Disusun Oleh :
KELOMPOK 6
1. FIA ROSALINDA (P27235019072)
2. HARIS YOGA PRATAMA (P27235019073)
3. IKA MEYLIAWATI (P27235019074)
4. JIHAN AULIA KUSUMASARI (P27235019075)
III B ANAFARMA
A. Latar Belakang
Daging ayam merupakan bahan pangan bernilai gizi tinggi dan berperan penting da
lam memperbaiki kualitas sumber daya manusia. Daging ayam yang beredar di Indon
esia sebagian besar berasal dari ayam pedaging. Ayam pedaging mampu tumbuh cepa
t sehingga dapat menghasilkan daging dalam waktu relatif singkat, yaitu 5-7 minggu.
Ayam pedaging memiliki peran penting sebagai sumber protein hewani asal ternak (A
nastasia, 2011).
Ayam yang dipelihara untuk dimanfaatkan dagingnya disebut ayam pedaging.
Adapun ayam ras pedaging yang unggul dikenal dengan nama broiler. Ayam tersebut
dihasilkan melalui perkawinan silang, seleksi, dan rekayasa genetic yang dilakukan
oleh pembibitnya. Broiler merupakan jenis jenis ras unggulan hasil persilangan dari
bangsa-bangsa ayam yang memiliki prodktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi
daging (Santoso, 2015).
Antibiotik adalah substansi yang dihasilkan oleh suatu mikroorganisme yang dapat
membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain dalam konsentrasi ya
ng sangat rendah (Wiryosuhanto 1990). Penambahan obat-obatan antibakteri (antibiot
ik) ke dalam ransum 2 pakan ternak bertujuan untuk meningkatkan laju pertumbuhan
berat badan atau memperbaiki laju efisiensi pakan. Penggunaan obat-obatan tersebut
meningkat tajam, khususnya pada sapi potong dan ayam pedaging untuk mempercepa
t laju pertumbuhan bobot badan. Sedangkan Kloramfenikol merupakan antibakteri per
tama yang berspektrum luas, dengan mekanisme kerja menghambat sintesis protein da
n bersifat bakteriostatik. Efek samping penggunaan kloramfenikol dapat menyebabka
n kelainan darah yang reversibel dan ireversibel seperti anemia aplastik (dapat berlanj
ut menjadi leukemia), neuritis perifer, neuritis optik, eritema multiforme, mual, munta
h, diare, stomatitis, glositis, hemoglobinuria nokturnal, hipersentive (Anastasia, 2011).
Kloramfenikol adalah salah satu jenis antibiotika turunan amfenikol yang secara a
lami diproduksi oleh Streptomyces venezuelae. Melalui pengembangan teknologi fer
mentasi, kloramfenikol dapat diisolasi, disemisintesis menjadi antibitoka turunannya,
antara lain tiamfenikol dan turunan lain melalui berbagai reaksi kimia dan enzimatis.
Kloramfenikol memiliki dua atom karbon asimetrik, sehingga menghasilkan 4 stereois
omer. (Susanti, 2009)
Metode uji resmi untuk residu antibiotik kloramfenikol yang umum digunakan dib
eberapa negara adalah metode kromatografi. Dan metode yang digunakan untuk peng
ujian ini adalah dengan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), dengan be
rtujuan untuk mengetahui keberadaan residu dan kadar residu antibiotik kloramfeniko
l di dalam daging ayam tersebut. (Panggabean, 2012).
High Performance Liquid Chromatography(HPLC) atau Kromatografi Cair Kinerj
a Tinggi (KCKT) merupakan teknik pemisahan yang dapat diterima secara luas untuk
analisis dan pemurnian senyawa tertentu dalam suatu sampel pada sejumlah bidang. P
emisahan solut-solut ini diatur oleh distribusi solut dalam fase gerak dan fase diam. K
CKT merupakan metode yang tidak destruktif dan dapat digunakan baik untuk analisi
s kuantitatif ataupun kualitatif (Gandjar dan Rohman, 2014). Kegunaan tambahan dari
KCKT adalah menentukan keseragaman dosis sediaan farmasi, monitoring profil disol
usi, menentukan kadar antioksidan dan pengawet, serta validasi pembersihan.
B. Rumusan Masalah
1. Metode apa yang digunakan dalam penelitian?
2. Apa saja alat-alat yang diperlukan dalam penelitian
3. Apa saja bahan-bahan yang diperlukan dalam penelitian?
4. Bagaimana hasil yang didapatkan?
C. Tujuan
1. Mengetahui metode yang digunakan
2. Mengetahui alat-alat yang digunakan
3. Mengetahui bahan-bahan yang digunakan
4. Mengetahui hasil yang didapatkan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Metode yang digunakan dalam penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah High Performance Liquid Chr
omatography HPLC atau disebut juga Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), me
rupakan teknik pemisahan yang dapat diterima secara luas untuk analisis dan pemurni
an senyawa tertentu dalam suatu sampel pada sejumlah bidang. Pemisahan solut-solut
ini diatur oleh distribusi solut dalam fase gerak dan fase diam. KCKT merupakan met
ode yang tidak destruktif dan dapat digunakan baik untuk analisis kuantitatif ataupun
kualitatif (Gandjar dan Rohman, 2014). Kegunaan tambahan dari KCKT adalah mene
ntukan keseragaman dosis sediaan farmasi, monitoring profil disolusi, menentukan ka
dar antioksidan dan pengawet, serta validasi pembersihan.
KCKT termasuk kromatografi kolom karena dipakai fase diam yang diisikan atau t
erpacking di dalam kolom. Bila ditinjau dari proses pemisahannya, KCKT dapat digol
ongkan sebagai kromatografi adsorpsi atau kromatografi partisi tergantung pada butir
an-butiran fase diam yang ada di dalam kolom sebagai fase padat murni atau disalut d
engan cairan (Mulja dan Suharman, 1995). Hampir semua jenis campuran solut dapat
dipisahkan dengan KCKT karena banyaknya fase diam yang tersedia dan selektivitas
yang dapat ditingkatkan dengan mengatur fase gerak. Pemisahan dapat dilakukan den
gan fase normal atau fase terbalik tergantung pada polaritas relatif fase diam dan fase
gerak. Berdasarkan pada pemisahan kedua ini, KCKT dikelompokkan menjadi KCKT
fase normal dan fase terbalik. (Gandjar dan Rohman, 2014).
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Nemca analiÎik, blcndcr, grind
rı- scntrifugal Vorlex oıixer. Vacuunı roıary ev‹ıpor mor, mikropipet, kertas plJ universal,
menıbran filter selulosa (0,45 pm;13 mm), HPLC Agilent 1100 series yang dilengkapi deng
an kolom Si-C, dengan merk WaÎers (SEP-PAK) (i.d. 4,fi x 250 mm).
Bahan-bahaıı yang dig unîlkan dalam penelilian ini adalah : Daging ayam broiler,
larutan standar kloramfenikol, buffer fosfat, metanol, aquabides IEW {fon Exchange
Waleı ) aseıonitril, n-heksana, nalrium klorida, semuanya dengan kualitas pro analiıik
D. Hasil
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan