Dosen pengampu
Mahfudz, M.Pd.I
Disusun oleh :
Andin Ramadhani Saputri: 2301011058
FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM TRIBAKTI LIRBOYO KEDIRI
FEBRUARI 2024
0
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT,
karena dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, akhirnya kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Hadist Sebagai Sumber Ajaran Islam.”.
Makalah yang kami susun ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Studi
Hadist Kami menyadari, makalah yang kami susun ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan dari berbagai
pihak. Sebagai manusia biasa, kami berusaha dengan sebaik-baiknya dan
semaksimal mungkin, dan sebagai manusia biasa juga kami tidak luput dari
segala kesalahan dan kekhilafan dalam menyusun makalah ini.
Pada kesempatan ini dengan penuh rasa hormat kami haturkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Bapak Mahfudz, M.Pd.I selaku dosen
pengampu mata kuliah yang bersangkutan yang telah membimbing dan
membagi ilmunya kepada kami sehingga dapat terselesaikannya makalah
ini.Tak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan seperjuangan
dan semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat kami
selesaikan tepat pada waktunya.Akhirnya kami berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kami dan umumnya bagi semua pihak yang
berkepentingan.
Penyusun
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hadits Nabi merupakan sumber ajaran Islam, di samping al-Qur'an. "Hadits atau disebut juga
dengan Sunnah, adalah segala sesuatu yang bersumber atau didasarkan kepada Nabi SAW.,
baik berupa perkataan, perbuatan, atau taqrir-nya. Hadits, sebagai sumber ajaran Islam
setelah al-Qur'an, sejarah perjalanan hadits tidak terpisahkan dari sejarah perjalanan Islam itu
sendiri.Hadits Nabi yang berkembang pada zaman Nabi (sumber aslinya), lebih banyak
berlangsung secara hafalan daripada secara tulisan. Penyebabnya adalah Nabi sendiri
melarang para sahabat untuk menulis hadits-nya, dan menurut penulis karakter orang-orang
Arab sangat kuat hafalannya dan suka menghafal, dan ada kekhawatiran bercampur dengan
al-Qur'an. Dengan kenyataan ini, sangat logis sekali bahwa tidak seluruh hadits Nabi
terdokumentasi pada zaman Nabi secara keseluruhan. Pada realitas kehidupan masyarakat
muslim, perkembangan hadits Nabi secara kuantitatif cukup banyak sekali. Selain
perkembangan hadits yang cukup banyak, juga banyak istilah-istilah yang digunakan. Pada
masyarakat umum yang dikenal adalah Hadits dan as-Sunnah, sedangkan pada kelompok
tertentu, dikenal istilah Khabar dan Atsar. Untuk itu, pada pembahasan makalah ini,
pemakalah akan menyoroti : (1) pengertian Hadits, dan perbedaan Hadits dengan al-Khabar,
dan al-Atsar.
B. Rumusan Masalah :
2
3
C. Tujuan Pembahasan
5. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan antara Hadis, Khabar, dan Atsar?
BAB II
3
4
PEMBAHASAN
Pengertian hadits menurut bahasa dan istilah dapat kamu pahami dengan
atau "naratif". Kata Hadits juga berarti al-khabar (berita), yaitu sesuatu
Pengertian hadits menurut bahasa dan istilah ini tentunya perlu kamu ikuti
dengan pemahaman dari para ahli. Pengertian hadits menurut bahasa dan
4
5
Pengertian hadits menurut bahasa dan istilah pada intinya bisa dimaknai
Nabi Muhammad SAW yang dijadikan hukum syariat Islam selain Al-
Qur’an.
juga perlu mengetahui siapa saja ulama-ulama ahlul hadits. Ada banyak
Imam Ahmad, Imam Abu Daud, Imam Ibnu Majah, dan Imam Nasa’i.
adalah aturan agama yang didasarkan atas segala apa yang dinukilkan
menjalani hidupnya.
5
6
A.Sunah
Pengertian sunnah atau sunah secara etimologi adalah kata dalam Bahasa
pengertian sunnah adalah jalan yang ditempuh oleh rasulullah dan para
dalam hal ini kedudukan hadis merupakan sumber hukum kedua setelah
al-Qur'an.
sunnah merupakan bagian dari teladan terbaik umat Islam, yaitu Nabi
dan taqririyyah.
C. Khabar
khabar menurut bahasa adalah warta atau berita yang disampaikan dari
segala bentuk berita, baik yang datang dari Rasulullah SAW, sahabat
6
7
Khabar ini mencakup hadits marfu', hadits mauquf, dan hadits maqthu.
