Anda di halaman 1dari 10

I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cabai telah menjadi kebutuhan sehari-hari masyarakat yang biasanya
diperlukan dalam masakan karena rasanya yang khas yaitu pedas. Cabai kini
bahkan mempengaruhi harga komoditas hasil pertanian lain. Tetapi, harga cabai
yang kini relatif naik turun menyebabkan para petani harus berulang kali berfikir
terlebih dahulu sebelum menanam cabai, karena para petani khawatir ketika masa
panen harga cabai merosot sangat jauh dari normal. Masa seperti sekarang ini
biasanya terjadi masa panen raya, yaitu masa para petani memanen cabai bersamaan
di berbagai wilayah, sehingga harga cabai turun secara drastis.
Kejadian seperti itu menyebabkan para petani enggan memanen cabai
karena dengan turunnya harga cabai secara otomatis upah dalam pemanenan cabai
tidak sesuai dengan tenaga yang harus dikeluarkan. Sehingga tidak jarang pemilik
cabai memetiknya sendiri dan banyak cabai yang tidak sempat dipetik kemudian
membusuk.
Sebenarnya cabai mempunyai kandungan gizi yang tinggi seperti vitamin C
dan betakaroten (provitamin A), kalsium dan fosfor. Sehingga sangat
memungkinkan sekali cabai dapat diolah sebagai bahan dasar pangan. Pemanfaatan
cabai menjadi praduk-produk olahan makanan tidak memerlukan biaya yang mahal
tetapi memiliki nilai ekonomi yang tinggi seperti dimanfaatkan menjadi bon cabai.
Pemanfaatan cabai menjadi bon cabai yang merupakan salah satu
Pengolahan cabai menjadi makanan ramah lingkungan yang dapat meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan mahasiswa.
B. Tujuan
1. Mengetahui alat dan bahan pengolahan bon cabai
2. Mengetahui teknik pembuatan bon cabai
C. Manfaat
1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam mengolah
cabai menjadi bon cabai.
2. Mengolah cabai menjadi produk bon cabai agar saat terjadi harga cabai anjlok
dipasar dan melimpahnya hasil panen.
3. salah satu peluang usaha pengolahan cabai menjadi bon cabai
II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Penanganan dan Pengolahan Hasil Pertanian


Dalam bidang pertanian istilah pasca panen diartikan sebagai berbagai
tindakan atau perlakuan yang diberikan pada hasil pertanian setelah panen sampai
komoditas berada di tangan konsumen. Istilah tersebut secara keilmuan lebih tepat
disebut Pasca produksi (Postproduction) yang dapat dibagi dalam dua bagian atau
tahapan, yaitu pasca panen (postharvest) dan pengolahan ( processing).
Penanganan pasca panen (postharvest) sering disebut juga sebagai
pengolahan primer ( primary processing) merupakan istilah yang digunakan untuk
semua perlakuan dari mulai panen sampai komoditas dapat dikonsumsi “segar” atau
untuk persiapan pengolahan berikutnya. Umumnya perlakuan tersebut tidak
mengubah bentuk penampilan atau penampakan, kedalamnya termasuk berbagai aspek
dari pemasaran dan distribusi.
Penanganan pasca panen adalah kegiatan yang penting yang masuk dalam
sapta usaha tani. Pentingnya penanganan pasca panen berdampak pada harga jual
komoditas. Apabila penanganan pasca panennya tepat maka kualitas hasil terjaga
dan harga komoditas tetap mengikuti harga pasar. Sedangkan jika kualitas menurun
maka harga komoditas akan lebih rendah dari harga pasar.
Pengolahan (secondary processing) merupakan tindakan yang mengubah hasil
tanaman ke kondisi lain atau bentuk lain dengan tujuan dapat tahan lebih lama
(pengawetan), mencegah perubahan yang tidak dikehendaki atau untuk
penggunaan lain, ke dalamnya termasuk pengolahan pangan dan pengolahan
industri.

