Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ILMU PENDIDIKAN ISLAM


“Peserta Didik”

DOSEN PENGAMPU
Dr. H. Hery Noer Aly, MA

DISUSUN OLEH
Fuad Hasanudin (2111220038)
Novriadi Putra Ramadhan (2111220022)

PROGRAM STUDI PENDDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SUKARNO BENGKULU
2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat hidayah-Nya kepada kita semua. Terutama dalam penyelesaian penulisan
makalah tentang ”Peserta Didik” sehingga bisa selesai dengan tepat waktu. Sholawat
dan salam tidak lupa selalu kita haturkan kepada Nabi Muhammad Saw, keluarga dan
sahabat sahabat-Nya yang telah membawa kita kepada zaman yang lebih baik seperti
saat ini.
Saya berharap dengan ditulisnya makalah Peserta Didik ini bisa memberikan
kita pengetahuan dan wawasan untuk kedepan nya, bukan hanya bagi pengajar namun
juga bagi mahasiswa sekalian. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada
bapak Dr. H. Hery Noer Aly, MA selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu
Pendidikan Islam. Makalah ini tentu masih belum sempurna maka dari itu saran dan
masukan dari semua pihak sangat penulis butuhkan.

Bengkulu, April, 2022

Fuad Hasanudin Novriadi Putra Ramadhan

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul...........................................................................................................i
Kata pengantar...........................................................................................................ii
Daftar Isi....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan............................................................................................1
D. Manfaat penulisan..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Peserta Didik dalam Konsep Fitrah.............................................3
B. Peranan Peserta Didik....................................................................................4
C. pendidikan seumur hidup...............................................................................7
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN..............................................................................................9
B. SARAN..........................................................................................................9
Dafar Pustaka

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya peserta
didik, peserta didik merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem
pendidikan, sebab seseorang tidak bisa dikatakan sebagai pendidik apabila tidak
ada yang dididiknya. Peserta didik adalah orang yang memiliki potensi dasar,
yang perlu dikembangkan melalui pendidikan, baik secara fisik maupun psikis,
baik pendidikan itu di lingkungan keluarga, sekolah maupun di lingkungan
masyarakat dimana anak tersebut berada.
Sebagai peserta didik juga harus memahami kewajiban, etika serta
melaksanakanya. Kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilakukan atau
dilaksanakan oleh peserta didik. Sedangkan etika adalah aturan perilaku, adat
kebiasaan yang harus di tati dan dilaksanakan oleh peserta didik dalam proses
belajar.
Namun itu semua tidak terlepas dari keterlibatan pendidik, karena seorang
pendidik harus memahami dan memberikan pemahaman tentang dimensi-dimensi
yang terdapat didalam diri peserta didik terhadap peserta didik itu sendiri, kalau
seorang pendidik tidak mengetahui dimensi-dimensi tersebut, maka potensi yang
dimiliki oleh peserta didik tersebut akan sulit dikembangkan, dan peserta didikpun
juga mengenali potensi yang dimilikinya. Oleh karena itu dalam makalah ini akan
membahas mengenai masalah peserta didik dalam pendidikan Islam.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dari pengertian peserta didik dalam konsep fitrah?
2. Apa saja peranan peserta didik?
3. Apa yang dimaksud pendidikan seumur hidup?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui tentang pengertian peserta didik dari konsep fitrah
2. Mengetahui macam-macam peranan peserta didik
3. Mengetahui tetang pendidikan seumur hidup

1
D. Manfaat Penulisan
Adapun Manfaat dari Penulisan Makalah ini adalah:
1. Untuk Dosen/Guru sebagai bahan ajar mata pelajaran Ilmu Pendidikan Islam
2. Untuk Mahasiswa/siswa sebagai bahan referensi mata pelajaran Ilmu
Pendidikan Islam

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Peserta Didik dalam Konsep Fitrah


Secara etimologi peserta didik dalam bahasa arab disebut
dengan Tilmidz jamaknya adalah Talamid, yang artinya adalah “murid”,
maksudnya adalah “orang-orang yang mengingini pendidikan”. Dalam bahasa
arab dikenal juga dengan istilah Thalib, jamaknya adalah Thullab, yang artinya
adalah “mencari”, maksudnya adalah “orang-orang yang mencari ilmu”. Ini sesuai
dengan sabda Rasulullah Saw:
) ‫( رواه الطبرنى‬.……‫من طلب علما فادركه كتب اهلل كفلين‬

“Siapa yang menuntut ilmu dan mendapatkannya, maka Allah mencatat baginya
dua bagian”. (HR. Thabrani)
Namun secara definitif yang lebih detail para ahli telah menuliskan
beberapa pengertian tentang peserta didik. Peserta didik merupakan orang yang
belum dewasa dan memilki sejumlah potensi (kemampuan) dasar yang masih
perlu dikembangkan.1
Menurut al-Qur’an, tabiat manusia adalah homo religious (makhluk
beragama) yang sejak lahirnya membawa suatu kecenderungan beragama. Dalam
hal ini, pada QS. al-Rum (30): 30 Allah berfirman :

‫ِّين الْ َقيِّ ُم َولَ ِك َّن َأ ْكَثَر‬ ِ ‫فََأقِم وجهك لِلدِّي ِن حنِي ًفا فِطْرةَ اللَّ ِه الَّيِت فَطَر النَّاس علَيها اَل َتب ِد خِل‬
َ ‫يل َْل ِق اللَّ ِه ذَل‬
ُ ‫ك الد‬ َ ْ َْ َ َ َ َ َ َ َْ َ ْ
ِ ‫الن‬  
‫َّاس اَل َي ْعلَ ُمو َن‬

"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah di


atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada
perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan
manusia tidak mengetahui".
Dalam ayat di atas, mengandung interpretasi bahwa manusia diciptakan
oleh Allah mempunyai naluri beragama, yakni agama tauhid. Potensi fitrah Allah
pada diri manusia ini menyebabkannya selalu mencari realitas mutlak, dengan

1
Samsul Nizar. Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Ciputat Press. 2002), hlm. 25

3
cara mengekspresikannya dalam bentuk sikap, cara berpikir dan bertingkah laku.
Karena sikap ini manusia disebut juga sebagai homo educandum (makhluk yang
dapat didik) dan homo education (makhluk pendidik), karena pendidikan baginya
adalah suatu keharusan guna mewujudkan kualitas dan integritas kepribadian
yang utuh.
Abu Ahmadi juga menuliskan tentang pengertian peserta didik, peserta
didik adalah orang yang belum dewasa, yang memerlukan usaha, bantuan,
bimbingan orang lain untuk menjadi dewasa, guna dapat melaksanakan tugasnya
sebagai makhluk Tuhan, sebagai umat manusia, sebagai warga Negara, sebagai
anggota masyarakat dan sebagai suatu pribadi atau individu.2
Samsul Nizar, sebagaimana yang dikutip oleh Ramayulis
mengklasifikasikan peserta didik sebagai berikut:
1.  Peserta didik bukanlah miniature orang dewasa tetapi memiliki dunianya
sendiri.
2.      Peserta didik memiliki periodisasi perkembangan dan pertumbuhan.
3.      Peserta didik adalah makhluk Allah SWT yang memiliki perbedaan individu
baik disebabkan oleh faktor bawaan maupun lingkungan dimana ia berada.
4.      Peserta didik merupakan dua unsur utama jasmani dan rohani, unsur jasmani
memiliki daya fisik dan unsur rohani memiliki daya akal hati nurani dan nafsu.
5.      Peserta didik adalah manusia yang memiliki potensi atau fitrah yang dapat
dikembangkan dan berkembang secara dinamis.3
Dari definisi-definisi yang diungkapkan oleh para ahli diatas dapat
disimpulkan bahwa peserta didik adalah orang yang mempunyai fitrah (potensi)
dasar, baik secara fisik maupun psikis, yang perlu dikembangkan, untuk
mengembangkan potensi tersebut sangat membutuhkan pendidikan dari pendidik.

B. Peranan Peserta Didik


Al Ghazali, menjelaskan peranan/ kewajiban anak didik pada bagian
khusus pada kitabnya “Ihya’ Ulumuddin” dan “Minhaj al -‘Amal yaitu :
1.      Mendahulukan kesucian dari kerendahan akhlak dan sifat-sifat yang tercela.
2.      Bersedia merantau untuk mencari ilmu pengetahuan.
3.      Jangan menyombongkan ilmunya dan menentang gurunnya.

2
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati. Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1991), hlm. 26
3
Ramayulis,  Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta : Kalam Mulia, 2008), hlm. 13

4
4.      Mengetahui kedudukan ilmu pengetahuan. Seseorang pelajar harus
mendahulukan ilmu pengetahuan yang pokok dan mulia, kemudian ilmu
pengetahuan yang mulia kemudian ilmu pengetahuan yang penting, lalu ilmu
pengetahuan sebagai pelengkapnya. 4

Sedangkan Al-Abrasyi menyebutkan ada dua belas kewajiban tersebut, yaitu:


1.   Sebelum belajar, peserta didik mesti membersihkan hatinya karena menuntut
ilmu adalah ibadah.
2.   Belajar diniatkan untuk mengisi jiwanya dengan fadhilah dan mendekatkan
diri kepada Allah, bukan untuk sombong.
3.  Bersedia meninggalkan keluarga dan tanah air serta pergi ke tempat jauh
sekalipun demi untuk mendatangi guru.
4.  Jangan sering menukar guru, kecuali atas pertimbangan yang
panjang/matang.
5.  Menghormati guru karena Allah dan senantiasa menyenangkan hatinya.
6.  Jangan melakukan aktivitas yang dapat menyusahkan guru kecuali ada
izinnya.
7.  Jangan membuka aib guru dan senantiasa memaafkannya jika ia salah.
8.  Bersungguh-sungguh menuntut ilmu dan mendahulukan ilmu yang  lebih
penting.
9.  Sesama peserta didik mesti menjalin ukhuwah yang penuh kasih sayang.
10.Bergaul dengan baik terhadap guru-gurunya, seperti terdahulu memberi
salam.
11.  Peserta didik hendaknya senantiasa mengulangi pelajarannya pada waktu-
waktu yang penuh berkat.
12.  Bertekad untuk belajar sepanjang hayat dan menghargai setiap ilmu.

Sementara Al-Ghozali, yang dikutip oleh Fathiyah Hasan Sulaiman


merumuskan sebelas kode etik (kewajiban) peserta didik yaitu:
1.      Belajar dengan niat ibadah mencari ridho Allah SWT
2.      Mengurangi kecenderungan pada duniawi dibandingkan masalah ukhrawi
3.      Bersikap tawadhu’
4.      Menjaga pikiran dan pertentangan yang timbul dari berbagai aliran
4
 Armai Arief, Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam,( Jakarta: Ciputat Pres, 2002), hlm. 75.

5
5.      Mempelajari ilmu-ilmu yang terpuji serta meninggalkan ilimu-ilmu yang
tercela
6.      Belajar dengan bertahap atau berjenjang
7.      Belajar ilmu sampai tuntas untuk kemudian beralih pada ilmu yang lainnya,
8.      Mengenal nilai-nilai ilmiah atas ilmu yang dipelajari
9.      Memprioritaskan ilmu diniyah sebelum memasuki ilmu duniawi
10.  Mengenal nilai-nilai paragmatis
11.  Peserta didik harus tunduk pada nasehat pendidik.

Sedangkan pada pasal 12 disebutkan bahwa “setiap peserta didik pada


setiap satuan pendidikan (SD, SMP, dan SMA) mempunyai hak:
1.      Mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan
diajarkan oleh pendidik yang seagama,
2.      Mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan
kemampuannya,
3.      Mendapatkan beasiswa peserta didik bagi yang berprestasi yang
orangtuannya tidak mampu membiayai pendidikannya,
4.      Mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orangtuanya tidak mampu
membiayai pendidikan,
5.      Pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan lain yang
yang setara,
6.      Menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-
masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan.5

Oleh karena itu, pendidikan Islam sangat mengutamakan akhlak seorang


peserta didik.Akhlak tersebut harus diawali dari niat peserta didik itu sendiri,
dimana niat menuntut ilmu tersebut haruslah semata-mata karena Allah SWT,
bukan karena tujuan-tujuan yang bersifat duniawi dijadikan prioritas utama.
Selain itu, peserta didik harus menuntut ilmu berorientasi kepada duniawi dan
ukhrawi.
Syekh Al-Jarnuzi dalam kitab “Ta’lim al-Muta’allim” menerangkan sifat dan
tugas dalam menuntut ilmu yaitu :

5
Novan Ardy Wiyani dan Barnawi, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Ar-Ruzz
Media, 2012), hlm. 130

6
1.      Tawadlu’, iffah, sabar, cinta ilmu, hormat kepada guru, dan sesama penuntut
ilmu.
2.      Tekun belajar.
3.      Wara’ (menahan diri dari perbuatan yang terlarang).
4.      Punya cita-cita yang tinggi.
5.      Tawakal.

