Anda di halaman 1dari 9

67 Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 10, No.

1, Mei 2018

Pembuatan susu nabati berbahan dasar biji jali (Coix Lacrhyma-jobi L. Var.
Ma-yuen) dengan penambahan kacang kedelai (Glycine Max L.) sebagai
alternatif sumber antioksidan
Elok Mutiaraningtyas1, Asih Kuswardinah2
1,2
Pendidikan Tata Boga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang, Semarang 50229,
Indonesia
elokmutiaraningtyas@gmail.com

ABSTRAK: Jali (Coix Lacryma Jobi-L. Var. Ma-yuen) merupakan sumber antioksidan yang sangat
potensial dalam pencegahan dan penyembuhan penyakit degeneratif, sehingga pada penelitian ini
dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan susu nabati dengan penambahan kedelai untuk
menambah kandungan protein dan lemak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui presentase
penambahan kedelai terbaik dalam pembuatan susu biji jali. Desain penelitian yang digunakan adalah
posttest only control design yaitu pengamatan pada kontrol (susu biji jali) dan juga kelompok
eksperimen (presentase penambahan kedelai). Hasil uji inderwi dianalisis dengan Analisa Varian dan
hasil uji kesukaan dianalisis dengan deskriptif presentase. Hasil uji inderawi menunjukkan nilai
viskositas, aroma, dan rasa off-flavor bepengaruh nyata sedangkan nilai warna tidak berpengaruh
nyata. Kesimpulan pada penelitian ini adalah sampel B (Susu biji jali dengan penambahan kacang
kedelai 10%) merupakan sampel dengan kualitas terbaik dengan kriteria inderawi yang normal serta
kandungan protein 2,03%, lemak 1,04%, total antioksidan 24,19%, dan tingkat kesukaan masyarakat
81% disukai.
Kata Kunci: Antioksidan, Jali, Susu Nabati

1. Pendahuluan kanker dan tumor. Radikal bebas ini dapat


dihambat dengan senyawa antioksidan,
Penyakit tidak menular (PTM) atau penyakit senyawa antioksidan bekerja dengan cara
degeneratif adalah penyakit yang mendonorkan satu elektronnya untuk
berhubungan dengan proses degenerasi menangkal dampak negatif oksidan dalam
(penuaan). Hasil Riskesdas 2013, penyakit tubuh (Winarsi, 2007).
terbanyak pada lanjut usia adalah penyakit
degeneratif antara lain hipertensi, artritis, Berdasarkan sumbernya, antioksidan dibagi
stroke, Penyakit Paru Obstruktif Kronik menjadi dua jenis yaitu antioksidan endogen
(PPOK) dan Diabetes Mellitus (DM). dan eksogen. Antioksidan endogen adalah
Infodatin Kemenkes (2017) juga antioksidan yang diproduksi secara alami
menyebutkan bahwa setiap tahunnya lebih oleh tubuh, namun seiring bertambahnya
dari 36 juta orang meninggal karena penyakit usia, produksi antioksidan pada tubuh
degeneratif (63% dari seluruh kematian). semakin berkurang, sehingga tidak mampu
menetralisir peningkatan konsentrasi radikal
Penyakit degeneratif disebabkan karena bebas yang dapat memicu timbulnya
adanya reaksi oksidasi yang berlebihan di penyakit degeneratif. Untuk menghindari hal
dalam tubuh. Reaksi oksidasi terdapat pada tersebut, dibutuhkan antioksidan tambahan
molekul radikal bebas yang bersifat merusak dari luar atau antioksidan eksogen,
sel dan biomolekul, seperti DNA, protein, dan antioksidan eksogen banyak ditemukan pada
lipoprotein di dalam tubuh sehingga memicu buah, sayur, serealia, dan tanaman obat
terjadinya berbagai penyakit degeneratif (Zhang, et al. 2015).
termasuk juga penyakit yang disebabkan
oleh kerusakan atau kelainan sel seperti
Salah satu jenis serealia dan tanaman obat kacang kedelai yang berbeda yaitu 0% (A),
sumber antioksidan adalah jali. Jali (Coix 10% (B), 20% (C), dan 30% (E). Desain
Lachyrma-Jobi L.) merupakan serealia eksperimen yang digunakan Posttest-Only
tanaman obat yang berasal dari Asia Control Design. Penelitian ini menggunakan
Tenggara dan jarang dimanfaatkan tiga jenis variabel. Variabel bebas yaitu
(Irawanto, 2017). Jali memiliki senyawa penambahan kacang kedelai yang berbeda
antioksidan yang sangat kuat yaitu IC50 = yaitu 0% (A), 10% (B), 20% (C), dan 30%
11,61 ± 0,95 µg/mL (ppm) (Manosroi et al. (E). Variabel terikatnya adalah kualitas
2015). Suatu senyawa dikatakan sebagai inderawi susu nabati kacang merah dengan
antioksidan sangat kuat jika memiliki nilai indikator warna, viskositas, rasa off-flavor,
IC50 kurang dari 50 ppm, antioksidan kuat dan aroma langu, tingkat kesukaan
(50 – 100 ppm), sedang (100 – 150 ppm), masyarakat serta kandungan protein, lemak,
dan lemah (151 – 200 ppm) (Thamrin, dkk. dan status antioksidan. Variabel Kontrolnya
2016). Selain senyawa antioksidan, jali juga adalah alat yang digunakan dan bahan
memiliki senyawa antihipertensi, antikanker, pembuatan susu nabati kacang merah.
antiobesitas, antikardiovaskular, antibakteri,
Dalam penelitian ini data diperoleh dengan
dan antiosteoporosis (Chhabra et al. 2015;
melakukan uji inderawi, uji kesukaan, dan uji
Das et al. 2017; Kim et al. 2007; Li et al.
laboratorium kandungan protein, lemak, dan
2017; Qiao et al. 2016; Yang et al. 2008).
antioksidan. Uji inderawi dilakukan dengan
Potensi antioksidan yang tinggi pada jali
menggunakan panelis ahli sebanyak 4 orang,
dapat dimanfaatkan dengan diolah menjadi
uji kesukaan dilakukan dengan
susu nabati.
menggunakan panelis tidak terlatih sebanyak
Susu nabati merupakan produk yang 50 orang. Sedangkan uji kandungan gizi
diperoleh dari hasil ekstraksi bahan-bahan dilakukan di Laboratorium Biologi Fakultas
nabati seperti kedelai, jagung, beras, kacang MIPA Universitas Negeri Semarang. Data
tanah, atau campurannya, baik dengan atau tersebut kemudian dianalisis dengan
tanpa penambahan bahan pangan. Susu menggunakan analisis varian klasifikasi
nabati dapat menjadi alternatif pengganti tunggal untuk uji inderawi, deskriptif
susu sapi bagi orang yang lactose persentase untuk uji kesukaan, Soxhlet
intolerance (alergi tehadap susu sapi), AOAC untuk uji kandungan protein dan
vegetarian, umat Kristiani pada masa Pra- lemak, serta DPPH untuk uji status
Paskah, dan orang yang tidak dapat antioksidan.
mencerna protein hewani (Trisnawati, 2015).

Pada penelitian ini, penulis memanfaatkan


jali sebagai bahan dasar pembuatan susu 3. Hasil dan pembahasan
nabati dengan penambahan kacang kedelai. 3.1. Hasil Uji Inderawi
Kedelai memiliki kandungan protein yang Berdasarkan hasil uji inderawi yang telah
cukup tinggi yaitu 40 gram / 100 gram bahan dilakukan oleh 4 orang panelis terlatih
(Daftar Kandungan Bahan Makanan, 2016). menunjukkan bahwa kualitas inderawi pada
Dengan penambahan kedelai, diharapkan aspek warna semua sampel susu nabati
dapat meningkatkan kandungan protein termasuk pada kategori sangat nyata dengan
bahan uji dalam penelitian ini. rerata skor sampel A yaitu 4,42 dan rerata
skor sambel B, C, D yaitu 5. Grafik rerata
dari indikator warna susu biji jali dapat dilihat
2. Metode penelitian pada Gambar 1 berikut.

