan
kewibawaan pendidik dengan tidak menanyakan hal-hal yang bersifat menguji kemampuan
ilmiahnya tanpa faidah dan tidak memanggil namanya secara langsung. Ketiga, memaklumi
kesalahan yang dilakukan pendidik khususnya dalam proses belajar mengajar dengan asumsi
bahwa setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan sekalipun seorang guru.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan Adab harus dimiliki oleh setiap individu supaya jalinan hubungan sosialnya
berjalan dengan baik dan bermakna. Begitu juga dalam proses pendidikan. Seorang peserta didik
hendaklah memikili adab terhadap dirinya sendiri, pendidik, maupun ilmu yang sedang atau akan
dipelajarinya. Karena eksistensi adab pada proses pendidikan akan mempengaruhi kualitas aspek
aksiologi dari ilmu yang diperoleh.
Apabila adab-adab tersebut telah mampu terealisasikan, maka seorang murid akan lebih
mudah mencapai apa yang dicita-citakan, menjadi seorang pembelajar yang berkarakter islami
dan memperoleh keberkahan dalam ilmu.
DAFTAR PUSTAKA
Mujib, Abdul dan JusufMudzakir, 2010, IlmuPendidikan Islam, Jakarta :KencanaPrenada Media.
Muhammad bin Shalih. 2005. Syarah Adab dan Manfaat Menuntut Ilmu, Jakarta :Pustaka Imam
Asy-Syafi’I.
Syafaruddin, Susanti, E., Karima, M. K., & Chair, A. (2017). Sosiologi Pendidikan. Perdana
Publishing.