Anda di halaman 1dari 23

Saponin

Regia DR, M.Sc., Apt.


 Saponin adalah glikosida yang ada dalam
berbagai macam tanaman.
 Saponin yang bersifat keras atau racun biasa
disebut sebagai Sapotoksin.
Karakteristik saponin
1. Mempunyai rasa pahit
2. Dalam larutan air membentuk busa yang stabil
3. Menghemolisa eritrosit
4. Merupakan racun kuat untuk ikan dan amfibi
5. Membentuk persenyawaan dengan kolesterol dan
hidroksisteroid lainnya
6. Sulit untuk dimurnikan dan diidentifikasi
7. Berat molekul relatif tinggi,
Sumber saponin
 Kacang-kacangan
 Organisme laut
 Anggur merah
Klasifikasi saponin

Saponin diklasifikasikan berdasarkan aglikonnya


menjadi dua yaitu :
1. saponin steroid
2. saponin triterpenoid.
1. Saponin Steroid

 tersusun atas inti steroid (C27) dengan


molekul karbohidrat.

Steroid class
Fungsi
 Steroid saponin dihidrolisis menghasilkan satu aglikon
yang dikenal sebagai sapogenin. Tipe saponin ini memiliki
efek antijamur.
 Pada binatang menunjukan penghambatan aktifitas otot
polos.
 Saponin steroid diekskresikan setelah koagulasi dengan
asam glukotonida dan digunakan sebagai bahan baku
pada proses biosintetis obat kortikosteroid.
 Saponin jenis ini memiliki aglikon berupa steroid yang di
peroleh dari metabolisme sekunder tumbuhan. Saponin ini
juga sering disebut dengan glikosida jantung, hal ini
disebabkan karena memiliki efek kuat terhadap jantung. 
2. Saponin triterpenoid

 tersusun atas inti triterpenoid dengan


molekul karbohidrat.

Triterpenoid class
 Dihidrolisis menghasilkan suatu aglikon yang disebut
sapogenin ini merupakan suatu senyawa yang
mudah dikristalkan lewat asetilasi sehingga dapat
dimurnikan.
 Salah satu jenis contoh saponin ini adalah
asiacosida. Senyawa ini terdapat pada tumbuhan
Gatu kola yang tumbuh didaerah India. Senyawa ini
dapat dipakai sebagai antibiotik
Aktivitas biologi saponin

 Aktivitas Hemolisis
Saponin dapat menyebabkan sel darah merah pecah
(lisis). Ini disebabkan karena Saponin dapat berikatan
dengan kholesterol dari membran sel. Aktivitas ini
berkurang kalau aglycone dibuang.
 Mempengaruhi sistem imun
Saponin dapat menginduksi produksi dari cytokine
seperti interleukin dan interferon yang mungkin dapat
memediasi efek immunostimulan.Seponin juga telah
dibuktikan dapat meningkatkan respon immun melalui
immunisasi oral.
 Antikanker
Saponin Ginsenosides, dammaranes, mempunyai efek
anti tumor dengan menghambat penyebaran melalui
pembuluh darah denganmekanisme supresi inducer
dalam sel endotel sehingga mencegah pelekatan
(adhering), invasi, dan metastasis.
 Antioksidan
Satu kelas Saponin yang terdapat dalam soya (group B
soya Saponin) mempunyai efek anti oksidan dan
radikal scavenger dengan membentuk hidroperoxida
sebagai senyawa antara
 Antivirus
Menghambat replikasi virus HIV-1, dengan menghambat aktivitas
protease (triterpenoid sapogenin asam oleonolat). Dengan
membunuh virus (virucidal).
 Menurunkan kolesterol
Saponin yang berasal dari soyabean, lucerne dan chickpea dapat
menurunkan kolesterol darah dengan jalan mengikat asam empedu
dalam usus. Asam empedu dibuat dari kolesterol. Biasanya 98%
asam empedu diserap kembali oleh usus (sirkulasi entero-hepatik).
Dengan menghambat penyerapan kembali asam empedu dan
dibuang maka asam empedu dibuat lagi dari kolesterol demikian
seterusnya sehingga kolesterol darah menurun.
Efek samping

1. Paparan jangka pendek


 Tertelan: Menimbulkan alergi, kembung
perut, dan diare.
2. Paparan jangka panjang
 Tertelan: Toksisitas pada konsentrasi yang
tinggi dapat menyebabkan kerusakan hati
dan ginjal
UJI IDENTIFIKASI SAPONIN
 Timbang 100 mg serbuk, tambahkan 10 ml
air suling, tutup dan kocok kuat-kuat
selama 30 detik. Biarkan tabung dalam
posisi tegak selama 30 menit
 Apabila buih (sarang lebah) terbentuk
setinggi kurang lebih 3cm dari permukaan
cairan, maka menunjukkan adanya
saponin
 Tambahkan HCl 2N buih tidak akan hilang.
TANIN

Regia DR, M.Sc., Apt.


2. TANIN

 Tannin berasal dari bahasa Prancis “tanin”


suatu senyawa yang bersifat “tanning” yang
dapat dipergunakan untuk menyamak kulit
hewan dari suatu senyawa organik.
 Tannin bisa didapatkan hampir di semua
bagian tanaman tertentu,yang berfungsi
untuk bertahan hidup.
Struktur tanin

 Berdasarkan struktur kimia Tannin bisa


didefinisikan sebagai suatu polifenol .
Berdasarkan struktur kimianya Tannin dibagi menjadi empat:
 Gallotannin, dimana unit galloyl atau derivat “meta-depsidic”
terikat pada poliol,catechin, atau triterpenoid.
 Ellagitannin, sedikitnya dua unit Galloyl berpasangan dengan
ikatan C-C dan tidak mengandung ikatan glikosidik unit catechin.
 Tannin kompleks adalah Tannin yang mempunyai unit catechin
terikat dengan ikatan glikosidik pada gallotannin atau unit
ellagitannin
 Tannins terkondensasi (condensed tannins) adalah semua
oligomer dan polimer dari proanthocyanidins yang terikat pada C-
4 dari salah satu catechin dan dengan C-8 atau C-6dari catechin
yang lain
Efek farmakologi tanin

 Antibakteri
Corilagin dan Tellimagrandin meningkatkan
aktivitas beta-lactam untuk Staphylococcus
aureus yang resistan terhadap methicillin
(MRSA).
 Antivirus
Dimeric ellagitannins oenothein B, coriariin A
dan agrimoniin mempunyai efek anti-human
immune-deficiency virus (HIV) yang poten.
 Antitumor
menghambat efek mutagenik dari karsinogen.
Menghambat tumor promotor
meningkatkan respon imun thd sel tumor
 Antihipertensi
Tannin yang didapat dari ekstraksi beberapa
herbal Cina dapat menurunkan tekanan darah
dengan menghambat enzim ACE
Identifikasi tannin
 Timbang 500 mg serbuk tumbuhan,
panaskan dengan 10 ml air selama 30
menit di atas tangas air
 Saring, filtrat didapat ditambah dengan
larutan natrium klorida 2% sebanyak 1 ml,
bila terjadi suspensi atau endapan disaring
dengan kertas saring
 Filtrat ditambah larutan gelatin 1%
sebanyak 2 ml. Terbentuknya endapan
menujukkan adanya tanin atau zat samak.
 Uji dengan FeCl3

Anda mungkin juga menyukai