Anda di halaman 1dari 5

JURNAL METAMORFOSA V (2): 249-253 (2018)

JURNAL METAMORFOSA
Journal of Biological Sciences
ISSN: 2302-5697
http://ojs.unud.ac.id/index.php/metamorfosa

Analisis Kandungan Vitamin C Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizuz) dan Buah Naga Putih
(Hylocereus undatus) pada Penyimpanan dengan Suhu dan Waktu yang Berbeda

Analysis of Vitamin C Content of Red Dragon Fruit (Hylocereus polyrhizuz) and White Dragon
Fruit (Hylocereus undatus) in Storage with Different Temperatures and Times

N. Putri Sumaryani, Anak Agung Istri Mirah Dharmadewi*

Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP PGRI BALI


*Email: mirahdharmadewi@gmail.com

INTISARI
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui suhu dan lama penyimpanan terhadap kandungan
vitamin C yang tepat pada buah naga merah dan putih serta perbedaan kandungan vitamin C. Sampel
diambil dari lahan perkebunan di daerah Ubud Jalan Raya Andong, Petulu Kabupaten Gianyar. Diberi
perlakuan selama 10 hari dan 30 hari dengan perlakuan suhu 2, 10, 20 dan 30 0C dengan lima kali
ulangaan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola Faktorial. Data yang diperoleh secara
statistik dengan menggunakan ANOVA (Analisis of Variance). Kandungan vitamin C tertinggi pada
buah naga merah yaitu 29,61 mg/100g suhu 100C selama 10 hari dan terendah terdapat pada
penyimpanan 30 hari dengan suhu 300C yaitu sebesar 22,09 mg/100g. Sedangkan pada buah naga putih
kandungan vitamin C tertinggi terdapat pada penyimpanan dengan suhu 2 0C yaitu 22,69 mg/100g
dengan penyimpanan maksimal 10 hari dan terendah pada suhu 300C yaitu 17,37 mg/100g.

Kata kunci: buah naga merah, buah naga putih, vitamin C, suhu dan waktu penyimpanan

ABSTRACT
This study was conducted to determine the temperature and storage time of the exact vitamin C
content of red and white dragon fruit and the difference of vitamin C. The samples were taken from the
plantation land in Ubud Andong Highway, Petulu, Gianyar Regency. Treated for 10 and 30 days with 2,
10, 20 and 300C temperature treatment with five repetitions using Completely Randomized Design
Factorial pattern. Data obtained statistically using ANOVA (Analysis of Variance). The highest vitamin
C content in red dragon fruit is 29.61 mg/ 100g temperature 10 0C for 10 days and the lowest is in 30
days storage with temperature 300C that is equal to 22,09 mg/ 100g. While the white dragon fruit
content of vitamin C highest contained in storage with a temperature of 2 0C is 22.69 mg/ 100g with
maximum storage of 10 days and the lowest at a temperature of 30 0C is 17.37 mg/ 100g.

Keywords: red dragon fruit, white dragon fruit, vitamin C, temperature and storage time

PENDAHULUAN dikalangan masyarakat. Buah naga terkandung


Buah naga atau yang populer dikenal beberapa vitamin. Salah satu vitamin dalam
dengan nama Dragon Fruit, merupakan salah buah naga adalah vitamin C (asam askorbat).
satu buah tropis yang unik yang sedang populer Vitamin C berperan sebagai antioksidan yang

