2014
ABSTRACT
The aim of this research was to find the effect of concentration of chitosan and storage time on the quality of guava fruits.
This research was performed in February-March 2013 at the Laboratory of Food Technology, Faculty of Agriculture,
University of North Sumatera, Medan, using completely randomized design with 2 factors, i.e. : the concentration of
edible coating (K) : (1%, 2%, 3% and 4%) and storage time (S) : (2 days, 4 days, 6 days and 8 days). Parameters
analyzed were weight loss, moisture content, level of vitamine C, total acid, total soluble solid, total microorganism,
hardness, color score, organoleptic values of color, flavor and taste. The results showed that the concentration of
chitosan had highly significant effect on all parameters. Storage time had highly significant effect on all parameters. The
interactions of the two factors had significant effect on weight loss and had highly significant effect on level of vitamine C,
flavor and taste. The chitosan concentration of 3 % with storage time of 8 days could protect the quality of guava and was
more acceptable.
37
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.2 No.1 Th. 2014
38
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.2 No.1 Th. 2014
Tabel 1. Pengaruh konsentrasi kitosan terhadap mutu buah jambu biji merah
Konsentrasi kitosan
Parameter yang diuji K1 K2 K3 K4
1% 2% 3% 4%
Kadar air (%) 48,52cB 50,94bB 52,94abAB 54,64aA
Susut bobot (%) 16,93aA 16,27bAB 15,57cB 15,15cB
Kadar vitamin C (mg/100g) 205,70cC 233,20bB 257,40aA 248,60aAB
Total asam (%) 0,20aA 0,18bB 0,16cC 0,12dD
Total soluble solid (°Brix) 9,25aA 8,94abAB 8,38bB 8,56bAB
Total mikroba (Log CFU/g) 5,84aA 5,76bAB 5,66cB 5,61cB
Kekerasan (kgf) 1,34cC 1,59bB 1,94aA 1,81aA
Skor warna (numerik) 3,68aA 3,50bA 3,03cB 2,87dB
Nilsi organoleptik
Warna (numerik) 2,73cB 2,93bB 3,17aA 3,23aA
Aroma (numerik) 2,60bB 2,76abAB 2,91aA 2,86aA
Rasa (numerik) 2,70bB 2,91aA 3,03aA 2,94aA
Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan pengaruh yang berbeda
nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar)
39
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.2 No.1 Th. 2014
(P<0,05) terhadap susut bobot. Gambar 2 sehingga transpirasi buah dapat ditekan selama
memperlihatkan bahwa semakin tinggi penyimpanan. Menurut Pantastico (1986)
konsentrasi edible kitosan maka susut bobot meningkatnya susut bobot sebagian besar
semakin rendah terhadap lama penyimpanan. disebabkan transpirasi yang tinggi dimana
Hal ini karena konsentrasi edible kitosan yang pembukaan dan penutupan kulit menentukan
semakin tinggi menyebabkan pori-pori buah jumlah kehilangan air yang mengakibatkan
terlapisi lebih tertutup dibandingkan dengan peningkatan susut bobot.
konsentrasi edible kitosan yang lebih rendah
Gambar 1. Hubungan konsentrasi kitosan dengan kadar air buah jambu biji merah
Gambar 2. Hubungan interaksi konsentrasi kitosan dan lama penyimpanan dengan susut bobot buah jambu
biji merah
40
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.2 No.1 Th. 2014
rendah konsentrasi edible kitosan maka kadar merupakan vitamin larut air. Vitamin ini dapat
vitamin C semakin mengalami penurunan berbentuk sebagai asam L-askorbat dan asam L-
terhadap lama penyimpanan. Hal tersebut terjadi dehidroaskorbat, dimana keduanya mempunyai
karena buah jambu biji merah dengan pelapis keaktifan sebagai vitamin C. Asam L-
yang lebih tipis lebih mudah kehilangan air dehidroaskorbat secara kimia sangat labil dan
(transpirasi) yang juga mengakibatkan penurunan dapat mengalami perubahan lebih lanjut menjadi
kadar vitamin C buah yang mudah larut air. Hal asam L-diketogulonat yang tidak memiliki
ini sesuai dengan pernyataan Winarno (2008) keaktifan vitamin C lagi.
yang menyatakan asam askorbat (vitamin C)
Gambar 3. Hubungan interaksi konsentrasi kitosan dan lama penyimpanan dengan kadar vitamin C buah
jambu biji merah
41
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.2 No.1 Th. 2014
mampu merusak dinding sel jamur yang markomolekul bermuatan negatif pada
umumnya tersusun atas lapisan peptidoglikan permukaan sel cendawan. Hal ini menyebabkan
dan lipopolisakarida (lemak dan protein) apresorium (ujung hifa atau tabung kecambah
(Simpson, 1997). yang membengkak yang berguna untuk
Menurut Restuati (2008), gugus asam menempelkan dan mempenetrasii inang oleh
amino dalam bentuk asetil amino (HCOCH 3) dan jamur) dan pertumbuhan cendawan akan
glukosamin (C6H9NH2) dalam kitosan yang terhambat.
