Anda di halaman 1dari 10

No……./Volume…….

Jurnal Sains Kimia

PENYEDIAAN KITOSAN OLIGOMER DARI LIMBAH KULIT


UDANG LIPAN (Squilla mantis) SEBAGAI EFEK
ANTI MIKROBA

Nurul Hasanah Nasution dan Prof. Harry Agusnar, M.Sc


Departemen Kimia FMIPA Universitas Sumatera Utara
Jalan Bioteknologi No. 01 Kampus USU Medan 20155
Email : nhasanahnasution@gmail.com

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian mengenai penyediaan kitosan oligomer dari limbah kulit udang
lipan (Squilla Mantis) sebagai efek anti mikroba. Kitosan oligomer diperoleh dengan
menambahkan 10 ml HNO2 pada larutan kitosan kemudian di inkubasi selama satu malam
pada suhu ruang. Depolimerisasi kitosan dapat diketahui dengan melihat penurunan
viskositas nya dengan menggunakan viskosimeter oswald dan berat molekul dengan
menggunakan persamaan Mark-Kuhn-Houwink. Uji antibakteri ditentukan dengan metode
difusi agar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai viskositas oligomer dari viskositas
standart dengan penambahan 10 ml HNO2 mengalami penurunan sebesar 76,49% dan nilai
berat molekul mengalami penurunan sebesar 80,94%. Uji anti mikroba menggunakan dua
mikroba staphylococcus aureus dan escherichia coli dengan variasi konsentrasi 0,5%. 1%,
1,5%, 2% dan 2,5% kitosan oligomer, dari hasil uji anti mikroba di peroleh zona bening
terbesar pada kitosan oligomer dengan konsentrasi 0,5% yaitu sebesar 13,4 pada escherichia
coli dan 16,2 pada staphylococcus aureus.

Kata kunci : kitosan, kitosan oligomer, viskositas, berat molekul, anti mikroba

ABSTRACT

We report the provision of chitosan oligomers from shrimp shell waste(Squilla Mantis)
centipede as anti-microbial effect. Chitosan oligomer obtained by adding 10 ml HNO2 in
chitosan solution and then incubated for one night at room temperature. Depolymerization of
chitosan can be determined by looking at a decrease in its viscosity by using viscometer
oswald and molecular weight using the equation Kuhn-Mark-Houwink. Antibacterial test
was determined by agar diffusion method. The results showed that the viscosity value of the
viscosity standard oligomers with the addition of 10 ml of HNO2 decreased by 76,49% and
the molecular weight decreased by 80.94%. Antimicrobial Test uses two
microbesstaphylococcus aureus and Escherichia coli with variations in the concentration of
0,5%, 1%, 1.5%, 2% and 2,5% chitosan oligomers, anti-microbial test results obtained the
largest clear zone on chitosan oligomers with a concentration of 1% is equal to 13,4 in
Escherichia coli and 16,2 in staphylococcus aureus.

Keywords: chitosan, chitosan oligomers, viscosity, molecular weight, antimicrobial


No……./Volume……. Jurnal Sains Kimia

I. PENDAHULUAN
pemutusan ikatan β-glikosidik, sehingga
Indonesia mempunyai daerah laut akan mempunyai bobot yang lebih kecil
yang luas ± 3.446.488km2 dengan dari pada kitosan sebelum
kekayaan alam yang sangat potensial terdepolimerisasi. Berkurangnya bobot
termasuk mahluk hayati sebagai hasil molekul dari kitosan tersebut akan
perikanan. Hasil perikanan seperti udang, menyebabkan sifat kelrutan yang semakin
kerang, rajungan dan ketam (shellfish) besar. (Srijanto,2006)
dalam pengolahannya menyisakan limbah. Dalam bentuk rantai pendek
Limbah padat crustecea (kulit, kepala, kaki oligomer ini,aktivitas biologis kitosan
dan ekor) merupakan salah satu masalah masih dapat dipertahankan, bahkan
yang dihadapi pabrik pengolahan shellfish. beberapa diantaranya memiliki aktivitas
Bahan tersebut belum dimanfaatkan secara biologis yang lebih baik. Oligomer kitosan
optimal yang akan mencemari atau oligosakarida dilaporkan masih
lingkungan(Anon, 2006). menjadi fokus dan menjadi trenriset saat
Limbah yang berupa kepala, kulit, ini karena memiliki beberapa bioaktivitas
ekor dan kaki udang tersebut memiliki yang sangat menarik,diantaranya sebagai
potensi untuk dimanfaatkan salah satunya penyembuh luka, anti mikroba,
adalah kitosan dari kulit udang. Kulit penghambat pertumbuhan, dan metastase
udang dan cangkang kepiting limbah tumor,penginduksi produksi interleukin 1
seafood merupakan sumber pembuatan dan 2(Khoushab &Yamabhai,2010).
kitin dan kitosan. (Marganov, 2003). Juliati (2008) telah melakukan
Kitosan merupakan suatu poli-(2- penelitian mengenai pembuatan kitosan
amino-2- deoksi-β-(1-4)-D-glukopiranosa) oligomer melalui proses degradasi
dengan rumus molekul (C6 H11 NO4)n oksidatif dengan penambahan H2O2 dan
(Arief, 2013) yang dapat diperoleh dari ultrasonic bath dan pengaruhnya terhadap
deasetilasi sempurna atau parsial kitin. viskositas dan berat molekul, kemudian
Kitosan adalah biopolymer yang kitosan oligomer yang diperoleh
kandungan utamanya D-glukosamin dan ditentukan nilai viskositas intinsiknya
beberapa bagian N-asetil-D-glukosamin dengan menggunakan viskosimeter oswald
yang berikatan pada β-(1-4) glukosida dan nilai berat molekulnya dengan
(Mahae dkk., 2011). menggunakan persamaan Mark-Kuhn-
Kitosan mendapat perhatian Houwink.
khusus sebagai biopolimer fungsional Penelitian sebelumnya yang
untuk aplikasi diberbagai bidang. dilakukan oleh (Meidina, 2005) mengenai
Penelitian dan pemanfaatan kitosan dan aktivitas antibakteri oligomer kitosan hasil
oligomernya mengalami peningkatan degradasi oleh kitonase Bacillus
yang signifikan di berbagai bidang licheniformis MB-2, dimana produksi
terutama dalam bidang farmasi, kesehatan oligomer kitosan dilakukan menggunakan
dan industri makanan. Kitosan lebih empat konsentrasi enzim (0,005, 0,0085,
efektif terserap kedalam tubuh manusia 0,1, 0,17 U/mg kitosan ) dengan waktu
bila dikonversi dulu dalam bentuk reaksi enzim-substrat selama 0,5 ,1,2, dan
oligomer kitosan (Qin Caiqin dkk., 2002). 3 jam pada suhu 70°C. Aktivitas anti
Kitosan oligomer merupakan bakteri citosan oligomer terhadap bakteri
kitosan yang telah mengalami pathogen diuji menggunakan metode difusi
depolimerisasi sehingga memiliki ukuran sumur, sedangkan pengaruh oligomer
molekul yang lebih kecil. Proses terhadap viabilitas bakteri diuji dengan
depolimerisasi terjadi setelah melalui metode kontak.
No……./Volume……. Jurnal Sains Kimia