Objek dalam penelitian ini adalah susu nabati


berbahan dasar biji jali dengan penambahan
69 Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 10, No.1, Mei 2018

Rerata Nilai As pek Warna Rerata Nilai As pek Visk os itas


5 5
5.00 5.00 5.00 4.83 5.00
4 4.42 4
4.17
3 3
3.00
2 2
1 1
A (0%) B (10%) C (20%) D (30%) A (0%) B (10%) C (20%) D (30%)

Warna Viskositas

Gambar 1. Grafik Rerata Indikator Warna Gambar 2. Grafik Rerata Indikator Viskositas

Hasil analisa varian menunjukkan bahwa Menurut Abubakar (2000), viskositas


penambahan kacang kedelai tidak adalah istilah kekentalan pada produk susu
memberikan perbedaan yang nyata pada berdasarkan berat jenisnya, jika berat jenis
warna susu biji jali. Hal ini disebabkan baik susu rendah maka viskositas susu tersebut
biji jali maupun kacang kedelai tidak memiliki sangat rendah, namun sebaliknya jika berat
pigmen warna sehingga semua sampel uji jenis bahan kering tinggi maka viskositas
tidak menghasilkan warna selain warna susu tersebut akan tinggi juga. Pengamatan
putih. Pigmen warna pada biji jali dan kacang viskositas dapat dilakukan dengan
kedelai hanya terdapat pada kulit arinya penggukuran menggunakan viskometer atau
(Lakkham et al. 2009; Adie dan Krisnawati, dengan pengamatan inderawi oleh panelis.
2006), apabila kulit arinya dikelupas, biji jali Susu dimasukkan kedalam tabung reaksi
dan kacang kedelai tidak memiliki pigmen atau gelas sloki, kemudian dimiringkan
warna sehingga ekstrak bahan baku yang secara perlahan-lahan dan diamati
dihasilkan adalah warna putih. kecepatan susu mengalir pada dinding. Susu
normal akan membasahi dinding, tidak
Berdasarkan hasil uji inderawi yang
berbutir, dan busa yang terbentuk akan
telah dilakukan oleh 4 orang panelis terlatih
segera hilang (Diastari dan Agustina, 2013).
menunjukkan bahwa kualitas inderawi pada
Hasil analisa varian untuk uji beda
aspek viskositas, sampel A termasuk pada
menunjukkan bahwa penambahan kacang
kategori viskositas cukup nyata dengan
kedelai memberikan perbedaan yang nyata
rerata skor 3, kemudian sampel B temasuk
pada viskositas susu biji jali. Hal ini
pada kategori viskositas nyata dengan rerata
disebabkan penambahan kacang kedelai
skor 4,17, sementara sampel C dan D
(bahan kering) menambah berat jenis susu
termasuk pada kategori viskositas sangat
sehingga viskositas susu tersebut akan
nyata dengan rerata skor 4,83 (sampel C),
bertambah juga (Abuakar, 2000).
dan 5 (sampel D). Grafik rerata dari indicator
viskositas susu biji jali dapat dilihat pada Berdasarkan hasil uji inderawi yang
Gambar 2 berikut. telah dilakukan oleh 4 orang panelis terlatih
menunjukkan bahwa kualitas inderawi pada
aspek aroma, sampel A termasuk pada
kategori aroma langu tidak nyata dengan
rerata skor 4,5 , kemudian sampel B dan C
temasuk pada kategori viskositas kurang
nyata dengan rerata skor 3,92 (B) dan 3,58
(C) sementara sampel D termasuk pada
kategori aroma langu sangat nyata dengan
rerata skor 2,74. Grafik rerata dari indikator Berdasarkan hasil uji inderawi yang telah
aroma langu susu biji jali dapat dilihat pada dilakukan oleh 4 orang panelis terlatih
Gambar 3 berikut. menunjukkan bahwa kualitas inderawi pada
aspek rasa, sampel A, B, dan C termasuk
Rerata Nilai Aspek Aroma Langu pada kategori rasa off-flavor kurang nyata
dengan rerata skor 4 (sampel A dan B), dan
5
rerata skor 3,92 (sampel C). Sementara
4 4.50
3.92 sampel D temasuk pada kategori rasa off-
3 3.58
flavor cukup nyata dengan rerata skor 3,08.
2.75
2 Grafik rerata pada indikator rasa off-flavor
1 dapat dilihat pada Gambar 4.
A (0%) B (10%) C (20%) D (30%)

