Anda di halaman 1dari 5

Nama : Aulia Nova Kusumaningtyas

NPM : 1906338365
Program Studi : S2 Ilmu Kefarmasian
Peminatan : Kimia Farmasi
State of the Art
State of The Art (SOTA) adalah gambaran garis besar antara penelitian yang ingin dilakukan dengan
mempertimbangkan pebelitian dan pengetahuan terbaru terkait bidang yang diteliti. SOTA merupakan
argumen yang menguraikan kerangka ilmiah dan teoritis dalam penelitian, dengan fokus penyajian dan
pengembangan ide yang relevan dalam riset. SOTA berada di bagian introduction (latar belakang) suatu
karya ilmiah dan bertujuan agar pembaca dapat mengetahui “perbedaan” riset ini dengan riset lain yang
koheren dan relevan

Latar Belakang

Analisis Atorvastatin dalam Plasma Manusia (in vitro) dengan Metode


Kromatografi Cair Kinerja Ultra Tinggi-tandem Spektrofotometer Massa
(KCKUT-SM)

Bioavailabilitas atau ketersediaan hayati secara umum didefinisikan sebagai persentase dan
kecepatan zat aktif dalam suatu produk obat yang mencapai/ tersedia dalam sirkulasi sistemik
dalam bentuk utuh/ aktif setelah pemberian produk obat tersebut, diukur dari kadarnya dalam
darah terhadap waktu atau dari ekskresinya dalam urin (BPOM, 2004). Bioavailabilitas suatu
sediaan obat dalam tubuh dapat merepresentasikan intensitas efek farmakologi obat tersebut. Hal
ini menjadi salah satu faktor yang mendorong perkembangan kegiatan analisis obat untuk
keperluan drug monitoring dan studi farmakokinetik.
Studi dan pengujian bioavailabilitas dapat dilakukan dengan pemeriksaan kadar obat dalam
darah atau terhadap cairan biologi tubuh lainnya seperti ekskreta (Soeratri Widji, 1993).
Pemeriksaan dalam darah (plasma atau serum) merupakan pengujian yang paling banyak
dilakukan karena adanya keterkaitan antara konsentrasi obat dalam darah dengan efek terapi
yang ditimbulkan. Metode analisis yang digunakan untuk menentukan kadar obat memiliki peran
yang penting dalam hal evaluasi, interpretasi bioavailabilitas dan bioekivalensinya. Studi
bioavailabilitas perlu dilakukan karena obat akan memberikan efek bila kadar obat tersebut
dalam sirkulasi sitemik (darah) sudah mencapai kadar efektif minimum (KEM). KEM
mencerminkan kadar obat yang diperlukan reseptor untuk menghasilkan efek farmakologi yang
diinginkan. Sedangkan efek toksik mulai terjadi bila kadar obat dalam sirkulasi sistemik
Nama : Aulia Nova Kusumaningtyas
NPM : 1906338365
Program Studi : S2 Ilmu Kefarmasian
Peminatan : Kimia Farmasi
mencapai kadar toksik minimum (KTM). Jadi jumlah dan laju obat yang mencapai sirkulasi
sitemik perlu diketahui untuk menjamin obat mempunyai efek terapetik yang diinginkan dan
tidak menimbulkan toksisitas (Suharjono, 2014), (Sharma Abhisheak et al, 2014).
Atorvastatin (AV) adalah salah satu obat golongan statin yang bekerja sebagai inhibitor 3‐
hidroksi‐3‐metilglutaril koenzim A (HMG-CoA) reduktase dan menjadi obat yang cukup banyak
digunakan sebagai obat penurun kadar lipid. Obat golongan ini memblok secara parsial reaksi
konversi HMG-CoA menjadi asam mevalonat (Katzung, 2012). Reaksi ini merupakan salah satu
tahap yang penting pada proses pembentukan kolesterol dalam sel di hati. Penghambatan proses
ini mengakibatkan kadar kolesterol turun dengan cepat, yaitu ketika pasien mulai dan tetap
kontinyu menggunakan obat statin. Oleh karena itu, untuk menjamin tercapainya efek terapi dan
bioavailabilitas AV perlu dilakukan pemantauan (drug monitoring) kadar AV di dalam darah.
AV merupakan obat dengan klasifikasi BCS (Biopharmaceutical Classification System)
kelas II dan pengujian bioavailabilitasnya dapat dilakukan secara in vitro (BPOM, 2004). Dalam
USP 35 (2012) disebutkan bahwa AV dapat ditetapkan kadarnya secara KCKT (Kromatografi
Cair Kinerja Tinggi) dengan fase gerak larutan A (asetonitril-stabilizer-dapar ammonium asetat,
21:12:67) dan larutan B (asetonitril-stabilizer-dapar ammonium asetat, 61:12:27), dengan
perbandingan komposisi fase gerak bervariasi, analisis menggunakan kolom L7 (4,6 x 25 mm,
5μm), temperatur kolom 350C dengan laju alir 1,5 ml/menit, volume injeksi 20 μL dan di deteksi
pada panjang gelombang 244 nm. Sedangkan menurut Gholamreza Bahrami et al (2005),
penetapan kadar atorvastatin dapat menggunakan kromatografi cair kineja tinggi (KCKT), kolom
ODS dengan fase gerak dapar natrium fosfat-metanol (33:67, v/v), dengan baku dalam (internal
standar) natrium diklofenak dan deteksi dilakukan pada panjang gelombang 247 nm.