bermuatan positif dapat berikatan dengan bagian
Gambar 4. Hubungan konsentrasi kitosan dengan total asam buah jambu biji merah
Gambar 5. Hubungan lama penyimpanan dengan total soluble solid buah jambu biji merah
Gambar 6. Hubungan konsentrasi kitosan dengan total mikroba buah jambu biji merah
42
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.2 No.1 Th. 2014
Gambar 7. Hubungan lama penyimpanan dengan kekerasan buah jambu biji merah
Gambar 8. Hubungan lama penyimpanan dengan skor warna buah jambu biji merah
43
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.2 No.1 Th. 2014
Gambar 9. Hubungan interaksi konsentrasi kitosan dan lama penyimpanan dengan nilai organoleptik warna
buah jambu biji merah.
Nilai Organoleptik Aroma menjadi rendah dan air yang dihasilkan dari
Tabel 1 dan Tabel 2 memperlihatkan proses transpirasi menjadi sedikit.
bahwa konsentrasi kitosan dan lama
penyimpanan memberikan pengaruh yang sangat Nilai Organoleptik Rasa
nyata (P<0,01) terhadap nilai organoleptik aroma. Tabel 1 dan Tabel 2 dapat dilihat bahwa
Gambar 10 memperlihatkan bahwa semakin konsentrasi kitosan dan lama penyimpanan
rendah konsentrasi kitosan maka organoleptik memberikan pengaruh yang sangat nyata
aroma menurun selama penyimpanan. Hal (P<0,01) terhadap nilai organoleptik rasa.
tersebut disebabkan karena pelapisan kitosan Gambar 11 memperlihatkan bahwa semakin
kurang mampu menjaga aroma pada buah, rendah konsentrasi kitosan maka terjadi
sehingga lebih cepat menguap selama proses penurunan nilai organoleptik rasa selama
respirasi. Menurut Ruspita (2007) konsentrasi penyimpanan. Hal ini dikarenakan semakin lama
kitosan yang semakin tinggi (pekat) membuat waktu simpan terjadi penurunan kandungan air
peningkatan O2 untuk proses respirasi menjadi dalam buah jambu biji merah yang juga akan
sedikit terhambat, akibatnya laju respirasi mempengaruhi rasa, karena kandungan air yang
tinggi akan memberikan rasa segar dibanding
44
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.2 No.1 Th. 2014
buah dengan kandungan air rendah. Zhang dan respirasi, akibatnya penggunaan substrat seperti
Quantrick (1997) menyatakan bahwa gula lebih rendah dan menyebabkan penggunaan
berkurangnya oksigen yang masuk ke dalam hasil perubahan pati menjadi lebih sedikit.
buah menyebabkan terhambatnya proses
Gambar 10. Hubungan interaksi konsentrasi kitosan dan lama penyimpanan dengan nilai organoleptik
aroma buah jambu biji merah
Gambar 11. Hubungan interaksi konsentrasi kitosan dan lama penyimpanan dengan nilai organoleptik rasa
buah jambu biji merah
45
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.2 No.1 Th. 2014
KESIMPULAN
Restuati, M. 2008. Perbandingan chitosan kulit
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai udang dan kulit kepiting dalam
berikut: menghambat pertumbuhan kapang
1. Konsentrasi kitosan yang digunakan Aspergillus flavus. Di dalam: Prosiding
sebagai bahan pelapis (edible coating) Seminar Nasional Sains dan Teknologi;
berpengaruh terhadap mutu buah jambu biji 2008 Nov 17; Lampung (ID): Satek. hlm
selama penyimpanan. Peningkatan 582-590.
konsentrasi kitosan hingga 3% dapat
mempertahankan mutu buah jambu biji Ruspita, A. 2007. Pengaruh Pelapisan Khitosan
selama 8 hari penyimpanan. dan Pelilinan terhadap Kualitas dan Daya
2. Pelapisan buah jambu biji dengan kitosan Simpan Buah Nanas (Ananas comosus L
pada konsentrasi 1-2% tidak mampu Merr.) pada Suhu Kamar dan Suhu 15oC.
mempertahankan mutu buah selama 4 hari Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hal
penyimpanan, disebabkan ketebalan 56.
lapisan yang terbentuk tidak dapat efektif
untuk menurunkan laju respirasi buah. Simpson, B.K. 1997. Utilization of Chitosan for
3. Pada konsentrasi kitosan 4% lapisan Preservation of Raw Shrimph. Food
kitosan pada buah menjadi lebih tebal yang Biotechnology II. 25-44
menyebabkan terjadinya respirasi anaerob,
sehingga dihasilkan buah dengan aroma Soekarto. 1985. Penilaian Organoleptik. Pusat
dan rasa yang kurang disukai. Pengembangan Teknologi Pangan.
IPB-Press, Bogor.
46