1, 2019
Abstrak
Analisis vitamin C dan B1 pada sampel buah naga merah (Hylocereus lemairel (Hook.) Britton & Rose) dari
daerah Kabupaten Agam, Sumatera Barat dengan menggunakan metode spektrofometri UV-Vis. Sampel buah
naga merah (Hylocereus lemairel (Hook.) Britton & Rose) diekstraksi dengan menggunakan pelarut air.
Kemudian ekstrak sampel diukur dengan alat spektrofotometer ultraviolet untuk vitamin C pada panjang
gelombang 265,0 nm, sedangkan untuk vitamin B1 ekstrak sampel ditambahkan larutan dapar amonia, biru
bromtimol dan polivinyl alkohol kemudian diukur dengan alat spektrofotometer visible pada panjang
gelombang 431,0 nm. Hasil penelitian menunjukkan kadar vitamin C dari Hylocereus lemairel (Hook.) Britton
& Rose) yaitu 0,0151 % ± 0,0005. Sedangkan pada penentuan kadar vitamin B1 menunjukkan hasil yaitu
0,1023 % ± 0,0002.
Kata kunci : Buah Naga Merah, Vitamin C, Vitamin B 1, Spektrofotometri UV-Vis
Abstract
The analysis of vitamin C and B1 samples of red dragon fruit (Hylocereus lemairel (Hook.) Britton & Rose)
from Agam regency, West Sumatra, Indonesia by using UV-Vis Spectropometry method. The samples of red
dragon fruit (Hylocereus lemairel (Hook.) Britton & Rose) are extracted using water solvents. The sample of
extracting is measured by an ultraviolet spectrophotometer for vitamin C at a wavelength of 265.0 nm, for
vitamin B1 the sample of extracting is added with ammonia buffer solution, bromtimol blue and polyvinyl
alcohol and then these are measured by a visible spectrophotometer at a wavelength of 431.0 nm. The result of
vitamin C (Hylocereus lemairel (Hook.) Britton & Rose) level is 0.0151% ± 0,0005. And the result of vitamin
B1 level is 0.1023% ± 0.0002.
Keywords : Red Dragon Fruit, Vitamin C, Vitamin B1, Spectrophotometry UV-Vis
62
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 11, No. 1, 2019
63
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 11, No. 1, 2019
akan diuji kadarnya yakni vitamin C dan disaring dengan kertas saring. Filtrat
vitamin B1 pada buah naga merah diambil sebanyak 35 mL dimasukkan
(Hylocereus lemairel (Hoox.) Britton & kedalam labu ukur 50 mL tambahkan
Rose) secara spektrofotometri UV-VIS. aquabides hingga tanda batas (Arel et
al., 2017).
METODE PENELITIAN 2. KLT
Buah naga yang sudah dihaluskan,
ditimbang sebanyak 2,5 gram,
Alat dan Bahan masukkan sampel ke dalam erlenmeyer
Alat yang digunakan adalah 100 mL, tambahkan 20 mL aquadest,
seperangkat alat spektrofotometer UV- lalu campuran diaduk menggunakan
Visible (Shimadzu 1800), blender (Philips), vortex mixer kemudian disaring untuk
timbangan analitik (Precisa XB 220A), diambil filtratnya dan tambahkan 30
pipet ukur (Pyrex Iwaki®), gelas piala mL metanol, kemudian larutan disaring,
(Pyrex Iwaki®), labu ukur (Pyrex filtrat diambil sebanyak 25 mL
Iwaki®), pipet volume (Pyrex Iwaki®), kemudian lakukan identifikasi.
tabung reaksi (Pyrex Iwaki®), corong Pembuatan larutan uji untuk vitamin
(Pyrex Iwaki®), rak tabung reaksi (Pyrex B1
Iwaki®), pH-meter (HANNA instrument), 1. Spektrofotometri Sinar Tampak
spatel, vial gelap, pipet tetes, batang Buah naga yang masak dibersihkan
pengaduk, bola hisap, tissue, dan, kertas kemudian dikupas, dipotong kecil-kecil
saring Whatman No.1. kemudian dihaluskan menggunakan
Bahan dasar yang digunakan blender, kemudian ditimbang dengan
adalah buah naga merah, asam askorbat timbangan analitik sebanyak 25 g ,
murni (PT. Indo Pharma) Fehling A dan masukkan sampel ke dalam erlemeyer
Fehling B (PT. Brataco), kalium 50 mL, cukupkan dengan aquadest
permanganat (KMnO4) (Merck), vitamin sampai tanda batas, kocok homogen,
B1 murni (PT. Indo Pharma), polivinyl kemudian saring, masukkan ke dalam
alkohol (Merck), biru bromotimol labu ukur 50 mL, cukupkan dengan
(Merck), ammonium hidroksida (NH4OH) aquadest sampai tanda batas, tunggu ± 1
(Merck), ammonium klorida (NH4Cl) jam.
