MAKALAH
OLEH :
SEMESTER II
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur pemakalah panjatkan kepada Allah SWT. Karena berkat
dan limpahan rahmat-Nya, pemakalah dapat menyelesaikan makalah ini yang
membahas tentang “ Hadis-Hadis Yang Berkenaan Dengan Peserta Didik.
Sholawat dan salam pemakalah panjatkan kepada Nabi kita yang mulia
Muhammad SAW yang merupakan sosok teladan, sehingga perjalanan hidupnya
di jadikan sejarah oleh manusia untuk pedoman hidup bagi umatnya.
Dan tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembibing dalam
mata kuliah Hadis Tarbawi ibu Nurwidi Astuti, M. Pd serta semua pihak yang
telah mendukung dalam proses pembuatan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
A. KESIMPULAN ..................................................................................
B. DAFTAR PUSTAKA .........................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Peserta didik adalah orang yang memiliki potensi dasar , yang perlu dikembangkan
melalui pendidikan, baik melalui fisik maupun psikis, baik itu pendidikan di lingkungan
keluarga, sekolah, maupun di lingkungan masyarakat. Menurut pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20
tentang pendidikan Nasional, peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan
tertentu.
Potensi dasar yang dimiliki setiap orang sering di sebut fitrah, dalam mementukan fitrah
peran orang tua sangat penting dalam pendidikan. Secara kodrat anak memerlukan pendidikan
atau bimbingan karena dipahami sebagai kebutuhan dasar yang harus di miliki seorang anak.
Melalui pendidikan manusia dapat menemukan pengetahuan, kecakapan, dan keahlian dalam
kehidupannya.
Manusia adalah mahluk yamg imitasi (peniru), maka pendidikan harus diberikan kepada
anak supaya mampu mengembangkan fitrah yang di bawanya sejak lahir. Untuk itu pendidikan
kepada anak harus dioptimalkan sehingga potensinya dapat berkembang dan bermanfaat bagi
kehidupannya sekarang dan yang akan datang. Dengan pendidikan anak akan mampu mebedakan
antara yang baik dan yang buruk, benar dan salah, dan lain sebagainya sehingga hidupnya dapat
berkualitas dan dapat berhasil sesuai apa yang di inginkan.
Dalam makalah ini akan dipaparkan pengertian peserta didik, beberapa hadis tentang
keutamaan peserta didik, syarat-syarat peserta didik, dan karakteristik peserta didik.
B.RUMUS MASALAH
C.TUJUAN PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Secara etimologi peserta didik adalah anak didik yang mendapat pengajaran ilmu.
Sedangkan secara terminology peserta didik adalah anak atau individu yang mengalami
perubahan, pertumbuhan dan perkembangan, sehingga masih memerlukan bimbingan dan
arahan dalam membentuk kepribadian serta sebagai bagian struktural proses pendidikan.
Bengan kata lain peserta didik adalah seorang individu yang tengah mengalami fase
perkembangan atau pertumbuhan baik dari segi fisik, mental maupun psikis.
Sebagai individu yang tengah mengalami fase perkembangan tentu peserta didik
tersebut masih banyak memerlukan bantuan, bimbingan dan arahan untuk menuju
kesempurnaan. Hal ini dapat dicontohkan ketika seorang peserta didik berada pada usia
balita selalu mendapatkan bantuan dari orang tuanya. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa peserta didik merupakan barang mewah (raw material) yang harus
diolah dan dibentuk sehingga menjadi suatu produk pendidikan. Berdasarkan hal tersebut
secara singkat dapat dikatakan bahwa setiap peserta didik memiliki eksistensi atau
kehadiran dalam sebuah lingkungan, seperti halnya sekolah, keluarga, pesantren bahkan
dalam lingkungan masyarakat.
Dengan diakuinya keberadaan seorang peserta didik dalam konteks kehadiran dan
keindividuannya, maka tugas dari seorang pendidik adalah memberikan bantuan, arahan,
dan bimbingan kepada peserta didik menuju kesempurnaan atau sesuai dengan
kedewasaannya.
kriteria peseta didik :
Syamsul nizar mendeskripsikan enam kriteria peserta didik, yaitu:
a. Peserta didik bukanlah miniatur orang dewasa
b. peserta didik bukanlah miniatur orang dewasa tetapi memiliki dunianya sendiri
c. peserta didik memiliki periodasi perkembangan dan pertumbuhan
d. peserta didik adalah makhluk Allah yang memiliki perbedaan individu baik
disebabkan oleh faktor bawaan maupun lingkungan dimana ia berada.
e. peserta didik merupakan dua unsur utama jasmani dan rohani, unsur jasmani
memiliki daya fisik, dan unsur rohani memiliki daya akal hati nurani dan nafsu
f. peserta didik adalah manusia yang memiliki potensi atau fitrah yang dapat
dikembangkan dan berkembang secara dinamis.
Di dalam proses pendidikan seorang peserta didik yang berpotensi adalah objek atau tujuan dari
sebuah sistem pendidikan yang secara langsung berperan sebagai subyek atau individu yang
perlu mendapat pengakuan dari lingkungan sesuai dengan keberadaan individu itu sendiri.
Sehingga dengan pengakuan tersebut seorang peserta didik akan mengenal lingkungan dan
mampu berkembang dan membentuk kepribadian sesuai dengan lingkungan yang dipilihnya dan
mampu mempertanggungjawabkan perbuatannya pada lingkungan tersebut. Sehingga agar
seorang pendidik harus
4. Kepribadiannya.
mampu memahami peserta didik beserta segala karakteristiknya. Adapun hal-hal yang
harus dipahami adalah:
1. kebutuhannya
2. dimensi-dimensinya
3. intelegensinya
1. Terhindar dari Kutukan Allah
ٌ َم ْلع ٌ َم ْلعُونَة ال ُّد ْنيَا إِ َّن َأَال يَقُو ُل َو َسلَّ َم َعلَ ْي ِه ُ هَّللا صلَّى
َوعَالِ ٌم ُ َواالَه َو َما ِ هَّللا ِذ ْك ُر َّإِال فِيهَا َما ُون َ ِ هَّللا َرسُو َل ْت
ُ َس ِمع يَقُو ُل َهُ َر ْي َرة أبى عن
الترمذى رواه . ُمتَ َعلِّ ٌم ْأَو
Dari Abu Hurairah, ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya dunia
dan isinya terkutuk, kecuali zikrullah dan hal-hal terkait dengannya, alim (guru), dan peserta
didik.
Dari hadis di atas jelaslah bahwa salah satu yang tidak terhindar dari kutukan Allah adalah pesert
a didik, hal ini karena peserta didik merupakan sosok yang sedang mencari kebenaran yaitu deng
an menuntut ilmu, sehingga ketika pendidik telah memiliki ilmu derajatnya akan di angkat oleh
Allah SWT. Sebagaimana yang di sampaikan dalam surat Al-Mujadalah ayat 11 yang artinya;
Potongan ayat yang mengangkat derajat orang yang di beri ilmu di atas tidak hany di tujukan kep
ada ulama saja, tetapi lebih luas juga mengacu kepada peserta didik, karena peserta didik merupa
kan orang sedang mencari ilmu dan ilmu tersebut merupakan pemberian Allah disamping usaha
yang dilakukannya.
Sebagai pendidik harus bisa memahami dan menghargai keutamaan pada peserta didik tersebut,
agar terjadinya dalam proses pembelajaran rasa saling menghargai, menghormati serta saling me
nyayangi.
2. Menempati Posisi Terbaik
َ ِ هَّللا َرسُو ُل قَا َل قَا َل َأُ َما َمة أَبِي ع َْن
ِ َش ِري َك َو ْال ُمتَ َعلِّ ُم ْال َعالِ ُم … ْال ِع ْل ِم بِهَ َذا َعلَ ْي ُك ْم َو َسلَّ َم َعلَ ْي ِه ُ هَّللا صلَّى
ال َسائِ ِر فِي خَ ي َْر َ َوال االَجْ ِر فِي ان
ِ َّن
الطبرانى رواه .اس
Dari Abi Umamah, ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: hendaklah kamu ambil ilmu ini. ... Or
ang alim (pendidik) dan muta'allim (peserta didik) berserikat dalam pahala dan tidak ada ma
nusia yang lebih baik daripadanya.