Aroma Langu Rerata Nilai Aspek Rasa Off-


flav or
Gambar 3. Grafik Rerata Indikator Aroma 5
Langu
4
4.00 4.00 3.92
Aroma dapat didefinisikan sebagai sesuatu 3
3.08
yang dapat diamati dengan indera pembau. 2
Aroma sukar untuk diukur sehingga biasanya
1
menimbulkan pendapat yang berlainan A (0%) B (10%) C (20%) D (30%)
dalam menilai kualitas aromanya (Kartika,
Rasa Off-flavor
dkk. 1988). Perbedaan pendapat tersebut
disebabkan karena setiap orang memiliki Gambar 4. Grafik Rerata Indikator Rasa off-
intensitas penciuman yang tidak sama flavor
meskipun mereka dapat membedakan
aroma, dan setiap orang mempunyai Rasa pada suatu makanan
kesukaan yang berlainan. mempunyai peran yang sangat penting,
sebab dengan rasa, konsumen dapat
Aroma susu nabati pada penelitian ini harus mengetahui dan menilai apakah makanan itu
bebas dari aroma langu (Koswara, 1992). enak atau tidak. Rasa pada suatu bahan
Aroma langu disebabkan oleh aktivitas enzim makanan dipengaruhi oleh bahan dasar yang
lipoksigenase pada kacang-kacangan, dan digunakan. Bahan pangan pada umumnya
aktivitas enzim lipoksigenase paling tinggi tidak hanya memiliki satu rasa melainkan
terdapat pada kacang kedelai (Winarno, gabungan berbagai macam rasa secara
1983; Rackis, 1972). Penggunaan kedelai terpadu (Kartika, dkk. 1998).
untuk produk-produk makanan sering
dibatasi oleh adanya enzim lipoksigenase Pada penelitian ini indikator rasa yang
yang sukar dihilangkan dan menyebabkan normal harus bebas dari off-flavor yaitu rasa
kerusakan flavor makanan (Keeney, 1962). pahit dan rasa kapur (Koswara, 1992).
Penyebab utama off-flavor adalah senyawa-
Hasil analisa varian untuk uji beda senyawa karbonil yang mudah menguap dan
menunjukkan bahwa penambahan kacang mempunyai rantai pendek yang berikatan
kedelai memberikan perbedaan yang nyata dengan protein kacang-kacangan terutama
pada aroma susu biji jali. Hal ini disebabkan kedelai (Sasaki et al. 1982). Senyawa off-
penambahan kacang kedelai yang memiliki flavor pada kacang-kacangan mempunyai
enzim lipoksigenase menimbulkan rasa peranan dalam kerusakan flavor makanan
langu pada susu nabati yang dapat dan menurunkan daya terima bahan
menyebabkan kerusakan flavor makanan makanan yang mengandung kacang-
(Keeney, 1962). kacangan terutama kedelai (Kinsella, 1979).
71 Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 10, No.1, Mei 2018