B. Cabai
Cabai adalah tanaman yang termasuk ke dalam keluarga
tanaman solanaceae. Tanaman yang berbuah pedas ini digunakan secara luas
sebagai bumbu masakan di seluruh dunia. Cabai mengandung senyawa kimia yang
dinamakan capsaicin atau 8-methyl-N-vannillyl-b-nonemide. Senyawa inilah yang
menyebabkan rasa pedas pada cabai ketika berikatan dengan reseptor nyeri di mulut
dan kerongkongan.
Cabai adalah tanaman perdu yang buahnya berbentuk bulat panjang dengan
ujung meruncing, apabila sudah tua berwarna merah kecoklat-coklatan atau hijau
tua, berisi banyak biji yang pedas rasanya .(Alwi, Hasan. Kamus Besar Bahasa
Indonesia Edisi Ketiga: 183).
Cabai atau cabe merah atau lombok (bahasa Jawa) adalah buah dan
tumbuhan anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan
sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai
bumbu, buah cabai yang pedas sangat populer di Asia Tenggara sebagai penguat
rasa makanan. Bagi seni masakan Padang, cabai bahkan dianggap sebagai "bahan
makanan pokok" kesepuluh (alih-alih sembilan). Sangat sulit bagi masakan Padang
dibuat tanpa cabai.
C. Bon Cabai
Sebagaimana karakteristik komoditas hortikultura pada umumnya, cabai
merah sebagai salah satu jenis sayuran berkadar air tinggi memiliki sifat mudah
rusak (perishable). Selain masih mengalami proses respirasi, cabai merah akan
mengalami proses kelayuan. Sifat fisiologis ini menyebabkan cabai merah segar
memiliki daya tahan dan umur simpan relatif singkat, sementara kebutuhan pasar
tak pernah surut mengingat cabai merah digunakan dalam berbagai produk pangan
baik olahan masakan tradisonal maupun modern. Kombinasi kedua hal tersebut
berimplikasi pada fluktuatifnya harga cabai merah segar di pasaran.
Oleh karena itu perlu adanya inovasi pengolahan cabai agar saat panen raya
komoditas cabai bisa diselamatkan karena memiliki sifat perishabel. Bon Cabai
adalah olahan yang terbuat dari cabai yang dikeringkan melalui proses oven yang
sangat lama dan kemudian di campur dengan beberapa jenis rempah-rempah .
Rempah – rempah yang di gunakan antara lain bawang, gula, garam, dan minyak
sayur sehingga mempunyai cita rasa yang gurih dan pedas. Abon cabe ini tidak
untuk dimakan sebagai camilan tetapi cocok dimakan dengan nasi, bisa juga
dicampur ke lauk-pauk, atau praktis di pakai pada waktu memasak. Pembuatan
abon cabe bisa dijadikan solusi saat jumlah cabai melimpah dan menjadi alternatif
saat harga cabai tinggi.
III PEMBAHASAN

A. Waktu dan Tempat


Waktu pelaksanaan praktek pembuatan bon cabai adalah waktu praktikum
mata kuliah Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian pada hari Selasa 1 -8 Oktober
2019. Tempat pelaksanaan praktikum pembuatan bon cabai bertempat di Lab
Pascapanen Polbangtan Bogor.

