Anda di halaman 1dari 6

SCIENTIA VOL. 8 NO.

1, FEBRUARI 2018

SCIENTIA Jurnal Farmasi dan Kesehatan


SCIENTIA Diterbitkan oleh STIFI Perintis Padang setiap bulan Februari dan Agustus
Website : http://www.jurnalscientia.org/index.php/scientia

8 (1) ; 73 – 78, 2018

ANALISA FORMALIN PADA BUAH IMPOR YANG BEREDAR DI


KOTA PADANG SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS
Miftahur Rahmi, Dira, Hamidah Herman
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia Perintis Padang
*Emai: miftahur.rahmi1000@gmail.com

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian menganai analisa formalin pada buahan impor yang beredar
di kota Padang. Sampel diperoleh dari pasar tradisional dan supermarket di Padang. Uji
kualitatif dilakukan dengan menggunakan reagen Nash, KmnO4 dan larutan Fehling. Uji
kuantitatif dilakukan dengan spektrofotometri UV-VIS. Dari 5 sampel yang diuji diketahui
bahwa 3 sampel mengandung formalin yaitu apel merah, apel hijau, dan jeruk. Berdasarkan hal
tersebut dapat disimpulkan bahwa ketiga sampel tersebut tidak sesuai dengan aturan
KEMENKES RI no 1168/MenKes/Per/X/ 1999 yang melarang penggunaan formalin pada
makanan.

Kata kunci: Formalin, Buah Impor

ABSTRACT

A research about analysis of formaldehyde on imported fruits. Sample taken in some


traditional markets and supermarkets in the city of padang. Qualitatif Method analysis of
formalin using Nash reagent, KMnO4 0,1 N and Fehling. Quantitatif analysis of formalin use
spektrofotometry UV – VIS. The result showed the maximum wavelength absorption of
formaldehyde reagen Nash is 410,5 nm. From five samples observed, three samples contain
formalin with concentration of formalin sample A (red apple) 113,558 µg/g, B (green apple) dan
C ( orange ) 251,978 µg/g. It can be concluded that three sample unqualified by the rules of
KEMENKES RI number 1168/MenKes/Per/X/1999 that formalin banned from use in food

