Anda di halaman 1dari 14

PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591

(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X


Vol.16 No. 01 Juli 2019

VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR VITAMIN C KULIT JERUK KEPROK


(Citrus reticulata) SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

UV-VIS SPECTROPHOTOMETRIC METHOD VALIDATION OF VITAMIN C IN ETHANOL


EXTRACT OF TANGERINE (Citrus reticulata Blanco) PEEL

Erma Yunita, Emil Nur Arifah, Valentina Febi Tamara

Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta,


Jl. Veteran, Pandeyan, Umbulharjo, Yogyakarta 55161, Indonesia
Email: ermayunita@afi.ac.id (Erma Yunita)

ABSTRAK

Banyaknya tanaman yang berkhasiat sebagai obat menjadikan pengobatan tradisional


menjadi salah satu pilihan terapi yang banyak digunakan. Salah satunya adalah
pemanfaatan kulit jeruk keprok (Citrus reticulata) yang mengandung vitamin C. Adanya
peningkatan jumlah penelitian tentang kulit jeruk keprok, utamanya mengenai
modifikasi dalam sediaan farmasi, menyebabkan dibutuhkannya validasi metode analisis
untuk memastikan jaminan mutu sebuah produk. Tujuan dari penelitian ini adalah
melakukan validasi penetapan kadar vitamin C dari ekstrak kulit jeruk keprok secara
spektrofotometri UV-Vis. Kulit jeruk keprok dimaserasi menggunakan etanol 70%. Kadar
vitamin C ekstrak kulit jeruk diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometri UV-
Vis pada panjang gelombang 274,2 nm. Validasi metode analisis dilakukan dengan
menghitung nilai linieritas, presisi, akurasi, batas deteksi, dan batas kuantifikasi.
Berdasarkan penelitian dihasilkan persamaan y=0,069x–0,01 dengan nilai r=0,999,
presisi dengan nilai RSD<2%, perolehan kembali pada rentang 97,91-104,16%, batas
deteksi 0,239 ppm, dan batas kuantifikasi 0,724 ppm. Kadar vitamin C pada ekstrak kulit
jeruk keprok adalah 51,88 mg/g. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode analisis
penetapan kadar vitamin C dengan spektrofotometri UV-Vis telah memenuhi parameter
validasi analisis.

Kata kunci: Citrus reticulate, spektrofotometri UV-Vis, validasi, vitamin C.

ABSTRACT

Tangerine (Citrus reticulate Blanco) peels contain vitamin C and is potentially used as
traditional medicine. The increasing study tangerine peels, especially its modifications in
pharmaceutical preparations, leads to the necessity of validation of analytical methods
as the part of quality assurance of a given product. The purpose of this study was to
validate the determination of vitamin C level in tangerine peels by UV-Vis
spectrophotometry. Tangerine peels were macerated using 70% ethanol. The vitamin C
content in tangerine peels extract was determined using UV-Vis spectrophotometry at a

118
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.16 No. 01 Juli 2019

wavelength of 274.2 nm. Validation of the analysis method was done by calculating the
value of linearity, precision, accuracy, detection limit, and limit of quantification. Based
on the research, the equation was y=0.069x-0.01, with r=0.999, precision with RSD value
of <2%, recovery in the range of 97.91-104.16%, detection limit of 0.239, ppm and
quantification limit of 0.724 ppm. Vitamin C level in tangerine peels extract was 51.88
mg/g. The results showed that the analysis method for determination of vitamin C level
in tangerine peels with UV-Vis spectrophotometry had met the validation parameters of
the analysis.

Key words: Citrus reticulata, UV-Vis spectrophotometry, validation, vitamin C.

