Anda di halaman 1dari 9

12

VALIDASI METODE EKSTRAKSI QuEChERS UNTUK ANALISIS MULTIRESIDU


PESTISIDA PADA WORTEL SECARA KROMATOGRAFI GAS-SPEKTROMETRI
MASSA

RIESTA PRIMAHARINASTITI, SETYO PRIHATININGTYAS, MOCHAMMAD YUWONO


Departemen Kimia Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur,
r.nastiti@gmail.com

ABSTRACT
The purpose of this study is to develop a simple method for organochlorine and orfanophosphate residues
determination in carrot. Residues are separated from carrot samples using QuEChERS kit for extraction
method. Determination of the pesticides was performed by gas chromatography with mass spectrometry
detector. Recovery studies were performed at 0.02 mg/kg fortification level of each compound and the recoveries
obtained ranged 66.29 to 111.60% with coefficient of variation values of 2.12-20.88 %. The method showed
good linearity over the range assayed 0.7-7.0 µg/mL and the detection and quantification limits for
organochlorine studied varied, 0.21-0.24 µg/mL to 0.612-0.74 µg/mL. This method showed satisfactory
extraction efficiencies combined with simplicity of use and low solvent consumption. Therefore this method is
suitable for routine analysis of triadimefon in cabbage

Keywords : GC-MS, organochlorine, organophosphate, pesticides, carrot.

PENDAHULUAN yang meningkat. Senyawa organoklorin bersifat


Pestisida telah digunakan secara luas untuk tidak mudah menguap, tidak larut air, kecuali
mencegah dan memberantas hama selama lindane, mudah larut dalam pelarut organik. Dalam
penanaman dan perawatan setelah pemanenan pada lingkungan bersifat persisten, sedangkan dalam
komoditas pertanian dan perkebunan. Di Indonesia, jaringan tanaman mengalami biotransformasi
terjadi peningkatan penggunaan pestisida yaitu menjadi metabolit yang dapat lebih beracun.
pada tahun 2006 tercatat sebanyak 1.557 formulasi Sampel makanan, seperti sayuran, buah dan
pestisida yang terdaftar meningkat menjadi 2.628 sampel tanaman obat, memiliki susunan matriks
pada tahun 2010. Padahal, penggunaan pestisida yang sangat kompleks sehingga membutuhkan
dapat meninggalkan residu yang dapat ekstraksi yang optimal akurat, ekonomis, dan
menyebabkan pencemaran lingkungan, efisien untuk analisis rutin. Berbagai prosedur
menyebabkan gangguan pada kesehatan manusia, ekstraksi pestisida organoklorin dan organofosfat
dan menghambat perdagangan (Chen et al., 2011; yang sudah dipublikasikan di artikel ilmiah antara
Departemen Pertanian, 2011). Oleh karena itu, lain, ekstraksi pestisida dari buah dan sayur dengan
perlu dilakukan pengawasan terhadap penggunaan SPE dengan pelarut asetonitril (Supelco, 1997),
pestisida melalui pemenuhan nilai BMR (Batas preparasi sampel untuk analisis residu pestisida
Maksimum Residu) sehingga dapat menjamin pada sayur dan buah dengan menggunakan
keamanan pangan dengan cara membatasi kadar asetonitril (Takatou et al., 2011), ekstraksi 229
residu pestisida pada komoditas pangan. pestisida dalam buah dan sayur dengan pelarut
Senyawa organofosfat adalah senyawa yang asetonitril (Lehotay, et al., 2005), ekstraksi 19
toksik karena mempengaruhi sistem saraf dengan fungisida dalam buah dan sayur dengan pelarut
cara mengacaukan kerja enzim yang meregulasi aseton (Sannino, et al., 1999), ekstraksi residu
asetilkolin, yaitu suatu neurotransmitter yang pestisida dalam buah dan sayur dengan pelarut etil
diperlukan agar saraf kita dapat bekerja secara asetat (Chen, et al., 2011), ekstraksi 186 pestisida
normal. Pada umumnya pestisida organofosfat dalam 11 produk perkebunan dengan pelarut etil
termasuk dalam insektisida. Pestisida ini tidak asetat (Hirahara, et al., 2005). Artikel - artikel
persisten baik di lingkungan maupun dalam tesebut menyebutkan proses ekstraksi
makhluk hidup, termasuk pada tanaman. menggunakan metode solid phase extraction (SPE).
Akibatnya, untuk memperoleh kadar pestisida yang SPE mempunyai beberapa kelemahan, antara lain
efektif diperlukan penyemprotan dengan frekuensi material pengemas (packing) SPE harus seragam

Berkala Ilmiah Kimia Farmasi, Vol.3 No. 1 Juni 2014


13

untuk mencegah efisiensi yang jelek, komponen METODE PENELITIAN


padat atau komponen minyak dari sampel dapat Bahan penelitian :
menyumbat catridge SPE atau menghalangi pori- Wortel, bagian yang digunakan yaitu seluruh
pori sorben yang dapat menyebabkan overload bagian wortel; Organoklorin p.a (Sigma-Aldrich;
sehingga reprodusibilitas sistem menurun, matriks 99,8 %); Organofosfat (Sigma-Aldrich; 99,8 %),
sampel dapat mempengaruhi kemampuan sorben Asetonitril p.a (Merck; > 99,9 %); Etil asetat p.a
untuk mengekstraksi analit, serta catridge SPE (Mallinckrodt; 99,9 %); Aseton p.a (Merck; > 99,5
hanya dapat digunakan sekali (disposable) sehingga %); Na2SO4 anhidrat p.a (Riedel-de Haen; > 99 %);
biaya yang digunakan untuk analisis menjadi mahal NaCl p.a (Merck; > 99,9 %), QueChERS kit
(Tan & Chai, 2011). Berdasarkan hasil tersebut general purpose.
maka dibutuhkan alternatif lain untuk proses
ekstraksi dan metode ekstraksi yang dapat Alat penelitian:
digunakan untuk mengekstraksi organoklorin dan Timbangan mikro :Microgram Balance Mettler
organofosfat tanpa menggunakan SPE. Toledo AB204-S, Mikropipet : Thermo Scientific
QuEChERS (Quick, Easy, Cheap, Effective, FJ76476, Ultrasonik : Sakura US – 10E, kolom
Rugged, and Safe) adalah salah satu kapiler Agilent 19091J-413 HP-5 30,0 m x 320 µm
pengembangan teknik ekstraksi yang sesuai untuk x 0,25 µm; SM Agilent Technologies 5973 inert
preparasi sampel multiresidu. Teknik ini memiliki Mass Selective Detector; Autosampler Injector
keunggulan kemudahan dan kecepatan karena Agilent Technologies 7683 Series G2613A.
berupa kit, sesuai untuk issue “green laboratories”
karena tidak memerlukan pelarut organik banyak, 1.Preparasi Sampel
dan dapat digunakan untuk semua jenis pestisida Wortel dipotong-potong kemudian dicuci dan
yang lazim digunakan dalam pertanian. Jika telah ditiriskan selama 15 menit. Setelah diblender
diperoleh metode preparasi sampel yang optimal homogen kemudian dapat disimpan dalam freezer
maka harus dilakukan validasi metode analisis untuk analisis berikutnya. Jika akan digunakan,
sebelum dapat digunakan dalam analisis rutin di sampel dikeluarkan dari freezer dan dibiarkan
laboratorium. sampai suhu ruang kemudian ditimbang kembali
Sedangkan untuk mencapai kadar yang sangat dan siap digunakan untuk analisis.
kecil tersebut digunakan metode kromatografi
seperti High Performance Liquid Chromatography 2. Metode Ekstraksi Pestisida
(HPLC) atau Gas-Chromatography (GC). Metode
GC lebih disukai dalam analisis pestisida karena
mampu mencapai sensitivitas tinggi selain HPLC.
GC juga dilengkapi dengan detektor yang sangat
selektif seperti MS (Mass Spectrometry)
(Skoog,1997). Disamping itu GC tidak memerlukan
sistem pelarut mahal dibandingkan HPLC.
Melihat fakta di atas maka urgensi/keutamaan
penelitian ini adalah untuk memenuhi kebutuhan
terhadap tersedianya metode analisis cemaran
multi-residu pestisida dalam bahan pangan yang
mudah dan cepat yang siap pakai. Pada penelitian
ini akan dilakukan pengembangan metode analisis
multi-residu pestisida pada sampel wortel dengan
menggunakan metode QuEChERS GC-MS.
Pestisida yang digunakan dalam penelitian ini
pestisida organoklorin dan organofosfat sebanyak
21 senyawa. Metode analisis yang diperoleh dapat
diterapkan dalam uji keamanan bahan pangan.

Berkala Ilmiah Kimia Farmasi, Vol.3 No. 1 Juni 2014


14

3. Kondisi Gas Chromatography.


Suhu oven : 180oC dipertahankan 2 menit
dinaikan 190oC (1oC/menit), naik 204 oC
(2oC/menit), naik menjadi 206oC (1oC/menit)
kemudian naik lagi menjadi 290oC (2oC/menit)
dipertahankan selama 2 menit.

4. Validasi Metode
Uji validasi metode berdasarkan USP dengan
parameter : spesifikasi/selektivitas, linearitas,
range, Limit Detection, Limit Quantitation, akurasi,
dan presisi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kromatogram larutan standar organoklorin dan
organofosfat dengan kondisi kromatografi terpilih
dapat dilihat debagai berikut.

Gambar 1. Kromatogram GC-MS larutan standar organoklorin dengan konsentrasi 7,0 ppm pada kondisi
terpilih

Berkala Ilmiah Kimia Farmasi, Vol.3 No. 1 Juni 2014


15

Gambar 2. Kromatogram GC-MS larutan standar organofosfat dengan konsentrasi 7,0 ppm pada kondisi terpilih

Proses validasi metode dilakukan untuk Selektivitas.


memastikan bahwa metode analisis yang digunakan Selektivitas menunjukkan bahwa puncak-puncak
telah memenuhi tujuannya, artinya data yang senyawa yang dianalisis telah terpisah dengan baik
dihasilkan adalah benar dan dapat dipercaya. sehingga tidak saling mengganggu, seperti tampak
pada tabel 1.

Tabel 1. Waktu retensi puncak-puncak pestisida organoklorin dan organofosfat pada kromatogram GC-MS
No Waktu Retensi Nama Pestisida Kelas Pestisida
(tR, menit)
1 3.213 Etophorphos Organofosfat
2 3.921 α-Lindane Organoklorin
3 4.537 β-Lindane Organoklorin
4 4.643 γ-Lindane Organoklorin
5 5.144 Disulfoton Organofosfat
6 5.226 δ-Lindane Organoklorin
7 6.531 Methyl parathion Organofosfat
8 6.771 Heptachlor Organoklorin
9 7.055 Ronnel Organofosfat
10 8.144 Aldrin Organoklorin
11 8.582 Chlorpyrifos Organofosfat
12 10.123 Heptachlor epoxide Organoklorin
13 12.198 Endosulfan I Organoklorin
14 13.908 Dieldrin Organoklorin
15 14.192 p',p'-DDE Organoklorin
16 15.338 Endrin Organoklorin
17 16.089 Endosulfan II Organoklorin
18 17.24 p',p'-DDD Organoklorin
19 19.113 Endosufan sulphate Organoklorin
20 20.044 o,p'-DDT Organoklorin
21 25.286 Methoxychlor Organoklorin

Puncak-puncak analit yang terdeteksi memiliki kemampuan untuk mengukur analit yang dimaksud
kemiripan dengan data pada library sebesar 93% - secara spesifik dan selektif meskipun terdapat
99% untuk organoklorin dan organofosfat. Hasil ini komponen lain dalam matriks sampel.
menunjukkan bahwa metode ini memiliki

Berkala Ilmiah Kimia Farmasi, Vol.3 No. 1 Juni 2014


16

Parameter validasi yang diuji berikutnya adalah (ICH, 2005). Konsentrasi yang digunakan untuk
linearitas. Pada penentuan linieritas digunakan 6 masing-masing senyawa analit antara 0,7-7,0 ppm.
konsentrasi, ini merupakan konsentrasi minimum Hasil untuk uji linieritas tercantum pada Tabel 2.
yang harus digunakan untuk penentuan linieritas

Tabel 2. Data Linieritas Larutan Baku Pestisida Organoklorin dan Organofosfat


No tR Nama Pestisida Kelas Pestisida Linieritas
(menit)
1 3.213 Etophorphos Organofosfat y = 108395x - 25335 R² = 0.9941
2 3.921 α-Lindane Organoklorin y = 142875x - 28688 R² = 0.9949
3 4.537 β-Lindane Organoklorin y = 93580x - 13613 R² = 0.9918
4 4.643 γ-Lindane Organoklorin y = 88020x - 23580 R² = 0.9923
5 5.144 Disulfoton Organofosfat y = 135604x - 50210 R² = 0.9941
6 5.226 δ-Lindane Organoklorin y = 148750x - 48544 R² = 0.9948
7 6.531 Methyl parathion Organofosfat y = 104004x - 65652 R² = 0.9894
8 6.771 Heptachlor Organoklorin y = 204663x - 86110 R² = 0.9932
9 7.055 Ronnel Organofosfat y = 230660x - 65629 R² = 0.9971
10 8.144 Aldrin Organoklorin y = 224171x - 76802 R² = 0.9953
11 8.582 Chlorpyrifos Organofosfat y = 233017x - 83777 R² = 0.9969
12 10.123 Heptachlor epoxide Organoklorin y = 240118x - 95674 R² = 0.9952
13 12.198 Endosulfan I Organoklorin y = 213998x - 94841 R² = 0.9954
14 13.908 Dieldrin Organoklorin y = 216366x - 99039 R² = 0.9937
15 14.192 p',p'-DDE Organoklorin y = 363683x - 96804 R² = 0.9948
16 15.338 Endrin Organoklorin y = 225385x - 114005 R² = 0.9942
17 16.089 Endosulfan II Organoklorin y = 216382x - 109906 R² = 0.9934
18 17.24 p',p'-DDD Organoklorin y = 301181x - 117686 R² = 0.994
19 19.113 Endosufan sulphate Organoklorin y = 206052x - 118064 R² = 0.9889

20 20.044 o,p'-DDT Organoklorin y = 254999x - 137746 R² = 0.9899


21 25.286 Methoxychlor Organoklorin y = 247564x - 143601 R² = 0.9881

Berdasarkan data dari ketiga analit tersebut, kalibrasi yang terdiri dari lima konsentrasi rendah
harga r yang dihasilkan r ≥ 0,99 yaitu lebih besar pada daerah LOD-LOQ. Diperoleh data
dari r tabel (0,878) sehingga sudah memenuhi persamaan regresi pada rentang konsentrasi 0,7-1,5
kriteria linieritas pada rentang konsentrasi 0,7-7,0 ppm. Data tersebut tercantum pada tabel 3.
ppm pada masing-masing senyawa analit.
Penentuan LOD-LOQ dilakukan berdasarkan
pengukuran standar deviasi respon slope dari kurva

Tabel 3. Data Linieritas, Batas Deteksi, dan Batas Kuantifikasi Organoklorin dan Organofosfat dengan GC-MS
No tR Nama Pestisida Kelas Pestisida Limit Limit
(menit) Deteksi Quantifikasi
(ppm) (ppm)
1 3.213 Etophorphos Organofosfat 0.22 0.66
2 3.921 α-Lindane Organoklorin 0.21 0.63
3 4.537 β-Lindane Organoklorin 0.21 0.62

Berkala Ilmiah Kimia Farmasi, Vol.3 No. 1 Juni 2014


17

4 4.643 γ-Lindane Organoklorin 0.21 0.63


5 5.144 Disulfoton Organofosfat 0.21 0.62
6 5.226 δ-Lindane Organoklorin 0.21 0.62
7 6.531 Methyl parathion Organofosfat 0.21 0.61
8 6.771 Heptachlor Organoklorin 0.21 0.62
9 7.055 Ronnel Organofosfat 0.21 0.62
10 8.144 Aldrin Organoklorin 0.21 0.62
11 8.582 Chlorpyrifos Organofosfat 0.21 0.62
12 10.123 Heptachlor epoxide Organoklorin 0.21 0.62
13 12.198 Endosulfan I Organoklorin 0.21 0.62
14 13.908 Dieldrin Organoklorin 0.21 0.62
15 14.192 p',p'-DDE Organoklorin 0.21 0.62
16 15.338 Endrin Organoklorin 0.21 0.63
17 16.089 Endosulfan II Organoklorin 0.21 0.64
18 17.24 p',p'-DDD Organoklorin 0.22 0.66
19 19.113 Endosufan sulphate Organoklorin 0.24 0.74
20 20.044 o,p'-DDT Organoklorin 0.21 0.63
21 25.286 Methoxychlor Organoklorin 0.21 0.62

