Anda di halaman 1dari 2

Nama : Vania Azzahra Putri Artanto

Prodi : Tekhnologi Pangan


Assalamualaikum, selamat sore. Izin mneanggapi diskusi 7 kali ini.
Spektrofotometer UV-VIS adalah salah satu metode instrument yang paling sering
diterapkan dalam analisis kimia unutk mendeteksi senyawa (padat/cair) berdasarkan
absorbansi foton. Agar sampel dapat menyerao foton pada daerah UV-VIS (Panjang
gelombang foton 200 nm – 700 nm), biasanya sampel harus diperlakukan atau devatasasi,
misalnya penambahan reagen dalam pembentukan garam kompleks dan lain sebagainya.
Unsur identifikasi melalui senyawa kompleksnya. Persyaratan kualitas dan aliditas kinerja
hasil pengukuran spektrofotometer dalam analisis kimia didasarkan pada acuan ISO 17025,
Good Laboratory Practice (GLP) atau rekomendasi dari Pharmacopeia (EP, DAB, USP). Dalam
ISO 17025 (2005) butir 5.5 dinyatakan bahwa alat uji yang menentukan pengukuran harus
dikalbrasi. Spektrofotometer UV-VIS merupakan alat utama maka harus di kalibrasi terlebih
dhulu sebelum ingin digunakan unutk menganalisis sesuatu.
Pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang “ Analisis Formalin Pada Mie Basah
Secara Spektrofotometri UV-VIS “.
Makanan merupakan salah satu komponen utama yang sangat berperan penting bagi
kehidupan manusia, karena tidak satupun manusia dapat bertahan tanpa makanan
(Sediaoetomo, 2000). Saat ini, makanan yang dijajakan tidak terlepas dari zat yang
mengandung unsur berbahaya dari pengawet dalam jumlah yang banyak, sehingga dapat
menyebabkan kerusakan pada jaringan tubuh. Apabila suatu makanan mengandung bahan
yang sifatnya berbahaya bagi Kesehatan, maka makanan tersebut tidak layak untuk
dikonsumsi. Berikut bahan pengawet pada makanan yang tidak layak dikonsumsi yaitu
mengandung logam berat ( Pb, Cd, Hg, Ra,dsb), mengandung mikroorganisme yang
berbahaya bagi tubuh, mengandung bahan pengawet seperti boraks, formalis, alcohol, dsb,
serta makanan yang mmengandung zat pewarna berbahaya (Rhodamin B, Methanyl Yellow
atau Amaranth) (Effendy, 2004: Timber, 2012).
Larutan formaldehid atau formalin merupakan bahan tambahan kimia yang sangat dilarang
untuk ditambahakan kedalam bahan makanan yang berfungsi untuk mengawetkan makanan
yang mudah rusak, sehingga memperlambat proses fermentasi dan menguraikan mikroba.
Salah satu makanan yang sering ditambahkan pegawet yakni mie basah itu sendiri karena
mudah rusak dan memiliki umur penyimpanan yang pendek. Oleh karenanya beberapa
penjual mie basah menambahkan pengawet untuk memperpanjang masa simpan mie
tersebut.
Selama ini dikenal terdapat berbagai macam cara untuk menganalisis formaldehid dalam
sampel makanan, antara lain dengan metode kolorimetri, spektrofotometri, kromatografi
cair kinerja tinggi, dan kromatografi gas. Analisis formalis secara kromatografis gas dan
kromatografi cair merupakan instrumentasi yang relative mahal dan rumit. Oleh karena itu,
diperlukan metode analisis yang lebih sederhana, cepat, ekonomis, dan sensitiv.
Metode yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah kolorimetri dengan
spektrofotometri UV-VIS menggunakan pereaksi Nash untuk analisis kuantitatif (Suryadi,
2010). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kondisi optimum preparasi sampel mie
basah dalam pembentukan kadar formalin yang memiliputi rasio volume aquades dengan
larutan H3PO4, dan temperatur detilasi sederhana. Penelitian ini juga melakukan uji validasi
metode dan mengukur kadar formalin dalam mie basah menggunakan pereaksi Nash secara
spektrofototemtri UV-VIS.
Metode preparasi sampel menggunakan tekhnik destilasi sederhana. Penentuan kondisi
optimum preparasi sampel dilakukan dengan variasi volume aquades yang digunakan
sebanyak 30, 50, 70, 110, dan 150 mL dengan variasi larutan H3PO4 sebanyak 3, 5, 10, 15,
dan 17 mL, serta temperatur destilasi uap meliputi 86, 88, 91, 95, dan 100 oC. Analisis
kuantitatif formalin dilakukan maksimum 413 nm berdasarkan reaksi antara formalis (hasil
destilat) dengan pereaksi Nash yang menghasilkan senyawa kompleks 3,5-diasetil-1,4-
digirolutidin (DDL) yang berwarna kuning.
Berdasarkna hasil peneliian terhadap kandungan formalin pada mie basah dapat
disimpulkan bahwa :
a. Hasil uji metode preparasi sampel menggunakan destilasi sederhana dengan
berbagai variasi, maka diperoleh kondisi optimum sebagai berikut : digunakan
aquades 50mL, dengan temperatur 91oC, dan asam fosfat 10% 10mL.
b. Hasil uji validasi dari metode unutuk analisis formalis menunjukkan hasil yakni nilai
koefisien variasi (RSD%) 1,16%, batas deteksi (LOD) sebesar 0,146 µg/mL, dan batas
kuantitasi (LOQ) sebsesar 0,489 µg/mL. dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa
metode validasi terbukti cukup baik.
c. Dari hasil uji kuantitatif dengan alat spektrofotometri pada Panjang gelombang 413
nm, konsentrasi sampel A (Pasar Colombo) sebesar 1,1631 µg/mL, sampel B (pasar
Maguwo) sebesar 1,8261 µg/mL, sampel C (pasar Gejayan) sebesar 0,8853 µg/mL,
dan sampel pasar D (pasar Gowok) sebesar 0,0778 µg/mL.

Sumber Referensi :
Irawan Anom, (2019). Indonesian Journal Laboratory Vol 1 (2) 2019,1-9: (KALIBRASI
SPEKTOFOTMETER SEBAGAI PENJAMINAN MUTU HASIL PENGUKURAN DALAM KEGIATAN
PENELITIAN DAN PENGUJIAN). Laboratorium Pengujian dan Penelitian Terpadu, Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta.
Wahyuni Rohmawati. (2017). Skripsi Akhir S1 (ANALISIS FORMALIN MIE BASAH SECARA
SPEKTROFOTMETRI UV-VIS). Fakultas Sains dan Tekhnologi. Universitas Islam Negri Sunan
Kalijaga. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai