pengawet sintetik
(asam benzoat) pada
bahan baku jamu
Nama Anggota :
5 B Anafarma
TUJuan
Mampu menganalisis keberadaan pengawet berbahaya
pada bahan baku jamu atau simplisia.
Pendahuluan
■ Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor:
661/MENKES/SK/VII/1994 Tentang Persyaratan Obat Tradisional yaitu
Bahan baku simplisia dilarang ditambahkan bahan pengawet Serbuk
dengan bahan baku sediaan galenik dengan penyari air atau campuran
etanol air, bila diperlukan dapat ditambahkan bahan pengawet.
■ Benzoate merupakan salah satu pengawet lain yang sering digunakan.
Pengawet ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri, bakteri spora, dan
bakteri bukan pembusuk, Bahan ini menimbulkan kesan aroma fenol.
■ Benzoat efektif pada pH 2,5 – 4,0. Karena kelarutannya garamnya lebih
besar, maka biasanya digunakan dalam bentuk garam Na-benzoat.
Sedangkan dalam bahan, garam benzoat terurai menjadi bentuk efektif,
yaitu bentuk asam benzoat yang tak terdisosiasi (Winarno, 1992).
Bahan pengawet ini digunakan untuk mengawetkan minuman ringan,
minuman anggur, saus sari buah, siro, dan ikan asin. Dampak negatif dari
bahan ini adalah menimbulkan asma bagi penderitannya.
ALAT DAN BAHAN
ALAT Bahan
■ Tabung reaksi ■ Sampel simplisia temulawak
■ HCl 100 ml
■ Pipet tetes
■ H2SO4
■ Beaker glass 10 ml ■ FeCL3
Benzoat
1. Ambil 1 ml sampel tambahkan 3-5 tetes asam sulfat
p, hangatkan maka tidak terbentuk arang, melainkan
menyublim putih didinding tabung
2. Ambil 1 ml sampel tambahkan HCl encer , maka
terbentuk hablur putih. Cuci hablur dengan air
suling maka terbentuk endapan.
3. Ambil 1 ml sampel tambahkan 3-5 tetes FeCl3
maka akan terbentuk endapan merah daging,
kemudian tambahkan HCl P, terbentuk hablur asam
benzoate.
hasil
Benzoat
- Temulawak kering
keteranga
pereaksi hasil
n
Asam sulfat P +
Berwarna putih bening (+)
dihangatkan
HCl encer +
Tidak terbentuk hablur (-)
cuci hablur
keteranga
pereaksi hasil
n
Asam sulfat P +
Berwarna putih (+)
dihangatkan