C. Pendidikan Seumur Hidup


Suatu hal yang dipandang baru dan diperjuangkan akhir-akhir ini,
adalah pendidikan seumur hidup, artinya pendidikan untuk semua periode
kehidupan manusia termasuk di dalamnya kelompok usia anak-anak. Tanpa
mengurangi periode pendidikan kehidupan yang lain, maka kewajiban hakiki bagi
setiap mukmin untuk menjadikan pendidikan agama Islam sebagai jalan dan
aturan hidup yang dipahami, diamalkan secara utuh dan tuntas dalam kehidupan
keluarga, masyarakat dan sekolah. Menurut Hery Noer Aly bahwa, "apabila
pendidikan Islam menganut asas dan konsep pendidikan seumu hidup, tinggal
lagi diperlukan langkah-langkah operasional. (Hery Noer, 1999: 133). Untuk itu,
perlu apresiasi (penilaian) terhadap konsep-konsep Life long education.
Prinsip pendidikan seumur hidup adalah "pendidikan harus
dikonsepkan secara formal sebagai proses yang terus menerus dalam kehidupan
individu, mulai kanak-kanak awal sampai dewasa (Cropley, 1973: 23-27).
Memang pengakuan pendidikan informal sudah meluas bahwa pendidikan
merupakan segala sesuatu yang diperoleh dari pengalaman dan berlangsung
seumur hidup. Sedangkan pengetahuan dianjurkan untuk disistematisir dan
dimasukkan dalam perencanaan persekolahan.
Dasar pendidikan seumur hidup secara sengaja mempertanyakan
konsep tradisional sekolah yang telah dideskripsikan, seperti pertumbuhan
kejiwaan, perkembangan kepribadian, pertumbuhan sosial,ekonomidan
kebudayaan, seluruhnya berlangsung terus menerus seumur hidup. Sebagaimana
Pendidikan Islam merupakan keharusan religious bagi kaum muslimin untuk
melaksanakannya, maka dari itu konsep pendidikannya yang benar-benar Islam
dengan mendasarkan diri pada unsur penyangga tegaknya bangunan pendidikan
Islam. UmatIslam, untukmempertahankan kemuliaannya, diperintahkan untuk
menuntut ilmu yang tidak terbatas selama hayat dikandung badan. Dalam hal ini,

7
penulis memberi pengertian bahwa, prinsip belajar selama hidup ini merupakan
ajaran Islam yang penting.6

BAB III
PENUTUP
6
Nuryaumin, Long Life Education Dalam Perspektif Pendidikan Agama Islam, jurnal
pendidikan islam, Vol.1 No.1, 2020, hal. 51-52

8
A. Kesimpulan
1.      Pengertian peserta didik dalam konsep fitrah
Peserta didik dalam konsep fitrah pada intinya adalah bagaimana Islam melalui
seorang pendidik dapat membimbing dan mengembnagkan potensi peserta didik
yang sudah mempunyai fitrah sejak lahir yaitu agama ke jalan yang sesuai syariat
Islam.
2.      Peranan peserta didik
Seorang peserta didik mempunyai kewajiban untuk belajar dengan niat yang
ikhlas, tidak sombong dengan ilmunya, menghormati guru, dan menghargai
temannya.
Selain itu anak didik juga mempunyai hak untuk mendapatkan pendidikan sesuai
dengan potensi, bakat, minat yang dimilikinya.

3. Pendidikan seumur hidup


Prinsip pendidikan seumur hidup adalah "pendidikan harus dikonsepkan
secara formal sebagai proses yang terus menerus dalam kehidupan individu,
mulai kanak-kanak awal sampai dewasa

B. Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan
makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna.
Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu
dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa
membangun dari para pembaca.
Untuk para peserta didik hendaknya tidak berhenti menuntut ilmu selagi
masih mampu, sebab menuntut ilmu adalah hal yang mulia. Dan amalkanlah ilmu
mu supaya bermanfaat untuk orang lain.

Daftar pustaka

9
Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati. 1991.  Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Ardy Wiyani, Novan dan Barnawi. 2012. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Ar-Ruzz
Media
Arief, Armai. 2002.  Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Pres
Nizar, Samsul. 2002.  Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta : Ciputat Press
Nuryaumin. 2020 Long Life Education Dalam Perspektif Pendidikan Agama Islam.
jurnal pendidikan islam. Vol. 1 No. 1
Ramayulis. 2008.  Ilmu Pendidikan Islam.  Jakarta : Kalam Mulia

10

Anda mungkin juga menyukai