Anda di halaman 1dari 14

Identifikasi

pengawet sintetik
(asam benzoat) pada
bahan baku jamu
Nama Anggota :

Fia Rosalinda / P27235019072


Haris Yoga Pratama / P27235019073
Ika Meyliawati / P27235019074
Jihan Aulia K / P27235019075

5 B Anafarma
TUJuan
Mampu menganalisis keberadaan pengawet berbahaya
pada bahan baku jamu atau simplisia.
Pendahuluan
■ Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor:
661/MENKES/SK/VII/1994 Tentang Persyaratan Obat Tradisional yaitu
Bahan baku simplisia dilarang ditambahkan bahan pengawet Serbuk
dengan bahan baku sediaan galenik dengan penyari air atau campuran
etanol air, bila diperlukan dapat ditambahkan bahan pengawet.
■ Benzoate merupakan salah satu pengawet lain yang sering digunakan.
Pengawet ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri, bakteri spora, dan
bakteri bukan pembusuk, Bahan ini menimbulkan kesan aroma fenol.
■ Benzoat efektif pada pH 2,5 – 4,0. Karena kelarutannya garamnya lebih
besar, maka biasanya digunakan dalam bentuk garam Na-benzoat.
 Sedangkan dalam bahan, garam benzoat terurai menjadi bentuk efektif,
yaitu bentuk asam benzoat yang tak terdisosiasi (Winarno, 1992).
 Bahan pengawet ini digunakan untuk mengawetkan minuman ringan,
minuman anggur, saus sari buah, siro, dan ikan asin. Dampak negatif dari
bahan ini adalah menimbulkan asma bagi penderitannya.
ALAT DAN BAHAN
ALAT Bahan
■ Tabung reaksi ■ Sampel simplisia temulawak
■ HCl 100 ml
■ Pipet tetes
■ H2SO4
■ Beaker glass 10 ml ■ FeCL3
Benzoat
1. Ambil 1 ml sampel tambahkan 3-5 tetes asam sulfat
p, hangatkan maka tidak terbentuk arang, melainkan
menyublim putih didinding tabung
2. Ambil 1 ml sampel tambahkan HCl encer , maka
terbentuk hablur putih. Cuci hablur dengan air
suling maka terbentuk endapan.
3. Ambil 1 ml sampel tambahkan 3-5 tetes FeCl3
maka akan terbentuk endapan merah daging,
kemudian tambahkan HCl P, terbentuk hablur asam
benzoate.
hasil
Benzoat
- Temulawak kering

keteranga
pereaksi hasil
n
Asam sulfat P +
Berwarna putih bening (+)
dihangatkan

HCl encer +
Tidak terbentuk hablur (-)
cuci hablur

Larutan kuning (-)


FeCl3
Larutan kuning cerah (-)
+ HCl P
(-)
Benzoat
- Temulawak basah

keteranga
pereaksi hasil
n
Asam sulfat P +
Berwarna putih (+)
dihangatkan

HCl encer + Berwarna putih


(-)
cuci hablur Tidak terbentuk hablur

FeCl3 Larutan kuning (-)


(-)
+ HCl P Larutan kuning (-)
Pembahasan
Praktikum ini bertujuan untuk menganalisis keberadaan pengawet
berbahaya pada bahan baku jamu atau simplisia. Sampel yang digunakan
yaitu temulawak.
Pada uji benzoate dengan sampel ditambahkan 3-5 tetes asam sulfat
p, didapatkan hasil berwarna putih bening pada temulawak kering dan
berwarna putih pada temulawak basah. Cara yang kedua, diambil 1 ml
sampel ditambahkan HCl encer , cuci hablur dengan air suling maka
didapat hasil tidak terbentuk hablur dan endapan pada temulawak kering
dan basah.
Kemudian cara selanjutnya diambil 1 ml sampel ditambahkan 3-5 tetes
FeCl3 maka berwarna kuning pada kedua temulawak kering dan basah.
Jadi pada simplisia temulawak basah dan temulawak kering yang diuji
benzoat dapat dikatakan bahwa kedua sampel tidak mengandung benzoat,
sehingga temulawak tersebut aman untuk dikonsumsi.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum maka dapat disimpulkan bahwa
temulawak kering dan temulawak basah tidak mengandung
pengawet benzoat.
Lampiran hasil uji
Temulawak kering Temulawak basah
Daftar pustaka

Winarno, F.G. (1992). Kimia Pangan dan


Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Hal. 224-225.
terimakasi
h
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, and infographics & images by
Freepik

Anda mungkin juga menyukai