Anda di halaman 1dari 10

P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No.

1, April 2017

IDENTIFIKASI KAPANG PADA KECAP KEDELAI MANIS


PRODUKSI LOKAL KEDIRI DENGAN METODE PENGENCERAN

D.Humairoh

1
Jurusan Biologi, Fakultas Sains
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata
Kediri, Indonesia

e-mail: durrohhumairoh@gmail.com

Abstrak
Kecap kedelai merupakan salah satu produk fermentasi yang telah dikenal sejak ribuan
tahun yang lalu di berbagai negara termasuk Indonesia. Kecap kedelai manis
merupakan produk kecap kedelai yang menjadi produk khas Indonesia. Berbagai jenis
kecap yang dijual di pasar merupakan produk industri kecap dalam negeri atau produksi
lokal dengan harga yang relatif murah sehingga dikhawatirkan kualitas bahan dasar
kurang bagus serta sanitasi selama proses produksinya kurang terjaga. Keamanan
pangan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor pencemar antara lain cemaran
mikrobiologis, logam berat, dan bahan kimia yang membahayakan kesehatan.Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah kapang dan jenis kapang yang ditemukan
pada sampel kecap produk lokal Kediri. Penelitian ini menggunakan metode
pengenceran hingga 101 yang terdiri dari 10 sampel kecap kedelai manis produksi lokal
Kediri dengan merek yang berbeda. Hasil pengamatan dari pengenceran kecap
menunjukkan bahwa pada sampel kecap kedelai manis produk lokal Kediri ditemukan
jumlah kapang sebanyak < 50 koloni/mL pada setiap sampelnya dan jenis kapang yang
ditemukan meliputi Penicillium sp., Aspergillus sp., Rhizopus sp., dan Mucor sp.
sehingga dapat disimpulkan bahwa kecap produksi Kediri aman dikonsumsi karena
sesuai standar yang ditetapkan Pemerintah dalam SNI 3543: 2013.

Kata kunci: Jumlah koloni, Jenis kapang, Kecap kedelai manis, produk lokal Kediri

Abstract
Soy sauce was one of fermentation products that had been known for thousand years
in various countries including Indonesia. Sweet soy sauce was original product from
Indonesia. Various kinds of sweet soy saucesold in market were local or domestic
products with relatively cheap price thus its quality of basic ingredients and sanitation
of production process became issues. Food safety could be affected by some factors
such as microbiological contamination,heavy metals and harmful chemical substances.
The purpose of this study was to determine the number and type of mold fungi found in
local soy sauce of Kediri. This study used dilution method up to 10 -1 for 10 samples from
10 different brands. The result shows that each sample contains <50 colonies/ ml of
molds. Molds that had been found are Penicillium sp., Aspergillus sp., Rhizopus sp.,
and Mucor sp. It can be concluded that the local sweet soy sauce of Kediri are safe to
be eaten according to standard established by Government in SNI 3543: 2013.

Keywords: The number of colonies, mold type, sweet soy soy sauce, local products
Kediri

Jurnal Sains dan Teknologi | 11


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No. 1, April 2017

PENDAHULUAN terbukti mampu meningkatkan keamanan


Kecap kedelai merupakan salah satu pangan serta dapat mengurangi cemaran
produk fermentasi yang digunakan sebagai fisik, kimiawi, atau biologis dalam bahan
produk pencita rasa khususnya di negara pangan. Institusi pemerintah yang
Asia yang merupakan produk bumbu bertanggung jawab terhadap peredaran
(condiment) yang tertua di Cina selama lebih produk pangan di seluruh Indonesia adalah
dari 3000 tahun (Muangthai dkk.,2009). Badan Pengawasan Obat dan Makanan
Salah satu ciri khas kecap kedelai khas (BPOM). BPOM tidak hanya melakukan
Indonesia yang berbeda dengan negara pengawasan terhadap pangan tetapi juga
lainnya adalah kecap kedelai manis. melakukan pengawasan terhadap
Berdasarkan SNI 01-3543-2013, kecap peredaran produk terapetik, narkotika,
kedelai manis adalah produk cair yang psikotropika, zat aktif lain, obat tradisional,
diperoleh dari hasil fermentasi kacang kosmetik, dan bahan berbahaya (Nugraheni,
kedelai (Glycine max L.) dan gula, gula 2010).
merah, dengan atau tanpa proses Penemuan mikroorganisme pada
karamelisasi dengan atau tanpa kecap manis produk lokal di Kota Padang
penambahan bahan lain, dengan oleh Deswita dkk. (2013) diperoleh hasil
karakteristik dasar total gula tidak kurang jenis kapang Aspergillus sp. dan Penicillium
dari 40% (Meutia, 2015). sp dari empat sampel dengan merek yang
Dewasa ini kesadaran masyarakat berbeda. Abalunan et al. (2013) melaporkan
terhadap pangan, nilai gizi dan keamanan bahwa pada 6 sampel kecap berbeda merek
pangan semakin meningkat. Bahan di wilayah Diliman Filipina didapatkan
makanan yang dikonsumsi menjadi kapang jenis Aspergillus sp. dan Fusarium
perhatian khusus karena banyak penderita sp. Nugraheni (2010) menyebutkan bahwa
yang keracunan atau pencernaannya pengamatan jumlah kapang juga merupakan
terganggu akibat makanan yang dikonsumsi hal yang penting dalam pengujian kelayakan
telah tercemar. Berikut beberapa faktor yang bahan pangan, pada beberapa sampel
dapat mempengaruhi keamanan pangan, kecap manis yang dijual di wilayah Balai
antara lain cemaran mikrobiologis, logam Besar Pengawas Obat dan Makanan
berat, dan bahan kimia yang (BPOM) Yogyakarta didapatkan jumlah
membahayakan kesehatan. Mikroorganisme kapang < 10 koloni/mL sehingga dapat
pada makanan bisa berasal dari tanah, dinyatakan aman dari cemaran mikroba jenis
udara dan air pada proses pencucian kapang.
maupun pengolahan. Keamanan pangan Berdasarkan penelitian terdahulu
penting untuk menjamin pangan yang layak bahwa pengamatan tentang kapang sangat
dan aman dikonsumsi (Deswita dkk., 2013). penting untuk mendukung kelayakan uji
Seiring dengan meningkatnya bahan pangan sesuai standart yang telah
pengetahuan dan kesadaran akan ditetapkan oleh Pemerintah sekaligus dapat
kesehatan terhadap pangan yang menjadi acuan mengenai sebaran kapang
dikonsumsi, konsumsi pangan yang aman pada kecap kedelai manis yang tercemar.
merupakan hal yang harus diperhatikan oleh Peneliti tertarik mengamati variasi jamur
produsen dan konsumen. Berdasarkan UU yang tumbuh pada kecap produksi lokal
Pangan No. 7 tahun 1996, keamanan Kediri serta menentukan kualitas kecap
pangan adalah kondisi dan upaya yang berdasarkan cemaran mikroba jenis kapang
diperlukan untuk mencegah pangan dari menurut SNI 3543: 2013 yang telah
kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan ditetapkan oleh Pemerintah Republik
benda lain yang dapat mengganggu, Indonesia.
merugikan, dan membahayakan kesehatan
manusia. Pangan yang aman adalah pangan METODE PENELITIAN
yang tidak mengandung bahaya biologi atau Penelitian dilakukan di Laboratorium
mikrobiologi, bahaya kimia, dan bahaya fisik Mikologi Institut Ilmu Kesehatan Bhakti
(Nugraheni, 2010). Wiyata Kediri pada bulan Januari 2017.
Penerapan peraturan yang berkaitan Rancangan dalam penelitian ini adalah
dengan keamanan pangan secara benar deskriptif observasional. Variabel bebas

Jurnal Sains dan Teknologi | 12


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No. 1, April 2017

dalam penelitian ini adalah berbagai macam untuk menumbuhkan kapang atau yeast
kecap produksi lokal Kediri. Variabel terikat yang patogen atau non patogen.
meliputi jenis jamur yang tumbuh dan jumlah C. Pengujian kapang
koloni yang tumbuh setelah 7 hari masa Eksplorasi jamur pada kecap produk
inkubasi berdasarkan SNI 01-3543-2013. lokal Kediri dilakukan menggunakan metode
Sedangkan variabel kontrolnya meliputi pengenceran. Homogenisasi sampel dan
suhu penyimpanan 20-25 °C, lama inkubasi pengenceran dilakukan pada 101. Setiap
perlakuan, volume kecap 10 mL, volume sampel pada pengenceran 101 diambil
sampel 1 mL pada masing-masing cawang, sebanyak 1 mL kemudian SDA dituangkan
kecap hanya diperoleh di wilayah Kediri. sebanyak 15-20 mL di simpan pada suhu
Kecap yang digunakan untuk sampel adalah kamar dan dilakukan pengamatan setelah 7
10 macam kecap lokal produksi Kediri hari masa inkubasi. Sampel pada penelitian
dengan merk yang berbeda. ini menggunakan 10 macam kecap dengan
melakukan pengulangan sebanyak 3 kali.
Alat dan Bahan Pada hari ke-7 dilakukan identifikasi
Alat menggunakan buku Samson (1988).
Alat-alat yang di gunakan dalam Kemudian dilakukan perhitungan koloni
penelitian ini meliputi cawan petri, tabung kapang yang tumbuh.
reaksi, gelas beaker, gelas ukur, D. Pengolahan data
erlenmeyer, pipet steril, autoclave, lampu Jumlah koloni yang tumbuh pada
spiritus, batang pengaduk, timbangan pengenceran 101 di rata-rata sesuai SPC.
digital, coloni counter, vortex, mikropipet, Sehingga didapatkan hasil jumlah koloni/ml
blue tip, jarum ose, inkubator, lampu spiritus, yang akan di bandingkan dengan minimal
tissu, kapas, alumunium foil, kertas wrap, cemaran kapang pada kecap kedelai sesuai
dan kamera digital sebagai alat SNI 01-3543-2013.
dokumentasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bahan A. Jumlah koloni kapang yang tumbuh
Bahan-bahan yang digunakan dalam Uji kapang yang tumbuh pada semua
penelitian ini adalah kecap manis, aquades, sampel kecap produksi lokal Kediri
alkohol 70%, kertas label, media Saboroud menunjukkan hasil yang termasuk aman
Dextrose Agar (SDA). untuk konsumsi karena tidak melebihi
standar minimal cemaran mikroba
Prosedur Penelitian khususnya kapang pada kecap kedelai
A. Pengumpulan sampel penelitian manis yang di tetapkan oleh Pemerintah.
(Deswita dkk., 2013) Standar Nasional Indonesia untuk
Sampel kecap yang digunakan berasal kecap kedelai manis yang tercantum pada
dari produksi lokal Kediri. Setelah SNI 3543: 2013 dapat dapat dilihat pada
melakukan survey di seluruh pasar yang Tabel 1.
tersebar di wilayah Kediri, terdapat 10
sampel kecap dengan merk yang berbeda.
B. Pembuatan media pertumbuhan
Media pertumbuhan kapang yang
digunakan adalah Saboroud Dextrose Agar
(SDA). SDA merupakan media yang baik

Jurnal Sains dan Teknologi | 13


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No. 1, April 2017

Tabel 1. Syarat mutu kecap kedelai manis SNI 3543: 2013


No Kriteria Uji Satuan Persyaratan
1 Keadaan
1.1 Bau - Normal, khas
1.2 Rasa - Normal, khas
2 Kadar protein (Nx6,25) % (b/b) min. 1,0
3 Kadar gula (dihitung sebagai % (b/b) min. 30
sakarosa)
4 pH - 3,5 – 6,0
5 Cemaran logam
5.1 Timbal (Pb) mg/kg maks. 1,0
5.2 Kadmium (Cd) mg/kg maks 0,2
5.3 Timah (Sn) mg/kg maks 40,0
5.4 Merkuri (Hg) mg/kg maks 0,05
6 Cemaran arsen (As) mg/kg maks 0,5
7 Cemaran mikroba
7.1 Bakteri coliform APM/g <3
7.2 Kapang koloni/g maks. 50
8 Aflatoksin
8.1 B1 µg/kg maks. 15
8.2 Total aflatoksin µg/kg maks. 20

Secara garis besar untuk kriteria Pada SNI kecap kedelai sebelumnya (SNI
mutuyang terdapat pada kecap kedelai 3543 – 1999) tertulis bahwa kadar protein
manis terbagi menjadi 3 kelompok besar kecap kedelai manis adalah minimal 2,5%
yaitu kriteria mutu secara organoleptik, dan minimal 4% untuk kecap kedelai asin,
mutu secara kimia, dan mutu secara dengan pertimbangan bahwa kecap kedelai
mikrobiologis. Untuk kriteria mutu kecap manis sudah ditambahkan dengan gula dan
kedelai manis meliputi kadar protein, kadar bumbu-bumbu lainnya (Purwoko dan
gula, dan pH. Kandungan protein Handajani, 2007). Tabel 2 merupakan hasil
merupakan parameter kualitas kecap jumlah koloni pada kecap produk lokal
manis(Direktorat Gizi Depkes RI, 1996). Kediri dengan metode pengenceran 101 .