B. Alat dan Bahan


1. Alat
- Timbangan
- Wadah
- Kompor
- Panci
- Kain
- Mesin pres
- Mesin spinner
- Oven
- Botol gelas
- Blender
- Saringan
- Sendok
- Wajan
2. Bahan
- Cabai rawit 1,5 Kg
- Cabai merah kriting 200 gr
- Air secukupnya
- Bubuk bawang putih 1 sendok makan
- Garam 1 sendok teh
- Penyedap rasa (Royko) 1 bungkus
C. Metodelogi
1. Persiapan alat dan bahan
Sebelum memulai kegiatan praktikum setiap mahasiswa diwajibkan
menggunakan jas lab, dan perlengkapan lainnya. Seluruh alat dan bahan
dipersiapkan untuk membuat bon cabe, keseluruhan alat dan bahan diperhatikan
agar tidak ada yang kurang.
2. Proses Blanching
Blanching adalah suatu cara atau perlakuan pemanasan pasteurisasi yang
dilakukan pada suhu 1000 C selama beberapa menit dengan menggunakan air
panas atau uap. Cabai rawit yang telah ditimbang 1,5 kg kemudian disortasi dan
ditriming dengan cara cabai rawit dipisahkan antara cabai dengan tangkainya,
kemudian ditimbang lagi menghasilkan 1,256 kg cabai rawit tanpa tangkai, cuci
bersih cabai rawit yang sudah ditriming, panaskan air dipanci untuk proses
blanching, setelah air mendidih hamparkan kain dipanci kukusan lalu masukkan
cabai rawit kemudian ditutup biarkan selama 10 menit.
3. Pengeringan
Pengeringan adalah proses penurunan kadar air, pada saat praktikum
pengolahan bon cabai terdapat dua cara pengeringan yaitu dengan oven dan sinar
mata hari. Cabai rawit yang telah di blanching kemudian di peras menggunakan
mesin pres untuk menurunkankan kadar air yang sangat tinggi, dan kemudian
dimasukkan lagi kedalam mesin sprin selama 5 menit untuk menghilangkan air
yang masih menempel di cabai, tebar cabai yang sudah disprin diatas nampan
oven, pengeringan dilakukan dengan mengoven selama 8 jam dan suhu 800 C.
Hasil pengeringan dimasukkan kedalam plastik kemudian di sealer, dan ada juga
yang dimasukkan kedalam botol kaca yang sudah disterilkan.
4. Pembuatan bon cabai
Pembuatan bon cabai yang dilakukan dengan beberapa langkah antara lain
penggilingan cabai rawit kering, penggilingan cabai rawit kering dilakukan
dengan menggunakan mesing penggiling bumbu denggan cara cabai rawit kering
dimasukkan kedalam mesin dan ditampung, kemudian bubuk cabai digiling lagi
dengan blender penghalus bumbu kering dan disaring sehingga menghasilkan
bubu cabai yang halus, lakukan penggilingan tersebut dengan beberapa kali.
Siapkan bubuk cabai rawit kering 100 gr, bubuk cabai merah keriting 200
gr, bubuk bawang putih 1 sendok makan, garam 1 sendok teh, penyedap rasa 1
bungkus. Kesemua bahan disatukan kemudian di sangrai dengan api kecil selama
10 menit dengan tetap diaduk agar tidak gosong, biarkan hasil sangrai agak dingin
kemudian masukkan kedalam botol kaca yang sudah steril.
III PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Alat dan bahan untuk pembuatan bon cabai sangat mudah didapatkan di
lingkungan sekitar sehingga menjadi peluang bisnis yang baik.
2. Metode pembuatan bon cabai sangat sederhana, setelah mengetahui
metodelogi pembuatan bon cabai mahasiswa dapat melakukannya sendiri
karena caranya sangat sederhana tetapi menghasilkan produk yang prospek
dipasaran
B. Saran
1. disarankan ilmu yang sudah didapat untuk dipraktekkan
2. Perlu adanya pendampingan lanjutan untuk pengembangan produk bon cabai
ini untuk unit produksi mahasiswa
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, H. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai
Pustaka.
http://suka-lim.blogspot.com/2011/11/makalah.html
http://wahanapertanianaku.blogspot.com/2017/12/makalah-pengantar-ilmu-
pertanian.html
LAMPIRAN

Gambar 1. Bahan Pembuatan Boncabai Gambar 2. Triming

Gambar 3. Pencucian Gambar 4. Blanching

Gambar 5. Pengepresan Gambar 6. Sprin

Gambar 7. Pengovenan Gambar 8. Penggilingan cabai kering


Gambar 9. Penyaringan Gambar 10. Sangrai

Anda mungkin juga menyukai