Keywords : Formalin, import fruit

p-ISSN : 2087-5045 e-ISSN : 2502-1834 73


SCIENTIA VOL. 8 NO. 1, FEBRUARI 2018

PENDAHULUAN Formaldehide yang dicerna dapat


mengakibatkan langsung terasa panas pada
Buah merupakan makanan yang sehat mulut, kerongkongan, isophagus dan lam-
serta dapat menunjang kesehatan. Buah bung, kemudiaan rasa sakit yang sangat dan
sebagai pelengkap makanan lainnya memi- mendadak pingsan. Kemungkinan diare dan
liki manfaat yang sangat besar, baik sebagai tidak dapat kencing, kerusakan hati, korosi
sumber gizi maupun penambah selera ma- pada saluran pencernaan dan pernapasan.
kanan. Pola hidup sehat yang meman- Selain itu, kandungan formalin yang tinggi
faatkan bahan – bahan alami mendorong dalam tubuh juga menyebabkan konvulsi
konsumen untuk meningkatkan konsumsi (kejang – kejang), haematuri kencing
buah. (Lasaiba et al., 2015). Kandungan darah) dan haematomesis (muntah darah),
buah didalamnya banyak menyimpan yang berakhir dengan kematian dalam
vitamin, mineral, antioksidan dan zat nutrisi waktu 3 jam ( Cossel and Brickert, 1884)
lainnya yang dibutuhkan oleh tubuh Penggunaan formalin pada produk
manusia ( Cahyadi, 2008) makanan melanggar peraturan Menteri
Produksi buah nasional masih Kesehatan RI No 1168/Menkes/Per/X/
tergolong sangat rendah. Panen buah- buah- 1999 tentang bahan tambahan makanan.
an tropis Indonesia pada umumnya bersifat Peraturan tersebut secara jelas mengatakan
tahunan (perennial). Produksi buah-buahan bahwa formalin sebagai bahan kimia yang
dalam negeri masih dalam jumlah yang dilarang penggunaannya dalam makanan.
sedikit jika dibandingkan dengan kebutuhan Pada penelitian sebelumnya mengenai Ana-
konsumsi peduduk Indonesia, berdasarkan lisa formalin pada buah impor di kota
hal tersebut buah-buahan perlu diimpor dari Manado menggunakan spektrofotometer
luar. Kebanyakan buah impor diawetkan UV-Vis. Kadar formalin yang tidak dicuci
dengan memberi zat pengawet dalam buah memiliki kandungan formalin 0,080 –
untuk membuat buah impor yang tahan 0,195 µg/ml dan sampel yang dicuci
dalam waktu yang lama. (Badan Intelijen memiliki kandungan formalin 0.060-0,136
Negara Republik Indonesia, 2013). µg/ml (Monopo., et al., 2014).
Pemberian zat pengawet tersebut Berdasarkan hal tersebut, peneliti
membuat penampilan fisik buah menjadi tertarik untuk melakukan analisis formalin
mulus, bersih dan sangat menarik dipan- pada buah impor yang beredar di kota
dang mata sehingga konsumen cenderung Padang secara Spektrofotometri UV - VIS.
menyukainya. Sementara banyak buah- Buah yang digunakan adalah apel, anggu,
buahan lokal memiliki cita rasa yang pir, jeruk dan apel hijau yang memiliki ciri–
unggul dan tidak diberikan zat –zat ciri tampak lebih menarik, keras ketika
pengawet. Buah lokal kalah bersaing dipegang, bagian kulitnya terlihat kencang
dengan buah- buahan impor hanya karena dan segar atau kulit luarnya tampak
tampilan fisiknya kurang menarik. mengkilap.
Akibatnya, buah impor lebih merajai rak-
rak buah di supermarket. METODE PENELITIAN
Formalin (formaldehyde) adalah salah
satu zat yang dilarang penggunaannya pada ALAT DAN BAHAN
bahan pangan. Formalin biasanya diguna- Alat
kan sebagai sebagai pembunuh hama, Peralatan yang digunakan dalam
pengawet mayat, bahan desinfektan pada penelitian ini adalah Spektrofotometri UV –
industri plastik, busa, dan resin untuk Vis PGI 92 + (Merck), alat destilasi, labu
kertas. Formalin bersifat bakterisidal se- ukur, timbangan analitik, gelas ukur, pipet
hingga mampu membunuh semua mikrobia tetes, corong, botol infus, erlemeyer, pipet
penyebab busuk. Oleh karena itu, formalin mikro, pipet ukur, aluminium foil, alat alat
dapat menjaga keawetan bahan yang meng- yang digunakan dalam laboratorium
gunakannya ( Lasaiba et al., 2015).

p-ISSN : 2087-5045 e-ISSN : 2502-1834 74


SCIENTIA VOL. 8 NO. 1, FEBRUARI 2018

Bahan sampai tanda batas didapat konsentrasi


Bahan yang digunakan adalah apel 1000 ppm, kemudian larutan tersebut di
merah, apel hijau, pir, jeruk dan anggur. pipet sebanyak 10 ml dan dimasukan dalam
Aquades, Formaldehida 37 %, pereaksi labu ukur 100 ml lalu di larutkan dengan
KMnO4 0,1 N, pereaksi Fehling A dan aquadest sampai tanda batas.
Fehling B dan Pereaksi Nash (ammonium
asetat, asam asetat glacial, etil aseton), dan Validasi Metode
larutan asam fosfat 85% (merck). Sensitivitas ( Batas deteksi dan Batas
kuantitasi)
CARA KERJA Perhitungan LOD dan LOQ ditentukan
dengan metode perhitungan statistic dari
Pengambilan Sampel data kurva kalibrasi yang telah ada. LOD
Sampel yang digunakan adalah buah- dan LOQ. Nilai – nilai yang dihitung
buahan impor (Apel merah diambil dari melalui kemiring dan standar dengan
Supermarket “A” buah impor dari Amerika, menggunakan rumus berikut :
apel hijau diambil dari Pasar “B” buah LOD = 3 X SB/b
impor dari Amerika, pir diambil dari pasar
“C” buah impor dari Cina, jeruk diambil LOQ = 10 X SB/b
dari supermarket “D” buah impor dari Cina,
anggur diambil dari supermarket “E” buah Dimana :
impor dari Amerika) yang beredar di Kota
Padang, Provinsi Sumatera Barat. SB = simpangan baku

Destilasi Sampel B = Slope persamaan regresi


Sampel buah ( apel merah, apel hijau,
pir, jeruk dan anggur) masing- masing yang Analisa Kualitatif Formaldehide
sudah di potong, kemudiaan ditimbang 100 Didalam Sampel
gram, lalu diblender dengan penambahan a) Pemeriksaan kualitatif
50 ml aquades, masukkan kedalam erleme- menggunakan pereaski Nash
yer, kemudiaan diasamkan dengan asam
fosfat 85% (merck) 10 ml lalu cukupkkan (herlich,1990)
dengan aquadest sampai 500 ml, kemudiaan Dipipet sebanyak 5,0 m sampel, ke
dimasukan didalam labu destilasi vakum dalam tabung reaksi tertutup tambahkan 5
suhu 40oC yang dihubungkan dengan pom- ml pereaksi nash. Dipanaskan selama 30
pa aquarium yang berisi batu es. menit pada suu 400C lalu dibiarkan dingin
pada suhu kamar selama 30 menit. (Suryadi
PEMBUATAN REAGEN dkk, 2008). Formalin dengan penambahan
Pereaksi Larutan pereaksi Nash dan pemanasan 30 menit
Pereaksi Nash menghasikan warna kuning yang stabil.
b) Reaksi dengan menggunakan
Pereaksi nash dibuat dari 2 ml asetil
aseton, 3ml asam asetat glasial, dan 150 g larutan KMnO4 (Svehla, 1985)
ammonium asetat yang diencerkan dengan Ambil 3 ml sampel, kemudian ditetesi
aquadest hingga 1 L (Nash,1953 dengan 1 tetes larutan KMnO4 0,1 N.
Pembuatan Larutan Induk Formaldehid Dalam suasana asam, reduksi berlangsung
sampai ke pembentukan ion mangan (II)
100 µg/ml ppm)
yang tak berwarna.
Pipet 1 mL larutan formaldehyde 37% c) Reaksi dengan menggunakan
yang sudah tersedia dimasukkan kedalam
labu ukur 100 mL cukupkan dengan larutan Fehling (Fessenden,
aquadest sampai tanda batas didapat 1986)
konsentrasi 3700 ppm, pipet 27 mL larutan Campurkan larutan Fehling A dan
induk formaldehid 3700 ppm dimasukkan Fehling B dengan volume sama banyak,
kedalam labu ukur 100 mL dilarutkan yaitu 1 ml Fehling A dicampurkan dengan 1