Tabel 2. Jumlah koloni kapang yang tumbuh dari sampel kecap produk lokal Kediri
Nomor Sampel Kecap Rata-rata Jumlah Koloni Kapang (Koloni/mL)
1 16
2 10
3 23
4 29
5 26
6 22
7 33
8 42
9 19
10 12

Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat di wilayah Yogyakarta telah


jumlah koloni kapang kurang dari 50 (< 50 terbukti aman dengan rata-rata jumlah
koloni/g), artinya kecap produk lokal Kediri koloni < 10 koloni/g. Pemeriksaan cemaran
telah memenuhi standar dan aman untuk mikroba terutama kapang sangat penting
dikonsumsi sesuai SNI kecap kedelai manis untuk dilakukan karena adanya kapang
pada Tabel 1. dalam bahan pangan dapat mempengaruhi
Nugraheni (2010) menyebutkan umur simpan dan penurunan kualitas
bahwa uji angka kapang pada kecap yang produk hasil olahan pangan tersebut.

Jurnal Sains dan Teknologi | 14


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No. 1, April 2017

Kadar gula yang terkandung pada Berdasarkan hasil analisis produk kecap
kecap kedelai manis ditetapkan minimal kedelai manis di Indonesia memiliki rata-
sebesar 30% untuk mengelompokkan rata kadar gula sekitar 60,38%. Tabel 3
kecap kedelai sebagai kecap kedelai manis. menunjukkan hasil uji kadar gula dari
Uji kadar gula dari beberapa produsen beberapa produsen kecap di Indonesia
kecap di Indonesia yang dianalisis di BBIA. yang dianalisis BBIA (Meutia, 2015).

Tabel 3. Hasil analisis kadar gula kecap kedelai manis beberapa produsen kecap di
Indonesia (Meutia, 2015)
Contoh Kecap Kedelai Manis Kadar Gula (sebagai Sakarosa) dalam %
Kecap Kedelai Manis 1 63,7
Kecap Kedelai Manis 2 64,0
Kecap Kedelai Manis 3 30,2
Kecap Kedelai Manis 4 51,7
Kecap Kedelai Manis 5 32,5
Kecap Kedelai Manis 6 67,5
Kecap Kedelai Manis 7 67,4
Kecap Kedelai Manis 8 64,9
Kecap Kedelai Manis 9 64,7
Kecap Kedelai Manis10 65,1
Kecap Kedelai Manis11 64,2
Kecap Kedelai Manis12 65,6
Kecap Kedelai Manis13 65,8
Kecap Kedelai Manis14 65,6
Kecap Kedelai Manis15 65,7
Kecap Kedelai Manis16 66,4
Kecap Kedelai Manis17 66,4
Kecap Kedelai Manis18 66,5
Kecap Kedelai Manis19 66,3
Kecap Kedelai Manis20 66,3
Kecap Kedelai Manis21 66,2
Kecap Kedelai Manis22 22,2
Kecap Kedelai Manis23 66,9
Rata-rata kadar gula 60,38

Kadar gula pada kecap kedelai contoh kecap kedelai manis di Indonesia
menjadi pembeda antara kecap kedelai ditetapkan bahwa kadar gula kecap kedelai
manis dan kecap kedelai asin. Kecap manis minimal 30%. Kadar gula pada
kedelai manis memiliki kadar gula yang kecap kedelai manis lebih terkait pada
lebih tinggi dibandingkan kecap kedelai kualitas organoleptik dari kecap kedelai
asin yang mengandung gula sekitar 0,4% manis, sehinggabesar kadar gula pada
saja, bahkan pada beberapa produk kecap kecap kedelai manis mempengaruhi
kedelai asin tidak terdapat kandungan penerimaan konsumen terhadap kecap
gula.Hidayat dan Sri (2006) menyebutkan kedelai manis (Meutia, 2015).
bahwa pada akhir proses produksi kecap Bukan hanya berpengaruh pada
asin tidak ada penambahan gula. kualitas mutu organoleptik, kadar gula
Sedangkan pada pembuatan kecap manis yang tinggi juga berkaitan erat dengan
dilakukan penambahan gula serta bumbu- tinnginya koloni kapang yang terdapat
bumbu pada sari fermentasi kedelai. Pada pada kecap. Peningkatan jumlah kapang
SNI 3543:2013 ditetapkan bahwa kadar akan signifikan karena kapang mempunyai
gula minimal untuk kecap kedelai manis kemampuan hidup pada konsentrasi
adalah 40%, namun mengingat pada dengan kadar gula yang tinggi. Semakin
contoh uji kecap kedelai terdapat kecap banyak kandungan gula dalam kecap
kedelai yang kadar gulanya kurang dari maka semakin tinggi pula kandungan
40% maka untuk mengakomodir semua kapang didalamnya. Konsentrasi gula yang

