com
ABSTRAK
Buah naga merupakan salah satu buah yang dibudidayakan di daerah tropis. Daging buah buah naga
telah banyak dikonsumsi, dan kulit buah buah naga juga telah banyak dimanfaatkan. Namun daun buah
naga belum dimanfaatkan dan cenderung menjadi limbah di bidang pertanian. Penelitian ini bertujuan
untuk memanfaatkan limbah daun buah naga dengan uji aktivitas antioksidan dan penentuan total
fenolik ekstrak daun buah naga merah dan ekstrak daun buah naga putih secara spektrofotometri.
Metode yang dilakukan untuk uji aktivitas antioksidan dengan 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH) dengan
asam askorbat sebagai pembanding dan penentuan total fenol dengan Folin-Ciocalteu (FC) dengan asam
galat sebagai pembanding. Pengukuran dilakukan dengan spektrofotometer.50) 135.00µg/mL dan 142,47
µg/mL. Hasil penentuan total fenol ekstrak daun buah naga merah dan ekstrak daun buah naga putih
diperoleh nilai 756,75 mg/g dan 707,07 mg/g. Baik ekstrak daun buah naga merah maupun ekstrak daun
buah naga putih memiliki aktivitas antioksidan sedang.
Kata kunci:Aktivitas Antioksidan, Total Fenolik, Buah Naga Merah, Buah Naga Putih, Spektrofotometri
© RASSEBUAHYA. Seluruh hak cipta
PENGANTAR
Buah naga atau Pitaya merupakan tanaman yang tumbuh di daerah tropis, termasuk dalam famili Cactaceae dan
Hylocereus marga1. Indonesia merupakan negara tropis dengan budidaya dua jenis buah naga yaitu buah naga putih
Hylocereus polyrhizusdengan karakteristik kulit merah & daging merah danHylocereus undatusdengan ciri khas kulit
merah dan daging putih. Perbedaan kedua jenis buah naga terdapat pada daging buahnya, soHylocereus polyrhizus
sering disebut sebagai buah naga merah danHylocereus undatussering disebut sebagai buah naga putih2. Gambar-1
menunjukkan perbedaan warna daging buah naga merah dan buah naga putih.
Gbr.-1: Perbedaan Warna Daging Buah Naga Merah dan Buah Naga Putih
Rasayan J. Chem., 11(3), 1183-1192(2018)
http://dx.doi.org/10.31788/RJC.2018.1134018
Jil. 11 | No. 3 |1183 - 1192 | Juli - September | 2018
Daging buah naga memiliki beberapa aktivitas sebagai antioksidan3,4, antikanker5, antidiabetes6,7,
antihiperkolesterolemia8, dan hepatoprotektif.9Kulit buah naga memiliki beberapa aktivitas sebagai
antioksidan3, dan antibakteri.10,11Kandungan gizi yang tinggi pada buah naga menyebabkan buah naga untuk
dikonsumsi. Kandungan gizi buah naga adalah karbohidrat, protein, lemak, serat kasar, asam askorbat12. Daun
buah naga merupakan produk limbah pertanian. Pada penelitian ini peneliti akan melakukan uji aktivitas
antioksidan dan penentuan total fenolik daun buah naga. Diharapkan daun buah naga memiliki aktivitas
antioksidan yang baik dan total fenolat yang tinggi sehingga limbah pertanian dapat dimanfaatkan secara
optimal dan memiliki nilai jual yang tinggi.
EKSPERIMENTAL
Alat dan bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemotong (Deli), lemari pengering (Alumex), blender (Philips),
timbangan (Sartorius), timbangan analitik (Sartorius), kertas saring (Whatman), pipet (Iwaki), cawan evaporasi
(Iwaki). , bejana maserasi (Iwaki), gelas kimia (Iwaki), gelas ukur (Iwaki), labu ukur (Iwaki), tabung reaksi (Iwaki),
hot plate stirrer (Thermo), penangas air (Memmert), inkubator (Memmert), rotary evaporator (Buchi),
termometer (Lutron), saringan uji 10 (Retsch), stopwatch (Casio), spektrofotometer (Shimadzu).
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun buah naga putih, daun buah naga merah, air
suling (Brataco), metanol (E-Merck), natrium hidroksida (E-Merck), merkuri klorida (E-Merck), kalium
iodida (E-Merck). -Merck), asam tartarat (E-Merck), yodium (E-Merck), amonia (E-Merck), amil alkohol (E-
Merck), dietil eter (E-Merck), asam asetat anhidrida (E-Merck) , asam sulfat (E-Merck), asam klorida (E-
Merck), besi (III) klorida (E-Merck), timbal (II) asetat (E-Merck), isopropanol (E-Merck), kloroform (E-Merck),
Merck), etanol (E-Merck), alpha naphtol (E-Merck), asam galat (Sigma Aldrich), asam askorbat (Sigma
Aldrich), Folin-Ciocalteu (E-Merck), 2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazyl (Sigma Aldrich).
absorbansi larutan diukur pada panjang gelombang 400 nm – 800 nm, dan diperoleh panjang gelombang
maksimum. Selanjutnya larutan diukur pada panjang gelombang maksimum setiap 1 menit, diamati waktu
yang diperlukan larutan untuk menghasilkan absorbansi yang stabil, dan diperoleh waktu operasi.
Prosedur Pengambilan Sampel : 125 mg ekstrak ditimbang, dimasukkan ke dalam labu ukur 100,0 mL,
ditambahkan 60,0 mL metanol, dikocok sampai larut, diencerkan dengan metanol sampai garis tanda, dan
dikocok hingga homogen (didapat larutan stok ekstrak konsentrasi 1250µg/mL). Diambil 1,0 mL, 2,0 mL, 3,0
mL, 4,0 mL, dan 5,0 mL larutan stok ekstrak, dimasukkan ke dalam 25,0 mL volumetrik terpisah, ditambahkan
5,0 mL larutan stok DPPH, diencerkan dengan metanol sampai garis tanda, dan dikocok hingga homogen
(didapat larutan dengan konsentrasi DPPH 40µg / mL dan konsentrasi ekstrak 50µg/mL, 100µg/mL, 150µg/mL,
200µg/mL, dan 250µg/mL). Masing-masing larutan didiamkan sampai waktu operasi, diukur absorbansinya
pada panjang gelombang maksimum, dan diperoleh absorbansinya.
Absorbansi kontrol negatif, kontrol positif, dan sampel yang diperoleh, kemudian dilakukan perhitungan aktivitas
penangkapan radikal bebas dengan cara mengurangkan absorbansi kontrol dengan absorbansi perlakuan, dan
membagi dengan absorbansi perlakuan. Hasilnya, dilanjutkan dengan perhitungan persamaan regresi (y = ax
+ b) dengan konsentrasi sampel (µg/ml) sebagai sumbu (x) dan aktivitas penangkapan radikal bebas (%) sebagai
ordinat (y). Diakhiri dengan perhitungan SC50nilai (Konsentrasi Scavenging 50%), nilai tersebut menggambarkan
konsentrasi senyawa yang dapat mengais 50% radikal bebas. Masing-masing konsentrasi setiap perlakuan dilakukan
ulangan sebanyak 6 kali.
Penentuan Asam Galat dengan Panjang Gelombang dan Waktu Operasi Maksimum FC
Diambil 0,4 mL larutan stok asam galat, dimasukkan ke dalam volumetrik 10,0 mL, diencerkan dengan metanol
sampai garis yang ditandai, dan dikocok hingga homogen (didapatkan larutan asam galat konsentrasi 40µg/
mL). Diambil 0,5 mL larutan asam galat, dimasukkan ke dalam labu ukur 10,0 mL, ditambahkan 7,5 mL air,
ditambahkan 0,5 mL larutan FC, dihomogenkan dengan vortex selama 1 menit, diencerkan dengan larutan
natrium karbonat hingga garis tanda, dan dikocok hingga homogen. Absorbansi larutan diukur pada panjang
gelombang 400 nm - 800 nm, dan diperoleh panjang gelombang maksimum. Selanjutnya larutan diukur pada
panjang gelombang maksimum setiap 1 menit, diamati waktu yang diperlukan larutan untuk menghasilkan
absorbansi yang stabil, dan diperoleh waktu operasi.
garis yang ditandai, dan dikocok secara homogen (didapatkan larutan dengan konsentrasi asam galat 20µg/mL, 30 µ
g/mL, 40µg/mL, 50µg/mL, 60µg/mL, 70µg/mL, dan 80µg/mL). Masing-masing larutan asam galat diambil 0,5 mL,
dimasukkan ke dalam labu ukur 10,0 mL, ditambahkan 7,5 mL air, ditambahkan 0,5 mL larutan FC, dihomogenkan
dengan vortex selama 1 menit, diencerkan dengan larutan natrium karbonat hingga garis tanda, dan dikocok hingga
homogen . Masing-masing larutan didiamkan sampai waktu operasi, diukur absorbansinya pada panjang gelombang
maksimum, dan diperoleh absorbansinya. Hasilnya, dilanjutkan dengan perhitungan persamaan regresi (y = ax + b)
dengan konsentrasi sampel (µg/ml) sebagai sumbu (x) dan absorbansi bebas (AU) sebagai ordinat (y). Masing-masing
konsentrasi dilakukan ulangan sebanyak 6 kali.
Prosedur Pengambilan Sampel : 10 mg ekstrak ditimbang, dimasukkan ke dalam labu ukur 10,0 mL,
ditambahkan 6,0 mL metanol, dikocok sampai larut, diencerkan dengan metanol sampai garis tanda, dan
dikocok hingga homogen (diperoleh larutan stok ekstrak konsentrasi 1000µg/mL). Diambil 0,5 mL larutan stok
ekstrak, dimasukkan ke dalam volumetrik 10,0 mL, diencerkan dengan metanol sampai garis yang ditandai,
dan dikocok hingga homogen (didapatkan larutan dengan konsentrasi ekstrak 50µg/mL). Diambil 0,5 mL
larutan ekstrak, dimasukkan ke dalam labu ukur 10,0 mL, ditambahkan 7,5 mL air, ditambahkan 0,5 mL larutan
FC, dihomogenkan dengan vortex selama 1 menit, diencerkan dengan larutan natrium karbonat hingga garis
tanda, dan dikocok hingga homogen. Larutan didiamkan sampai waktu operasi, diukur absorbansinya pada
panjang gelombang maksimum, dan diperoleh absorbansinya. Konsentrasi fenol dalam sampel dihitung dari
persamaan regresi dan kandungan senyawa fenol diikuti dengan perhitungan yang dinyatakan sebagai mg
asam galat dalam g sampel. Setiap perlakuan dilakukan ulangan sebanyak 6 kali.
Tabel-1: Hasil Uji Kandungan Fitokimia Ekstrak Daun Buah Naga Merah dan Daun Buah Naga Putih
ekstrak
Buah Naga Merah Buah Naga Putih
Nomor senyawa
Ekstrak Daun Ekstrak Daun
1 Alkaloid + +
2 Flavonoid + +
3 Tanin + +
4 Saponin + +
5 Glikosida + +
6 Steroid + +
7 Terpenoid + +
Kandungan fitokimia pada ekstrak daun buah naga merah sama dengan ekstrak daun buah naga putih.
Kedua ekstrak tersebut mengandung semua jenis kandungan fitokimia. Kedua ekstrak tersebut
mengandung senyawa fenolik. Adanya senyawa fenolik pada ekstrak ditunjukkan dengan aktivitas
antioksidan ekstrak tersebut16. Senyawa fitokimia alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, glikosida, steroid,
dan terpenoid berupa senyawa fenolik dalam bentuk sederhana atau kompleks.17.
1186
PENENTUAN FENOLIK DAUN BUAH NAGA Nerdy Nerdy dan Kesaktian Manurung
Jil. 11 | No. 3 |1183 - 1192 | Juli - September | 2018
(warna ungu dengan konsentrasi 40µg/mL) yang diperoleh dari pengukuran spektrofotometri tampak dapat dilihat
pada Gambar-2.