Hasil analisa varian untuk uji beda (dapat


dilihat pada tabel 4.2) menunjukkan bahwa
penambahan kacang kedelai memberikan
perbedaan yang nyata pada rasa susu biji Tabel 1. Hasil Uji Kesukaan Susu Biji Jali
jali. Hal ini disebabkan penambahan kacang dengan Penambahan Kacang Kedelai
kedelai yang memiliki off-flavor yang
berikatan dengan protein kedelai sehingga Skor Indikator %
menyebabkan kerusakan flavor makanan Sampel Rerata Kategori
Warna Tekstur Aroma Rasa Skor
(Keeney, 1962).
A
3,3 4,1 3,9 4,2 73% Suka
(0%)
3.2. Hasil Uji Kesukaan B
4,0 3,9 3,9 4,2 81% Suka
(10%)
Berdasarkan data uji kesukaan (pada tabel C
4,2 4,1 4,2 3,2 81% Suka
(20%)
1) pada panelis tidak terlatih sebanyak 50
orang diketahui bahwa tingkat kesukaan D
3,1 4,1 4,1 3,9 78% Suka
(30%)
pada masing-masing kriteria susu nabati biji
jali dengan penambahan kacang kedelai
memiliki kriteria yang sama dengan 3.3. Hasil Uji Kandungan Protein,
presentase yang berbeda. Presentase Lemak, dan Antioksidan
sampel terbesar yang paling disukai yaitu
sampel B dan C dengan total presentase Hasil uji laboratorium untuk ketiga sampel
81%. Kemudian diikuti sampel D dengan susu nabati berbahan dasar biji jali dengan
presentase 78% dan sampel A dengan penambahan kacang kedelai yang diteliti
presentase 73%. Semua sampel memiliki adalah kandungan antioksidan, protein, dan
kriteria kesukaan sama yaitu suka. lemak. Berikut hasil uji kandungan gizi yang
dilakukan di laboratorium jurusan Biologi
Hasil uji kesukaan menunjukkan panelis UNNES, dapat dilihat pada tabel 2 berikut.
memberikan penilaian yang berbeda dari uji
inderawi. Sampel yang tidak memenuhi Tabel 2. Tabel Hasil Pengujian Kandungan
kriteria inderawi maupun yang memenuhi Gizi Susu Biji Jali Penambahan Kacang
kriteria inderawi disukai oleh masyarakat. Hal Kedelai
ini disebabkan karena panelis yang
digunakan untuk kedua uji berbeda. Pada uji Total Status
Sampel Protein Lemak
inderawi menggunakan panelis ahli yang Antioksidan

setiap hari mengendalikan kualitas susu sapi A


1,604% 0,856% 25,069%
dan susu kedelai dalam skala industri, (0%)
sedangkan pada uji kesukaan masyarakat B (10%) 2,036% 1,040% 24,194%
menggunakan panelis tidak terlatih yang
C (20%) 2,376% 1,236% 23,218%
rawan menimbulkan “bias” karena penilaian
tidak didasarkan pada sensitivitas tetapi D (30%) 2,728% 1,326% 21,277%

pada hal lain seperti keadaan sosial


ekonomi, asal daerah, dan lain-lain (Kartika,
Uji kandungan protein dan lemak
dkk. 1998). Hasil Uji kesukaan dapat dilihat
menggunakan metode soxhlet AOAC, yaitu
pada Tabel 1 sebagai berikut :
sampel protein dan lemak diekstraksi secara
teus menerus dalam pelarut dengan jumlah
yang konstan (Darmasih, 1997). Sedangkan
untuk uji aktivitas antioksidan menggunakan
metode 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil (DPPH)
yaitu melarutkan bahan uji dengan metanol.
Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Berbanding terbalik dengan kandungan
Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan protein dan lemak, penambahan kedelai
Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas menurunkan aktivitas antioksidan pada susu
Negeri Semarang menunjukkan biji jali. Sampel kontrol (A) memiliki aktivitas
penambahan kacang kedelai meningkatkan antioksidan paling tinggi yaitu 25,069%
kandungan protein dan lemak susu biji jali. dibandingkan dengan sampel yang diberi
Hal ini disebabkan kandungan protein dan penambahan kacang kedelai yaitu sampel B
lemak kedelai lebih tinggi dari biji jali yaitu (24,194%), C (23,218%), dan sampel D
35% protein dan 14% lemak, sementara (21,277%). Penambahan kacang kedelai
pada jali 11% protein dan 4% lemak (Daftar tidak meningkatkan aktivitas antioksidan
Kandungan Bahan Makanan, 2016). pada susu biji jali. Hal ini disebabkan adanya
Kandungan protein dan lemak paling tinggi komponen fitokimia yang bersifat antagonik.
terdapat pada sampel D (2,728% protein dan Menurut Suhartatik, dkk (2013) komponen
1,326% lemak) , kemudian sampel C fitokimia yang berada bersamaan dalam satu
(2,376% protein dan 1,236% lemak) , sampel sistem dapat bersifat sinergik, antagonik,
B (2,036% protein dan 1,040% lemak), dan atau bisa saling tidak berpengaruh dan saling
yang terendah pada sampel A (1,604% meniadakan.
protein dan 0,856%).
Aktivitas antioksidan merupakan parameter
Penurunan kadar protein dan lemak hasil uji yang dapat menggambarkan persentase
disebabkan oleh pengenceran sari biji jali kemampuan suatu bahan makanan dalam
dan kacang kedelai oleh air dan pengolahan menghambat radikal bebas sehingga
dengan suhu tinggi seperti perebusan biji jali mengurangi resiko penyakit degeneratif.
dan kedelai, penggilingan dengan air panas,
3.4. Hasil Uji SNI dan Penentuan Kualitas
dan pemanasan susu. Perebusan,
Terbaik
penggilingan dengan air panas dan
pemanasan susu dapat mengurangi aroma Sampel dengan kualitas terbaik ditentukan
langu dan rasa off-flavor pada susu nabati berdasarkan standar mutu susu nabati yang
(Baker dan Mustakas, 1973), namun juga terdapat pada SNI 01-3830-1995 dan total
menyebabkan denaturasi protein sehingga skor seluruh uji. Uji SNI dapat dilihat pada
menurunkan daya larut protein. Hal ini juga tabel 3.
terjadi pada lemak, lemak akan mencair dan
menguap apabila dipanaskan (kecuali pada Tabel 3. Uji SNI dan total skor sampel
proses penggorengan) (Sundari, dkk. 2015). Indikator Rerata Skor (%) SNI

Konsumsi energi dan protein sangat A B C D

mempengaruhi status gizi seseorang, orang Protein 1,6 2,0 2,4 2,8 min. 2%
yang status gizinya menurun sangat mudah
Lemak 0,9 1,0 1,2 1,3 min. 1%
terserang penyakit yang menyerang sistem
25, 23,
kekebalan tubuh. Sistem kekebalan tubuh Antioksidan 24,2 21,2 -
1 2
membutuhkan protein sebagai bahan pokok Persentase
pembentuk barrier adaptif dalam tubuh rerata skor
97 85 74 75 -

(Depkes RI, 2005; Akmal dan Hilda, 2012). Tingkat


Sementara fungsi lemak adalah sebagai 73 81 81 78 -
Kesukaan
cadangan energi apabila tubuh kekurangan 1,7 1,5
Total skor 1,66 1,53 -
karbohidrat, namun apabila lemak terus 0 5
ditimbun akibat penurunan penggunaan
energi (kurangnya aktivitas fisik) maka lemak
dapat menyebabkan kelebihan berat badan Keterangan:
(Kemensos, 2007; Yani, 2004). A: Sampel susu biji jali dengan
73 Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 10, No.1, Mei 2018

penambahan kacang kedelai 0% tidak ada perbedaan yang nyata.


(kontrol) Berdasarkan hasil uji SNI dan perhitungan
B: Sampel susu biji jali dengan total skor semua uji, sampel dengan kualitas
penambahan kacang kedelai 10%
terbaik pada penelitian ini adalah sampel B
C: Sampel susu biji jali dengan
(Susu biji jali dengan penambahan kacang
penambahan kacang kedelai 20%
D: Sampel susu biji jali dengan kedelai 10%) dengan kriteria inderawi warna
penambahan kacang kedelai 30% jali dan kedelai yang sangat nyata, viskositas
nyata, aroma langu dan rasa off flavor yang
: Sampel tidak lolos SNI 01-3830-1995 kurang nyata serta kandungan protein
: Sampel dengan total skor tertinggi 2,03%, lemak 1,04%, total antioksidan
(kualitas terbaik) 24,19%, dan tingkat kesukaan masyarakat
81% disukai.
Hasil uji SNI 01-3830-1995 pada tabel 3. Saran untuk penelitian selanjutnya yaitu (1)
menunjukkan bahwa sampel A dan D tidak Perlu diadakannya penelitian lanjutan
memenuhi syarat SNI susu nabati. tentang aktivitas bakteri susu biji jali dengan
Kandungan protein dan lemak pada sampel penambahan kedelai untuk mengetahui
A tidak memenuhi syarat SNI, yaitu 1,6 % keamanan susu untuk dikonsumsi; (2)
protein dan 0,8% lemak dimana syarat Penelitian lanjut untuk mengetahui IC50 yang
protein pada SNI minimum 2% dan lemak menentukan seberapa kuat antioksidannya
minimum 1%. Sampel D tidak memenuhi dalam menangkal radikal bebas; (3) Produk
syarat inderawi susu nabati karena memiliki susu biji jali yang merupakan sumber
kriteria aroma langu dan rasa off-flavor yang karbohidrat dapat diinovasikan sebagai
cukup nyata, sedangkan syarat inderawi produk makanan cair untuk lansia pada
susu nabati harus bebas dari aroma langu penelitian selanjutnya.
dan rasa off-flavor (Koswara, 1992).

Sampel yang memenuhi kriteia inderawi dan


kandungan gizi pada SNI susu nabati adalah 5. Daftar pustaka
sampel B dengan total skor 1,66 dan sampel
Abubakar. 2000. Pengaruh Suhu dan Waktu
C dengan total skor 1,55. Penentuan kualitas
Pasteurisasi Terhadap Mutu Susu
terbaik dapat dilihat dari total skor sampel,
Selama Penyimpanan. Jurnal Ilmu
sampel B (Susu biji jali dengan penambahan
Ternak dan Veteriner 6(1):45-50
kacang kedelai 10%) merupakan produk
yang memiliki kualitas terbaik pada penelitian Adie, M.M., A. Krisnawati. 2006. Kedelai:
ini dengan kriteria inderawi warna jali dan Teknik Produksi dan
kedelai yang sangat nyata, viskositas nyata, Pengembangan. Malang: Balai
aroma langu dan rasa off flavor yang kurang Penelitian Tanaman Kacang-
nyata serta kandungan protein 2,03%, lemak kacangan dan Umbi-umbian.
1,04%, total antioksidan 24,19%, dan tingkat
kesukaan masyarakat 81% disukai. Baker, E.C., G.C. Mustakas. 1973. Heat
Inactivation of Trypsin Inhiitor,
Lipoxygenase and Urease in
Soybans: Effect of Acid and Base
4. Kesimpulan
Additives. Journal of American Oil
Hasil analisa varian menunjukkan bahwa ada Chemists’ Society 50(5): 137-141.
perbedaan yang nyata kualitas inderawi susu
Chiang, W., C. Cheng, M. Chiang, K.T.
biji jali dengan penambahan kacang kedelai
Chung. 2000. Effects of Dehulled
pada apek viskositas, aroma langu, dan rasa
Adlay on The Culture Count of
off-flavor, sedangkan pada aspek warna
Some Microbiota and Their
Metabolism in the Gastrointestinal Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Tract of Rats. Journal of 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013.
Agricultural and Food Chemistry Jakarta: Badan Penelitian dan
48(3): 829-832. Pengembangan Kesehatan
Kemenkes RI.
Chhabra, D., R.K. Gupta. 2015. Formulation
and Phytochemical Evaluation of Keeney, M. 1962. Secondary Degretion
Nutritional Product Containing Products. Symposium on Foods:
Job’s Tears (Coix lacryma-jobi L.). Lipids and Their Oxidatioon. Ed. By
Journal of Pharmacognosy and H.W, Schultz; E.A. Day and R.O.
Phytochemistry 2015 4(3): 291- Sinnhuber, Wesport, Avi. 79-89.
298.
Kinsella, J.E. 1979. Functional Properties of
Das, S., R. Akhter, S. Khandaker, Soy Protein. Journal of American
S. Huque, P. Das, Md. R. Anwar, K. Oil Chemists’ Society 56(3): 242-
A. Tanni, S. Shabnaz, M. Shahriar. 258.
2017. Phytochecmical Screening,
Kim, S.O., S.J. Yun, E.H. Lee. 2007. The
Antibacterial and Anthelmintic
Water Extract of Adlay Seed (Coix
Activites of Leaf and Seed Extracts
lacryma-jobi var. Mayuen) Exhibits
of Coix Lacryma-jobi L. Journal of
Anti-Obesity Effects Through
Coastal Life Medicine 2017 5(8):
Neuroendocrine Modulation. The
360-364.
American Journal of Chinese
Diastari, I.G.A.F., K.K. Agustina. 2013. Uji Medicine Vol 35(2): 297-308.
Organoleptik dan Tingkat
Koswara, S. 1992. Susu Kedelai Tak Kalah
Keasaman Susu Sapi Kemasan
dengan Susu Sapi. Bogor: IPB
yang Dijual di Pasar Tradiosional
Press.
Kota Denpasar. Indonesian
Medicus Veterinus 2(4): 453-460. Li, B., L. Qiao, L. Li, Y. Zhang, K. Li, L.
Wang, Y. Qiao. 2017. A Novel
Irawanto, R., D.A. Lestari, R. Hendrian. 2017.
Antihypertensive Derived from
Jali (Coix lacryma-jobi L.): Biji,
Adlay (Coix lacryma-jobi L. var. ma-
Perkecambahan, dan Potensinya.
yuen stapf) Glutelin. International
Prosiding Simposium Nasional
Journal of Molecules Science
Masyarakat Biodiversitas Indonesia
2017(22): 123.
3(1). Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia. Pasuruan. 147-153. Manosroi, A., M. Sainakham, C.
Chankhampan, W. Manosroi, J.
Kartika, B., P. Hastuti, dan W. Supartono.
Manosroi. 2016. In Vitro Anti-
1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan
cancer Activities of Job’s Tears
Pangan. PAU Pangan dan Gizi
(Coix lacryma-jobi Linn.) Extracts
Universitas Gajah Mada.
on Human Colon Adenocarcinoma.
Yogyakarta.
Saudi Journal of Biological
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Sciences 2016(23): 248-256.
2017. Laporan Registrasi
Qiao, L., B. Li, Y. Chen, L. Li, X. Chen, L.
Penyebab Kematian di 15
Wang, F. Lu, G. Luo, G. Li, Y.
Kabupaten/Kota Tahun 2011.
Zhang. 2016. Discovery of Anti-
Jakarta: Badan Penelitian dan
Hypertensive Oligopeptides from
Pengembangan Kesehatan
Adlay Based on In Silico
Kemenkes RI.
Proteolysis and Virtual Screening.
75 Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 10, No.1, Mei 2018