249
JURNAL METAMORFOSA V (2): 249-253 (2018) ISSN: 2302-5697

kuat yang dapat melindungi sel dari agen-agen BAHAN DAN METODE
penyebab kanker, dan secara khusus mampu Penelitian dilakukan di Laboratorium
meningkatkan daya serap tubuh atas kalsium Teknologi Pertanian Universitas Udayana.
(mineral untuk pertumbuhan gigi dan tulang) Sampel buah naga diperoleh dari perkebuanan
serta zat besi dari bahan makanan lain (Godam, kakiang garden Jalan Raya Andong, Petulu,
2006). Naidu (2003) menyatakan bahwa Ubud, Petulu, Gianyar, Kabupaten Gianyar.
vitamin C merupakan vitamin yang larut dalam
air dan esensial untuk biosintesis kolagen. Teknik Pengerjaan Sampel
Mutu vitamin C pada buah naga sangat Sampel buah naga sebelum dianalisis,
dipengaruhi oleh watu dan suhu penyimpanan. dicuci dengan air mengalir kemudian diberi
Pada umumnya turunnya kadar vitamin C lebih perlakuan yaitu disimpan selama 10 hari dan 30
cepat pada suhu penyimpanan tinggi namun hari pada suhu 2, 10, 20 dan 30oC. Kemudian
dengan memberikan suhu rendah maka dapat sampel dihaluskan dengan menggunakan
memperlambat reaksi-reaksi metabolisme yang blender, dimana sampel dihaluskan
dapat dilihat dari laju respiranya. Faktor yang memudahkan sampel dilarutkan. Kemudian
sangat penting yang mempengaruhirespirasi sampel ditimbang sebanyak 100 gram, lalu
dilihat dari segi penyimpanan dan suhu sampel disaring agar terpisah dari ampas buah
(Safaryani, dkk, 2007). Sehingga dalam naga, kemudian dilarutkan dengan 20 ml
penyimpanan buah naga diperlukan suhu yang akuades dalam beaker glass. Larutan kemudian
optimal untuk menjaga kualitas gizi dari buah dipindahkan ke dalam labu ukur 100 ml dan
naga tersebut. diencerkan akuades sampai volume sebanyak
Menurut Winarsih (2007), buah naga 25 ml dan diletakkan pada labu ukur 50 ml,
yang disimpan pada suhu kamar (30oC) selanjutnya diencerkan dengn menambahkan
memiliki ketahanan sampai 2 minggu, buah aquadest sampai tanda batas. Setelah itu diberi
naga juga dapat bertahan selama 2 bulan jika larutan disentrifugasi dengan kecepatan 3000
disimpan pada suhu dingin yaitu pada suhu 2oC, rpm selama 10 menit agar filtrat lebih jernih.
sedangkan pada suhu 10oC buah naga dapat Setelah disentrifugasi dipipet sampel dengan
bertahan selama 1 bulan dan apabila buah naga pipet terbentuk titik akhir titrasi yakni larutan
disimpan pada suhu 14-20oC buah naga dapat berubah menjadi berwarna biru gelap.
bertahan selama 2 minggu. Penyimpanan buah Selanjutnya dicatat volume penurunan larutan
pada suhu yang rendah dapat memperpanjang Iodium serta dihitung kadar vitamin C.
umur simpan buah serta mengurangi kerusakan
buah dan memperlambat proses kelayuan buah Rancangan Penelitian
tersebut. Berdasarkan latar belakang diatas, Penelitian ini menggunakan Rancangan
maka perlu dilakukan penelitian mengenai Acak Lengkap (RAL) pola faktorial, dimana
analisis kandunganvitamin C pada buah naga faktor pertama yaitu suhu dan faktor kedua
merah (Hylocereus polyrhizuz) dan buah nagah yaitu lamanya penyimpanan (waktu) yang
putih (Hylocereus undatus) pada suhu dan masing-masing perlakuan terdiri atas 5 kali
waktu yang berbeda, sehingga dapat ulangan.
memberikan informasi mengenai analisis suhu
dan lama penyimpanan terhadap vitamin C pada Analisis Data
buah naga. Berdasarkan latar belakang tersebut, Data hasil penelitian diolah secara
maka perlu dilakukan penelitian untuk statistik dengan menggunakan analisa varian
mengetahui pengaruh suhu dan lama (ANOVA), kemudian dilanjutkan dengan Uji
penyimpanan terhadap kandungan vitamin C. Duncan taraf 5% (Duncan New Multiple Range
Penelitian dilakukan untuk mengetahui Test), menggunakan Software Statistic SPSS
pengaruh suhu dan lama penyimpanan terhadap 22.0 for Windows Evaluation.
kandungan vitamin C pada buah naga merah
dan buah naga putih.

