Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Cabai adalah sayuran sekaligus rempah dapur yang hampir selalu hadir pada

hidangan yang kita santap sehari-hari. Sayur dari keluarga terong-terongan ini

sangat populer di berbagai belahan bumi, termasuk Indonesia (Lanny dalam

Hudzaifah, 2014). Cabai dalam masyarakat biasanya digunakan sebagai bumbu,

sambal dan dimakan bersama gorengan. Rata-rata kebanyakan orang lebih suka

menyajikan hidangan dengan cabai dengan tingkat kepedasannya. Proses

pemasakan pada cabai juga berbeda-beda seperti dengan cara digoreng, direbus

dan dikukus. Proses pemasakan tersebut akan berdampak pada kandungan zat gizi

pada cabai khususnya vitamin. Cabai memiliki jenis yang beraneka ragam yaitu

cabai rawit, cabai keriting, cabai besar dan cabai paprika. Ciri-ciri cabai besar

bentuk buah yang besar dan lancip di bagian ujungnya permukaan kulit buahnya

rata.

Salah satu dari jenis cabai yang memiliki banyak manfaat dan kandungan gizi

yang berguna bagi tubuh yaitu cabai paprika. Cabai paprika (Capsicum annuum L.

var Grossum) termasuk ragam cabai yang memiliki ciri-ciri dengan bentuk yang

unik yaitu, besar dan gendut seperti buah kesemek juga rasa cabai ini manis

dengan sedikit pedas. Cabai ini sering digunakan sebagai bumbu masakan atau

1
bahan sayuran. Selain sebagai bahan masakan paprika kaya akan vitamin C

bahkan kandungannya lebih tinggi daripada jeruk (Nurcahya H, 2013).

Vitamin yang terkandung dalam cabai paprika dan berguna bagi tubuh salah

satunya adalah vitamin C. Vitamin C atau asam askorbat berfungsi sebagai

pembentuk jaringan ikat. Vitamin ini juga dibutuhkan untuk pembentukan sel-sel

darah merah (Mery dalam Hudzaifah ,2014). Hipovitaminosis C atau kekurangan

vitamin C dapat menyebabkan penyakit sariawan atau stomatitis. Tanda-tanda

sariawan atau stomatitis antara lain gusi bengkak dan berdarah. Pada anak-anak

sariawan atau stomatitis yang akut dapat menghambat pertumbuhan yang

seharusnya (Suharjo dalam Hudzaifah,2014).

Penentuan kadar vitamin C pada sayur dan buah dengan menggunakan

berbagai metode seperti, metode titrasi 2,6-diklorofenol indofenol, titrasi

iodometri, kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) dan spektrofotometri

ultraviolet.

Beberapa penelitian mengenai analisis kadar vitamin C dari sayur-sayuran

dengan menggunakan berbagai metode telah banyak dilaporkan, begitupun

dengan sampel cabai paprika telah dilaporkan tetapi dengan menggunakan metode

yang berbeda. Siregar (2012) melaporkan berdasarkan hasil penelitiannya kadar

vitamin C pada cabai paprika secara volumetri dengan metode titrasi 2,6-

diklorofenol indofenol diperoleh kadar vitamin C dari paprika hijau sebesar ± 0,38

mg/100 g, paprika kuning sebesar ± 0,38 mg/100 g, paprika jingga sebesar ± 0,47

mg/100 g, dan paprika merah sebesar ± 0,13 mg/100 g. Badriyah & Manggara

(2015) melaporkan bahwa kadar vitamin C pada cabai merah dengan

2
menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis diperoleh kadar sebesar 4,463

ppm dan prosentase yang didapat sebesar 0,4463 % b/b. Jubahar dkk (2015)

melaporkan kadar vitamin C dengan metode KCKT dari 200 gram cabai rawit

diperoleh kristal kasar vitamin C 201 mg (0,101 %) dan kadar vitamin C murni

0,2385 mg (0,1180%). Oktaviana dkk (2012) melaporkan kadar vitamin C pada

cabai merah dengan metode spektrofotometri diperoleh hasil 30,67 mg/100 gram.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk menetapkan kadar vitamin

C dari paprika dimana dalam hal ini peneliti menggunakan sampel paprika yang

berwarna hijau, kuning, dan merah. Dalam penelitian ini digunakan metode

spektrofotometri UV-Vis karena metode tersebut sudah modern dibandingkan

dengan metode titrasi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, diperoleh rumusan sebagai berikut :

1. Berapakah kadar vitamin C yang terdapat pada cabai paprika hijau, paprika

kuning, dan paprika merah?

2. Apakah ada perbedaan kadar vitamin C yang terdapat pada cabai paprika

hijau, paprika kuning, dan paprika merah?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui kadar vitamin C pada cabai paprika hijau, paprika

kuning, dan paprika merah.

3
2. Tujuan Khusus

a. Menetapkan kadar vitamin C pada cabai paprika hijau, paprika

kuning, dan paprika merah.

b. Mengetahui perbedaan kadar vitamin C dari cabai paprika hijau,

paprika kuning, dan paprika merah.

D. Manfaat Penelitian

1. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang vitamin C pada cabai

paprika hijau, paprika kuning, dan paprika merah.

2. Memberikan informasi tentang kadar vitamin C pada cabai paprika hijau,

paprika kuning, dan paprika merah.

4
5

Anda mungkin juga menyukai