SAUS CABAI
(Capsicum annum L.)
Oleh :
Nama : Inneke Angela
NRP : 123020044
No. Meja : 6 (Enam)
Kelompok :B
Tanggal Praktikum : 6 April 2015
Asisten : Mugni Srinovia
Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2)
Sayuran merupakan sebutan umum bagi bahan pangan asal tumbuhan yang
biasanya mengandung kadar air tinggi dan dikonsumsi dalam keadaan segar atau
setelah diolah secara minimal. Sebutan untuk beraneka jenis sayuran disebut
mentah tanpa dimasak sebelumnya, sementara yang lainnya harus diolah terlebih
dahulu dengan cara direbus, dikukus atau diuapkan, digoreng atau disangrai.
Kebanyakan sayuran adalah bagian vegetatif dari tumbuhan, terutama daun (juga
tanah, seperti wortel, kentang, dan lobak. Terdapat pula sayuran yang berasal dari
organ generatif, seperti bunga (misalnya kecombrang dan turi ), buah (misalnya
terong dan kapri), dan biji (misalnya buncis dan kacang merah) (Tinabunan,
2013).
Sayuran umumnya rendah dalam kandungan protein dan lemak kecuali untuk
beberapa sayuran tertentu. Namun demikian sayuran tinggi akan kandungan besi,
berwarna kuning kaya akan kandungan karotenoid yang merupakan prekursor dari
realtif pendek (kurang dari setahun) dan merupakan tanaman musiman. Setiap
jenis dan varietas sayur-sayuran mempunyai warna, rasa, aroma, dan kekerasan
arti penting sebagai sumber mineral dab vitamin berupa vitamin A dan C
(Muchtadi, 1992).
kubis, wortel, kentang, buncis, daun sawi, kangkung, bayam, lobak, kacang
nama ilmiah Capsicum sp. Cabai berasal dari benua Amerika tepatnya daerah
Peru dan menyebar ke negara-negara benua Amerika, Eropa dan Asia termasuk
negara Indonesia. Tanaman cabai banyak ragam tipe pertumbuhan dan bentuk
asalnya. Masyarakat pada umumnya hanya mengenal beberapa jenis saja, yakni
cabai besar, cabai keriting, cabai rawit dan paprika (Hidayat, 2014).
Saos cabai adalah cairan kental (pasta) yang terbuat dari bubur sayuran cabai
aroma dan rasa yang merangsang yaitu rasa pedas. Walaupun mengandung air
dalam jumlah besar, saos cabai mempunyai daya simpan panjang karena
mengandung asam, gula, garam dan seringkali diberi pengawet (Tarwiyah, 2001).
Saus cabai juga merupakan saus yang diperoleh dari pengolahan cabai yang
matang dan berkualitas baik dengan tambahan bahan-bahan lain yang digunakan
bervariasi, tetapi yang umum ditambahkan ialah garam, gula, bawang putih dan
bahan pengental (pati jagung atau maizena dapat juga tapioka) (Koswara, 2009).
Masyarakat Indonesia telah mengenal saos cabai sejak beberapa tahun yang
lalu. Saos cabai biasanya dikonsumsi sebagai bahan penyedap makanan. Karena
rasanya yang khas dan banyak diminati oleh masyarakat pada umumnya. Kalau
kita mau ke sebuah restoran yang menyediakan masakan cina, terutama para
penggemar mie bakso, biasanya di meja makan telah tersedia berbagai botol atau
tempat yang digunakan untuk mewadahi saos cabai, sambal, garam dan cuka.
(Waluya, 2002).
1.2.Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan saus cabai adalah untuk mengetahui cara pembuatan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain cabai merah,
cabai keriting, bawang merah, bawang putih, garam, cuka, gula, dan air.
Alat-alat percobaan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain pisau,
spatula, kompor, panci, jar, sendok, blender, timbangan digital dan baskom.
Blanshing
t = 3-5 menit
Gula, garam,
bawang merah, Pencampuran
bawang putih
Penghancuran
Pengemasan
Penimbangan
Saus cabai
Gambar 2. Diagram Alir Pembuatan Saus cabai
Bab ini menguraikan mengenai: (1) Hasil Percobaan dan (2) Pembahasan.