250
JURNAL METAMORFOSA V (2): 249-253 (2018) ISSN: 2302-5697

PEMBAHASAN memperlambat kecepatan reaksi-reaksi


Rata-rata kandungan vitamin C pada buah metabolisme dimana pada umumnya setiap
naga merah sesudah perlakuan suhu dan lama penurunan suhu 8°C kecepatan reaksi akan
penyimpanan dapat dilihat pada Gambar 1. berkurang menjadi setengahnya. Oleh karena
Kandungan vitamin C pada buah naga merah itu, dengan penyimpanan pada suhu rendah
naga merah mengalami penurunan selama dapat memperpanjang masa hidup dari jaringan-
penyimpanan dengan suhu dan lama jaringan di dalam bahan pangan tersebut. Hal
penyimpanan yang berbeda (Gambar 1). ini tidak hanya disebabkan proses respirasi yang
Kandungan buah naga merah tertinggi yaitu menurun, tetapi juga karena terhambatnya
pada kontrol yaitu sebesar 32,62 mg/100g. pertumbuhan mikroba penyebab kebusukan dan
Kandungan vitamin C pada buah naga merah kerusakan (Winarno, 1980).
semakin menurun dengan meningkatnya suhu,
hal ini ditunjukan pada penurunan kandungan
vitamin C pada suhu 30°C dengan penyimpanan
30 hari yaitu sebesar 22,09 mg/100g. Hal ini
menunjukan bahwa semakin lama penyimpanan
buah naga maka kandungan vitamin C semakin
menurun. Adanya perbedaan kadar disebabkan
karena berbagai faktor, faktor yang pertama
adalah pada tahap prosedur kerja, pada tahap ini
dilakukan sesuai dengan literatur (Amaya et al.,
2004). Hasil Analisis of Variance (ANOVA) Gambar 1. Histogram rata-rata kandungan vitamin C
pada buah naga merah (Hylocereus polyrhizuz)
pada hari 10 sampai hari ke 30 penyimpanan
pada penyimpanan dengan suhu dan waktu
buah naga menunjukan adanya pengaruh yang berbeda
terhadap kandungan vitamin C buah naga merah
maupun putih. Dimana dapat dilihat dengan Perbedaan kandungan vitamin C tersebut
signifikasi <0,05 sehingga ada pengaruh karena buah yang dibandingkan merupakan
interaksi antara suhu dan waktu penyimpanan jenis buah naga yang berbeda, morfologinya
buah naga yang berpengaruh terhadap juga berbeda, namun terlihat bahwa lamanya
penurunan kadar vitamin C. Hal ini kerena waktu penyimpanan juga memberikan pegaruh
kedua faktor tersebut merupakan penyebab terhadap kandungannya. Untuk mengetahui
kerusakan bahan pangan tersebut. Tetapi hal ini pada buah, suhu dan waktu yang manakah
dapat diketahui batas-batasnya yang dapat kandungan vitamin C masih memiliki nilai
meminimalkan kerusakan bahan pangan kandungan vitamin C tinggi dapat dilihat pada
terutama kehilangan senyawa-senyawa yang uji lanjutannya yaitu uji Duncan. Pada hasil uji
dikandungnya. Selain dari kandungan vitamin C Duncan diperoleh bahwa buah naga merah
yang mengalami penurunan dibandingkan (Hylocereus polyrhizuz) memiliki kandungan
dengan kontrol, tekstur buah naga merah dan vitamin C tertinggi pada penyimpanan 10 hari
putih juga mengalami perubahan. Penyimpanan pada suhu 10°C dengan nilai 29,61 mg/g,
pada suhu rendah selain itu dapat menghambat sedangkan untuk buah naga putih (Hylocereus
aktivitas enzim dan reaksi-reaksi kimia serta undatus) kandungan vitamin C terbaiknya pada
menghambat atau menghentikan pertumbuhan penyimpanan 10 hari dengan suhu 2°C dengan
mikroba (Juniasih, 1997). Hal ini juga didukung jumlah kandungan vitamin C nya mencapai
oleh Trenggono dan Sutardi (1989), yang 22.69 mg/g.
menyatakan bahwa tujuan penyimpanan suhu Lamanya waktu penyimpanan
rendah (10°C) adalah untuk mencegah memberikan pengaruh pada ketersediaan
kerusakan tanpa mengakibatkan perubahan kandungan vitamin C pada buah naga merah
yang tidak diinginkan seperti terjadinya (Hylocereus polyrhizuz) dan buah naga putih
pembusukan. Dengan pendinginan dapat (Hylocereus undatus). Semakin lama dilakukan