119
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.16 No. 01 Juli 2019

Pendahuluan untuk memastikan kesesuaian


Jeruk memiliki berbagai macam kandungan dengan persyaratan yang
varietas yang ditunjukkan oleh ada. Validasi metode analisis merupakan
banyaknya kelompok pada marga Citrus suatu tindakan penilaian terhadap
(Karsinah et al., 2002). Salah satu jeruk parameter tertentu berdasarkan
yang terkenal dan sangat mudah percobaan laboratorium, untuk
dijumpai adalah jeruk keprok (Citrus membuktikan bahwa parameter
reticulata) (Zahara, 2002). Jeruk Keprok tersebut memenuhi persyaratan untuk
bermanfaat untuk melindung tubuh penggunaannya. Beberapa parameter
terhadap serangan kanker, membantu analisis yang harus dipertimbangkan
sistem pertahanan, dan membantu dalam validasi metode analisis diuraikan
memerangi infeksi virus (Wirakusumah, dan didefinisikan sebagaimana cara
2002). penentuannya. Adapun parameter-
Kulit jeruk merupakan satu di parameter tersebut antara lain adalah
antara sampah-sampah organik yang akurasi, presisi, selektifitas, linieritas dan
sering ditemukan khususnya di Indonesia rentang, batas deteksi dan batas
(Zahara, 2002). Di negara berkembang, kuantitasi, ketangguhan metode, dan
kulit dari jeruk sudah diolah menjadi kekuatan metode (Harmita, 2004).
parfum karena memiliki bau yang khas Penetapan kadar dapat
(Ball, 1997). Salah satu pemanfaatan lain dilakukan secara analisis menggunakan
dari kulit jeruk yaitu untuk kesehatan metode spektrofotometri UV-Vis baik
kulit wajah sehingga hal ini perlu untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif.
dikembangkan mengingat bagi setiap Spektrofotometer UV-Vis mampu
manusia terlebih di kalangan wanita memberikan hasil pengukuran kadar
sangat memperhatikan kulit tubuh vitamin C yang hampir sama dengan nilai
khususnya bagi kulit wajah dengan nutrisi yang terdapat dalam ekstrak kulit
maksud untuk membersihkan, jeruk. Berdasarkan uraian tersebut,
memelihara, ataupun menambah daya maka dilakukan penelitian tentang
tarik (Tranggono dan Latifah, 2007). validasi metode penetapan kadar
Dengan adanya pemanfaatan vitamin C dari ekstrak kulit jeruk keprok
kulit jeruk, maka dirasa perlu secara spektrofotometri UV-Vis.
dilakukannya validasi metode analisis Parameter validasi yang ditetapkan pada

120
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.16 No. 01 Juli 2019

penelitian ini antara lain linieritas, dalam konsentrasi 100 ppm dan
presisi, akurasi, batas deteksi, dan batas ekstrak kulit jeruk keprok dibuat pada
kuantifikasi. konsentrasi 10.000 ppm. Larutan stok
dibuat dengan menggunakan pelarut
Metode Penelitian akuabides.
Alat dan Bahan 3. Penentuan panjang gelombang
maksimum vitamin C
Bahan-bahan yang digunakan
Larutan stok konsentrasi 100
pada penelitian ini adalah kulit jeruk
ppm sebanyak ±3 ml diukur
keprok yang berasal dari daerah Godean,
serapannya dengan spektrofotometer
Yogyakarta. Bahan lain yang digunakan
pada panjang gelombang 200-800 nm
antara lain vitamin C (Extrace 500 mg
dengan menggunakan blanko etanol
dari PT. Ethica), etanol 70% grade A (CV.
absolut p.a.
General Labora), dan akuabides
4. Pembuatan kurva baku vitamin C
(Ikapharmindo Putra). Intrumen analisis
Kurva baku dibuat dengan cara
yang digunakan adalah
menghubungkan konsentrasi larutan
spektrofotometer UV-Vis (Genesys 10S).
standar pada seri konsentrasi 4, 6, 8,
Jalannya Penelitian
10, dan 12 ppm dengan hasil
1. Penyiapan ekstrak kulit jeruk keprok
serapannya yang diperoleh dari
Simplisia kulit jeruk keprok
pengukuran dengan menggunakan
dimaserasi menggunakan etanol 70%
spektrofotometri UV pada panjang
lalu diaduk menggunakan pengaduk
gelombang maksimum.
elektrik selama 2 jam. Rendaman
5. Validasi metode analisis
dibiarkan selama 2x24 jam terlindung
Linieritas dilakukan dengan
dari cahaya, sambil sesekali diaduk.
mengukur absorbansi larutan
Hasil maserasi disaring untuk
pembanding, kemudian dibuat kurva
memisahkan ampas dan filtratnya.
hubungan antara kadar vs serapan
Maserat dipekatkan dengan alat
dan ditentukan persamaan regresi
rotary evaporator dan dikentalkan di
linier, koefisien kolerasi (x), dan
atas penangas air hingga terbentuk
koefisien kolerasi dari fungsi (Vx0).
ekstrak kental.
Koefisien fungsi regresi dapat
2. Pembuatan larutan stok
Larutan stok standar vitamin C dibuat

121
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.16 No. 01 Juli 2019

dihitung menggunakan rumus pada dari kurva kalibrasi. Nilai pengukuran


Persamaan 1-3. akan sama dengan nilai b pada
persamaan garis linier y=a+bx,
sedangkan simpangan baku blanko
Sy/x = (1)
sama dengan simpangan baku
Sxo = (2) residual (sy/x) (Harmita, 2004).
6. Penetapan kadar vitamin C dalam
Vxo = (3) ekstrak kulit jeruk keprok
Larutan ekstrak kulit jeruk
Koefisien kolerasi dikatakan baik
keprok konsentrasi 100 ppm diukur
apabila r≥0,998 (Harmita, 2004).
absorbansinya menggunakan
Presisi dilakukan dengan
spektrofotometer UV pada panjang
mengukur absorbansi larutan uji,
gelombang maksimum. Larutan
selanjutnya dihitung persentase
sampel dibuat dalam 3 kali
koefisien kolerasi untuk melihat
percobaan.
reprodusibilitas sistem yang
digunakan dengan syarat RSD<2%
Hasil dan Pembahasan
(Harmita, 2004). Pengujian dilakukan
Pembuatan Ekstrak Etanol Kulit Jeruk
sebanyak 7 kali. Keprok
Akurasi pada penelitian ini Kulit jeruk keprok dimaserasi
dilakukan dengan metode menggunakan etanol 70%. Etanol dipilih
penambahan baku (standard addition karena pelarut tersebut merupakan
method). Perbandingan antara senyawa yang polar sehingga dapat
ekstrak dan baku standar adalah 7:3 menarik senyawa vitamin C yang bersifat
dengan rentang 80, 100, dan 120%. polar pada kulit jeruk keprok. Rendemen
Absobansi larutan diukur ekstrak yang dihasilkan sebanyak
menggunakan spektrofotometer UV 17,16%.
pada panjang gelombang maksimum Penentuan Panjang Gelombang
dan percobaan dilakukan sebanyak 3 Maksimum Vitamin C
Panjang gelombang maksimum
kali.
merupakan panjang gelombang dimana
Batas deteksi dan batas
terjadi eksitasi elektronik yang
kuantifikasi dapat dihitung secara
statistik melalui garis regresi linier memberikan absorbansi maksimum.

122
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.16 No. 01 Juli 2019

Penentuan panjang gelombang blanko akuades. Penelitian yang


maksimum bertujuan untuk mengukur dilakukan oleh Putri dan Herwidiani
perubahan absorbansi untuk setiap (2015) memperoleh panjang gelombang
satuan konsentrasi analisis yang maksimum sebesar 270 nm. Pada
maksimum diperoleh (Gandjar dan penelitian ini didapatkan panjang
Rohman, 2007). Penentuan panjang gelombang maksimum sebesar 274,2
gelombang maksimum pada ekstrak nm. Panjang gelombang tersebut
yang sudah ditentukan akan menunjukkan bahwa serapan vitamin C
menghasilkan nilai yang spesifik sehingga berada pada daerah UV-Vis karena
memperkecil kemungkinan senyawa lain masuk rentang panjang gelombang 200-
yang terbaca. 800 nm dengan panjang gelombang UV
Penentuan panjang gelombang 200-400 nm dan visible 400-800 nm.
maksimum menggunakan larutan Perbedaan zat dan alat yang digunakan
vitamin C 100 ppm yang diukur dapat mempengaruhi hasil setiap
serapannya pada panjang gelombang penelitian.
200–800 nm dengan menggunakan

Gambar 1. Panjang gelombang maksimum


vitamin C.

Operating Time untuk mengetahui waktu pengukuran


Waktu operasional (operating yang stabil pada suatu larutan. Adanya
time) merupakan tahap pertama dalam serapan yang stabil, memungkinkan
optimasi metode spektrofotometri UV- tidak terjadinya perubahan struktur
Vis. Penentuan operating time dilakukan kimia pada vitamin C menjadi asam

123
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.16 No. 01 Juli 2019

dihidroaskorbat karena teroksidasi Kurva baku merupakan


sehingga terjadi penyerapan yang hubungan antara absorbansi dengan
sempurna pada panjang gelombang konsentrasi. Pembuatan kurva baku
maksimum yang sudah ditentukan. dilakukan dengan membuat beberapa
Pengukuran operating time konsentrasi larutan mulai dari 4, 6, 8, 10,
dilakukan pada konsentrasi 10 ppm dan 12 ppm karena pada konsentrasi
dengan panjang gelombang 274,2 nm tersebut didapatkan nilai absorbansi
selama 30 menit. Pada rentang waktu berkisar antara 0,2–0,8. Pada rentang
pengukuran selama 30 menit didapatkan nilai tersebut dihasilkan linieritas yang
hasil absorbansi yang stabil pada menit baik sehingga dengan adanya
pertama hingga menit ke-16 dengan penambahan kadar maka akan diikuti
rata–rata nilai absorbansi 0,621. oleh kenaikan nilai absorbansi yang
Pembuatan Kurva Baku Vitamin C sebanding.

Gambar 2. Kurva baku vitamin C.

Dari seri konsentrasi baku y=0,069x–0,01 dengan koefisien korelasi


diperoleh persamaan kurva baku seperti (r) sebesar 0,999. Artinya kurva baku
pada Gambar 2 yang dapat digunakan tersebut menggambarkan korelasi positif
untuk menghitung kadar vitamin C sempurna dengan semua titik percobaan
dalam ekstrak kulit jeruk keprok. Dari terletak pada satu garis lurus dengan
hasil perhitungan persamaan regresi kemiringan yang positif.
kurva diperoleh persamaan garis

124
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.16 No. 01 Juli 2019

Validasi Metode Analisis lurus yang kemiringannya negatif. Jika


Validasi metode analisis perlu r=+1 menggambarkan korelasi positif
dilakukan sebagai elemen penting dari sempurna, yakni semua titik
kontrol kualitas. Validasi membantu percobaan terletak pada satu garis
memberikan jaminan bahwa pengukuran lurus yang kemiringannya positif.
dapat diandalkan (Riyanto, 2014). Sedangkan nilai r=0 menyatakan tidak
Validasi metode analisis dilakukan pada ada korelasi sama sekali antara x dan
penentukan kadar vitamin C secara y (Kealey dan Haines, 2002).
spektrofotometri UV-Vis. Analisis vitamin Penentuan kurva baku dilakukan
C menggunakan spektofotometri dapat dengan menganalisis serangkaian
dilakukan karena vitamin C merupakan konsentrasi standar vitamin C dengan
senyawa organik yang memiliki gugus rantang konsentrasi 4–12 ppm. Hasil
kromofor tak jenuh yang menyebabkan analisis regresi linier dapat dilihat
serapan elektronik. Vitamin C juga pada Gambar 2, diperoleh persamaan
memiliki auksokrom gugus jenuh yang linier y=0,069x–0,01 dengan koefesien
terikat pada kromofor yang akan korelasi (r)=0,999. Koefisien korelasi
mempengaruhi panjang gelombang dan memberikan hasil yang linier karena
intensitas serapan maksimalnya. Metode memenuhi kriteria penerimaan.
kuantitatif untuk pengujian validasi Dengan demikian dapat dikatakan
metode ada beberapa parameter yaitu: bahwa penetapan kadar vitamin C
1. Linieritas menggunakan spektrofotometri UV-
Linieritas adalah kemampuan Vis memiliki linieritas yang baik.
suatu metode untuk memperoleh 2. Presisi
hasil-hasil uji yang secara langsung Keseksamaan (precision) adalah
proporsional dengan konsentrasi ukuran yang menunjukkan derajat
analit pada kisaran yang diberikan kesesuaian hasil uji individual, diukur
(Gandjar dan Rohman, 2007). Syarat melalui penyebaran hasil individual
nilai koefesien korelasi (r) yang dari rata-rata jika prosedur
didapat harus memiliki nilai -1≤r≤1, diterapkan secara berulang pada
nilai r=-1 menggambarkan korelasi sampel-sampel yang diambil dari
negatif sempurna yakni semua titik campuran yang homogen.
percobaan terletak pada satu garis Keseksamaan diukur sebagai