Berdasarkan data-data tersebut, konsentrasi organoklorin dan organofosfat yang diadisikan ke


senyawa analit yang dianalisis pada sampel berada dalam matriks sampel, yaitu konsentrasi 100 %
di atas LOD dan LOQ, yaitu 2 ppm sehingga dengan konsentrasi 0,02 mg/10 g sampel untuk
metode ini dapat digunakan untuk penentuan kadar masing-masing senyawa analit dan dilakukan
residu pestisida organoklorin dan organofosfat replikasi 6 kali (ICH, 2005). Metode standar yang
dalam sampel wortel. sudah mengalami modifikasi ini memiliki
Uji akurasi dan presisi dilakukan untuk kemiripan senyawa analit dengan data pada
mengukur ketelitian dan keterulangan metode Library lebih besar, yaitu sebesar 91-99%,
analisis. Akurasi dapat dinyatakan dengan prosen sehingga metode ini digunakan dalam proses
recovery. Pada penentuan akurasi ini, digunakan ekstraksi untuk selanjutnya
satu macam konsentrasi campuran pestisida

Berkala Ilmiah Kimia Farmasi, Vol.3 No. 1 Juni 2014


18

B
Gambar 3. Kromatogram matrik wortel yang A = blank matriks dan B = diadisi pestisida organoklorin dan
organofosfat

Tabel 4. Rata-rata recovery (%) (n=6) dan harga koefisien variasi (%) organoklorin dan organofosfat pada
sampel wortel berdasarkan analisis dengan QuEChERS GC-MS
N tR Nama Pestisida Kelas Pestisida Rata-rata KV
o (menit) Recovery (%)
(%)
1 3.213 Etophorphos Organofosfat 70.08 11.71
2 3.921 α-Lindane Organoklorin 101.64 16.24
3 4.537 β-Lindane Organoklorin 110.49 2.24
4 4.643 γ-Lindane Organoklorin 74.08 17.91
5 5.144 Disulfoton Organofosfat 71.28 6.40
6 5.226 δ-Lindane Organoklorin 79.56 20.06
7 6.531 Methyl parathion Organofosfat 77.55 20.20
8 6.771 Heptachlor Organoklorin 74.03 3.76
9 7.055 Ronnel Organofosfat 66.29 2.12
10 8.144 Aldrin Organoklorin 101.75 15.38
11 8.582 Chlorpyrifos Organofosfat 74.84 19.94
12 10.123 Heptachlor epoxide Organoklorin 93.99 20.18
13 12.198 Endosulfan I Organoklorin 100.82 20.88
14 13.908 Dieldrin Organoklorin - -
15 14.192 p',p'-DDE Organoklorin 108.55 15.85
16 15.338 Endrin Organoklorin 111.60 20.02
17 16.089 Endosulfan II Organoklorin 92.34 20.36
18 17.24 p',p'-DDD Organoklorin 99.82 17.28
19 19.113 Endosufan sulphate Organoklorin 70.78 15.81
20 20.044 o,p'-DDT Organoklorin 105.12 20.77
21 25.286 Methoxychlor Organoklorin 102.95 18.24