3.2 Pembahasan
organoleptik saus cabai apel ini memiliki warna merah, rasa pedas manis, aroma
Saos cabai adalah saos yang diperoleh dari pengolahan bahan utama cabai yang
matang dan baik dengan atau tanpa penabahan bahan makanan lain dan digunakan
sebagai penyedap makanan. Saus cabai adalah cairan kental (pasta) yang terbuat
dari bubur buah cabe berwarna menarik (merah), mempunyai aroma dan rasa yang
merangsang (sam dan pedas). Walaupun, mengandung air dalam jumlah besar,
saus mempunyai daya simpan panjang karena mengandung asam, gula, garam,
dan seringkali bahan pengawet. Pada pembuatan saus cabai sering kali
ditambahkan bahan tambahan seperti ubi jalar, pepaya atau tepung dengan
Saus dapat berupa thick sauce atau saos kental dan thin sauce atau saus encer,
dengan dasar utama rasa asam, manis, pedas, asin dan sebagainya. Ketchup adalah
1. Cabai merah.
- Cabai Keriting
Cabai ini berukuran lebih kecil dari cabai merah biasa, tetapi
rasanya lebih pedas dan aromanya lebih tajam. Bentuk fisik emang agak
kesan keriting. Buah mudanya ada yang berwarna hijau dan ada yang
ungu.
panjang dan lurus. Daging buahnya tipis dan rasanya kurang pedas
1980).
Rasa pedas pada cabai ditimbulkan oleh capsaicin. Zat ini tidak
larut dalam air tetapi larut dalam lemak dan mudah rusak oleh proses
dekanoat, yang mempunyai ikatan rangkap pada rantai lurus bagian asam
(Andrew, 1979).
2. Gula
bit atau tebu. Gula tebu atau sukrosa merupakan jenis gula yang sering
(Sudarmadji, 1988).
manis saja meskipun sifat ini penting. Jadi gula bersifat menyempurnakan
rasa asam dan cita rasa lainnya dan juga memberikan kekentalan, daya
meningkatkan cita rasa dari produk itu sendiri. Kebutuhan garam sebagai
pemantap cita rasa adalah sebanyak 2-5% dari total bahan bakunya
(Suprapti, 2000).
4. Bawang putih
1995).
5. Bawang Putih
dalam hal pemakaiannya dalam bentuk segar kurang praktis serta mudah
2006).
6. Bawang Merah
penting untuk masakan baik untuk masakan rumah tangga, dan juga
sebagai penyedap dalam saus cabai. Dua unsur penting yang diperlukan
6. Cuka atau asam asetat ditambahkan untuk meningkatkan cita rasa dan
penyortiran pada cabai dimana dilakukan pemisahan biji pada cabai, hal ini
dilakukan karena jika tidak dibuang biji nanti akan mengasilkan sambal cabai
bukan saus cabai, serta pencucian dan penyortiran bawang merah dan bawang
putih yang bertujuan agar bahan terbebas dari kotoran untuk menghindari
kerusakan nantinya. Kemudian dilakukan blanching selama 2-3 menit hal ini
sampai menghasilkan bubur cabai yang benar-benar halus. Lalu tahap pemanasan
dimana pada tahap ini semua bahan dimasukkan dan dipanaskan sambil terus
bahan. Selain itu prmanasan juga bertujuan untuk mengentalkan saus cabai. Saus
yang telah jadi ditambahkan cuka saat masih panas kemudian setelah dingin saus
1. Bechamel Sauce
Saus yang berwarna putih dan gurih ini dibuat dengan cara
merebus susu cair dengan api kecil, lalu masukkan mentega dan bawang
bombay cincang. Sambil diaduk beri garam, lada dan pala. Setelah
2. Brown Sauce
Saus berwarna coklat dan gurih dibuat dengan bahan dasar tulang
sapi yang telah dipanggang selama 2 jam. Lalu direbus bersama bawang
daun, bawang bombay, wortel dan cengkih. Rebus sampai mendidih lalu
3. Mornay Sauce
Campur dan aduk kuning telur dengan krim lalu panaskan dengan
api kecil, tambahkan saus Bechamel aduk rata, angkat. Lalu taburi dengan
4. Worcestershire Sauce
Saus khas Inggris yang terkenal dengan nama kecap Inggris ini
terbuat dari campuran kecap asin, cuka molases, cabai dan rempah lainnya.