Pengembangan metode analisis AV pada studi terdahulu banyak menggunakan metode


KCKT dengan detektor UV tetapi pada penelitian terkini metode analisis AV banyak
menggunakan instrumen kromatografi cair kinerja ultra tinggi-tandem spektrometer massa
(KCKUT-SM) seperti penelitian yang dilakukan oleh Srinivasa Rao, et. al (2012), analisis AV
secara KCKUT-SM dengan fase gerak asetonitril-ammonium asetat (60:40, v/v) dan
karbamazepin sebagai baku dalam. Pada penelitian Ramakrishna Gajula, et. al (2012), analisis
AV dengan KCKUT-SM, fase gerak asam asetat-metanol-asetonitril (20:16:64, v/v) dan baku
Nama : Aulia Nova Kusumaningtyas
NPM : 1906338365
Program Studi : S2 Ilmu Kefarmasian
Peminatan : Kimia Farmasi
dalam proguanil. Dan Jadhav & Ramaa (2014), melakukan penelitian analisis AV secara
KCKUT-SM dengan fase gerak asetonitril-asam asetat (50:50, v/v).

Berdasarkan literatur tersebut pada penelitian ini akan dilakukan modifikasi metode
analisis AV pada plasma (in vitro) secara kromatografi cair kinerja ultra tinggi-spektro massa
(KCKUT-SM) menggunakan fase gerak asetonitril:asam asetat dengan orientasi perbandingan
fase gerak dari 90:10 sampai dengan 70:30, dengan variasi laju alir dan dideteksi pada kondisi
optimum. Metode KCKUT dipilih karena memiliki sensitivitas yang tinggi, hasil analisis akurat,
dan waktu analisis yang singkat. Dengan penggunaan detektor massa, alat KCKUT menjadi lebih
sensitif dan selektif karena dapat mendeteksi massa dan fragmentasi tertentu. Namun, sebelum
dianalisis AV yang terdapat pada sampel plasma tersebut perlu diekstraksi terlebih dahulu dari
komponen lain dalam plasma yang dapat mengganggu. Proses ekstraksi ini menggunakan
metode ekstraksi cair-cair dengan variasi larutan pengekstraksi (kloroform, metanol, dan etil
asetat) dan variasi waktu evaporasi.

Analisis AV dilakukan dengan menggunakan Simvastatin sebagai baku dalam (internal


standar). Penggunaan baku dalam bertujuan untuk memastikan bahwa metode pemisahan yang
digunakan sudah tepat. Sehingga dapat menghasilkan pemisahan yang baik antara AV dengan
senyawa lain yang terdapat pada sampel plasma. Simvastatin dipilih sebagai baku dalam karena
Simvastatin dan Atorvastatin memiliki kemiripan struktur kimia dan sifat fisika. Atorvastatin dan
Simvastatin merupakan obat golongan statin yang banyak digunakan untuk terapi hyperlipidemia
(kolesterol).

Masalah utama pada analisis obat dalam plasma adalah rumitnya prosedur isolasi,
mengingat terjadinya ikatan antara molekul obat dengan protein dalam plasma, di samping juga
faktor kompleksitas komponen yang terkandung dalam plasma yang bisa ikut berinterferensi
dalam analisis serta kecilnya konsentrasi obat yang dianalisis (Lehmann, 2015). Hal ini bisa
memberikan galat yang cukup besar pada analisis obat dalam sampel plasma. Pilihan metode
ekstraksi dan dengan penggunaan senyawa baku dalam yang tepat/ideal pada analisis kuantitatif
obat dalam darah diharapkan dapat meminimalisasi galat (kesalahan) yang timbul selama tahap
isolasi sampel darah.
Nama : Aulia Nova Kusumaningtyas
NPM : 1906338365
Program Studi : S2 Ilmu Kefarmasian
Peminatan : Kimia Farmasi
Pada penelitian ini dilakukan modifikasi untuk penyederhanaan dan (atau) penyempurnaan
metode. Modifikasi metode yang dilakukan perlu divalidasi secara tepat agar dapat
dipertanggungjawabkan secara keseluruhan baik dari segi presisi, akurasi, selektivitas, batas
kuantifikasi, dan lain-lain. Metode yang dimodifikasi tersebut dianggap valid dan dapat
digunakan untuk analisis rutin bila dapat dipertanggungjawabkan, tidak menyimpang dan diakui
oleh pihak yang berkompeten. Dalam penelitian ini, validasi yang dilakukan bersifat parsial
mengacu pada Guideline on bioanalytical method validation EMA tahun 2011. Parameter
validasi yang dilakukan pada penelitian ini meliputi pengujian selektivitas, penentuan batas
lower limit of quantification (LLOQ), pengujian linearitas dan pembuatan kurva kalibrasi,
pengujian akurasi serta uji presisi.

Referensi

Anonim. 2012. United Stated Pharmacopeia 35. The United Stated Pharmacopeia Convention
BP : USA. Hlm. 2263-2265; 4465-4466.
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2004. Pedoman Uji Bioekivalensi. Dalam : Peraturan
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republk Indonesia Nomor: HK.00.05.3.1818,
Jakarta.
Soeratri Widji. 1993. Farmasetika 2-BIOFARMASI-edisi kedua. Universitas Airlangga Press,
Surabaya. Hlm. 116-119.
Bahrami, G., Mohammadi, B., Mirzaeei, S., & Kiani, A. (2005). Determination of atorvastatin in
human serum by reversed-phase high-performance liquid chromatography with UV
detection. Journal of Chromatography B: Analytical Technologies in the Biomedical and
Life Sciences, 826(1–2), 41–45. https://doi.org/10.1016/j.jchromb.2005.08.008
Gajula, R., Pilli, N. R., Ravi, V. B., Maddela, R., Inamadugu, J. K., Polagani, S. R., & Busa, S.
(2012). Simultaneous determination of atorvastatin and aspirin in human plasma by LC-
MS/MS: Its pharmacokinetic application. Scientia Pharmaceutica, 80(4), 923–940.
https://doi.org/10.3797/scipharm.1206-12
Mohammadi, A., Rezanour, N., Ansari Dogaheh, M., Ghorbani Bidkorbeh, F., Hashem, M., &
Walker, R. B. (2007). A stability-indicating high performance liquid chromatographic
(HPLC) assay for the simultaneous determination of atorvastatin and amlodipine in
commercial tablets. Journal of Chromatography B: Analytical Technologies in the
Biomedical and Life Sciences, 846(1–2), 215–221.
https://doi.org/10.1016/j.jchromb.2006.09.007
Partani, P., Verma, S. M., Gurule, S., Khuroo, A., & Monif, T. (2014). Simultaneous quantitation
Nama : Aulia Nova Kusumaningtyas
NPM : 1906338365
Program Studi : S2 Ilmu Kefarmasian
Peminatan : Kimia Farmasi
of atorvastatin and its two active metabolites in human plasma by liquid chromatography/(-)
electrospray tandem mass spectrometry. Journal of Pharmaceutical Analysis, 4(1), 26–36.
https://doi.org/10.1016/j.jpha.2013.09.007
Polagani, S. R., Pilli, N. R., Gajula, R., & Gandu, V. (2013). Simultaneous determination of
atorvastatin, metformin and glimepiride in human plasma by LC-MS/MS and its application
to a human pharmacokinetic study. Journal of Pharmaceutical Analysis, 3(1), 9–19.
https://doi.org/10.1016/j.jpha.2012.09.002
Sangshetti, J. N., Aqeel, M., Zaheer, Z., Ahmed, R. Z., Dehghan, M. H. G., & Gonjari, I. (2016).
Development and validation of RP-HPLC method for determination of Atorvastatin calcium
and Nicotinic acid in combined tablet dosage form. Journal of Saudi Chemical Society, 20,
S328–S333. https://doi.org/10.1016/j.jscs.2012.12.005
Shah, Y., Iqbal, Z., Ahmad, L., Khan, A., Khan, M. I., Nazir, S., & Nasir, F. (2011).
Simultaneous determination of rosuvastatin and atorvastatin in human serum using RP-
HPLC/UV detection: Method development, validation and optimization of various
experimental parameters. Journal of Chromatography B: Analytical Technologies in the
Biomedical and Life Sciences, 879(9–10), 557–563.
https://doi.org/10.1016/j.jchromb.2011.01.004

Anda mungkin juga menyukai