Peneliti sebelumnya yang Dicuci kulit udang sebayak 10


dilakukan oleh (Ekowani,C,dkk. 2011) kilogram udang kemudian direndam
mengenai produksi kitosan oligomer kedalam larutan NaOH 2M selama 24 jam,
secara enzimatis dan bioaktivitasnya disaring dicuci dengan air hingga pH
terhadap kapang hasil isolasi dari produk netral, dijemur pada suhu kamar hingga
perikanan, dimana hasilpenelitian kering, setelah kering direndam kedalam
menunjukkan bahwa enzim kitosanase HCL 2M selama 24 jam, kemudian
kasar dari Stenotrophomonas malthopilia disaring dicuci dengan air, lalu dijemur
KPU2123 dapat digunakan untuk pada suhu kamar hingga kering, di uji
menghidrolisis kitosan menjadi oligomer kelarutan dalam asam fosfat 84% diperoleh
kitosan, yangditandai oleh menurunnya kitin kulit udang.
viskositas yang sangat signifikan pada
larutan kitosan.Dengan menggunakan II.3.2. Pembuatan Kitosan Dari Kulit
enzim kitosanase kasar 8U/mg kitosan, Udang
kitosan oligomer dapat diproduksi dengan
Sebagian kitin yang telah dihasilkan
waktu reaksi 2jam, penghentian reaksi
direndam kedalam NaOH 40% selama 6
enzimatis dapat dilakukan dengan
hari, dilakukan pengadukan setiap hari,
pendidihan selama15 menit atau dengan
disaring kemudian disuci dengan air
penambahanNaOH sampai netral.
hingga pH netral, lalu dijemur pada suhu
Berdasarkan latar belakang dan
kamar hingga kering, dilakukan uji
penelitian yang telah dilakukan
kelarutan dalam asm asetat 1% kemudian
sebelumnya, peneliti tertarik untuk
dihaluskan dan dihasilkan kitosan.
melakukan penelitian dengan judul
“Penyediaan Kitosan Oligomer dari II.3.3. Pembuatan Larutan Kitosan
Limbah Kulit Udang Lipan (squilla Oligomer
mantis) sebagaiEfek Anti Mikroba”.
Ditimbang masing-masing kitosan
II. METODOLOGI PENELITIAN 0,5 gram, 1 gram, 1,5 gram, 2 gram, dan
II.1. Alat-alat 2,5 gram, dilarutkan masing-masing
Spektra FT-IR, Beaker Glass, kitosan dengan 100 ml asam asetat 1%,
Erlenmeyer, Gelas ukur, Pipet tetes, Labu kemudian masing-masing konsentrasi
takar, Neraca Analitik, Botol Aquadest, kitosan di tambahkan dengan 10 ml HNO2
spatula, PH meter, Viskosimeter, Plat kaca, dihomogenkan, dimasukkan masing-
Autoklaf, Batang pengaduk, Jarum ose, masing konsentrasi larutan kedalam
kapas, Kertas Cakram, Inkubator, Neraca inkubaror dan di shaker selama 1 malam,
Analitik. kemudian di ukur pH menjadi 6 dengan
penambahan NaOH 10N, kemudian di uji
II.2. Bahan-bahan viskositas dan anti mikroba larutan kitosan
Kitosan, NaOH(s), CH3COOH oligomer.
glacial, NaNO2(s), H3PO4(l), HCl(p),
Aquadest(l), Gliresol, tween 80, Nutrient II.3.4. Pengujian viskositas larutan
Agar (NA), Mueller Hinton Agar (MHA) , kitosan
biakan Escherchia Coli, biakan Diukur masing-masing konsentrasi
Staphylococcus aureus larutan kitosan 0,5%, 1%, 1,5% 2% dan
2,5% sebanyak 10 ml, dimasukkan larutan
kedalam alat viskosimeter oswald,
II.3. Prosedur Penelitian kemudian dihisap larutan sampai melewati
II.3.1. Pembuatan Kitin Dari Kulit batas atas viskosimeter dengan bola karet,
Udang dilepas bola karet dan dihidupkan
stopwach ketika larutan mencapai batas
No……./Volume……. Jurnal Sains Kimia

atas, kemudian dimatikan stopwach ketika Eschericia Colidengan menggunakan


larutan melewati batas bawah dan cicatat jarum ose, di suspensikan kedalam
waktu alir larutan kitosan, dilakukan aquadest steril lalu dihomogenkan,
prosedur yang sama terhadap kitosan kemudian dibandingkan kekeruhan nya
oligomer. dengan standart Mc Farland, terbentuk
inokulum bakteri Eschericia Coli.
2.3.5. Pengujian antibakteri larutan Dilakukan hal yang sama terhadap bakteri
kitosan oligomer Staphylococcus aureus.
2.3.5.1. Pembuatan Media Muller 2.3.5.4. Pengujian Aktivitas Antibakteri
Hinton Agar Kitosan Oligomer
Sebanyak 19 gram media Muller Inokulum bakteri Eschericia Coli
Hinton agar dilarutkan dengan 500 ml dimasukkan ke media MHA didalam
aquadest di dalam erlenmeyer, kemudian cawan petri, didiamkan sampai media
dipanaskan sambil diaduk hingga memadat, kemudian diambil suspense
mendidih dan larutan jernih, lalu bakteri Eschericia Coli yang telah di
disterilkan dalam autoklaf pada suhu 120° larutkan dalam aquadest, digoreskan
C, dihasilkan media Muller Hinton Agar suspense bakteri kedalam media MHA
(MHA) steril. secara merata, kemudian dimasukkan
kertas cakram yang telah direndam dengan
2.3.5.2. Pembuatan Media Nutrien
larutan kitosan oligomer kedalam cawan
Agar (NA), media Agar miring dan stok
petri yang berisi bakteri, kemudian di
kultur bakteri
inkubasi selama 18-24 jam pada suhu 35°
Sebanyak 7 gram Nutrien Agar dilarutkan C, diukur diameter zona bening disekitar
dengan 250 ml Aquadest dalam cakram dengan jangka sorong, diamati
Erlenmeyer, dipanaskan sambil diaduk hasilnya,dilakukan hal sama terhadap
hingga larut dan mendidih, disterilkan bakteri Staphylococcus aureus.
dalam autoklaf pada suhu 121°C selama
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
15 menit, tebentuk media Nutrien Agar
Steril,kemudian Media NA steril
III.1. Pengujian Viskositas Larutan
dituangkan sebanyak 10 ml kedalam
tabung reaksi, dibiarkan pada temperatur Pengujian viskositas larutan kitosan
kamar sampai memadat pada posisi miring oligomer dilakukan dengan menggunakan
membentuk sudut 30-45°C,diambil biakan viskosimeter oswald. Data hasil pengujian
bakteri Escherichia Coli dari strain utama viskositas larutan kitosan dan oligokitosan
dengan jarum ose digores pada media NA dapat dilihat pada tabel 3.1 dan data nilai
yang memadat, kamudian di inkubasi pada berat molekul dapat dilihat pada tabel 3.2
suhu 35°C selama 18-24 jam,dihasilkan
stok kultur bakteri E.coli, dilakukan Tabel 3.1. DataPenurunan Nilai Viskositas
prosedur yang sama untuk bakteri Instrinsik pada Larutan Kitosan Standart
Staphylococcus aureus. dan Larutan Kitosan Oligomer
2.3.5.3. Penyiapan Suspensi Bakteri No Sampel Nilai
Viskositas
Diukur 10 ml aquadest dimasukkan Instrunsik
kedalam tabung reaksi dan ditutup rapat
dengan kapar, kemudian disterilkan 1. Larutan kitosan 924 cP
kedalam autoklaf pada suhu 121°C selama standart
15 menit, diharilkan 10 ml Aquadest steril,
kemudian diambil koloni bakteri
No……./Volume……. Jurnal Sains Kimia

2. Larutan Kitosan 217 cP


Oligomer Persamaan garis regresi untuk kurva garis
linier dapat diturunkan dari persamaan:
Y=a(X) + b :