(Merck), metanol (CH3OH) (Merck), asam A. KLT
asetat (CH3COOH) (Merck), amonia Buah naga yang sudah dihaluskan,
(NH3) (Merck), kalium heksasianoferat ditimbang sebanyak 25 gram, masukkan
(K3[Fe(CN)6]) (Merck), timbal(II) asetat sampel ke dalam Erlenmeyer 100 mL,
(Pb[C2H3O2]2) (Merck), aquadest (H2O) tambahkan 20 mL aquadest, lalu
(PT. Brataco), natrium hidroksida (NaOH) campuran diaduk menggunakan vortex
(PT. Brataco), n-butanol (Merck) dan plat mixer dan tambahkan 30 mL metanol,
KLT Silika Gel 60 F254 (Merck). kemudian larutan disaring, filtrat
diambil sebanyak 25 mL kemudian
Pembuatan larutan uji untuk vitamin C lakukan identifikasi.
1. Spektrofotometri Ultraviolet Analisis Kualitatif
Buah naga yang masak dibersihkan A. Vitamin C
kemudian dikupas, dipotong kecil-kecil 1. Identifikasi Vitamin C dengan Reaksi
kemudian dihancurkan menggunakan Warna
blender. Kemudian timbang 2,5 g buah a. Pereaksi Fehling
naga merah yang telah dihaluskan Sebanyak 1 mL Larutan Fehling A dan
dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL Fehling B dicampurkan lalu
lalu ditambahkan aquabides hingga 50 ditambahkan larutan sampel dan larutan
mL kemudian dihomogenkan, dan baku pembanding sebanyak 1 mL pula,
64
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 11, No. 1, 2019
65
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 11, No. 1, 2019
66
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 11, No. 1, 2019
ultraviolet - sinar tampak, didapatkan hasil 6. Analisis kualitatif dengan KLT pada
sebagai berikut : penentuan vitamin B1 diperoleh nilai
Rf untuk pembanding vitamin B1
1. Identifikasi vitamin C melalui analisa adalah 0,46 nilai Rf untuk sampel
kualitatif dengan reaksi warna yaitu adalah 0,46 dan nilai Rf untuk
direaksikan dengan pereaksi fehling pembanding + sampel adalah 0,46.
dan kalium heksasianoferat 0,1 %, 7. Pengukuran panjang gelombang
didapatkan hasil positif mengandung maksimum larutan standar vitamin C
vitamin C. pada konsentrasi 6 µg/mL diperoleh
2. Identifikasi vitamin B1 melalui analisa panjang gelombang 265,00 nm.
kualitatif dengan reaksi warna yaitu 8. Perhitungan regresi pada
dengan pereaksi tiokrom dan timbal spektrofotometri ultraviolet diperoleh
asetat, diddapatkan hasil positif persamaan y = - 0,0188 + 0,09414x
mengandung vitamin B1. dengan koefisien kolerasi (r) = 0,9992.
3. Identifikasi vitamin C melalui analisa 9. Hasil perhitungan kadar rata-rata
kualitatif dengan reaksi warna yaitu vitamin C dengan spektrofotometri
direaksikan dengan pereaksi fehling ultraviolet adalah 0,0151 % ± 0,0005.
dan kalium heksasianoferat 0,1 %, 10. Pengukuran panjang gelombang
didapatkan hasil positif mengandung maksimum larutan standar vitamin B1
vitamin C. pada konsentrasi 20 µg/mL diperoleh
4. Identifikasi vitamin B1 melalui analisa panjang gelombang 431,00 nm.
kualitatif dengan reaksi warna yaitu 11. Perhitungan regresi pada
dengan pereaksi tiokrom dan timbal spektrofotometri sinar tampak
asetat, diddapatkan hasil positif diperoleh persamaan y = - 0,62689 +
mengandung vitamin B1. 0,04953x dengan koefisien kolerasi (r)
5. Analisis kualitatif dengan KLT pada = 0,99994.
penentuan vitamin C diperoleh nilai Rf 12. Hasil perhitungan kadar rata-rata
untuk pembanding vitamin C adalah vitamin B1 dengan spektrofotometri
0,68 dan nilai Rf untuk sampel adalah sinar tampak adalah 0,1023 % ±
0,68. 0,0002.
0,4 Absorban
Linear (Series1)
0,2
0
0 2 4 6 8 10
Konsentrasi (µg/ml)
67
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 11, No. 1, 2019
Pada pembuatan kurva kalibrasi dibuat Pada pembuatan kurva kalibrasi dibuat
vitamin C dengan konsentrasi 4,5,6,7,8 vitamin B1 dengan konsentrasi 18, 20, 22,
µg/mL. Semua larutan diukur pada 24, 26 µg/mL. Semua larutan di ukur
panjang gelombang maksimum vitamin C panjang gelombang maksimum vitamin B 1
yaitu 265,0 nm dengan spektrofotometer dengan spektrofotometri sinar tampak
ultraviolet sehingga didapatkan masing- sehingga didapatkan absorban masing-
masing absorban masing-masing masing konsentrasi adalah 0,263; 0,365;
konsentrasi adalah 0,361; 0,455; 0,536; 0,463; 0,563; 0,663 dan persamaan regresi
0,639; 0,739 dengan persamaan regresi y = y = - 0,62689 + 0,04953x dengan koefisien
- 0,0188 + 0,09414x dengan koefisien kolerasi (r) = 0,99994. Kurva kalibrasi
kolerasi (r) = 0,9992. Kurva kalibrasi yang yang didapatkan linier karena nilai (r)
didapatkan linier karena nilai (r) berada berada pada rentang 0,99 r 1
pada rentang 0,99 r 1 (Harmita, (Harmita, 2006).