Citarasanya gurih dan sedikit asam dan berwarna coklat, dijual dalam
kemasan botol. Digunakan untuk hidangan sup atau saus steak dan juga
5. Tabasco Sauce
Adalah saus khas Mexico yang terbuat dari cabe merah Mexico.
6. Salsa Sauce
Saus yang dibuat dari campuran tomat merah, bawang Bombay dan
alpukat yang dipotong dadu kecil, dibubuhi cuka dan merica hitam
2007).
7. Alfredo Sauce
Saus yang berbahan dasar mayones, yang dibubuhi saus tomat dan
saus cabai. Rasanya paduan manis dan asam segar. Cocok digunakan
Dapat diperoleh dalam kemasan siap pakai yang dijual dalam botol
kaca. Bisa dibuat sendiri : 5 sdm saus tomat dimasak hingga kental
bersama 2 sdt gula pasir, 1 sdt garam, 1/4 sdt merica bubuk, 100 cc air dan
dikentalkan dengan 1/2 sdt maezena yang dilarutkan dengan sedikit air
(Dapurku, 2007).
dan bumbu khas Italia. Dijual dalam kemasan botol kaca (Dapurku, 2007).
dari sejenis ikan kecil dan dikemas dalam botol, dijual di pasar swalayan
Saus khas dari Timur Tengah ini teksturnya kental, terbuat dari
wijen sangrai yang dibubuhi bawang putih. Biasa dipakai untuk salad, juga
merah, cabai, paprika dan tomat. Dijual dalam kemasan botol (Dapurku,
2007).
Saus khas Jepang yang terbuat dari kecap asin, jahe, kaldu dan
dan cabai merah. Berwarna kuning kecoklatan, agak kental, bercita rasa
pedas manis dan beraroma khas. Dijual dalam kemasan botol. Biasa
Saus yang terbuat dari buah plum, gula, cuka, kecap dan rempah-
(Dapurku, 2007).
Saus cabai adalah bubur kental yang diperoleh dari pengolahan buah cabai
yang dicampur dengan gula, asam cuka, garam, bumbu dan bahan lainnya seperti
zat pewarna dan bahan pengawet. Di Indonesia saus cabai digunakan sebagai
Produk ini memiliki daya awet beberapa bulan sampai dengan satu tahu. Sifat
awet produk ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu pH produk yang rendah,
(Noviya, 2012).
Saos agar lebih tahan lama dapat ditambahkan dengan Natrium benzoat.
Natrium benzoat adalah bahan pengawet yang ada dalam saos dan kecap yang
banyak beredar di pasaran. Pemakaian zat pengawet natrium benzoat ini
penurunan berat badan, dan yang paling fatal adalah dapat menyebabkan kematian
(Oryza, 2012).
Natrium benzoat adalah bahan pengawet yang digunakan untuk makanan dan
minuman serta sangat cocok untuk jus buah maupun minuman ringan. Natrium
Benzoat banyak digunakan dalam berbagai produk makanan dan minuman seperti
saus sambal, saus salad, saus tomat, kecap, margarin, mentega, mustard, selai,
sirop buah, jus buah dan minuman ringan. International Programme on Chemical
dosis sebesar 647-825 mg/kg berat badan per hari (Oryza, 2012).