Tabel 3.2. Data Nilai Berat Molekul pada


Larutan Kitosan Standart dan Larutan Dimana :
Kitosan Oligomer a = slope (kemiringan)
b = intersept = viskositas instrinsik [η]
No Sampel Nilai Berat X= Konsentrasi
Molekul
1400
1. Larutan kitosan 331.131 kDa 1200 f(x) = 14940 x + 924.1
standart 1000
2. Larutan kitosan 60.095 kDa 800
Oligomer
600
400
200
III.2. Pengolahan data 0
0 0.01 0.01 0.02 0.02 0.03 0.03
3.2.1. Mencari Nilai Viskositas
Instrinsik pada Kitosan Standart dan
Kitosan Oligomer
Gambar 3.1 Kurva Least Square Kitosan
Dari pengukuran viskositas kitosan, Standart
kemudian diplotkan terhadap konsentrasi
larutan sehingga diperoleh suatu kurva Jadi dari kurva konsentrasi (C) Vs
berupa garis linier. Nilai intersept dari Viskositas Reduksi (ηred) didapatkan
garis linier disebut dengan viskositas persamaan :
intrinsik. Untuk mencari nilai viskositas
intrinsik dan persamaan garis regresi pada y = 14940x+924,1
kurva garis linier dapat diturunkan dengan
menggunkan metode least square.
3.2.4. Mencari Nilai Berat Molekul pada
3.2.3. Mencari Nilai Viskositas Reduksi Larutan Kitosan Standart
pada Larutan Kitosan Standart
Bobot Molekul polimer dapat
Tabel 3.3 Data Penentuan Nilai Viskositas dicari dengan menggunakan persamaan
Reduksi Pada Kitosan Awal Mark-KuhnHouwink:(η)=K.Ma
Sampel Viskositas Viskositas Viskositas (Handayani,dkk, 2004
g/mL Relatif(ηr) Spesifik(ηsp) Reduksi
(t/t0) ηr-1 (ηred) Dimana:
ηsp/C
0,005 11,36 10,36 1036 K,a = tetapan Mark-kuhn-Houwink
0,01 11,44 10,44 1044 K = 9,8 x 10-4
0,015 12,28 11,28 1128 Α = 0,9
0,02 13,03 12,03 1203
(η) = viskositas instrinsik
0,025 14,30 1330 1330
M = berat molekul kitosan standart
No……./Volume……. Jurnal Sains Kimia

270
260
250 f(x) = 1600 x + 217.2
240
230
220
210
200
0 0.01 0.01 0.02 0.02 0.03 0.03
Maka berat molekul yang diperoleh :
log (η) = log K+ a log Mv
Gambar 3.2 Kurva Least Square Kitosan
log 924,1= log 9,8×10-3 + 0,9 log Mv
Oligomer
2,965 = -2,008 + 0,9 log Mv
4,973 = 0,9 logMv Jadi dari kurva konsentrasi (C) Vs
log Mv =5,52 Viskositas Reduksi (ηred) didapatkan
Mv = inv log 5,52 persamaan :
Mv = 331.131Da y = 1600x+217,2

3.2.5. Mencari Nilai Viskoistas Reduksi Maka nilai berat molekul yang di peroleh :
dari Larutan Kitosan Oligomer log (η) = log K+ a log Mv
Tabel 3.4 Data Penentuan Nilai Viskositas log 217,2 = log 9,8×10-3 + 0,9 log Mv
pada Kitosan Oligomer 4,338= -2,008 + 0,9 log Mv
4,338= 0,9 logMv
Sampel Viskositas Viskositas Viskositas
Relatif Spesifik Reduksi log Mv =4,8
(ηr) (ηsp) (ηred) Mv = inv log 4,8
t/t0 ηr-1 ηsp/C
0,005 3,25 2,25 225
Mv =63.095Da
0.01 3,33 2,33 233
0.015 3,43 2,43 243 Maka persen penurunan nilai berat
0.02 3,47 2,47 247 molekul dan viskositas instrinsik yang
0,025 3,58 2,58 258 diperoleh adalah :

Persamaan garis regresi untuk kurva garis % penurunan berat molekul :


linier dapat diturunkan dari persamaan : ¿ BM kitosan standart −BM kitosan oligomer
¿ ×100 %
BM kitosan standart
Y=a(X) + b :
Dimana : 331.131−63.095
= × 100 %
a = slope (kemiringan) 331.131
b = intersept = viskositas instrinsik [η] = 80,94 %
X= Konsentrasi
% penurunan viskositas instrinsik :
¿ viskositas kitosan standart−viskositas kitosan oligom
¿
viskositas kitosan standart
924,1−217,2
= × 100 %
924,1
= 76,49%
No……./Volume……. Jurnal Sains Kimia

