Anda di halaman 1dari 9

REVIEW ARTIKEL

Analisis Kadar Vitamin C Pada Buah Naga Putih (Hylocereus Undatus) Dan Buah
Naga Merah (Hylocereus Polyrhizus) Dengan Perbandingan Metode
Spektrofotometri UV Dan Titrasi Iodimetri

NAMA : ANUGRAH RAMADHANI


NIM : G70122135
Judul Analisis Kadar Vitamin C Pada Buah Naga Putih (Hylocereus
Undatus) Dan Buah Naga Merah (Hylocereus Polyrhizus)
Dengan Perbandingan Metode Spektrofotometri UV Dan
Titrasi Iodimetri
Nama Jurnal Journal Of Pharmaceutical And Sciences
Volume Dan Halaman Vol. 06, No. 03, Halaman 1313-1321
Tahun 2023
Penulis Claudy Friesta Melanie, Gabena Indrayani Dalimunthe,
Ridwanto1, Fathur Rahman
Reviewer Anugrah Ramadhani
Tanggal Reviewer 17 Desember 2023
Latar Belakang Dalam beragam buah-buahan, berbagai varian vitamin hadir,
salah satunya adalah vitamin C. Kehadiran vitamin C memiliki
peranan yang signifikan dalam menjaga kinerja tubuh agar
optimal, terutama dalam mendukung jalannya proses
metabolisme dan memastikan pertumbuhan yang sehat.
Namun, kemanfaatan vitamin C tak hanya sampai di situ,
melainkan juga membentang ke aspek perlindungan tubuh.
Vitamin C berperan sebagai antioksidan, suatu mekanisme
penting dalam membentengi tubuh dari efek merugikan yang
ditimbulkan oleh radikal bebas. Tingkat ketersediaan vitamin
C dalam buah-buahan menjadi titik penting, karena
berkontribusi pada pemenuhan kebutuhan nutrisi penting bagi
tubuh manusia. Sebagai contoh, pada buah-buahan segar
seperti jeruk, stroberi, dan kiwi, kandungan vitamin C sering
kali melimpah. Menurut temuan dari analisis yang dilakukan
(Suhaera et al., 2019) pemanfaatan metode spektrofotometri
UV mengungkapkan bahwa kandungan vitamin C pada buah
naga jenis putih jauh lebih tinggi secara nyatakan
dibandingkan dengan jenis merah. Hasil pengukuran
menunjukkan bahwa kandungan vitamin C dalam buah naga
putih mencapai 0,3338 mg/g, sementara pada buah naga
merahtercatat kandungan sebesar 0,3108 mg/g.
Permasalahan Bagaimana menginvestigasi konsentrasi vitamin C pada
sampel buah naga putih (Hylocereus undatus) dan sampel buah
naga merah (Hylocereus polyrhizus) melalui pembandingan
antara metode analisis spektrofotometri UV dan analisis titrasi
iodimetri.
Tujuan Penelitian Untuk menginvestigasi konsentrasi vitamin C pada sampel
buah naga putih (Hylocereus undatus) dan sampel buah naga
merah (Hylocereus polyrhizus) melalui pembandingan antara
metode analisis spektrofotometri UV dan analisis titrasi
iodimetri.
Metode Penelitian Bahan penelitian yang digunakan antara lain adalah sampel
buah naga varietas merah (Hylocereus polyrhizus), sampel
buah naga varietas putih (Hylocereus undatus), keduanya
diperoleh dari tempat penjualan buah di sekitar kota Medan.
Penelitian ini meliputi analisis fitokimia yang dilakukan
terhadap ekstrak kulit dan daging buah naga putih serta buah
naga merah
Hasil Penelitian Menggunakan metode titrasi iodimetri, terungkap bahwa
kandungan vitamin C dalam kulit buah naga merah mencapai
sekitar 9,240±3,029 mg, sedangkan pada daging buah aga
merah terukur sekitar 11,587±1,893 mg. Di sisi lain, pada buah
naga putih, kandungan vitamin C dalam kulit mencapai sekitar
9,827±3,933 mg, dan dalam dagingnya mencapai sekitar
13,347±3,143 mg per 100 gram sampel. Dalam pendekatan
lain menggunakan metode spektrofotometri, terungkap bahwa
kandungan vitamin C dalam daging buah naga putih mencapai
32,93 mg/100g, yang melebihi kandungan daging buah naga
REVIEW ARTIKEL
Identifikasi Konsentrasi Natrium Klorida (NaCl) Pada Jahe Dan Lengkuas Giling
Dibeberapa Pasar Tradisional Di Kota Padang

NAMA : ANUGRAH RAMADHANI


NIM : G70122135
Judul Identifikasi Konsentrasi Natrium Klorida (NaCl) Pada Jahe
Dan Lengkuas Giling Dibeberapa Pasar Tradisional Di Kota
Padang
Nama Jurnal Jurnal Teknologi Pertanian Andala
Volume Dan Halaman Vol. 21, No. 02, Halaman 122-126
Tahun 2017
Penulis Lisa Yusmita
Reviewer Anugrah Ramadhani
Tanggal Reviewer 17 Desember 2023
Latar Belakang Sejak abad ke-16, Indonesia sudah dikenal sebagai negara
penghasil rempah-rempah didunia baik berupa umbi akar,
rimpang, buah, biji dan sebagainya. Salah satu pemanfaatan
rempah-rempah ini adalah untuk keperluan industri pangan
khususnya sebagai bumbu masakan yang memberikan warna,
rasa dan aroma yang sedap pada makanan. Bumbu masakan
didefenisikan sebagai campuran yang terdiri dari atas satu atau
beberapa rempah yang ditambahkan pada bahan makanan pada
saat pengolahan ataupun penyiapan dengan tujuan untuk
meningkatkan rasa, warna dan aroma alami dari makanan
sehingga dapat meningkatkan penerimaan konsumen.
Penambahan bumbu bertujuan untuk menghasilkan cita rasa
tertentu yang diinginkan dalam makanan dan meningkatkan
daya awet suatu masakan (Hambali et al, 2005). Umumnya di
pasaran terdapat dua jenis bumbu, yaitu bumbu segar dan
bumbu olahan. Bumbu segar merupakan bumbu yang terbuat
dari campuran berbagai rempah dalam keadaan segar yang
telah dihaluskan, biasanya disebut juga dengan bumbu giling.
Sementara bumbu olahan yaitu bumbu yang terbuat dari
campuran rempah-rempah yang telah mengalami pengolahan
misalnya penumisan (Hambali et al, 2005).
Permasalahan Bagaimana menentukan kadar garam (NaCl) yang terdapat
pada jahe giling dan lengkuas giling yang dijual di beberapa
pasar tradisional di kota Padang.
Tujuan Penelitian Untuk menentukan kadar garam (NaCl) yang terdapat pada
jahe giling dan lengkuas giling yang dijual di beberapa pasar
tradisional di kota Padang.
Metode Penelitian Sampel diambil di beberapa pasar tradisional terutama yang
dikelola oleh Pemerintah Daerah diantaranya Pasar Bandar
Buat, Pasar Lubuk Buaya, Pasar Belimbing, Pasar Bandar Buat
dan Pasar Raya Padang. Pengambilan sampel menggunakan
metode Purposive Sampling dengan mempertimbangkan
bahwa jahe giling dan lengkuas giling berasal dari penyalur
atau pedagang yang memproduksi sendiri, diambil dari
pedagang yang paling ramai dikunjungi dan paling banyak
menjual jahe giling dan lengkuas giling, dimana masing-
masing diwakili oleh dua pedagang. Kemudian masingmasing
sampel diambil sebanyak 100 gr dan dimasukkan ke dalam
plastik setelah itu dilakukan pemeriksaan di laboratorium.
Pengambilan sampel dilakukan pada pagi hari (sekitar pukul
08.00 WIB), serta analisa sampel dilakukan secara duplo.
Analisis keamanan jahe giling dan lengkuas giling yaitu berupa
pengujian konsentrasi garam (NaCl) yang terkandung pada
bumbu-bumbu giling tersebut.
Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan kadar Natrium
Klorida (NaCl) yang teridentifikasi < 2% pada seluruh sampel
yang diuji.
Kesimpulan Kadar Natrium Klorida (NaCl) yang teridentifikasi pada
sampel jahe giling dan lengkuas giling di beberapa pasar
tradisional di kota Padang kurang dari 2%. Penambahan
Natrium Klorida (NaCl) bertujuan sebagai pemberi rasa asin
REVIEW ARTIKEL
Sifat Fisika Kimia Tulang Sotong (Sepia Sp.) dan Optimasi Basis Pasta Gigi

NAMA : ANUGRAH RAMADHANI


NIM : G70122135
Judul Sifat Fisika Kimia Tulang Sotong (Sepia Sp.) dan Optimasi
Basis Pasta Gigi
Nama Jurnal Journal homepage
Volume Dan Halaman Vol. 06, No. 03, Halaman 42-47
Tahun 2023
Penulis Dyah Ayu Puspo Rini, Maria Almeida, Angga Cipta Narsa
Reviewer Anugrah Ramadhani
Tanggal Reviewer 17 Desember 2023
Latar Belakang Dalam beragam buah-buahan, berbagai varian vitamin hadir,
salah satunya adalah vitamin C. Kehadiran vitamin C memiliki
peranan yang signifikan dalam menjaga kinerja tubuh agar
optimal, terutama dalam mendukung jalannya proses
metabolisme dan memastikan pertumbuhan yang sehat.
Namun, kemanfaatan vitamin C tak hanya sampai di situ,
melainkan juga membentang ke aspek perlindungan tubuh.
Vitamin C berperan sebagai antioksidan, suatu mekanisme
penting dalam membentengi tubuh dari efek merugikan yang
ditimbulkan oleh radikal bebas. Tingkat ketersediaan vitamin
C dalam buah-buahan menjadi titik penting, karena
berkontribusi pada pemenuhan kebutuhan nutrisi penting bagi
tubuh manusia. Sebagai contoh, pada buah-buahan segar
seperti jeruk, stroberi, dan kiwi, kandungan vitamin C sering
kali melimpah. Menurut temuan dari analisis yang dilakukan
(Suhaera et al., 2019) pemanfaatan metode spektrofotometri
UV mengungkapkan bahwa kandungan vitamin C pada buah
naga jenis putih jauh lebih tinggi secara nyatakan
dibandingkan dengan jenis merah. Hasil pengukuran
menunjukkan bahwa kandungan vitamin C dalam buah naga
putih mencapai 0,3338 mg/g, sementara pada buah naga
merahtercatat kandungan sebesar 0,3108 mg/g.
Permasalahan Bagaimana mengetahui basis terbaik dari tiga seri formulasi
dengan Variasi F1, F2 dan F3, serta karakteristik tulang sotong
(Sepia Sp.)
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui basis terbaik dari tiga seri formulasi dengan
Variasi F1, F2 dan F3, serta karakteristik tulang sotong (Sepia
Sp.)
Metode Penelitian Penentuan kadar kalsium dengan menggunakan titrasi
kompleksometri yang merupakan metode identifikasi kadar
kalsium melalui perubahan warna dari ungu atau merah anggur
sampai menjadi biru.
Hasil Penelitian Hasil yang didapatkan pada pengujian ini diperoleh kadar
kalsium; 18,16%, kadar air; 1,35%, dan Kadar abu; 88,2%.
pada evaluasi basis F3 dengan Formula NaCMC; 2%, Gliserin;
35%, Metil Paraben; 0,1%, Na Sakarin; 0,2%, SLS; 2% dan
Titanium
dioksida; 0,1% yang dinyatakan stabil sesuai parameter
stabilitas fisik meliputi uji Organoleptis; bentuk massa pasta,
aroma khas mentol dan warna putih, Daya Sebar; 6,92 cm, pH;
7,60, Homogenitas; tidak terdapat partikel, Viskositas; 2.461
Pa.s, Pembentukan busa; 21 mL serta uji sentrifugasi; tidak
terjadi pemisahan Fase.
Kesimpulan Karakteristik Kadar yang terkandung didalam tulang Sotong
(Sepia Sp.) berturutturut yaitu kadar Kalsium; 18,16%, Kadar
Air; 1,35% dan kadar Abu; 88,2%. Hasil optimasi basis
menunjukkan bahwa basis F3 dengan konsentrasi NaCMC 2%
dan gliserin 35% menjadi basis pasta gigi yang memenuhi
syarat parameter evaluasi fisik yang baik sesuai ketetapan
Kelebihan Penelitian - Studi kepustakaan ini dapat di jadikan reverensi untuk
peneliti selanjutnya
- Tidak ada konflik kepentingan dalam penelitian ini
REVIEW ARTIKEL
Pengenalan Metode Analisa Kuantitatif Konvensional untuk Analisis Parameter
Kimia Air kepada Perkumpulan Pendidik Sains Kimia Indonesia (PPSKI)

NAMA : ANUGRAH RAMADHANI


NIM : G70122135
Judul Pengenalan Metode Analisa Kuantitatif Konvensional untuk
Analisis Parameter Kimia Air kepada Perkumpulan Pendidik
Sains Kimia Indonesia (PPSKI)
Nama Jurnal Jurnal Pengabdian Masyarakat
Volume Dan Halaman Vol. 5, No. 1, Halaman 342-349
Tahun 2023
Penulis Barlah Rumhayati, Hermin Sulistyarti, Akhmad Sabarudin,
Qonitah Fardiyah
Reviewer Anugrah Ramadhani
Tanggal Reviewer 17 Desember 2023
Latar Belakang PPSKI merupakan organisasi non pemerintah yang secara
resmi terdaftar di Kemenkumham. PPSKI mengadakan
kegiatan yang mendukung pengembangan kompetensi utama
pendidik yaitu kompetensi pedagogik, professional, sosial, dan
kepribadian, serta kompetensi pendukung lain seperti
kelincahan, inovasi, kreativitas, antisipasi, eksperimen,
keterbukaan pikiran dan jaringan (networking). Selain itu, hal
ini juga berkaitan dengan
tantangan bagi seorang pendidik dalam memfasilitasi peserta
didik dalam pembelajaran yang multidimensi dan memiliki
inter-relasi dengan aspek kehidupan pada literasi sains di
bidang
kimia (Astuti, 2020). Maka, perlu adanya peningkatan
kompetensi pedagogik guru kimia dalam meningkatkan mutu
proses kegiatan belajar mengajar.
Permasalahan Bagaimana menentukan kadar garam (NaCl) yang terdapat
pada jahe giling dan lengkuas giling yang dijual di beberapa
pasar tradisional di kota Padang.
Tujuan Penelitian Untuk meningkatkan pengetahuan guru kimia di PPSKI
melalui pengayaan konsep kesetimbangan dan titrasi asam-
basa, kelarutan, redoks, dan kompleksometri; meningkatkan
keterampilan guru kimia di PPSKI dalam penentuan parameter
kimiawi air yaitu alkalinitas, ion klorida, zat organik, dan
kesadahan air secara titrimetri; serta meningkatkan
pengetahuan dalam penentuan kualitas suatu perairan
Metode Penelitian Metode analisa kuantitatif konvensional (titrimetri)
Hasil Penelitian Dengan pelatihan ini, pengetahuan dan kemampuan nalar
peserta pelatihan meningkat, sementara kemampuan untuk
berkarya secara mandiri cukup meningkat. Namun, pelatihan
yang dilakukan sedikit meningkatkan kemampuan berfikir dan
keterampilan lainnya. Peningkatan pengetahuan, daya nalar,
dan berkarya secara mandiri dapat digunakan atau diterapkan
dalam proses belajar mengajar berbasis proyek di sekolah
masing-masing.
Kesimpulan Dari hasil kegiatan pengabdian masyarakat dengan judul
pengenalan metode analisa kuantitatif konvensional untuk
analisa parameter kimia air dapat disimpulkan bahwa peserta
dari PPSKI memiliki laboratorium dengan alat dan bahan
kimia yang mendukung pelaksanaan metode titrasi dengan
empat prinsip dasar kesetimbangan kimia..
Kelebihan Penelitian - Studi kepustakaan ini dapat di jadikan reverensi untuk
peneliti selanjutnya
- Mengunakan Bahasa yang mudah di pahami
Kekurangan Penelitian Sedikitnya peningkatan kemampuan berfikir dan keterampilan
lainnya dapat ditingkatkan melalui pelatihan lain, misalnya
pelatihan analisa kuantitatif parameter kimia air menggunakan
metode instrumentasi

Anda mungkin juga menyukai