125
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.16 No. 01 Juli 2019

simpangan baku atau simpangan sama, jadi memberikan ukuran


baku relatif (koefisien variasi). keseksamaan pada kondisi yang
Keseksamaan dapat dinyatakan normal (Harmita, 2004). Nilai presisi
sebagai keterulangan (repeatability) dapat ditentukan dengan
atau ketertiruan (reproducibility). membandingkan Relative Standard
Keterulangan adalah keseksamaan Deviasion (RSD) atau Coeficient
metode jika dilakukan berulang kali Variation (CV) dengan syarat
oleh analis yang sama pada kondisi keberterimaan. Kriteria seksama
sama dan dalam interval waktu yang diberikan jika metode memberikan
pendek. Keterulangan dinilai melalui nilai %RSD≤2% (Harmita, 2004). Hasil
pelaksanaan penetapan terpisah nilai presisi dapat dilihat pada Tabel
lengkap terhadap sampel-sampel 1.
identik yang terpisah dari batch yang

Tabel 1. Tabel hasil presisi

Absorbansi
Replikasi
4 ppm 6 ppm 8 ppm 10 ppm 12 ppm
1 0,275 0,400 0,552 0,671 0,801
2 0,267 0,401 0,541 0,676 0,831
3 0,271 0,399 0,539 0,680 0,818
4 0, 275 0,400 0,542 0,687 0,821
5 0,273 0,398 0,547 0,688 0,831
6 0,266 0,399 0,550 0,677 0,837
0,271 0,400 0,545 0,680 0,823
SD 0,004 0.001 0,005 0,007 0,013
RSD (%) 1,446 0,263 0,967 0,973 1,572

126
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.16 No. 01 Juli 2019

Berdasarkan data pada Tabel 1 selisih antar keduanya maka akurasi


menunjukkan bahwa nilai standar metode analisis semakin baik. Hasil
deviasi yang diperoleh dari akurasi dapat dilihat pada Tabel 2.
konsentrasi 4–12 ppm adalah kurang Uji akurasi yang dilakukan pada
dari 0,02 dan diperoleh nilai %RSD ≤ penelitian ini dinyatakan dengan
2%. Hasil yang diperoleh persen perolehan kembali (recovery)
menunjukkan bahwa metode uji yang menggunakan sampel ekstrak jeruk
digunakan pada penentuan vitamin C keprok yang sudah diketahui kadar
menggunakan spektrofotometri UV- vitamin C dalam ekstrak tersebut,
visibel telah memenuhi syarat nilai sehingga dapat dilihat selisih
%RSD yang diterima. penyimpangannya.
3. Akurasi Tabel 2 menunjukkan bahwa %
Kecermatan dapat ditentukan recovery yang diperoleh yaitu 97,91 –
dengan dua cara yaitu metode 104,16%. Mulja dan Hanwar (2003)
simulasi (spiked-placebo recovery) dan menyatakan bahwa range nilai %
metode penambahan baku (standard recovery analit yang dapat diterima
addition method). Pada penelitian ini untuk sampel dengan kadar kecil
menggunakan metode adisi yaitu adalah 90-110%. Maka nilai %
metode penambahan baku. Sampel recovery yang diperoleh dalam
dianalisis lalu sejumlah tertentu analit penelitian ini masuk dalam range yang
yang diperiksa ditambahkan ke dalam dapat diterima sehingga dapat
sampel, dicampur, dan dianalisis lagi dikatakan metode ini memiliki akurasi
(Harmita, 2004). Pemilihan metode ini yang baik.
dimaksudkan karena senyawa yang 4. Batas deteksi dan batas kuantifikasi
diuji merupakan metabolit sekunder. Batas deteksi adalah konsentrasi
Akurasi dimaksudkan untuk analit terendah dalam sampel yang
mengetahui seberapa dekat antara masih dapat dideteksi, sedangkan
hasil yang diukur dengan batas kuantifikasi adalah konsentrasi
menggunakan suatu metode analisis analit terendah dalam sampel yang
dengan hasil yang sebenarnya. Akurasi dapat ditentukan secara kuantitatif
dinyatakan dalam % perolehan dengan presisi dan akurasi yang
kembali (recovery), semakin sedikit diterima (Gandjar dan Rohman, 2007).