Dari hasil pengujian viskositas oligom Staphylococ 14,9 mm 1,48


diperoleh persen penurunan berat molekul er 1% cus aureus
3 Larutan Escherichia 11 mm 0,83
dari kitosan standart ke kitosan oligomer kitosan coli
sebesar 80,94%. Begitu juga viskositas .
oligom Staphylococ 9,4 mm 0,56
instrinsik terjadi penurunan sebesar er 1,5% cus aureus
76,49%. Oleh karena itu viskositas
intrinsik berbanding lurus dengan berat 4 Larutan Escherichia 8,3 mm 0,38
molekul, sehingga dengan menurunnya . kitosan coli
oligom Staphylococ 9,2 mm 0,53
viskositas intrinsik dari oligomer kitosan er 2% cus aureus
maka terjadi pula penurunan berat 5 Larutan Escherichia 6,7 mm 0,11
molekulnya. . kitosan coli
2,5%
Berdasar data penurunan berat Staphylococ 7,1 mm 0,18
cus aureus
molekul, didapat penurunan dari 330.131
kDa-60.095 kDa ini dapat dinyatakan Dari hasil pengujian diatas
bahwa kitosan telah mengalami penurunan menunjukkan bahwa kelima sampel
berat molekul, hal ini dapat ditentukan dari menunjukkan hasil yang positif hal ini
parameter rentang berat molekul tinggi, ditandai dengan adanya zona bening di
sedang dan rendah, dimana berat molekul sekitar kertas cakram. Ini dikarenakan
tinggi antara 310-375 kDa, sedang 190- kitosan mempunyai bentuk spesifik
310 kDa dan rendah 50-190 kDa mengandung gugus amino dalam rantai
Dari data penurunan viskositas karbonnya yang bermuatan positif,
diatas dapat dilihat bahwa HNO2 dapat sehingga dalam keadaan cair sensitif
menghidrolisis kitosan sehingga terhadap kekuatan ion tinggi. Kitosan
mempengaruhi penurunan viskositas memiliki gugus fungsional amina (–NH2)
instrinsik dan berat molekul dari kitosan yang bermuatan positif yang sangat reaktif,
oligomer. sehingga mampu berikatan dengan dinding
sel bakteri yang bermuatan negatif. Selain
3.3. Uji Anti Mikroba itu kitosan memiliki struktur yang
menyerupai dengan peptidoglikan yang
Uji Anti Mikroba dilakukandengan merupakan struktur penyusun 90% dinding
metode cakram. Dalam pengujian sel bakteri gram positif (Hafdani, 2011).
dilakukan pada larutan kitosan oligomer
dengan konsentrasi 0,5, 1%, 1,5%, 2% dan Nanum jika dikaitkan dengan
2,5%. Dimana pengujian tersebut ketentuan kriteria aktivitas daya hambat
menggunakan dua bakteri yaitu yang ditentukan oleh (Davis dan
escherichia coli dan staphylococcus Stout,1971)) zona hambat yang terbentuk
aureus. Hasil uji anti mikroba dapat dilihat ≥ 20 mm dinyatakan memiliki daya
pada tabel 3.5 hambat yang kuat, 10-20 mm dinyatakan
memiliki daya hambat sedang dan ≤ 5 mm
Tabel 3.5. Hasil Uji Anti Mikroba dinyatakan memiliki aktivitas daya hambat
lemah.
N Sampel Nama Diameter Indeks
o bakteri zona anti
Jika dilihat dari data zona hambat
hambat mikrobi
al diatas dapat dinyatakan bahwa kelima
1 Larutan Escherichia 13,4 mm 1,24 konsentrasi kitosan oligomer memiliki
. kitosan coli daya hambat sedang, namun daya hambat
oligom Staphylococ 16,2 mm 1,7 yang mendekati lemah terlihat pada
er 0,5% cus aureus oligokitosan dengan konsentrasi 0,5%, hal
2 Larutan Escherichia 12,6 1,1 ini dikarenakan semakin rendah
. kitosan coli mm
konsentrasi kitosan maka gram positif
No……./Volume……. Jurnal Sains Kimia

10 0
90 80
Tra nsm it tan ce [%]
60 50
40
3070

3442. 89

2920. 13

2365. 31

2138. 70

1641. 94

1422. 38
1383. 52
1325. 00
1260. 66

1154. 78
1091. 25
1028. 81

895.7 6

668. 23
350 0 3 000 250 0 2 000 150 0 1 000
Wave numb er cm-1

yang dihasilkan juga semakin besar,


sehingga sangat reaktif mengikat gram
negatif pada mikroba.
Dimana dari kedua kitosan, bakteri
Escherichia colilebih aktif menghambat
kitosandibanding dengan bakteri
Staphylococcus aureuspebedaan dapat
dilihat dari diameter zona bening yang
terbentuk disekeliling cakram, hal ini
dikarenakan sensitivitas pada kedua
bakteri yang berbeda. C:\Program Files\OPUS_65\PPKS\EK\Kitosan.1 Kitosan Instrument type and / or accessory 21/03/2016

Kitosan memiliki kemampuan Page 1/1

untuk menghambat bakteri. Menurut Gambar 3.3 Spektrum FTIR serbuk kitosan
Z(heng et al.,2003) ada dua kemungkinan
mekanisme kitosan sebagai antibakteri. Dari gambar diatas spekrum
Yang pertama adalah kitosan yang menunjukkan adanya serapan pada daerah
menempel pada permukaan sel bakteri bilangan panjang gelombang (cm-1);
membentuk membran polimer yang dapat 3442,89 (N-H bending dan O-H
mencegah masuknya nutrisi masuk ke strectching); 2920,13 (C-H stretching);
dalam sel sehingga lama kelaman sel akan 164,94 (C=O amida); 109,25 (C-O)
mati. Yang kedua kitosan dengan bobot
molekul yang rendah dapat masuk ke Munculnya puncak amida
dalam sel dan meliputi sel. Karena kitosan disebabkannkarena kitosan kulit udang
dapat mengadsorpssubstansi elektronegatif lipan yang digunakan mempunyai derajat
dalam sel dan membuat mereka terapung, deasetilasi rendah yang menunjukkan
hal ini dapat mengganggu psikologi dari bahwa gugus asetil yang hilang masih
aktivitas bakteri dan membuat mereka sebagian C-H pada spektrum kitosan
lama kelamaan mati. cangkang udang lipan tersebut berasal dari
rantai utama polimer. Sedangkan ulur C-O
3.4 Analisis Spektroskopi Infra Merah berasal dari metanol yang melekat pada
(FTIR) rantai polimer.

Kitosan yang akan digunakan 3.4.1 Penentuan Derajat Deasetilasi


untuk penelitian ini terlebih dahulu
dikarakterisasi spektroskopi FTIR untuk Analisis spektrum FT-IR untuk
mengetahui gugus fungsional apakah kitosan dilakukan pada daerah gugus
sudah sesuai dengan yang diharapkan. fungsi dan daerah sidik jari dengan
Adapun grafik spektroskopi infra merah frekuensi 4000 cm-1 - 400 cm-1. Derajat
dari serbuk kitosan dapat dilihat pada deasetilasi kitosan ditentukan dengan
gambar 4. metode base line berdasarkan spektrum
FT-IR, dengan rumus:

A1655
DD = 1 –
[( ) ] ×
100
A3450 1,33
×100 %

Dimana, A1655 menunjukkan


serapan pada pita amida, A3450
menunjukkan serapan pada pita hidroksil,
dan faktor 1,33 menunjukkan nilai rasio
No……./Volume……. Jurnal Sains Kimia

A1655 / A3450 untuk sepenuhnya derajat dimana terdapat diameter zona hambat
deasetilasi kitosan. (Khan, dkk,2002) sebesar 13,4 mm pada Escherichia coli dan
Maka derajat deasetilasi dari penelitian ini 16,2 mm pada Staphylococcus aureus.
adalah :

A 1655 1 DAFTAR PUSTAKA


%DD = 1− ( ×
A 3450 1,33 )
× 100 %

%DD = 1 Anon.2006. BPS Kotamadya Jakarta


( 1641,94 )( 1655 ) 1 Utara(2001- 2005).
− ( ×
(3442,89 )( 3450 ) 1,33 )
x 100 % Davis,W.W. and T.R Stout. 1971. Disc
plate methods of microbiological
antibiotic assay.J.Microbiology.
2717,410 1
%DD = 1− ( 11877,970 ×
1,33 )
×100 % (4):659-665
Ekowati,C, Trie,A,R dan Nita,N.2011.
Produksi Kitosan Oligomer Secara
%DD = ( 1−0,1745 ) ×100 %
Enzimatis dan Uji Bioaktivitasnya
%DD = 82,5 terhadap Kapang Hasil Isolasi dari
Produk Perikanan. Jurnal pascapanen
dan biotoeknologi kelautan dan
perikanan. Vol 6 (2).
Hafdani, F.N. and Sadeghinia. N., 2011. A
Review on Application of Chitosan as
a Natural Antimicrobial. World
Academy of Science. Engineering and
Technology, 50.
Handayani, D. S. 2004, Sintesis Kopoli
(Eugenol-DVB) Sulfonat dari Eugenol
KESIMPULAN Komponen Utama Minyak Cengkeh
(Syzygium aromaticum), Jurnal
Dari penelitian yang dilakukan Biofarmasi, Vol. 2, No. 2, Hal. 53, 56.
dapat diambil kesimpulan: Kitosan Julianti, S. 2008. Pembuatan Kitosan
komersial dapat diuabah menjadi kitosan Oligomer Melalui Proses Degradasi
oligomer dengan penambahan 10 ml HNO2 Oksidatif Dengan Penambahan H2O2
dan dishaker selama 1 malam kemudian dan Ultrasonic Bath dan Pengaruhnya
dikarakterisasi dengan FTIR, Penambahan Terhadap Viskositas dan Berat
Molekul, Skripsi. Universitas
HNO2 dapat mempengaruhi kelarutan
Sumatera Utara.
kitosan hal ini dapat dilihat dari penurunan Khan, T. A., Peh,K.K., dan Chang,
viskositas instrinsik larutan kitosan ke H.S.2002. Reporting degree of
kitosan oligomer terjadi penurunan sebesar deacetylacion vaklues of chitosan;
76,49 % dan berat molekul terjadi The influence of analytical method . J.
penurunan sebesar 80,94 %, Kitosan Pharm. Sci Vol 5 (3):
oligomer dapat mempengaruhi efektivitas 205-212
Khoushab,F.andYamabhai,M.2010.Chitinres
bakteri hal ini dapat dilihat dari pengujian
earchrevisited.MarineDrugs.8:
anti bakteri, dimana kelima konsentrasi 1988-2012.
mendaptkan hasil yang positif, namun Mahae N., Chalat C., Muhammud
hasil terbesar terdapat pada kitosan P., 2011. Antioxidant and
oligomer dengan konsentrasi 0,5 % antimicrobial Properties of Chitosan
No……./Volume……. Jurnal Sains Kimia

Sugar Complex.Int. Food Research


J.18(4): 1543 –1551.
Marganov. 2003. Potensi Limbah Udang
Sebagai Penyerap Logam Berat
(Timbal, Kadmium, Dan Tembaga) Di
Perairan. Laporan. Bogor: IPB.
Meidina. 2005. Aktivitas Antibakteri
Oligomer Kitosan yang Diproduksi
menggunakan Kitosanase dari Isolat
B. Licheniformis MB-2, Tesis tidak
Diterbitkan. Pasca Sarjana, Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Qin Caiqin, Du Yumin, Xiao Ling, Li
Zhan, Gao Xiao hai. 2002 .Enzymic
Preparation Of Water-Soluble
Chitosan and Their Antitumor
Activity. Wuhan University, China.
Int.J. Biological Macromolecules
31(2002):111-117.

Srijanto B., Paryanto I., Masduki,


Purwatiningsih. 2006. Pengaruh
Derajat Deasetilasi Bahan Baku Pada
Depolimersasi Kitosan. Pusat
Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Farmasi dan Medika-BPPT, Bogor,
Akta Kimia Indonesia Vol.1 (2) : 67-
72.
Zheng, Lian-Yiang, Zhu, Ziang-Feng.
2003. Study on Antimicrobial Activity
of Chitosan With Different Molecular
Weights. Carbohydrate Polymers.
Volume 54 Hal 527-531.

Anda mungkin juga menyukai