Oleh karena itu, ada juga yang menyebut bahwa khabar adalah segala
segala hal yang diriwayatkan, baik yang datang dari Rasulullah SAW
D. Atsar
Al-atsar dalam bahasa artinya adalah sisa ()َب ِقّي ُة الَّش ئ, sedangkan menurut
b) menurut ulama lain, seperti ulama Khurasan atsar untuk hadits mauquf
c) ahli hadits lain mengatakan tidak sama, yaitu khabar, berasal dari nabi,
untuk maksud yang sama, yaitu bahwa hadits disebut juga dengan sunnah,
7
8
khabar atau atsar. Begitu juga sunnah bisa disebut dengan hadits, khabar,
atsar. Maka hadits mutawatir disebut juga sunnah mutawatir, begitu juga
hadits shahih dapat juga disebut dengan sunnah shahih, khabar shahih
Dari beberapa uraian tentang hadits diatas dapat ditarik bahwa, baik
yaitu atsar berlaku bagi segala sesuatu dari Nabi maupun yang selain dari
Nabi SAW, sedangkan khabar khusus bagi segala sesuatu dari Nabi SAW
tabi’in.
Mas’ud:
) السنة أن يكبر اإلمام الفطر ويوم األضحى حين يجلس على المنبر قبل الخطبة تسع تكبيرات (رواه البيهقي
8
9
Artinya:Menurut sunnah hendaklah imam bertakbir pada hari raya fitri dan
A. Sanad
seluruh penutur mulai dari orang yang mencatat hadits tersebut dalam
Syu’bah, dari Qatadah dari Anas dari Rasulullah SAW beliau bersabda:
9
10
Yahya > Syu’bah > Qatadah > Anas > Nabi Muhammad SAW.
tiap thabaqah sanad akan menentukan derajat hadits tersebut, hal ini
sanadnya adalah :
- Keutuhan sanadnya
- Jumlahnya
- Perawi akhirnya
datangnya Islam. Hal ini diterapkan di dalam mengutip berbagai buku dan
a. Isnad
ahli hadits menyatakan bahwa kata isnad bermakna sama dengan kata
10
11
Mubarak, isnad termasuk bagian dari agama, seandainya tidak ada isnad
b. Musnid
seorang diri.
c. Musnad
Matan Hadits
Secara harfiyah matan berasal dari bahasa Arab matan yang berarti apa saja
yang menonjol dari (permukaan) bumi, berarti juga sesuatu yang tampak jelas,
menonjol, punggung jalan atau bagian tanah yang keras dan menonjol ke atas,
matan al-ard berarti lapisan luar/kulit bumi, dan yang berarti kuat/kokoh.
Sedangkan menurut peristilahan Ilmu Hadits, al-Badr bin Jama'ah
Memberikan batasan pengertian matan yakni:
- Matan adalah redaksi (kalam) yang berada pada ujung sanad.
11
12
. Mukharrij
12
13
Makna harfiah kata mukharrij yang berasal dari kata kharaja adalah orang
yang mengeluarkan. Makna tersebut juga bisa didatangkan dari kata akhraja dengan
isim fa’ilnya mukharrij. Menurut para ahli hadits, yang dimaksud dengan mukharrij
adalah sebagai berikut: (Mukharrij atau mukharrij: orang yang berperan dalam
pengumpulan hadits). Dapat juga didefinisikan Mukharrij Hadits adalah orang yang
menyebutkan perawi hadits. Istilah ini berbeda dengan al-muhdits/al-muhaddits yang
memiliki keahlian tentang proses perjalanan hadits serta banyak mengetahui nama-
nama perawi, matan-matan dengan jalur-jalur periwayatannya, dan kelemahan
hadits
Siapapun dapat disebut sebagai mukharrij ketika ia menginformasikan
sebuah hadits baik dalam bentuk lisan maupun tulisan dengan menyertakan
sanadnya secara lengkap sebagai bukti yang dapat dipertanggung jawabkan tentang
kesejarahan transmisi hadits. Yang pasti, mukharrij merupakan perawi terakhir
(orang yang terakhir kali menginformasikan ) dalam silsilah mata rantai sanad.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa apa yang dimaksud dengan
mukharrij atau mukharrij adalah perawi hadits (rawi), atau orang-orang yang telah
berhasil menyusun kitab berupa kumpulan hadits, seperti al-Bukhari, Muslim, Malik,
Ahmad, dsb. Dalam contoh hadits di atas al-Bukhari adalah seorang mukharrij /
mukharrij / rawi bagi sebuah hadits.
Setiap orang yang bergelut dalam bidang hadits dapat digolongkan menjadi
beberapa tingkatan antara lain sebagai berikut:
1. Al-Talib; adalah orang yang sedang belajar hadits.
2. Al-Muhadditsin; adalah orang yang mendalami dan menganalisis hadits
dari segi riwayah dan dirayah.
3. Al-Hafidz; adalah orang yang hafal minimal 100.000 hadits.
4. Al-Hujjah; adalah orang yang hafal minimal 300.000 hadits.
5. Al-Hakim; adalah orang yang menguasai hal-hal yang berhubungan
dengan hadits secara keseluruhan baik ilmu maupun mushthalahul hadits.