Dalam hadis diatas, dapat dipahami bahwa pendidik dan peseta didik merupakan manusia yang
lebih baik. hal ini perlu diperhatikan oleh pendidik agar tidak terjadinya otoriter dalam mengajar
, serta guru merasa lebih sombong di depan peserta didiknya.
Terdapat juga dalam hadis lain, yaitu:
البخارى رواه .ُ َو َعلَّ َمه َ ْالقُرْ آن تَ َعلَّ َم َم ْن ضلَ ُك ْم
َ أَ ْف إِ َّن َو َسلَّ َم َعلَ ْي ِه ُ هَّللا صلَّى
َ النَّبِ ُّي قَا َل قَا َل َ َعفَّان ْب ِن َع ُْث َمان ع َْن
Usman ibn Affan berkata, Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya orang yang paling utama d
i antara kamu adalah orang yang mempelajari Alquran dan mengajarkannya.
Hadis ini menjelaskan orang yang paling utama adalah yang mempelajari al-Qur’an dan mengaja
rkannya. Dalam hal ini pemakalah berpendapat bahwa segala bentuk ilmu
pengetahuan yang benar berasal atau ada dalam al Qur’an.
Maka peserta didik yang mempelajari ilmu agama akan tergolong kepada orang yang utama
seperti yang katakan dalam hadis tersebut.
ُ فَقُ ْل ،ُلَه بُرْ ٍد َعلَى ْال َم ْس ِج ِد فِي ُمتَّ ِك ٌئ َوه َُو َو َسلَّ ْم َعلَ ْي ِه ُ هَّللا صلَّى
َر ُس ‘و يَا :ُلَه ت ُ أَتَي :ال
َ ِ هَّللا َرسُو َل ْت َ َق ، ُّ ْال ُم َرا ِدي َعسَّا ٍل بن ُص ْف َوان
َ عن
َّ َحت ْض‘ا ُ بَع ُيَرْ َكب ثُ َّم ،بِأَجْ نِ َحتِهَا ُ َوتُ ِظلُّه ُ ْال َمالئِ َكة ُلَتَ ُحفُّه ْال ِع ْل ِم ُطَالِب ، ْال ِع ْل ِم ب
ً بَع ُْض‘ه ْ َأ ت
ِ بطال " َمرْ َحبًا:فَقَا َل ، ْال ِع ْل َم ُطلُب ُ ِج ْئ إِنِّي ،ِ هَّللا َل
ْ ت َ ِج ْئت فَ َما ، ُطلُب
الطبرانى رواه .َطلُبُ ؟ ْ َي لِ َما حُ بِّ ِه ْم ِم ْن ال ُّد ْنيَا ال َّس َما َء يَ ْبلُ ُغوا ى
Shafwan ibn 'Assal al-Muradiy berkata, Saya datang kepada Rasulullah saw. , waktu itu, ia s
edang berada di masjid. Saya berkata kepadanya: Ya Rasulullah! Saya datang untuk menunt
ut ilmu. Beliau berkata: Selamat datang penuntut ilmu. Penuntut ilmu dihargai dan disanjung
oleh malaikat dan dilindunginya dengan sayapnya. Kemudian mereka belomba-lomba untuk
mencapai langit dunia karena senang kepada apa yang ia tuntut. Maka kapan kamu belajar?
Hadis menggambarkan betapa mulianya orang yang menuntut ilmu sehingga Rasulullah mengata
kan: “ penuntut ilmu dihargai dan disanjung serta dilindungi oleh sayap malaikat”. Hal ini karena
penuntut ilmu merupakan orang yang ingin mencari hakikat kebenaran.
C. Syarat-syarat Peserta didik
1. Peserta Didik harus Ikhlas
Ikhlas menurut bahasa adalah jujur dan tulus. Kata ikhlas berasal dari masdar akhlasa, yukhlisu,
ikhlasan yang berarti murni dan tampa campuran. Dari defenisi tersebut maka ikhlas dapa di arti
kan dengan pemurnian niat yang di kotori oleh ambisi pribadi dan sifat ingin dipuji orang lain ke
pada niat semata-mata untuk mengharap ridho Allah swt dalam melakukan perbuatan.