251
JURNAL METAMORFOSA V (2): 249-253 (2018) ISSN: 2302-5697

penyimpanan, kandungan vitamin C nya disebabkan oleh oksidasi pektin dimana pada
semakin menurun. Kondisi tersebut disebabkan saat pematangan pektin tidak mampu lagi
karena kandungan air pada buah naga semakin mengikat air. Hal ini sesuai dengan pernyataan
berkurang. Nia Kurnia, dkk (2009) mengatakan Tranggono dan Sutardi (1989), bahwa
bahwa kemasakan saat pemanenan perubahan tekstur buah disebabkan oleh
mempengaruhi kandungan vitamin C. Buah aktifitas enzim pektin metilesterase dan
yang masih muda memiliki kandungan vitamin poligalakturose yang merombak senyawa pektin
C yang leibih banyak, semakin tua buahnya yang tidak larut dalam air (protopektin) menjadi
maka kandungan vitamin C nya semakin senyawa pektin yang larut dalam air sehingga
berkurang. Waktu penyimpanan juga tekstur buah menjadi lunak. Semakin tinggi
mempengaruhi kandungan asam askrobat yang suhu dan semakin lama penyimpanan pektin
menyebabkan kerusakan pada buah dan yang larut dalam air semakin banyak sehingga
menurunnya kandungan vitamin. tekstur buah naga menurun.

KESIMPULAN
Suhu dan lama penyimpanan berpengaruh
nyata terhadap kandungan vitamin C pada buah
naga merah (Hylocereus polyrhizuz) dan buah
naga putih (Hylocereus undatus). Semakin
tinggi suhu dan lama penyimpanan maka
kandungan Vitamin C pada buah naga semakin
menurun. Penyimpanan suhu 10°C selama 10
hari pada buah naga merah paling baik untuk
mempertahankan kandungan vitamin C yaitu
Gambar 2. Histogram Rata-Rata Kandungan sebesar 29,61 mg/100g. Sedangkan untuk buah
vitamin C Pada Buah Naga Putih naga putih (Hylocereus undatus) kandungan
(Hylocereus undatus) pada Penyimpanan vitamin C kandungan tertinggi yaitu pada
dengan Suhu dan Waktu yang Berbeda. penyimpanan 10 hari dengan suhu 2°C yaitu
22,69 mg/100g.
Pada Gambar 2 menunjukan bahwa
bahwa kandungan vitamin C pada buah naga
DAFTAR PUSTAKA
putih ( Hylocereus undatus) pada penyimpanan
Almatsier, 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT
10 hari memiliki kandungan vitamin C yang
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
tinggi yaitu 22,69 mg/100g pada suhu 2°C
Atson, D. 2010. Analisis Farmasi: Buku Ajar
dengan penyimpanan selama 10 hari. Jika
Untuk Mahasiswa Farmasi dan Praktisi
dibandingkan dengan buah naga merah
Kimia Farmasi, Edisi 2. Jakarta: EGC
kandungan vitamin C buah naga merah lebih
Broto, W. 1993. Metode Penanganan Segar
tinggi dibandingkan dengan buah naga putih.
Buah-Buahan dan Sayuran dalam Skala
Pada gambar diatas rata-rata kandungan vitamin
Industri. Info Holtikultura 1 (1):26-38
C buah naga putih ( Hylocereus undatus)
Cahyadi, W. 2009. Analisis dan Aspek
terendah berada pada suhu paling tinggi 30°C
Kesehatan Bahan Tambahan Pangan.
dengan penyimpanan selama 30 hari yaitu 17,37
Jakarta: Bumi Aksara.
mg/100g. Pendinginan selain menghambat
Campbell, N.A., L.G. Reece, Mitchell. 2003.
respirasi juga menyebabkan warna kulit luar
Biologi. Edisi ke lima jilid II. Erlangga.
pada buah naga menjadi coklat kehitaman.
Jakarta.
Warna kulit luar yang menjadi coklat kehitaman
Dhalia, R. 2014. Organoleptik dan
ini disebabkan karena adanya proses transpirasi.
Kadarvitamin C Cincau dengan
Sedangkan pada suhu 20°C dan 30°C hari ke 30
Penambahan Sari Jeruk dan Gula Pasir.
terjadi pula perubahan lain selain warna, yaitu
tekstur buah menjadi lunak dan keriput. Hal ini
252
JURNAL METAMORFOSA V (2): 249-253 (2018) ISSN: 2302-5697