Selain itu dapat digunakan juga pengawet nipagin. Nipagin dipakai dalam
Agriculture Organization, Badan Pangan dan Pertanian) dan WHO (World Health
CAC, jumlah asupan nipagin dalam tubuh per hari (acceptable daily intake)
adalah 10 mg/kg berat badan. Jika berat badan seseorang adalah 50 kg, maka
daya tahan makanan jika jumlah mikroba dalam makanan itu telah berlebih sejak
CCP (Critical Control Point) pada pembuatan saus cabai ada pada beberapa
tahap. Tahapan yang merupakan tahapan kritis pada proses pengolahan saus cabai
Penyortiran cabai dari yang busuk dan rusak dan pembuangan tangkai merupakan
mikroba. Penyortiran bahan menjadi penting untuk memisahkan bahan yang rusak
dan busuk yang tidak layak untuk digunakan dari bahan yang baik. Penggunaan
bahan yang rusak dan busuk dapat membahayakan dan merusak kualitas produk.
Pada tahap ini cabai yang akan di proses lebih lanjut telah bersih dari kotoran dan
kotoran, bahan kimia (pestisida) yang masih ada pada buah cabai, fungi dan lain-
lain yang dapat berkembang biak yang merupakan sumber bahaya bagi produk.
Dengan pencucian ini cabai yang akan dijadikan produk olahan sudah bersih dari
tutupnya dalam air mendidih selama 1 jam. Botol dalam keadaan panas masukkan
saus cabai. Mulut botol segera ditutup, untuk menghindari terjadinya kontaminasi
saus cabai ini bermutu baik karena sesuai spesifikasinya yaitu menurut
penampakannya dimana rasa dan aroma yang timbul adalah rasa dan aroma khas
cabai.
Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Kesimpulan dan (2) Saran
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan saus cabai dapat disimpulkan berat produk
organoleptik saus cabai apel ini memiliki warna merah, rasa pedas manis, aroma
4.2. Saran
dengan teliti dan hati-hati dalam menentukan basis, ataupun cara perlakuan agar
DAFTAR PUSTAKA
Andrew, L and J.R. Ternay. 1979. Contemporary Organic Chemistry. Second
Edition. W.B. Sounders Company; London.
Anonim. 2006. Bawang Merah dan Bawang Putih. http://ms.iptek.net.org.
Diakses: 10 April 2015.
Asni, Nur dkk. 2014. Teknologi Pengolahan Saus Cabai Berkualitas Dan
Keamanan Pangannya Ditingkat Petani Provinsi Jambi.
http://www.digilib.litbang.deptan.go.id/. Diakses : 10 April 2015.
Buckle, A, K., et. all. 1987. Ilmu Pangan. Universitas Indonesia Press; Jakarta.
Dapurku. 2007. Mengenal Aneka Saus (Sauce).
http://kamusdapurku.blogspot.com/. Diakses : 10 April 2015.
Hidayat. 2014. Cabai Merah. http://mochfazrulhidayat.blogspot.com/. Diakses :
10 April 2015.
Koswara, Ir. Sutisno. 2009. Aneka Saus. http://tekpan.unimus.ac.id/. Diakses: :
10 April 2015.
Muchtadi. Tien. R, dan Sugiyono. 2010. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan,
Alfabeta; Bandung.
Noviya. 2012. Tugas Manajemen Mutu (Saus Cabai). http://blog.ub.ac.id/.
Diakses : 10 April 2015.
Oryza. 2012. Bahan Pengawet. http://mieinstaninfo.blogspot.com/. Diakses: : 10
April 2015.
Ryani, Eka. 2013. Buah dan Sayur. http://ekaryani.blogspot.com. Diakses : 08
April 2015.
Satuhu, S., 1996. Penanganan dan Pengolahan Buah. Penebar Swadaya;
Jakarta.
Setiadi. 1987. Bertanam Cabai. Penerbit Penebar Swadaya; Jakarta.
Setiavani, Gusti. 2014. Teknologi Pengolahan Cabai Merah.
http://www.stppmedan.ac.id/. Diakses: 10 April 2015.
Sudarmadji, S., B. Haryono dan Suhardi. 1988. Prosedur Analisa Untuk Bahan
Makanan dan Pertanian. Liberty; Yogyakarta.
Suprapti, L., 2000. Membuat Saos Tomat. Trubus Agrisarana; Jakarta.