p-ISSN : 2087-5045 e-ISSN : 2502-1834 75


SCIENTIA VOL. 8 NO. 1, FEBRUARI 2018

ml Fehling B. Selanjutnya ambil hasil filtrat dalam waktu yang lama sebelum sampai ke
sebanyak 1 ml dan dimasukkan dalam tangan konsumen. Pengambilan sampel
tabung reaksi; kemudian ditambahkan diambil dalam 5 tempat antara lain apel
pereaksi merah diambil supermarket A, apel hijau
Fehling A dan Fehling B dengan diambil di pasar B, jeruk diambil
volume yang sama yaitu sebanyak 1 ml; supermarket C, pir diambil pasar D, dan
tabung reaksi tersebut kemudian anggur diambil di supermarket E.
dimasukkan dalam penangas air yang Pada proses preparasi sampel
selanjutnya dipanaskan. Selama proses dilakukkan proses destilasi vakum dengan
pemanasan diamati perubahan yang terjadi, menimbang 100 gram masing – masing
dimana apabila terjadi perubahan warna sampel, lalu diblender kemudiaan
menjadi orange dan terdapat endapan merah didestilasi dan diambil destilat pada masing
bata maka sampel yang diuji positif - masing sampel. Lalu diuji dengan
mengandung formalin. melakukkan analisa kualitatif pada formalin
yaitu dengan menggunakan larutan Nash,
Analisa Kuantitatif Formaldehid di KMnO4 dan larutan Fehling A dan Fehling
dalam Sampel B.
Berdasarkan data hasil percobaan yang
Hasil destilat sampel dipipet 1 ml dan telah diperoleh diketahui bahwa reagen
dimasukan dalam labu uku 10 ml cukupkan fehling yang ditambahkan sampel sebelum
dengan aquades hingga tanda batas, pipet 5
dipanaskan warnanya biru dan setelah
ml sampel hasil pengenceran tambahkan 5
dipanaskan kurang lebih 2 menit terbentuk
ml pereaksi Nash dipanaskan selama 30 endapan merah bata pada sampel apel
menit denginkan ukur serapan merah, apel hijau dan jeruk. Hal ini
menggunakan Spektrofotometri UV – VIS
menunjukkan bahwa uji fehling pada
pada panjang gelombang 410,5 nm
sampel tersebut adalah positif. Artinya
sampel buah apel merah, apel hijau dan
Pengukuran Formaldehid Total Dari jeruk mengandung formalin, sedangkan
Destilasi Formaldehid Buah impor pada sampel anggur tidak terdapat endapan
Perhitungan kadar formaldehid :
merah bata, artinya tidak mengndung
formalin.
Formaldehide (ppm) = (C x V x Fp)/Bs
Berdasarkan hasil pengamatan dengan
Keterangan;
reagen KMnO4 diperoleh hasil warna ungu
C = Konsentrasi larutan sampel (µg/ml)
pada sampel E (anggur), dan hilangnya
V = Volume larutan sampel (ml)
warna ungu pada sampel A (apel merah), C
Fp = Faktor pengenceran
(jeruk), dan D (apel hijau). Artinya pada
Bs = Berat sampel (g)
sampel A, D dan C mengandung formalin.
Menurut (Svehla 1985) Apabila sampel
HASIL DAN PEMBAHASAN
yang mengandung formalin direaksikan
dengan KMnO4 akan mengalami proses
Penggunaan formalin pada makanan reduksi (penurunan bilangan oksidasi) dan
melanggar peraturan menteri kesehatan RI larutan KMnO4 yang berubah berwarna
No 1168/Menkes/Per/X/1999 tentang bahan ungu menjadi ion mangan (II) yang tak
tambahan makanan. Berdasarkan hal berwarna
tersebut, pada penelitian ini telah dilakukan Berdasarkan hasil pengamatan dengan
analisa formalin pada buah impor yang reagen nash (ammonium asetat, asam asetat
beredar di Kota Padang secara spektrofoto- glasial, dan asetil aseton) diperoleh hasil
metri UV-Vis. Spektrofotometri UV-Vis warna kuning pada sampel A (apel merah),
merupakan metoda yang sederhana, mudah, B(apel hijau) dan C (jeruk) artinya sampel
dan selektif dengan menggunakan sampel mengandung formalin. Menurut ( Herlich,
dalam jumlah sedikit, serta waktu yang 1990) reagen nash yang direaksikan dengan
singkat. Buah impor dipilih sebagai sampel sampel yang mengandung formalin akan
karena diduga buah ini mengandung membentuk senyawa kompleks 3,5-diasetil-
formalin. Sebab buah impor harus disimpan