Ikhlas merupakan syarat yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik, karena dengan ikhlas pese
rta didik akan lebih mudah menerima dan memahami pelajaran yang di berikan oleh pendidik. Se
baliknya jika peserta didik tidak memiliki keikhlasan maka ilmu yang akan merasa sulit dipaham
i
bahkan Rasulullah mengatakan tidak akan mencium bau sorga, sebagaimana sabdanya yang berb
unyi:
2. Menghormati Guru
Guru merupakan orang tua kedua setelah yang melahirkan kita, karena dialah yang mendidik kita
dengan penuh kesabaran sehingga kita menjadi orang yang berilmu. Maka sebagai peserta didik
haruslah menghargai dan menghormati pendidiknya. Keharusan menghormati pendidik tersebut t
ergambar dalam hadis Rasulullah, yaitu:
ْ ‘ر
لِ َعالِ ِمنَ‘‘ا ف ِ ‘ َويَ ْع يرنَا َ ِ َكب يُ ِج َّل لَ ْم َم ْن أُ َّمتِي ِم ْن ْس
َ َويَرْ َح ْم يرنَا
َ ص ِغ َ َق َو َسلَّ َم َعلَ ْي ِه ُ هَّللا صلَّى
َ لَي ال َ َرس أَ َّن ت
َ ِ هَّللا ُول ِ الصَّا ِم ب ِْن َ ُعبَا َدة ع َْن
أحمد رواه . َهَارُون ِم ْن أَنَا ُ َو َس ِم ْعتُه ِ هَّللا َعبْد قَا َل َُحقَّه
Ubadah ibn Shamit meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda: Tidaklah termasuk umatku
orang yang tidak memuliakan orang-orang dewasa, tidak menyayangi yang kecil dan tidak m
engenal hak-hak orang alim (guru).
Dalam hadis di atas jelaslah bahwa peserta didik harus menghormati pendidiknya, sehingga Ras
ulullah mengatakan bahwa peserta didik yang tidak menghargai dan menghormati pendidiknya b
ukanlah umatnya.
D. Karakteristik Peserta Didik
1. Memiliki potensi
Semua manusia di lahirkan dalam keadaan fitrah yaitu suci, sebagian ulama mengatakan bahwa f
itrah tersebut adalah potensi beragama. Sebagaimana hadis Rasulullah Saw yang berbunyi:
ْ ِ ْالف َعلَى يُولَ ُد َموْ لُو ٍد ُّ ُكل َو َسلَّ َم َعلَ ْي ِه ُ هَّللا صلَّى
ِّيُ َمج ْأَو يُنَصِّ َرانِ ِه ْأَو يُهَ ِّودَانِ ِه ُفَأَبَ َواه ط َر ِة ِ َر َهُ َر ْي َرة أَبِي ع َْن
َ َق قَا َل ُ َع ْنه ُ هَّللا ض َي
َ النَّبِ ُّي ال
وغيره ومالك والنسائى والترمذى وأبوداود ومسلم البخارى رواه . َج ْدعَا َء فِ ْيهَا تَ َرى ْهَل ، ‘َ ْالبَ ِه ْي َمة تُ ْنتَ ُج ْالبَ ِه ْي َم ِ‘ة َك َمثَ ِل َسانِ ِه
Abi Hurairah RA meriwayatkan bahwa Nabi SAW. bersabda “Setiap anak dilahirkan menurut f
itrah (potensi beragama Islam). Selanjutnya, kedua orang tuanyalah yang membelokkannya m
enjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi bagaikan binatang melahirkan binatang, apakah kamu m
elihat kekurangan padanya?
Dari hadis di atas ada dua hal yang dapat di pahami yaitu, pertama: setiap mannusia yang lahir
memiliki potensi, baik potensi beragama potensi menjadi orang baik, potensi menjadi orang jahat
dan potensi yang lainya. Kedua: potensi tersebut dapat dipengaruhi oleh lingkungan terutama ora
ng tua karena merekalah yang pertama yang sangat berperan dalam menjadikan anaknya menjadi
yahudi, nasrani dan majusi.
Konsep hadis tersebut sesuai dengan teori konvergensi pada perkembangan peserta didik, yang b
erpendapat bahwa setiap anak yang lahir, dalam perkembangannya di pengaruhi oleh keturunan
dan lingkungan. Yaitu setiap anak yang lahir akan di pengaruhi oleh keturunannya, contoh anak
yang terlahir dari keluarga yang baik-baik tentunya dia akan menjadi anak yang baik serta di pen
garuhi oleh ingkungannya. Hanya saja dalam konsep hadis di atas secara umum manusia lahir m
emiliki potensi yang sama.
