Oleh :
Ir. Saptoningsih, MP
KEMENTRIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA PERTANIAN
BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN
LEMBANG
MEMBUAT ABON CABAI
I. PENDAHULUAN
a. Deskripsi Singkat
Mata diklat ini berisikan tentang bahan yang digunakan, nilai komersial abon cabai,
bahan-bahan yang digunakan, sarana dan prasarana, hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam membuat abon cabai, pembuatan abon cabai, pengemasan dan penyimpanan,
sanitasi dan syarat mutu industri.
d. Pokok Bahasan
- Nilai komersial cabai merah
- Sarana dan prasarana
- Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat abon cabai
- Proses pembuatan Abon cabai
- Pengemasan dan penyimpanan
- Sanitasi dan syarat mutu industri
III. MEDIA
- Buku tulis
- Bolpoint
- Mistar
- Kertas Koran
- Spidol
- Whiteboard
IV. METODA
- Pemaparan
- Tanya jawab
- Penugasan/praktek
- Penggalian
- Presentasi
V. INFORMASI
Sterilisasi Alat :
Botol yang sudah berisi cabe giling dan tertutup rapat direbus di dalam
air mendidih selama 30 menit. Proses ini akan membunuh banyak
mikroba pembusuk yang dapat merusak bahan.
Botol dikeluarkan dari air mendidih, dan disimpan dalam keadaan
terbalik. Jika terjadi rembesan saus melalui tutup botol, tutup harus
dibuka dan dilakukan kembali penutupan dengan tutup yang baru.
Setelah itu, botol ini harus disterilkan kembali.
Penyegelan. Segel plastik dipasangkan pada mulut botol. Mulut botol
yang terpasang segel dicelupkan pada panas (90ø C) beberapa detik
sehingga segel mengkerut dan menempel dengan rapat pada mulut
botol.
Pemberian label
Proses terakhir adalah penempelan label pada bagian luar botol.
b. Bahan :
- 60 gram cabe besar merah
- 75 gram cabai keriting
- 65 cabe rawit merah
- 30 gram gula putih
- 100 gram bawang putih goreng
- 15 gram gula putih
- 40 gram garam
- bumbu perasa sesuai selera.
- Minyak sayur untuk menggoreng
c. Cara Kerja :
- Persiapan bahan :
Kotoran atau benda lain yang menganggu pada cabai dibersihkan. Setelah
bersih dilakukan sortasi, yaitu memisahkan buah yang rusak dari yang baik
dan memilih jenis buah yang derajat kemasakannya serta kesegarannya sama.
Hal ini untuk mendapatkan bahan dasar yang berkualitas baik. Untuk cabai
merah dan cabai rawit hendaknya dipilih cabai yang berwarna merah untuk
menghasilkan abon cabai yang berwarna merah, apabila ada cabai yang
berwarna hijau atau coklat dicampur akan menghasilkan abon yang berwarna
kecoklatan sehingga kurang baik penampakannya.
Pencucian dan sortasi basah dilakukan sebelum cabai dibelahan dibuang
tangkainya. Tujuannya mempercepat pengeringan dan memberikan warna
serta rasa cabai kering yang lebih baik. Pisau yang digunakan untuk embelah
harus tajam dan terbuat dari baja yang tahan karat (stainless steel).
- Pengeringan cabai
Cabai kering, merupakan olahan cabe merah yang telah mengalami proses
pengeringan sehingga terjadi proses pengeluaran atau penghilangan sebagian
dari bahan tersebut dengan menggunakan energy panas. Cbai merah yang
digunakan dalam pembuatan cabai kering ini bisa berupa cabe merah besar
ataupun cabe merah keriting. Untuk menghasilkan cabai kering yang baik
dengan kadar air 5-8 %, cabai merah dibelah. Dengan pembelahan, cabai
memerlukan waktu pengeringan yang lebih singkat/pendek.
Alat : Pisau, telan, pengering, panci, kompor, blender
Bahan : Buah cabai merah yang matang dan merah
Tahapan Pengeringan :
1. Sortasi
Pilih buah yang matang penuh, tidak cacat dan tidak terserang
penyakit. Buah yang belum matang penuh, akan menghasilkan produk
cabai yang berwarna keputih-putihan, dan bila bahan baku yang
digunakan yang sudah mulai membusuk akan menghasilkan cabai
kering yang berwarna kehitaman.
2. Pembelahan
Setelah sortasi, cabai dicuci dan dibelah. Pembelahan dilakukan agar
waktu pengeringan lebih cepat dan akan menghasilkan cabai kering
dengan warna yang lebih baik dibandingkan dengan cabai tanpa
dibelah.
3. Perlakuan Blanching
Perlakuan ini dimaksudkan untuk menghilangkan mikroba dan
memperbaiki tampilan, agar mutu hasil pengeringan dapat
dipertahankan, dan mencegah pengcoklatan (blanching), antioksidan
yang digunakan adalah kalium meta bisulfit, cara penggunaannya
dengan merendam buah cabai yang akan dikeringkan ke dalam larutan
kalium meta bisulfit(0,2 %) selama 5-6 menit. Untuk membuat 1 liter
larutan kalium meta bilsufit, ditimbang 0,2g, larutkan sedikit demi
sedikit kalium meta bisulfit dengan air yang bersih, setelah semua larut
dengan sempurna, tambahkan air ke dalam larutan sampai volume 1
liter.
4. Pengeringan
Proses pengeringan merupakan olahan cabe merah yang telah
mengalami proses pengeringan sehingga terjadi proses pengeluaran
atau penghilangan sebagian dari bahan tersebut dengan menggunakan
energy panas. Cabai merah yang digunakan dalam pembuatan cabai
kering ini bisa berupa cabe merah besar ataupun cabe merah keriting.
Tujuan pengeringan untuk menguapkan kandungan air pada cabai
hingga kadar airnya kurang lebih 5-8% untuk mencapai kadar air
tersebut, waktu pengeringan yang dibutuhkan 20 – 25 jam (cabai utuh)
dan 10 – 25 jam (cabai di belah). Alat yang digunakan untuk
mengeringkan cabai adalah oven. Suhu pengeringan yang digunakan
adalah 60 derajat Celsius.
Pengeringan dapat dilalukan langsung di bawah sinar matahari atau
dengan menggunkan alat pengering buatan. Yang perlu diperhatikan
disini adalah penyusunan cabe pada tempat pengeringan, tidak boleh
terlalu tebal, sebab dapat memperlambat waktu pengeringan. Untuk
memperoleh derajat kekeringan yang merata, selama pengeringan
bahan dibolak-balikkan. Pengeringan dapat dihentikan bila kadar air
cabe sudah mencapai 8-10%. Cabai yang telah dikeringkan yang
sudah diperoleh perlu disortasi sekali lagi untuk mendapatkan ukuran
dan tingkat kekeringan yang seragam. Untuk memperoleh cabai merah
kering 1 kg maka harus mengeringkan cabai merah basah sebanyak 5
kg, sehingga cabai merah basah di konversi ke cabai merah kering
adalah 20 %.
5. Penggilingan
Sebelum dilakukan pencampuran dengan bumbu yang lain maka cabai
merah yang telah dikeringkan dilakukan penggilingan. Penggilingan.
Cabe kering digiling sampai halus (50 mesh) dengan menggunakan
hammer mill. Penghalusan dapat juga dengan menggunakan blender
jika jumlah bahan yang akan diolah tidak banyak. Setelah cabe halus
dan teksturnya ringan, pindahkan cabe ke dalam baskom kering.
6. Pembuatan bumbu
Bumbu-bumbu yang akan digunakan untuk membuat abon cabai
dipersiapkan dengan cara bumbu-bumbu disortir, kemudian dikupas
dan dicuci setelah itu ditiriskan. Setelah kering diulek sampai halus
kemudian ditumis dengan menggunakan minyak di wajan yang
berukuran besar sehingga matang.