127
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.16 No. 01 Juli 2019

Penentuan batas deteksi dan deteksi 0,239 ppm. Nilai ini


kuantifikasi untuk metode menunjukkan jumlah analit terkecil
spektrofotometri UV-Vis berdasarkan yang masih dapat dideteksi dengan
simpangan respon dan kemiringan metode spektrofotometri UV-Vis.
(slope) kurva baku. Batas deteksi yang dihasilkan adalah
Hasil dari penentuan batas sebesar 0,724 ppm yang artinya pada
deteksi dan batas kuantifikasi dapat konsentrasi tersebut bila dilakukan
dilihat pada Tabel 3. Dari hasil pengukuran masih dapat memberikan
perhitungan diperoleh nilai batas kecermatan.

Tabel 2. Tabel penentuan akurasi


Akurasi Replikasi Absorbansi Ca Ca* Cf
Perolehan Kembali (%)
1 0,319 3,36 1,44 4,7797,91
80% 2 0,319 3,36 1,44 4,7797,91
3 0,323 3,36 1,44 4,82
101,81
99,13
1 0,408 4,2 1,8 6,05 103,22
100% 2 0,402 4,2 1,8 5,97 98,22
3 0,405 4,2 1,8 6,01 100.81
1 0,493 5,04 2,16 7,29 104,16
120% 2 0,487 5,04 2,16 7,20 100,13
3 0,492 5,04 2,16 7,27 103,43
102,59
Keterangan: Ca=konsentrasi sampel sebenarnya, Ca*=konsentrasi analit yang
ditambahkan, Cf=konsentrasi total sampel hasil pengukuran.

Tabel 3. Nilai batas deteksi dan batas kuantifikasi vitamin C


Parameter Nilai
Batas Deteksi 0,239 ppm
Batas Kuantifikasi 0,724 ppm

Penentuan nilai batas deteksi dideteksi. Pentingnya dilakukan


dan batas kuantifikasi dalam suatu parameter tersebut agar dapat
penelitian diperlukan untuk mengetahui batas nilai terkecil dari
menentukan nilai yang akan sampel yang masih dapat dideteksi

128
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.16 No. 01 Juli 2019

pada spektrofotometri UV-Vis dan absorbansinya pada panjang gelombang


nilai kuantitas terkecil dari sampel 274,2 nm. Kadar vitamin C dihitung
yang masih dapat memenuhi kriteria dengan persamaan y=0,069x–0,01
kecermataan dan keseksamaan. sehingga diperoleh kadar vitamin C total
Beberapa penelitian menyebutkan adalah 51,88 mg/g atau 5,188% (Tabel
bahwa penentuan nilai batas deteksi 4). Penelitian tentang kulit jeruk keprok
tidak harus dilakukan karena nilai telah dilakukan oleh Yunita dan
terkecil tersebut tidak selalu Hasanudin (2018) dengan menjadikan
memberikan nilai kecermataan dan sebuah sediaan krim berbasis cera alba.
keseksamaan dalam penelitian. Namun penelitian tentang kadar kulit
Berdasarkan hasil penelitian jeruk belum pernah dilakukan
yang telah dilakukan, mulai dari sebelumnya. Penelitian lain tentang
penentuan nilai linieritas, presisi, vitamin C pada jeruk dilakukan oleh
akurasi, batas deteksi, dan batas Helmiyesi dan Prihastanti (2008)
kuantifikasi, maka metode penetapan menyatakan bahwa kadar vitamin C
kadar vitamin C kulit jeruk keprok buah jeruk adalah 18,90 mg/100 gram
dengan menggunakan atau 18,90% dari daging buah. Alfi (2017)
spektrofotometri UV-Vis memiliki menyatakan bahwa kadar vitamin C
nilai yang baik. Sehingga validasi jeruk mandarin diperoleh sebesar
metode penetapan kadar vitamin C 23,57%. Penetapan kadar vitamin C pada
dalam ekstrak kulit Jeruk Keprok jeruk juga dilakukan oleh Haitami dan
dengan spetrofotometri UV-Vis sudah Muntaha (2017) yang menghasilkan
memenuhi parameter validasi. 38,42% vitamin C dalam jeruk sunkist.
Penetapan Kadar Vitamin C dalam Terlihat perbedaan yang sangat jauh
Ekstrak Kulit Jeruk
pada beberapa hasil penelitian lain
Penetapan kadar dilakukan
dengan kadar yang dihasilkan pada kulit
dengan membuat konsentrasi ekstrak
jeruk keprok. Hal itu karena perbedaan
kulit jeruk keprok 100 ppm yang
bagian buah yang diteliti dan juga
dilakukan 3 kali replikasi dan diukur
spesies jeruk yang digunakan.