International Journal of Molecules Winarno, F.G., A. Rahman. 1974. Protein:


Science 2016 December 17(12): Sumber dan Peranannya. Bogor:
2099. Departemen Teknologi Hasil
Pertanian Fatemeta IPB.
Rackis, J.J. 1972. Biologically Active
Components. In Soybeans: Yang, R.S., W. Chiang, Y.H. Lu, S.H. Liu.
Chemistry and Technology, Vol.1, 2008. Evaluation of Osteoporosis
Proteins, ed. By A.K. Smith and Prevention by Adlay Using a Tissue
S.J. Circle, Wesport, Avi. 158-202 Culture Model. Asia Pacific Journal
of Clinic and Nutrition 17(S1): 143-
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian
146.
Pendidikan. Cetakan ke-21.
Bandung: Alfabeta. Zhang, Y.J., R.Y. Gan, S. Li, Y. Zhou, A.N.
Li, D. P. Xu, H.B. Li. 2015.
Thamrin, A., Erwin, Syafrizal. 2016. Uji
Antioxidant Phytochemicals for the
Fitokimia, Toksisitas serta
Prevention and Treatment of
Antioksidan Ekstrak Propolis
Chronic Diseases. International
Pembungkus Madu Lebah Trigona
Journal of Molecules Science
Incisa dengan Metode 2,2-
2015(20): 21138-21156.
diphenyl-1-picrylhidrazyl (DPPH).
Jurnal Kimia Makanan
Mulawarman 14(1): 54-60.

Anda mungkin juga menyukai