Jurnal Sains dan Teknologi | 15


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No. 1, April 2017

yang tinggi dalam kecap sedikit demi laktat yang bersifat homo fermentatif,
sedikit dihidrolisis oleh kapang untuk Pseudomonas cerevisae atau
pertumbuhannya. Gula berkurang Pseudomonas soyae dan khamir yang
sementara jumlah kapang terus meningkat toleran terhadap garam tinggi terutama
(Hendritomo, 2015). Hal ini sesuai dengan Saccharomycesrouxii. Menurut Sakaguchi
hasil pengamatan pada kecap produk lokal dalam Kasmidjo(1990), pada konsentrasi
Kediri bahwa pada sampel 7 dan 8 memiliki garam yang lebih tinggi 20-30%
tekstur sangat kental karena banyaknya Pseudomonas soyae tetap tumbuh baik
kandungan gula didalam kecap tersebut dan menghasilkan asam laktat tinggi
sehingga jumlah koloni kapang (33 dan 42) sehingga dapat menurunkan pH sampai
yang ditemukan dengan jumlah yang 4,9, bakteri tersebut berperan dalam
cukup tinggi dibandingakan dengan pembentukan cita rasa dana roma spesifik
sampel yang lain (Tabel 2). untuk kecap. Pada kondisi aerob dalam
Pada fermentasi yang terjadi pada konsentrasi garam tinggi khamir yaitu
kecap yang meliputi fermentasi jamur (koji) Saccharomycesrouxii mengubah sejumlah
maupun fermentasi dalam larutan garam glukosa (50%) menjadi gliserol, merupakan
(moromi) terjadi perubahan-perubahan komponen penting pendukung cita rasa
biokimiawi oleh aktifitas enzim yang kecap. Menurut Suprapti(2005), gula
dihasilkan oleh mikroba (baik bakteri kelapa yang ditambahkandiperlukan dalam
maupun kapang atau khamir). Pada pembuatan kecap manis, berfungsi
fermentasi jamur (koji), mikroba yang sebagai pemanis sehingga jumlah gula
dominan adalah Aspergillus soyae(Meutia, kelapa yang ditambahkan dapat
2015).Selama proses fermentasi koji, berpengaruh pada respon rasa kecap
protein yang terkandung dalam kedelai organik (Meutia, 2015).
akan dipecah menjadi peptida dan asam Mutu kecap akan terjaga jika
amino oleh enzim proteolitik, terutama dari dilakukan usaha-usaha untuk menekan
jenis protease netral dan basa. Selain itu, jumlah cemaran kapang yang ada. Hal ini
Aspergillus soyae juga mensekresikan dapat dilakukan dengan cara mengayak
enzim α-amilase yang berfungsi untuk butiran kedelai setelah dikeringkan atau
menghidrolisis polisakarida menjadi dicuci serta dilakukan penyaringan
oligosakarida, disakarida dan sebelum akhir proses pembuatan kecap
monosakarida. Enzim lipase yang dapat (Hendritomo, 2015). Dengan kata lain,
memecah lipid juga ditemukan ketika bahwa mutu kecap akan terjamin selama
proses fermentasi koji berlangsung proses produksi kualitas kedelai menjadi
(Fayyad, 2008). prioritas utama.
Pada kecap juga di tambahkan
garam. Konsentrasi garam yang optimal 17 B. Jenis jamur yang tumbuh
sampai 19% berpengaruh terhadap Hasil penelitian uji kapang beberapa
hidrolisis protein dalammoromi dan produk kecap manis produksi lokal Kediri
kecepatan pembentukan asam laktat dan mendapatkan beberapa jenis kapang
alkohol. Mikroba utama adalah jamur disajikan pada Tabel 4.
Aspergillus soyae, bakteri-bakteri asam
Tabel 4. Jenis kapang yang ditemukan pada sampel kecap produk lokal Kediri
Nomor Sampel Kecap Jenis Kapang
1 Penicillium sp.
2 Aspergillus sp.; Mucor sp.
3 Penicillium sp.; Rhizopus sp.
4 Aspergillus sp.
5 Aspergillus sp.
6 Mucor sp.
7 Aspergillus sp.; Rhizopus sp.
8 Aspergillus sp.; Mucor sp.
9 Aspergillus sp.; Rhizopus sp.
10 Aspergillus sp.; Penicillium sp.