2. Memiliki Kemuliaan (Martabat)
Sehubungan dengan ini ditemukan hadis antara lain:
القضائى رواه .آدَابَهُ ْم َوأَحْ ِسنُوْ ا أَوْ الَ َد ُك ْم أَ ْك ِر ُموْ ا « : يقول وسلم عليه هللا صلى هللا رسول ، سمعت : قال ، أنس عن
Dari Anas, saya mendengarkan Rasulullah saw. bersabda: muliakanlah anak-anakmu dan ba
guskanlah pendidikannya.
Hadis tersebut memang perintah kepada orangtua untuk memuliakan dan mendidik anaknya den
gan bagus, akan tetapi dapat juga kita pahami dari hadis tersebut tertuju kepada peserta didik, di
mana seorang peserta didik harus memiliki kemulian atau martabat.
Adapun diantara membaguskan pendidikan anak pada hadis diatas menurut hemat pemakalah yai
tu: memberikan pemahaman-pemahaman kepada anak, memberikan teladan, memilihkan lembag
a pendidikan yang baik bagi perkembangan anaknnya serta memilihkan teman sebaya yang tida
k akan menjerumuskan anaknya kepada jalan yang tidak baik.
3. Memiliki Kesamaan Derajat
Adapun kesamaan derajat yang di maksud di sini adalah tidak adanya perbedaan antara jenis kela
min, perbedaan suku, warna kulit dll dalam menuntut ilmu. Setiap manusia sama hanya saja perb
edaannya pada tingkat ketakwaannya.
Hadis ini memggambarkan perbedaan antara manusia dalam kemampuan belajar, memahami dan
mengingatnya. Menurut Muhammad Utsman Najati, ketiga kemampuan ini tergolong dalam pen
gertian intelektualitas. berdasrkan hadis ini maka dapat di pahami bahwa intelektualitas manusia
dapat di kualifikasikan dalam tiga golongan, yaitu: Seperti tanah subur, Yang berarti orang
dalam golongan ini mampu belajar, menghafal, da mengajarkan ilmu yang ia miliki kepada oran
g lain. Seperti tanah gersang, yang berarti orang dalam golongan ini mampu menjaga dan mengaj
arkannya kepada orang lain, tetapi ilmu yang dia miliki tidak bermamfaat pada dirinya sendiri. S
eperti tanah tandus, orang dalam golongan ini tidak tertarik , apalagi menghafal dan mengajarkan
kepada orang lain.
Dengan demikian sebagai seorang pendidik memang harus bisa memahami perbedaan kecerdasa
an peserta didik, sehingga pendidik dapat memilih metode, pendekatan dan media yang tepat seh
ingga semua peserta didik dapat mencerna materi pelajaran dengan baik. hal ini dapat dilakukan
oleh pendidik dengan mengaplikasikan metode pembelajaran yang bervariasi dan media yanng b
eragam.
5. Memiliki Perbedaan Emosional
ب َ ْالغ َس ‘ ِري ُع َو ِم ْنهُ ْم ْالفَ ْى ِء َس ِري َع ب
ِ ‘ َض َ ْالغ ْالبَ ِطى َء ِم ْنهُ ُم َوإِ َّن َأَال ... وسلم عليه هللا صلى ِ هَّللا َرسُو ُل قال ى
ِ َض ِّ ْال ُخ ْد ِر َس ِعي ٍ‘د أَبِى ع َْن
ْال َغ َس ‘ ِري ُع َو َش ‘رُّ هُ ْم َأَال ْالفَ ْى ِء َس ‘ ِري ُع ب َ ْال َغ بَ ِطى ُء َوخَ ْي ُرهُ ْم َأَال ْالفَ ْى ِء بَ ِطى َء ب
ِ ض َ ْال َغ َس ِري َع ِم ْنهُ ْم َوإِ َّن َأَال ك
ِ ض َ بِتِ ْل ك
َ فَتِ ْل ْالفَ ْى ِء َس ِري ُع
الترمذى رواه .... ْالفَ ْى ِء بَ ِطى ُء ب
ِ ض
َ
Dari Abi Sa'id al-Khudriy, ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda: Ingatlah, di antara anak N
abi Adam AS itu ada yang lambat marah dan cepat terkendali. Ada pula yang cepat marah d
an cepat pula terkendali. Ingatlah, di antara anak Nabi Adam AS itu ada yang cepat marah
dan lambat terkendali. Ingatlah, sebaik-baik mereka ialah yang lambat marahnya dan cepat t
erkendalinya. Ingatlah, seburuk-buruk anak Nabi Adam ialah yang cepat marahnya dan lamb
at terkendalinya.
Berdasarkan hadis di atas, Muhammad Utsman Najasi mengelompokkan tingkat emosi ke
marahan manusia kedalam tiga tingkatan. Pertama, orang yang emosi kemarahannya lambat, jar
ang mengepresikan kemarahannya, kalaupun ia marah ia akan cepat mengendalikan emosinya ke
marahannya. Orang semacam ini dikategorikan sebagai manusia yang sangat mulia. Kedua,orang
yang emosi kemarahannya terlalu cepat tetapi ia juga cepat mengendalikannya. Ketiga, orang ya
ng emosi kemarahannya terlalu cepat muncul, dia sulit mengendalikannya kecuali dalam waktu y
ang lama. Orang semacam inilah dikategorikan sebagai manusia yang paling buruk.
Perbedaan pada peserta didik perlu dipahami oleh seorang pendidik agar jangan terlalu ge
gabah dalam merespon aksi peserta didiknya. Pendidik tidak boleh mengatasi gejolak emosi
peserta didik dengan luapan emosi pula. Ia harus dapat memperlihatkan kesabaran, ketulusan dan
kasih sayangnya tampa menyimpan rasa dendam. Hal ini agar peserta didik bisa menghargai dan
menghormati pendidiknya.
BAB 3
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa peserta didik adalah orang yang
mempunyai potensi dasar yang perlu di kembangkan melalui pendidikan, baik dari segi fisik
maupun psikis melalui proses pendidikan tertentu.
Kemudian terdapat beberapa hadis yang menjelaskan tentang keutamaan peserta didik,
diantaranya menjelaskan bahwa salah satu yang terhidar dari kutukan Allah adalah peserta didik
yang sedang mencari kebenaran dengan menuntut ilmu, dan peserta didik menepati posisi yang
lebih baik.
Adapun penjelasan syarat-syarat peserta didik yaitu, pertama peserta didik harus ikhlas.
Ikhlas merupakan syarat yang harus di miliki peserta didik, karena dengan ikhlas peserta didik
akan lebih mudah dan memahami pelajaran yang di berikan oleh pendidik. Kedua peserta didik
harus menghormati guru, karena guru merupakan orang tua kedua setelah orang tua yang
melahirkan kita, dialah yang mendidik kita dengan penuh kesabaran sehingga kita menjadi orang
yang berilmu.
Demikian makalah ini kami buat. Kami sadar bahwa dalam makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan dan kesalahan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari para
pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah kami selanjutnya. Semoga makalah
ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2006
Al-Tirmiziy, Juz 3
Al-Thabraniy, Al-Mu'jam al-Kabir, Juz 8, h. 20 dalam Al-Maktabah al-Syamilah Al-
Bukhariy, Juz 3, h. 2084Al-Thabraniy, Al-Mu'jam al-Kabir, Juz 7, dalam Al-
Maktabah al-Syamilah
Abu Bakar, Hadis Tarbiiyah, Surabaya: al-Iklas, 1995
Al-Thabraniy, Al-Mu'jam al-Kabir, Juz 14, dalam Al-Maktabah al- syamilah
Al-Tirmiziy, Op.cit., Juz 4, h. 141Ahmad Ibn Hanbal, Op.cit., Juz 49, h. 425, dalam Al-
Maktabah al-SyamilahAl-Bukhariy, Op.cit., juz 1, h. 532A-Qadha'iy, Musnad al-Syihab
al-Qadha'iy, juz 3, dalam al-Maktabah al-Syamilah
Ahmad ibn Hanbal, Op.cit., Juz 51, dalam al-Maktabah al-Syamilah
Al-Bukhariy, Juz 1,
11
10