7. Pencampuran dan pemasakan
Setelah bumbu matang dan berbau harum masukkan cabai bubuk
dengan perbandingan perlakuan sebagai berikut :
8. Pengemasan
Botol kaca dicuci sampai bersih, kemudian direndam di dalam air rang
mengandung kaporit 5-10 ppm (5 sampai 10 gram kaporit per 1 m air)
selama 30 menit di dalam wadah tahan karat. Botol disusun di dalam
air perendam tersebut didalam posisi terbalik. Setelah itu, wadah yang
berisi rendaman botol direbus sampai mendidih. Setelah mendidih api
dikecilkan sekedar untuk mempertahankan air perebus tetap panas.
Kondisi ini dipertahankan selama pengemasan. Sementara itu, tutup
botol direbus di dalam air mendidih lain. Selama pengemasan, tutup
botol harus tetap berada pada air mendidih.
Sebuah botol dikeluarkan dari air mendidih dalam keadaan terbalik
dengan menggunakan penjepit. Dengan bantuan injektor pasta, cabe
giling segera dimasukkan ke dalam botol. Botol diisi hanya sampai 1
cm di bawah mulut botol. Botol yang telah diisi cabe giling panas
dibiarkan tetap terbuka selama 2 menit. Setelah itu, sebuah tutup botol
yang sedang direbus segera diangkat dan dipasangkan pada mulut
botol secara rapat dan kuat. Pekerjaan ini harus dilakukan secara cepat
dan cermat.
9. Pelabelan
Abon cabai yang telah dingin dan dikemas dengan botol ditutup
kemudian diberi label semenarik mungkin dan lengkap yang berisi
informasi nama produk, kode produksi, netto, tanggal kadaluarsa dan
berat bersih.
VI. EVALUASI
1. Sebutkan alat – alat dan bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan
abon cabai ?.
2. Jelaskan ciri-ciri abon cabai yang berkualitas baik ?
KUNCI JAWABAN
1. Peralatan yang digunakan dalam pembuatan abon cabai adalah timbangan,
blender, waskom, panci, sutil, wajan, plastik dan pisau. Sedangkan bahan
yang digunakan dalam pembuatan abon cabai adalah cabai merah atau
kondisi kematangan 60 – 70 %, gula, bawang putih kukus, minyak wijen,
kecap inggris, garam, gula pasir dan natrium benzoate.
2. Cara paling mudah untuk menilai mutu abon cabai adalah dengan menilai
mutu sensoris atau mutu organoleptiknya. Hasil pengujian mutu sensoris ini
dapat diperkuat dengan pengujian fisik, kimia dan mikrobiologis yang tentu
saja memerlukan tehnik, peralatan, dan tenaga khusus. Pengujian mutu abon
cabai perlu dilihat penampakan, warna, bau, rasa dan tekstur, adanya jamur
dan lendir juga perlu diamati, terlebih jika abon cabai sudah disimpan lama.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2003. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Cabai Merah. Balai Penelitian
Tanaman Sayuran. Pusat Penelitian dan Hortikultura. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Jakarta. Edisi 75.
Erliza H., Ani S., dan Wahyu P., Membuat Keripik Pisang Aneka Rasa. (Depok.
Penebar Swadaya. 2005).
Hambali, E., M.Z. Nasution, dan S.Wiraatmadja, Pengantar Pengemasan (Bogor :
Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut
Pertanian Bogor, 1990).
Machfud dan Y.Agung. Perancangan Tata Letak Pada Industri Pangan (Bogor :
Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor, 1990).
Mussadad D. dan Hartuti N., 2003. Produk Olahan Tomat (saus, jus, manisan, selai,
pasta, dodol, velva). Penebar Swadaya. Jakarta.
Palmer, J.K., “The Bananas” dalam A.C. Hulme (London, New York : The
Biochemistery of Fruit and Their Produck, Vol. II. Academic Press, 1971).
Semper Bio-Technology, Semperfresh and Bananas (London : Semper Bio-
Technology LTD, 1989).