129
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.16 No. 01 Juli 2019

Tabel 4. Penetapan kadar ekstrak kulit jeruk keprok


Replikasi Absorbansi Kadar Vitamin C (ppm)
1 0,346 5,159
2 0,348 5,188
3 0,350 5,217
5,188
SD 0,029

Simpulan Haitami, A.U. dan Muntaha, A. 2017.


Kadar vitamin C jeruk sunkist
Berdasarkan hasil penelitian
peras dan infused water. Jurnal
dapat disimpulkan bahwa metode Medical Laboratory Technology
Journal, 3(1):98-102.
penetapan kadar Vitamin C pada ekstrak
kulit jeruk keprok telah memenuhi Harmita. 2004. Petunjuk pelaksanaan
validasi metode dan cara
paramater validasi. Persamaan regresi
perhitungannya. Majalah Ilmu
yang diperoleh yaitu y=0,069x–0,01 Kefarmasian, I(3):117-135.
dengan nilai r=0,999, presisi dengan nilai
Helmiyesi, R.B. dan Prihastanti, E. 2008.
RSD<2%, perolehan kembali pada Pengaruh lama penyimpanan
terhadap kadar gula dan vitamin C
rentang 97,91-104,16%, batas deteksi
pada buah jeruk siam (Citrus
0,239 ppm, dan batas kuantifikasi 0,724 nobilis var, microcarpa). Jurnal
Buletin Anatomi dan Fisiologi,
ppm. Kadar vitamin C pada ekstrak kulit
16(2):33-37.
jeruk keprok adalah 51,88 mg/g.
Karsinah, S., Purnomo, Sudjidjo, dan
Sukarmin. 2002. Perbaikan Tekstur
Daftar Pustaka Buah Jeruk Siam melalui Hibridasi.
Seminar hasil penelitian tahun
Alfi, F. 2017. Uji aktivitas antioksidan dan
2002. Solok: Balai Penelitian
kadar vitamin C jeruk mandarin
Tanaman Buah.
(Citrus reticulata) segar dan
kemasan. Skripsi. Jurusan Analis
Kealey, D. dan Haines, P.J. 2002. Instant
Kesehatan, Politeknik Kesehatan
Notes Analytical Chemistry. New
Kemenkes Surabaya.
York: BIOS Scientific Publishers
Limited.
Ball, J.S. 1997. Fruit Growing. New Delhi:
Kalyani Publishers.
Mulja, M. dan Hanwar, D. 2003. Prinsip-
prinsip cara berlaboratorium yang
Gandjar, I.G. dan Rohman, A. 2007.
baik (good laboratory practice).
Kimia Farmasi Analisis.
Majalah Farmasi Indonesia
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Airlangga, III(2):71-76.

130
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.16 No. 01 Juli 2019

Putri, M.P. dan Herwidiani, Y. 2015. Wirakusumah, S.E. 2002. Buah dan Sayur
Analisis kadar vitamin C pada buah untuk Terapi. Yogyakarta:
nanas segar (Ananas comosus (L.) Swadaya.
Merr) dan buah nanas kaleng
dengan metode spektrofotometri Yunita, E. dan Hasanudin, M. 2018.
UV-Vis. Jurnal Wiyata, 2(1):34-38. Formulasi dan uji sifat fisik sediaan
krim ekstrak kulit jeruk keprok
Riyanto. 2014. Validasi & Verifikasi (Citrus reticulata) menggunakan
Metode Uji. Yogyakarta: basis cera alba. Jurnal Penelitian
Deepublish. Farmasi Indonesia, 7(1):29-33.

Tranggono, R.I. dan Latifah, F. 2007. Zahara, F. 2002. Pengaruh zat pengatur
Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan tumbuh terhadap pembentukan
Kosmetik. Jakarta: PT. Gramedia dan pengukuran tunas mikro pada
Pustaka Utama. Citrus nobilis secara in vitro. Jurnal
Kultura, 37(2):22-25.

131

Anda mungkin juga menyukai