1
Kandungan senyawa kimia dalam daun teh terdiri dari tiga kelompok besar
yang masing-masing memiliki manfaat bagi kesehatan antara lain polifenol, kafein
dan essential oil. Polifenol merupakan antioksidan jenis bioflavonoid yang 100 kali
lebih efektif dari vitamin C dan 25 kali dari vitamin E. Unsur kafein dalam teh lebih
sedikit dibandingkan kopi, tetapi kafein dalam teh juga memliki manfaat yang baik
bagi kesehatan. Essential oil yang terdapat dalam teh hijau sendiri memiliki peranan
dalam pembentukan aroma.
Teh merupakan salah satu minuman yang mengandung senyawa
antioksidan. Kandungan polifenol dalam teh inilah yang berfungsi sebagai
antioksidan. Minuman yang berbahan dasar teh yang juga mempunyai aktivitas
antioksidan adalah kombucha. Kultur kombucha merupakan kumpulan dari bakteri
dan jamur yang membentuk substansi gelatinoid yang tumbuh mengikuti
wadahnya. Mikroba dalam kombucha menghasilkan enzim yang dapat mengubah
kandungan gula menjadi berbagai jenis asam, vitamin, dan senyawa alkohol yang
berkhasiat.
Daun teh hijau terdapat kandungan polifenol, kafein, dan essential oil yang
memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Manfaat teh hijau sendiri bagi kesehatan
antara lain menurunkan kadar kolesterol, mencegah kanker, memperlancar aliran
darah, meningkatkan daya ingatan, dan dapat memperlancar pencernaan. Teh juga
mengandung vitamin E, C, dan A.
Pada dasarnya dalam pembuatan kombucha yang paling penting adalah
gula, karena gula adalah sumber makanan bagi mikrobia kultur kombucha. Jenis
gula sebagai sumber karbon yang sering digunakan dalam pembuatan kombucha
adalah gula pasir. Hasil penelitian tentang pengaruh konsentrasi gula dan starter
kombucha terhadap mutu teh kombucha didapatkan teh kombucha dengan kualitas
rasa terbaik diperoleh dari perlakuan kombinasi antara konsentrasi gula 20%
dengan konsentrasi starter kombucha 20%. Konsentrasi gula dan konsentrasi starter
kombucha berpengaruh nyata terhadap karakteristik rasa teh kombucha.
Penelitian sebelumnya oleh Rosnawiyata Simanjuntak dan Natalina Siahaan
(2011) yang berjudul: “Pengaruh Konsentrasi Gula dan Lama Fermentasi terhadap
Mutu Teh Kombucha” menunjukkan hasil mutu teh kombucha yang dihasilkan
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain konsentrasi gula yang ditambahkan
2
dan lama fermentasi untuk menguraikan gula oleh kultur mikroba yang digunakan.
Untuk mengetahui berapa besar pengaruh pemberian gula dengan konsentrasi yang
berbeda dan lama fermentasi terhadap mutu teh kombucha. Lama fermentasi
memberi pengaruh terhadap parameter yang diamati. Semakin lama fermentasi
maka total asam, nilai organoleptik aroma semakin meningkat, sedangkan nilai
organoleptik warna dan rasa semakin menurun.
Proses fermentasi juga tidak kalah penting dalam pembuatan kombucha.
Fermentasi pada kombucha dilakukan oleh kultur kombucha dengan mengubah
glukosa menjadi alkohol dan CO2 kemudian bereaksi dengan air membentuk asam
karbonat. Alkohol akan teroksidasi menjadi asam asetat. Asam glukonat terbentuk
dari oksidasi glukosa oleh bakteri dari genus Acetobacter. Kultur dalam waktu
bersamaan akan menghasilkan asam-asam organik lainnya. Bakteri Acetobacter
xylinum mengubah gula menjadi selulosa yang disebut nata dan melayang
dipermukaan medium (Hasruddin dan Nanda, 2015).
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
Pada saat terjadinya proses fermentasi akan dihasilkan asam-asam yang
mudah menguap, diantaranya asam laktat, asam asetat, asam formiat, asam butirat
dan asam propionat. Asam asetat lebih banyak diproduksi pada konsentrasi gula
yang tinggi, sedangkan asam butirat, asam formiat dan asam propionat dijumpai
dalam jumlah kecil. Jumlah asam asetat yang diperoleh tergantung jenis dan kondisi
fermentasi.
Pada proses fermentasi, gula dalam minuman teh digunakan sebagai sumber
nutrisi, yang kemudian diubah menjadi alkohol dan karbondioksida. Gas
karbondioksida tersebut selanjutnya bereaksi dengan uap air dan membentuk asam
karbonat. Asam karbonat inilah yang kemudian memberikan efek karbonasi pada
minuman beralkohol, seperti halnya pada minuman teh kombucha ini. Efek
karbonasi pada minuman beralkohol akan memberikan rasa yang segar.
5
Schizosaccharomyces, Torula, Torulaspora delbrueckii, Torulopsis,
Zygosaccharomyces bailii dan Zygosaccharomyces rouxii.