Surakarta: Skripsi Thesis Universitas Sistem Terner ABE Dengan Metanol-


Muhammadiyah Surakarta. Etanol-1-Propanol, Jurnal REAKTOR,
Goodman, S. 2000. Ester-Cvitamin C Generasi Jurusan Teknik Kimia UNDIP Semarang
III. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 13(2).
Hilal, M.F. 2006. Identifikasi senyawa Trenggono, S. 1989. Biokimia dan Teknologi
metabolit sekunder dari kulit buah naga Pasca Panen. Pusat Antar Universitas
(Hylocereus undatus) dalam ekstrak Pangan dan Gizi UGM. Yogyakarta.
kloroform, Skripsi, FMIPA UNY. Trenggono, Z. Noor, D. Wibowo, M. Gardjito,
Kristanto, D. 2009. Buah naga Pembudidayaan M. Astuti. 1990. Kimia, Nutrisi Pangan
di Pot dan Di Kebun. Penebar Swadaya. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi
Jakarta UGM. Yogyakarta.
Mahattanawee, K., J.A. Manthey, G. Luzio, Waterhouse, A.L. 2002. The phenolic wine
S.T. Talcott, K. Goodner, E.A. Baldwin. antioxidant. Handbook of antioxidant.
2006. Total Antioxidant Activity and Second Edition, California: Marcel
Fiber Content of Select Florida-Grown Dekker, Inc.p.401-415.
Tropical Fruits. J. Agric. Food Chem. 54: Widodo, A. 2011. Pengaruh Jenis Pepaya
7355-7363 (Carica papaya L) Terhadap Kadar
Noor, Z. 1992. Senyawa Anti Gizi. PAU Pangan Vitamin C Selai Pepaya, Sifat
dan Gizi UGM. Yogyakarta. Pantastico. Organoleptik dan Tingkat Kesukaan Selai
E.B. 1997. Fisiologi Pasca Panen. UGM. Press. Pepaya. Surakarta: Skripsi Thesis
Yogyakarta Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Perdana, A. 2010. Vitamin C Tinggi pada Winarsi, H. 2007. Antioksidan Alami dan
Buah. Diakses 8 Januari 2011 Radikal bebas.Potensi dan Aplikasinya
http://www.adityaperdana.web.id/vitamin- dalam Kesehatan Edisi I. Yogyakarta:
c-tinggi-pada-buah.html Kanisius. hal 96,141-143,262.
Salisbury, F.B., C.W. Ross. 1995. Fisiologi Winarsih, S. 2007. Mengenal dan
Tumbuhan Jilid Dua Biokimia Tumbuhan. Membudidayakan Buah Naga. CV Aneka
ITB. Bandung. Ilmu. Semarang.
Sari N.K., Kuswandi, S.Nonot, H.Renanto.
2006. Komparasi Peta Kurva Residu

253

Anda mungkin juga menyukai