Jurnal Sains dan Teknologi | 16


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No. 1, April 2017

Berbagai jenis kapang ditemukan aflatoksin (Deswita dkk, 2013). Abalunan et


pada beberapa sampel kecap kedelai al. (2013) menyebutkan bahwa Aspergillus
manis produksi lokal Kediri yaitu sp. dapat memproduksi toksin dalam
Penicillium sp., Aspergillus sp., Rhizopus jumlah yang tinggi. Produksi toksin dari
sp., dan Mucor sp. Hasil ini seperti halnya kapang pada sampel kecap dapat
yang ditemukan oleh Deswita dkk. (2013) menginfeksi manusia selama
bahwa pada sampel kecap produk lokal penyimpanan dan proses produksi tidak
Padang ditemukan jenis kapang yang dilakukan sesuai standar.
hampir sama yaitu dari jenis Penicillium sp. Batas maksimum cemaran total
dan Aspergillus sp. Abalunan et al. (2013) aflatoksin pada kecap kedelai manis
juga menemukan Aspergillus sp. dan adalah 20 ppb dan batas maksimum
Fusarium sp. pada 6 sampel produk kecap aflatoksin B adalah 15 ppb. Hal ini telah
yang dikumpulkan di Lanao del Norte, sesuai dengan Peraturan BPOM No.HK.
Filipina. Menurut Hendritomo (2015) 00.06.1.52.4011. Aflatoksin dapat
bahwa jenis kapang yang banyak dijumpai terbentuk sebagai hasil metabolit dari
pada kecap produksi Indonesia meliputi kapang penghasil aflatoksin serta
Aspergillus spp.,Penicillium kontaminasi kapang yang mungkin dapat
purpurogenum, Rhizopus oryzae, Eurotium berasal dari bahan baku dan gudang
spp. penyimpanan, bila tidak disimpan dengan
Untuk batasan cemaran baik. Karena itu dalam pemilihan kapang
mikrobiologis komoditas kecap kedelai atau jamur yang digunakan pada
manis mengikuti regulasi yang terdapat pembuatan kecap adalah jamur yang
pada BPOM. Berdasarkan Peraturan bukan pembentuk aflatoksin perlu dijadikan
Kepala BPOM Republik Indonesia No. bahan pertimbangan dalam produksi kecap
HK.00.06.1.52.4011 Tahun 2009 tentang kedelai (Meutia, 2015).
Penetapan Batas Maksimum Cemaran Aflatoksin yang terkandung pada
Mikroba dan Kimiadalam Makanan, beberapa kapang seperti Aspergillus
batasan cemaran mikroba untuk kecap parasiticus, Aspergillus flavus, Aspergillus
kedelai manis adalah maksimum <3 oryzae, dan Aspergillus soyae merupakan
APM/mL untuk koliform dan kapang faktor pendukung untuk memperkuat
maksimum 50 koloni/g (Dewanti, 2012). kontaminasi makanan mulai dari tahap
Meskipun proses pembuatan kecap penyetokan, pengolahan, dan
kedelai menggunakan kapang, namun penyimpanan disamping kelembaban dan
cemaran kapang tetap dibatasi pada kebersihan tempat penyimpanan makanan
proses pembuatan kecap kedelai. Proses tersebut (Chang et al., 1995: Bennet et al.,
pemasakandapat mereduksi jumlah 2003).
kapang yang terdapat pada cairan Kun-young dkk., (1988) melaporkan
fermentasi kecap tersebut.Pembatasan bahwa selama proses fermentasi
jumlah kapang tersebut sanga tpenting berlangsung, produksi aflatoksin lebih
mengingat bahwa kapang berpotensi untuk banyak pada kondisi yang menggunakan
dapat menghasilkan aflatoksin yang kultur campuran. Produksi aflatoksin G1
membahayakan bagi tubuh (Meutia, 2015). sangat mudah terstimulasi dan dapat
Kontaminasi dari Genus Aspergillus terdegradasi dengan cepat, sedangkan
sangat luas sebarannya dengan berbagai aflatoksin B1 sangat lambat
macam warna (hijau, kuning, jingga, hitam, pembentukannya. Jumlah total aflatoksin
atau coklat), secara keseluruhan warna yang terdapat pada proses fermentasi
tersebut berasal dari warna konidianya. yang disimulasikan dengan Aspergillus
Keberadaan Aspergillus sp. pada sampel parasiticus menunjukkan bahwa selama
kecap manis dapat muncul dari bahan proses pematangan meju (makanan
dasar kecap yaitu kedelai baik pada fermentasi kedelai asal Korea) terjadi
sebelum panen atau pasca panen dan degradasi aflatoksin secara signifikan,
dapat berasal dari udara karena pada serta terjadi peningkatan degradasi
dasarnya kapang jenis ini mudah tumbuh aflatoksin pada fermentasi yang
pada semua substrat dan Aspergillus sp. melibatkan arang aktif pada campuran
juga merupakan produsen utama dari fermentasi. Hal ini dapat menunjukkan