Berkala Ilmiah Kimia Farmasi, Vol.3 No. 1 Juni 2014


19

Harga % recovery tersebut telah memenuhi Dieter Zimmer, Christiane Philipowski, 2006,
persyaratan akurasi yaitu sebesar 50-120% Journal of AOAC International 89(3) :
(AOAC, 2002). Sedangkan untuk harga KV 786-796
(n=6) yang dihasilkan dari beberapa pestisida FAO, & WHO. (1980, October 6). FAO Panel
relatif lebih besar dibandingkan senyawa analit of Experts on Pesticide Residues in
Food and the Environment and the
lainnya dikarenakan puncak yang dihasilkan
WHO Expert Group on Pesticide
relatif lebih kecil dibandingkan dengan Residues. Retrieved September 26,
senyawa analit lainnya, sehingga kesalahan 2011, from IPCS INCHEM:
yang dihasilkan juga lebih besar. Berdasarkan http://www.inchem.org/documents/jmpr/
harga KV dari ke-21 senyawa analit tersebut, jmpmono/v080pr14.html.
maka metode ini memenuhi kriteria Handojo, D, 2009. Sedikit Tentang Pestisida.
penerimaan presisi, yaitu KV≤20% untuk Semarang: Dinas Kesehatan Jawa
analisis biologi (AOAC, 2002). Tengah.
Horwitz, William, 2000. Official Methods of
KESIMPULAN Analysis of AOAC International. 17th
Ed, Vol. 2. Gaithersburg, Marryland:
Berdasarkan nilai parameter validasi yang
Journal of AOAC International, Chapter
diperoleh dalam penelitian dapat disimpulkan 10, p.11.
bahwa metode kromatografi gas untuk analisis
Jinchao Shen, Zhixiu Xu, Jibao Cai, Xueguang
residu pestisida organoklorin dan organofosfat
Shao, 2006, Analytical Sciences 22 :
dalam sampel wortel dengan metode ekstraksi 241-244
QuEChERS telah memenuhi persyaratan
Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan
validasi metode analisis untuk parameter Menteri Pertanian Nomor
selectivity, nilai r pada linieritas, batas deteksi 881/MENKES/SKB/VIII/1996 tentang
dan batas kuantifitas, rata-rata % recovery dan Batas Maksimum Residu Pestisida pada
nilai % KV. Hasil Pertanian.
Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor. 4.4.
DAFTAR PUSTAKA 1/Kpts/TP.270/7/2001, tentang Syarat
Aryantha, I.N.P., 2002. Membangun Sistim dan Tata Cara Pendaftaran Pestisida.
Pertanian Berkelanjutan. Diakses dari
Lehotay, Steven J, 2005, Journal of AOAC
http://www.hayati.itb.ac.id/artikel/pertani
International 88(2) : 595-614
an_bermoral.pdf. Diakses pada tanggal
23 September 2011. Lehotay, Steven J, 2005, Journal of AOAC
International 88(2) : 630-638
Bolanos PP; Moreno JL; Shtereva DD; Frenich
AG; Vidal JL, 2007, Rapid Commun Lehotay, Steven J, 2007, Journal of AOAC
Mass Spectrom 21(14) : 2282-2294 International 90(2) : 485-520
Chai, Meekin, Guanhuat Tan, Asha Lal, 2008, Lehotay, Steven J; Katerina mastovska, Alan R
Analytical Sciences 24 : 273-276 Lightfield, 2005, Journal of AOAC
International 88(2) : 615-629
Chairi, Zulfi, 2006, Pengaruh Penggunaan
Pestisida Terhadap Lingkungan Hidup di Muchtaridi, 2005. Aplikasi Teknologi
Kecamatan Sei Binge, Tesis, Universitas Ekstraksi Fase Padat-GC/MS Pada
Sumatera Utara Preparasi Analisis Senyawa Atsiri
dalam Plasma Darah Mencit.
Consuelo Sanches, Beatriz Albero, German
Bandung: Universitas Padjajaran, p.184-
Martin, Jose LT, 2005, Analytical
191.
Sciences 21 : 1291-1296
Tan,Guang,Huat and Mee-Kin,Chai, 2010.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Sample Preparation in the Analysis of
1995. Farmakope Indonesia IV.
Pesticides Residue in Food by
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Chromatographic Techniques.
Indonesia.
Malaisya.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Undang-Undang Repurblik Indonesia Nomor 7
1996, Undang-Undang Republik
Tahun 1996 Tentang Pangan
Indonesia Nomor 7 Tahun 1996
Tentang Pangan

Berkala Ilmiah Kimia Farmasi, Vol.3 No. 1 Juni 2014


20

WHO, 2007, Food Safety and Foodborne dan Upaya Pengendalian di Indonesia.
Illness, Fact sheet NO.237 Pengembangan Inovasi Pertanian 3,
hal.227-237.
Winarti,Cristina dan Miskiyah,2010.
Status Kontaminan pada Sayuran

Berkala Ilmiah Kimia Farmasi, Vol.3 No. 1 Juni 2014

Anda mungkin juga menyukai