6
BAB III
TATA KERJA
3.1 Alat
Kompor, panci stainless steel, sendok pengaduk, saringan, toples kaca,
lap/tisu, karet, cawan petri, botol steril, mikropipet, labu ukur 100 ml, labu
Erlenmeyer 250 ml, buret, statif, pipet volume 10 ml dan 25 ml, pipet tetes, Laminar
Air Flow (LAF), inkubator.
3.2 Bahan
Scoby kombucha, air, gula pasir/gula putih, teh hijau, media TSB, media
TSA, media SDA, NaOH 0,1 N, asam oksalat, indikator pp, aquades.
3.3 Metode
3.3.1 Pembuatan Teh Kombucha
1. 1 liter air direbus hingga mendidih di dalam panci stainless steel
2. Masukkan 3 kantong teh hijau, biarkan selama ± 5 menit atau sampai
kepeketannya sesuai selera.
3. Angkat teh dan masukkan ± 200 gram gula pasir/gula putih, aduk
sampai gula larut.
4. Dinginkan, pastikan suhu sudah dingin atau minimal hangat kuku.
5. Tuangkan ke dalam toples kaca
6. Masukkan Starter Kombucha (SCOBY) lalu aduk perlahan. Tidak
masalah apakah SCOBY nantinya tenggelam atau terapung di
permukaan air.
7. Tutup stoples kaca tersebut dengan secarik kain / sapu tangan bersih /
tisu agar debu/semut/lalat buah tidak masuk kedalam stoples namun
tetap ada udara. Jangan ditutup kedap udara karena proses fermentasi
Kombucha membutuhkan udara. Ikat dengan tali atau karet gelang
dengan rapat dan rapi.
7
8. Taruh toples ditempat yang mempunyai sirkulasi udara yang baik.
Selama proses fermentasi, wadah tidak boleh kena sinar matahari secara
langsung (sinar lampu tidak masalah).
9. Diamkan selama 7-14 hari. Selama masa fermentasi, wadah jangan
terguncang atau dipindahkan.
3.3.3 Uji Angka Lempeng Total (ALT) dan Angka Kapang Khamir
(AKK)
1. Seluruh proses dilakukan secara aseptis di bawah Laminar Air Flow
(LAF)
2. Sampel dipipet sebanyak 10 ml, dimasukkan ke dalam media TSB 90 ml,
dihomogenkan.
3. Dipipet sebanyak 1 ml, dimasukkan ke dalam cawan petri kemudian
media TSA (untuk uji ALT) dan media SDA (untuk uji AKK) dituangkan
sebanyak ± 20 ml
4. Seluruh media dibiarkan memadat
8
5. Dilakukan inkubasi pada suhu 20-25°C untuk media SDA selama 5 hari,
sedangkan untuk media TSA diinkubasi pada suhu 30-35°C selama 3
hari.
6. Diamati dan dihitung pertumbuhan mikroba dan jamur.
9
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.3 Uji Angka Lempeng Total (ALT) dan Angka Kapang Khamir (AKK)
Tabel 4.3 Hasil Uji ALT dan AKK pada Teh Kombucha
Waktu Syarat Syarat
Fermentasi ALT AKK ALT (cfu/ml) AKK (cfu/ml)
(Hari) (BPOM) (BPOM)
1 10 0
7 1 ×104 1 ×102 210 10
14 2800 50
10
4.4 Uji Derajat Keasaman (pH)
Tabel 4.4 Hasil uji pH
Waktu Fermentasi (Hari) pH
1 5,98
7 3,76
14 2,84
BAB V
11
KESIMPULAN
Teh Kombucha ini dibuat dari teh hijau yang difermentasi dengan bantuan
mikroorganisme yang terdapat pada kultur (Scoby), selama proses fermentasi
menghasilkan lapisan seperti karet diatas permukaan teh. Berbagai parameter uji
dilakukan untuk memonitoring proses fermentasi, diantara uji fisik, kimia dan
biologi. Teh kombucha ini memiliki berbagai manfaat, salah satunya yang paling
dominan yaitu sebagai antioksidan.
DAFTAR PUSTAKA
12
Hasruddin dan Nanda. 2015. Mikrobiologi Industri. Bandung: Alfabeta
Kustamiyati. 2006. Prospek Teh Indonesia Sebagai Minuman Fungsional.
(www.lppi.go.id). diakses tanggal 30 Agustus 2016. Hal 191 - 200
Naland, Henry. 2004. Kombucha : Teh Ajaib Pencegah Aneka Penyakit. Jakarta :
Agromedia Pustaka
Simanjuntak, Rosnawyta dkk. 2011. Pengaruh Konsentrasi Gula dan Lama
Fermentasi Terhadap Effect of Sugar Concentration and Lengthy
Fermentation on Quality of Kombucha Tea.
LAMPIRAN
13
Gambar 1 Hasil Gambar 2 & 3 Hasil
Fermentasi Hari ke-1 Fermentasi Hari ke-7
14