2006).
68
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 11, No. 1, 2019
Pembahasan
69
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 11, No. 1, 2019
70
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 11, No. 1, 2019
hasil yaitu 12,400 % ± 0,0005. Pada absorbannya cepat larut. Kemudian larutan
pengukuran sampel buah naga merah ini, tersebut disaring dan filtrat dimasukkan ke
tidak diperhatikan faktor stabilitas asam dalam labu ukur 25 mL.
askorbatnya, sehingga kadar yang terukur Identifikasi vitamin B1 pada larutan
menjadi lebih kecil dari kadar sampel dapat dilakukan dengan
sesungguhnya. Penurunan kadar vitamin C menggunakan reaksi warna diantaranya
tersebut disebabkan adanya peningkatan reaksi tiokrom dan reaksi timbal asetat.
kegiatan enzim asam askorbat oksidase Dari hasil yang didapatkan pada reaksi
yang berperan dalam perombakan vitamin tiokrom larutan sampel berflouresensi biru
C akibat lamanya penyimpanan. Dengan ungu. Hal tersebut berarti sampel dan
lama penyimpanan, asam askorbat larutan baku pembanding positif
oksidase yang berperan dalam perombakan merngandung vitamin B1. Berdasarkan
vitamin C, aktivitasnya menurun. Reaksi hasil identifikasi dengan reaksi warna yang
perombakan vitamin C tersebut masih telah dilakukan sesuai dengan yang tertera
berlangsung tetapi berjalan lambat, pada literatur (Auterhooff & Kovar, 1987),
sehingga terjadi penurunan kadar vitamin membuktikan bahwa larutan sampel
C (Nurhayati et al., 2007). kacang hijau mengandung vitamin B1.
Sedangkan pada pengujian Tiamin yang ditambah dengan
terhadap vitamin B1, sampel yang kalium heksasianoferat (III) akan
digunakan untuk spektrofotometer visibel teroksidasi menghasilkan tiokrom yaitu
ditimbang sebanyak 25 g buah naga merah suatu senyawa yang berfluoresensi biru
yang telah dihaluskan kemudian (Sudjadi & Rohman, 2006). Penambahan
dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL, NaOH dilakukan untuk mengubah tiamin
tambahkan 30 mL aquadest, hal ini hidroklorida menjadi basa bebasnya
dikarenakan kelarutan vitamin B1 tinggi dengan melepaskan molekul HCl. Selain
pada pelarut aquadest, kemudian aduk itu, HCl juga berfungsi sebagai pemberi
menggunakan vortex mixer selama 2-5 suasana basa pada reaksi pembentukan
menit dengan tujuan untuk meratakan tiokrom. Tiokrom terbentuk karena adanya
kelarutan vitamin B1, tambahkan aquadest oksidasi tiamin oleh kalium ferisianida
sampai tanda batas. Setelah itu larutan pada suasana basa. Kemudian n-butanol
disaring menggunakan kertas saring dan yang bertindak sebagai pelarut mampu
filtrat dimasukkan ke dalam labu ukur 50 menarik tiamin hingga terbentuk dua
mL kemudian cukupkan dengan aquadest lapisan. Hal ini disebabkan senyawa tiamin
sampai tanda batas, tunggu ± 1 jam. mudah larut atau bersifat polar terhadap
Untuk uji lanjut menggunakan alkohol. Adapun NaOH akan terpartisi ke
KLT ditimbang sebanyak 25 g kemudian fase air yang merupakan lapisan bawah
dimasukan ke dalam Erlemeyer 100 mL pada pemisahan ini dan selanjutnya
dan ditambahkan dengan 20 mL aquadest, dibuang.
kemudian diaduk selama 2-5 menit Identifikasi dengan reaksi timbal
dengan menggunakan vortex mixer asetat terbentuk endapan bewarna kuning.
kemudian disaring, setelah itu Hal tersebut berarti sampel dan larutan
ditambahkan pelarut metanol sebanyak 30 baku pembanding positif merngandung
mL. Tujuan penambahan metanol vitamin B1. Berdasarkan hasil identifikasi
dikarenakan vitamin B1 mudah larut dengan reaksi warna yang telah dilakukan
terhadap metanol dan memudahkan untuk sesuai dengan yang tertera pada literatur
mengidentifikasi sampel menggunakan (Auterhooff & Kovar, 1987),
menggunakan KLT karena mempercepat membuktikan bahwa larutan sampel
proses pengeringan pada plat untuk kacang hijau mengandung vitamin B1.
menghindari titik noda yang melebar Dalam hal ini larutan thiamin yang
karena kalau menggunakan aquadest saja dicampurkan dengan Pb-asetat 10 % dan
71
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 11, No. 1, 2019
72
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 11, No. 1, 2019
73
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 11, No. 1, 2019
74