Jurnal Sains dan Teknologi | 17


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No. 1, April 2017

bahwa selama proses fermentasi kecap warna koloninya berubah menjadi hijau.
kedelai dilangsungkan secara terkendali, Setelah 7 hari masa inkubasi, warnanya
dalam artian suhu proses yang terkendali berubah lagi menjadi hijau kemerahan.
serta mencegah adanya kontaminasi Warna merah tersebut terjadi karena
silang dari bahan baku atau lingkungan adanya reaksi metabolisme. Sedangkan
proses produksi, maka jumlah aflatoksin pada pengamatan makroskopis yang
yang terdapat pada kecap kedelai harus disebut Penicillium chrysogenum memiliki
memenuhi persyaratan yang telah ciri-ciri warna koloni awal putih, setelah tiga
ditetapkan oleh BPOM. hari koloni berubah menjadi biru dan pada
Pada pengamatan kapang pada hari ke-tujuh warna koloni menjadi biru
kecap produk lokal Kediri diperoleh banyak pekat. Keberadaan genus Penicillium
dari jenis Aspergillus.sp dan Rhizopussp. selalu dikaitkan dengan keberadaan genus
Hal ini sangat memungkinkan karena pada Aspergillus, keduanya merupakan kapang
dasarnya proses fermentasi kecap terdiri sebagai indikator kontaminasi pada
dari 2 tahap yang membutuhkan kedua makanan.
jenis kapang tersebut, yaitu fermentasi Berbeda dengan khamir dan bakteri,
padat (fermentasi koji/tempe) dan kapang adalah organisme multiselular,
fermentasi cair (fermentasi moromi). oleh karena itu dapat dilihat tanpa bantuan
Kapang yang digunakan dalam fermentasi alat seperti mikroskop, karena sudah dapat
padat adalah Aspergillus sp. dan Rhizopus dilihat dengan mata telanjang bentuk
sp.Fermentasi padat memerlukan waktu makroskopisnya. Meskipun demikian,
selama 3-5 hari. Hasil fermentasi padat pengamatan dengan mikroskop binokuler
disebut koji jika menggunakan Aspergillus lebih disarankan supaya struktur
sp., tetapi disebut tempe jika mikroskopisnya dapat diamati dengan
menggunakan Rhizopus sp. (Rahayu dkk., jelas.Cara tumbuhnya kapang yaitu
2005). memperpanjang hifa dan menembus
Keberadaan Penicillium sp. selalu substrat. Pada beberapa bagian hifa
dikaitkan dengan keberadaan Aspergillus terlihat ada pembentukan spora baik
sp. karena keduanya merupakan indikator secara seksual maupun aseksual. Satu
kontaminasi kapang pada makanan hifa dapat menghasilkan beribu-ribu spora
(Deswita dkk, 2013). Oleh karena itu, pada aseksual yang tahan terhadap perubahan
sampel kecap ini, ditemukan banyak lingkungan, seperti spora Aspergillus
Aspergillus sp. dengan Penicillium sp. yang oryzae (Hendritomo, 2015). Kapang
bersama-sama. bersifat aerobik, paling banyak atau
Penicillium sp. yang ditemukan pada terutama tumbuh pada bagian luar
pengamatan kali ini adalah genus permukaan bahan pangan yang tercemar.
Penicillium dengan koloni berwarna biru Oleh karena itu, tidak menutup
pekat. Pada peneltian Deswita dkk. (2013) kemungkinan kecap juga terkontaminasi
melaporkan bahwa ditemukan dua jenis oleh kapang.
genus Penicilliumyakni Penicillium citrinum Gambar merupakan gambar
dan Penicillium chrysogenum. Pada mikroskopis Rhizopus sp.,Mucor sp., dan
pengamatan makroskopis Asperillus sp. yang ditemukan pada
Penicilliumcitrinum di hari pertama sampel kecap produksi lokal Kediri.
koloninya berwarna putih, pada hari ke tiga

Jurnal Sains dan Teknologi | 18


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No. 1, April 2017

A B C
A
Gambar 1. Mikroskopis A) Rhizopus sp., B) Mucor sp. dan C) Aspergillus sp.
(perbesaran 40 × 10)
Environmental
Simpulan MicrobiologyJournal.
Simpulan dari penelitian ini bahwa
jumlah koloni kapang pada sampel kecap Depkes, 1996. Daftar Komposisi Bahan
produksi lokal Kediri aman untuk Makanan. Direktorat Gizi: Jakarta.
dikonsumsi karena jumlahnya < 50 koloni/g Departemen Kesehatan RI.
pada setiap sampelnya sesuai dengan SNI
3543:2013 dan berbagai jenis kapang yang Deswita, F., Mades F., Nurmiati. 2013. Uji
ditemukan dalam sampel kecap tersebut Mikrobiologis Beberapa Produk
meliputi Penicillium sp., Aspergillus sp., Kecap Manis Prosuksi Lokal Yang
Rhizopus sp., dan Mucor sp. Beredar di Beberapa Pasar Kota
Padang. STKIP PGRI Sumatera
Saran Barat.
Perlu dilakukan uji lanjutan cemaran
mikroba bakteri coliform, cemaran logam, Dewanti,H.R. 2012. dalamWiarsini, D.A.
serta kriteria uji yang lain (keadaan bau 2011. Bakteri IndikatorSanitasi dan
atau rasa, kadar protein, kadar gula, Keamanan Air Minum. Diakses
kandungan aflatoksin) sehingga kelayakan 15Februari 2017
kecap produksi lokal Kediri dapat darihttp://www.scribd.com/doc/656
dipertanggung jawabkan dengan pasti. 04944/Bakteri-Indikator-Sanitasi-
Dan-Keamanan-airMinum#scribd.

Hidayat, N. M. C, and Sri S. 2006.


DAFTAR PUSTAKA
Mikrobiologi Industri. Andi:
Abalunan, April J.F., Teves, Franco G., Yogyakarta.
Madamba, Maria R.S.B. 2013. Hendritomo, H.I. 2015. Pengaruh
Isolation of Fungal Spesies and Pertumbuhan Mikroba Terhadap
Aflatoxin Detection in Fermented
Mutu Kecap Selama Penyimpanan.
Product. International Research
Pusat Pengkajian dan Penerapan
Journal of Biological Science. 2(4):
Teknologi Bioindustri BPPT
51-54. Jakarta.
Bennett J.W. and M. Klich. 2003. Kasmidjo, R. B. 1990. Tempe Mikrobiologi
Microbiology Review.16(3):497-
dan Biokimia Pengolahan
516. sertaPemanfaatannya. PAU
Pangan dan Gizi UGM. Yogyakarta.

Chang P.K., Ehrlich K.C., Yu Cleveland Kun-young, Park, L.Kyu-Bok, L.B.


T.E. 1995. Increased expression Bullerman.1988. Aflatoxin
ofparasiticus aflR, encoding a Production by
sequence specific DNAbinding Aspergillusparaciticus and Its
protein, relieves nitrate inhibition Stability During the Manufacture of
ofbiosynthesis, Applied and Korean Soy Paste (Doenjang) and

Jurnal Sains dan Teknologi | 19


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No. 1, April 2017

Soy Sauce (Kanjang) by Traditional Manis Tanpa Fermentasi Moromi


Method. Journal of Food Protection Hasil FermentasiRhyzopus oryzae
12: 916 – 981. dan R. oligosporus.Biodiversitas. 8:
223 – 227.
Meutia, Y. R. 2015. Standardisasi Produk
Kecap Kedelai Manis Sebagai Rahayu, A., Suranto, P. Tjahjadi. 2005.
Produk Khas Indonesia. Jurnal Analisis Karbohidrat, Protein, dan
Standardisasi. 17(2): Hal 147-156 Lemak pada Pembuatan Kecap
Lamtoro Gung(Leucaena
Muangthai, P, U. P. Suwunna, and W. leucocephala)
Patumpai. 2009. Development Of TerfermentasiAspergillus oryzae.
Healthy Soy Sauce From Pigeon Bioteknologi Vol 2: 14– 20.
Pea And Soybean.Asian Journal of
Food and Agro Industry Vol.2: 291 Samson, E.Y. and E.S. Hoekstra. 1988.
– 301. Introduction to Food Borne Fungi.
Crntralburen Voor Sckimmelculture
Nugraheni, R. 2010. Laporan Magang: Boarm Institute of TheRoyal :
Analisis Mikrobiologis Abon Ikan Netherlands Acaden y of Art
Tuna dan Kecap. Universitas andSciences.
Sebelas Maret Surakarta.
Suprapti, M.L. 2005. Kecap Tradisional.
Purwoko, Tj. dan N.S. Handajani. Kanisius: Yogyakarta.
2007.Kandungan Protein Kecap

Jurnal Sains dan Teknologi | 20

Anda mungkin juga menyukai