p-ISSN : 2087-5045 e-ISSN : 2502-1834 76


SCIENTIA VOL. 8 NO. 1, FEBRUARI 2018

2,6- dimetil-1,4-dihidro-piridin yang Dari pemeriksaan larutan standar


berwarna kuning. Sedangkan pada sampel formaldehid didapat kurva kalibrasi dengan
E (anggur) berwarna bening artinya tidak persamaan regresi y = 0,1688 + 0,01034x
mengandung formalin. dan harga koefisien korelasi (r) = 0,9994;
Reaksi yang ditulis sebagai berikut : simpangan baku (SB) = 0,005904; batas
deteksi (BD) = 1,713192 μg/mL; dan batas
kuantitasi (BK) = 5,71064 μg/mL. Nilai BD
menunjukkan deteksi analit terkecil dalam
sampel yang masih dapat memenuhi kriteria
cermat dan seksama. Nilai BK
menunjukkan kuantisasi terkecil analit
dalam sampel yang masih dapat memenuhi
kriteria cermat dan seksama (Miller, J, C.,
1993).
Pengukuran kadar formalin dilakukan
terhadap sampel A (apel merah), B (apel
hijau) dan C (jeruk), sedangkan untuk
sampel D (pir) tidak dilakukkan uji
Gambar 4 : Pembentukan kompleks warna kualitatif dan uji kuantitatif, karena pada
3,5 – diasetil- 2,6- dimetil -1,4 – sampel D ( pir) kandungan airnya lebih
dihidro besar dari pada buah yang lain, karena air
menguap pada suhu 100OC sedangkan
Setelah dilakukan analisa kualitatif destilasi yang digunakan destilasi vakum
pada sampel, maka dilakukan analisa pada titik didih 40OC maka tidak terdapat
kuantitatif pada sampel yang positif destilat pada sampel D. Sementara pada
mengandung formalin. Proses penentuaan sampel E (anggur) tidak mengandung
panjang gelombang dilakukan dengan formalin pada uji kualitatif dan tidak
melarutkan formalin dalam air dan terdeteksi pada uji kuantitatif. Hasil Kadar
ditambahkan pereaksi nash, kemudiaan formalin pada sampel A (apel merah)
panjang gelombang diukur dengan 113,558 µg/g, D (apel hijau) dan C ( jeruk )
Spektrofotometri UV- VIS pada rentang 251,978 µg/g
panjang gelombang 400-800 nm. Setelah
dilakukan pengukuran panjang gelombang KESIMPULAN
maksimum diperoleh panjang gelombang
410,5 nm. Hal ini sesuai dengan yang Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dinyatakan dalam literatur kadar dilakukan pada buah impor yang dijual
formaldehid terdeteksi pada panjang dibeberapa tempat di kota Padang dapat
gelombang 409,5 nm. (Suryadi et al, 2008) disimpulkan bahwa : sampel A ( apel
Validasi metode di lakukan untuk merah), B( apel hijau) dan C (jeruk) yang
membuktikan bahwa metode analisis yang diteliti positif mengandung formalin dengan
digunakan dapat memberikan hasil yang kadar formaldehid yang di peroleh pada
valid. Validasi metode penetapan kadar sampel A (apel merah) 113,558 µg/g, B
diawali dengan melakukan pembuatan (apel hijau) dan C ( jeruk ) 251,978 µg/g.
kurva kalibrasi dan penentuan linearitas. Kadar tertinggi diperoleh pada sampel C.
Kurva kalibrasi yang dibuat adalah Sedangkan pada sampel E dinyatakan
hubungan antara nilai absorbsi dari analit negatif mengandung formalin
terhadap konsentrasi dari analit.
Pada pembuatan kurva kalibrasi dibuat
deret standar formalin dari larutan induk
formalin 100 µg/ml. Konsentrasi yang
digunakan sebagai deret standar
formaldehid adalah 5 konsentrasi bertingkat
dengan rentang 10, 20, 30, 40, 50 (µg/ml).

p-ISSN : 2087-5045 e-ISSN : 2502-1834 77


SCIENTIA VOL. 8 NO. 1, FEBRUARI 2018

DAFTAR PUSTAKA Manoppo, G., Abidjulu, J., & Wehantouw,


Cahyadi, W. (2008). Analisis dan Aspek F. (2014). Analisis formalin pada
Kesehatan Bahan Tambahan Pangan buah impor di kota manado.
(Kedua). Jakarta: PT. Bumi Aksara. Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi,
3(3), 148–155.
Cossel, T. A. and J. D. B. (1984).
Principles Of Chemical Toxicology Nash T. (1953). The Colorometric
3rd Ed. New York: Raven. Estimation Of Formaldrhyde. Means
Of the hantzch Reaction
Fessenden, R. J. dan F. J. . (1986). Kimia
Organik. Jakarta: Edisi III jilid 2. Suryadi, H, Hayun dan Harsono, F. D.
Erlangga. (2008). Pemilihan Metode Analisis
Berdasarkan pada Reaksi Dan
Herlich, K. (1990). Official Methods Of Spektrofotometri UV- Tampak.
Analysis of the Association Of Jakarta: Prosiding Kongrs Ilmiah
Official analytical Chemists (15th XVI ISFI.
ed.). Station Washington: D.C
AOAC. Svehla. G. (1985). Vogel. Jakarta: PT.
Kalman Media Pustaka
Lasaiba, I., & Kotala, S. (2015). Analisis
Kadar Formalin Pada Buah Import
di Kota Ambon, 7, 277–278.

Miller, J, C., and J. N. M. (1993). Statistics


For Analtytical Chemistry (3rd ed.).
New York: Ellis Horwood PTR
Prentice Hall.

p-ISSN : 2087-5045 e-ISSN : 2502-1834 78

Anda mungkin juga menyukai