Susanto, T dan B. Saneto. 1994. Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian. Bina
Ilmu; Surabaya.
Tarwiyah, Kemal. 2001. Saos cabai. http://www.ristek.go.id. Diakses: 10 April
2015.
Tinambunan. 2013. Pengetahuan Bahan Sayuran dan Buah.
http://guidotinambunan.blogspot.com. Diakses : 08 April 2015.
Waluya. 2002. Pembuatan Saos cabai. http://www.Iptekda-Lipi.go.id/. Diakses:
10 April 2015.
Wibowo, S., 1995. Budidaya Bawang. Penebar Swadaya; Jakarta.
Winarno, F.G. dan Aman. 1980. Fisiologi Lepas Panen. Sastra Hudaya; Bogor.
LAMPIRAN SNI
Cemaran Logam
6. - Cu
- Pb mg/kg Maks. 5,0
- Hg mg/kg Maks. 2,0
- Zn mg/kg Maks. 0,03
- Sn mg/kg Maks. 40,0
Cemaran Arsen (As) mg/kg Maks. 40,0 (250,0)
7. mg/kg Maks. 1,0
Cemaran Mikroba
8. - Angka Lempeng Total
- Bakteri coliform Koloni/g Maks. 105
- E.coli APM/g Maks. 102
- Aureus APM/g Negatif
- Salmonella APM/g Maks. 10
Negatif/25 g
Sumber : Standar Nasional Indonesia, (1994).
LAMPIRAN KUIS
sehingga menjadi bubur buah dengan penambahan gula dan air yang
- Velva adalah sejenis es krim, tekstur sedikit agak kasar, terbuat dari susu
daripada susu.
susu.
secara umum mirip dengan teknologi pengemasan, yang dalam hal ini
pengemasan zat padat, zat cair atau gas kedalam suatu bentuk
ini pengemasan suatu zat padat, cair atau gas ke dalam suatu bentuk
tepung kasar 2,9 gram, Hiitung W lost Product dan % lost Product!
= 1,2 gram
1,2
= x 100%
55
= 2,19 %
LAMPIRAN PERHITUNGAN
Perhitungan
Diketahui: Basis = 200 gram
45,9
1. Cabai merah (45,9%) = x 200 = 91,8 gram
100
35,9
2. Cabai keriting (35,9%) = x 200 = 71,8 gram
100
6
3. Gula (6%) = 100 x 200 = 12 gram
1
4. Bawang merah (1%) = 100 x 200 = 2 gram
1
5. Bawang putih (1%) = 100 x 200 = 2 gram
0,1
6. Cuka (0,1%) = 100 x 200 = 0,2 gram
0,1
7. Garam (0,1%) = 100 x 200 = 0,2 gram
10
8. Air (10%) = 100 x 200 = 20 gram
𝑊 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘
% Produk = x 100%
𝑊 𝑏𝑎𝑠𝑖𝑠
73,3
= x 100%
200
= 36,65 %
LAMPIRAN DISKUSI
Cuka berfungsi sebagai pemberi rasa asam pada saus atau sebagai penambah
pemilihan bahan yang berkualitas pula. Cabai segar merupakan bahan baku
utama untuk pembuatan saus cabai. Cabai segar yang digunakan adalah cabai
yang matang dan merah merata, masih dalam keadaan segar, tidak busuk,
tidak cacat atau rusak dan bebas hama penyakit. Menurut Deptan (2009)
kondisi matang penuh dan berstruktur bagus diperlukan agar saus cabai yang
dihasilkan mempunyai aroma yang kuat dan tekstur yang baik. Penggunaan
cabai yang belum matang (masih berwarna hijau) akan menghasilkan saus
Jenis cabe yang digunakan dalam pembuatan saus cabe antara lain
jatilaba, tit super dan tit paris. Cabe jatilaba adalah cabe lokal Indonesia yang
berwarna merah agak gelap, lurus, berkerut-kerut, tahan pecah dan ujungnya
runcing. Tit paris dan tit super mempunyai ciri yang sama yaitu berwarna