6. Amirul Mukminin fil hadits; ini adalah tingkatan yang paling tinggi.
Menurut syeikh Fathuddin bin Sayyid al-Naas, al-muhaddits pada zaman
sekarang adalah orang yang bergelut/sibuk mempelajari hadits baik riwayat maupun
dirayah, mengkombinasikan perawinya dengan mempelajari para perawi yang
semasa dengan perawi lain sampai mendalam, sehingga ia mampu mengetahui
guru dan gurunya guru perawi sampai seterusnya.
13
14
1. Bayan At-Taqrir
Bayan At-Taqrir adalah salah satu fungsi hadits untuk memperjelas isi yang
2.Bayan At-Tafsir
Fungsi hadits selanjutnya adalah Bayan At-Tafsir, yakni menafsirkan isi Alquran
yang masih bersifat umum (mujmal).Selain itu, hadits juga bermanfaat untuk
memberikan batasan terhadap ayat-ayat Alquran yang sifatnya mutlak.Dengan kata
lain, penafsiran terhadap Al Quran akan dirincikan secara lebih detail di dalam
hadits. Sebagai contoh, dalam sebuah hadits Muslim dijelaskan mengenai hukum
pencurian dalam Islam.
Hadits ini menjelaskan tentang hukum mencuri yang dikatakan dalam surat Al-
Maidah ayat 38, bunyinya sebagai berikut:
َو ٱلَّساِر ُق َو ٱلَّساِر َقُة َف ٱْقَط ُع ٓو ۟ا َأْي ِدَي ُهَم ا َج َز ٓاًۢء ِبَم ا َك َسَب ا َن َٰك اًل ِّم َن ٱِهَّللۗ َو ٱُهَّلل َع ِز يٌز َح ِكيٌم
Artinya: “Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan
keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai
siksaan dari Allah.” (QS. Al-Maidah: 38)
3. Bayan At-Tasyri
14
15
Bayan At-Tasyri artinya memberikan kepastian hukum Islam yang tidak dijelaskan di
dalam Alquran. Dengan adanya hadits, umat Islam bisa lebih memahami hukum
yang dijelaskan dalam Alquran.
Contoh dari Bayan At-Tasyri bisa dilihat dari hadits riwayat Muslim yang
menjelaskan tentang zakat fitrah.
“Rasulullah telah mewajibkan zakat fitrah kepada umat Islam pada bulan Ramadan
satu sha’ kurma atau gandum untuk setiap orang, baik merdeka atau hamba, laki-
laki atau perempuan.” (HR. Muslim)
Hadits tersebut memperjelas hukum zakat fitrah yang terdapat dalam surat At-
Taubah ayat 103, yakni:
ُخ ْذ ِمْن َاْم َو اِلِه ْم َص َد َقًة ُتَط ِّهُرُه ْم َو ُت َز ِّك ْي ِه ْم ِبَه ا َو َص ِّل َع َلْي ِه ْۗم ِاَّن َص ٰل وَت َك َس َك ٌن َّلُهْۗم َو ُهّٰللا َسِم ْيٌع َع ِلْي ٌم
Artinya: “Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan mensucikan
mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan)
ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (QS.
At-Taubah: 103)
4.Bayan Nasakh
Fungsi hadits yang terakhir adalah Bayan Nasakh, artinya untuk mengganti
ketentuan terdahulu.Fungsi Bayan Nasakh ini bisa dilihat dalam sebuah hadits
Hal ini mengacu pada ketentuan ahli waris yang dijelaskan dalam surat Al-Baqarah
ُك ِتَب َع َلْي ُك ْم ِاَذ ا َح َضَر َاَح َد ُك ُم اْلَم ْو ُت ِاْن َت َر َك َخ ْيًر اۖ ۨ اْلَو ِص َّي ُة ِلْلَو اِلَد ْي ِن َو اَاْلْق َر ِبْي َن ِباْلَم ْع ُرْو ِۚف َح ًّقا َع َلى اْلُم َّت ِقْي َن
15
16
(tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-
bapak dan karib kerabat secara ma’ruf. (ini adalah) kewajiban atas orang-orang
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
16
17
menurut yang lainnya adalah “Segala sesuatu yang bersumber dari Nabi,
kepada orang lain.” Menurut ahli hadits, khabar sama dengan hadits.
Keduanya dapat dipakai untuk sesuatu yang marfu’, mauquf, dan maqthu’,
dan mencakup segala sesuatu yang datang dari Nabi, sahabat, dan tabi’in.
Adapun atsar berdasarkan bahasa sama pula dengan khabar, hadits, dan
antara ulama. “Jumhur ahli hadits mengatakan bahwa Atsar sama dengan
khabar, yaitu sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW., sahabat, dan
B. Saran
17
18
18
19
DAFTAR RUJUKAN
2002.
19