Gbr.-2: Kurva absorpsi larutan DPPH (warna violet dengan konsentrasi 40µg/mL) diperoleh dari yang terlihat
pengukuran spektrofotometri
Panjang gelombang maksimum yang diperoleh dari larutan DPPH adalah 515 nm. Hasil ini juga sesuai dengan
literatur yang menyatakan panjang gelombang maksimum untuk larutan DPPH adalah 515 nm19. Untuk larutan
berwarna, waktu operasi diukur untuk menentukan waktu pengukuran yang tepat (menyediakan absorbansi yang
stabil). Hasil penentuan waktu operasi diperoleh waktu pengukuran yang tepat yaitu 28 menit sampai dengan 33
menit. Hasil ini juga sesuai dengan uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH dengan larutan didiamkan sekitar
30 menit dalam wadah gelap sebelum pengukuran.20.
Tabel-2: Data uji aktivitas antioksidan asam askorbat, ekstrak daun buah naga merah, dan buah naga putih
ekstrak daun
Rata-rata Rata-rata
Konsentrasi Standar
Nomor Sampel Daya serap Memulung
(µg/mL) Penyimpangan (%)
(AU) Aktivitas (%)
1 Kosong 0.00 0,75146 0.00 2.13
2 5.00 0.62745 16.50 2.47
3 10.00 0.49974 33.50 2.81
4 Asam askorbat 15.00 0,37579 49.99 2.53
5 20.00 0,25140 66.55 2.02
6 25.00 0,12571 83.27 1.25
7 50.00 0.61272 18.46 2.03
8 100.00 0,47380 36.95 1.83
Buah Naga Merah
9 150.00 0,33473 55.46 1.71
Ekstrak Daun
10 200.00 0.19594 73,93 1.51
11 250.00 0,05413 92.80 0,67
1187
PENENTUAN FENOLIK DAUN BUAH NAGA Nerdy Nerdy dan Kesaktian Manurung
Jil. 11 | No. 3 |1183 - 1192 | Juli - September | 2018
Gambar-3: Hasil garis regresi dan persamaan regresi konsentrasi asam askorbat yang berbeda dengan DPPH
larutan dalam uji aktivitas antioksidan
Gambar 4. Hasil Garis Regresi dan Persamaan Regresi Perbedaan Konsentrasi Daun Buah Naga Merah
ekstrak dengan larutan DPPH dalam uji aktivitas antioksidan
Garis regresi yang diplot antara konsentrasi dan aktivitas scavenging diperoleh garis linier. Persamaan
regresi diperoleh untuk asam askorbat, ekstrak daun buah naga merah, dan ekstrak daun buah naga
putih y = 0,03331 x - 0,00007, y = 0,00371 x - 0,00084, dan y = 0,00348 x + 0,00421. Koefisien determinasi
(R2) yang diperoleh untuk asam askorbat, ekstrak daun buah naga merah, dan ekstrak daun buah naga
putih adalah 0,99999, 0,99999, dan 0,99972. Koefisien korelasi (R) yang diperoleh untuk asam askorbat,
ekstrak daun buah naga merah, dan ekstrak daun buah naga putih adalah 0,99999, 0,99999, dan
0,99986. Koefisien korelasi yang baik menunjukkan korelasi antara konsentrasi dan
1188
PENENTUAN FENOLIK DAUN BUAH NAGA Nerdy Nerdy dan Kesaktian Manurung
Jil. 11 | No. 3 |1183 - 1192 | Juli - September | 2018
aktivitas mengais. Semakin tinggi konsentrasi semakin kuat aktivitas penangkal radikal bebas. Koefisien
determinasi (R2) dan koefisien korelasi (R) yang diperoleh memenuhi syarat tidak kurang dari 0,997 dan
tidak kurang dari 0,99821.
Gambar-5: Hasil Garis Regresi dan Persamaan Regresi Perbedaan Konsentrasi Daun Buah Naga Putih
ekstrak dengan larutan DPPH dalam uji aktivitas antioksidan
Semakin tinggi konsentrasi senyawa atau ekstrak untuk menangkap radikal bebas, semakin rendah absorbansi
yang diperoleh dari pengukuran dengan metode spektrofotometri.22. Untuk mengetahui nilai SC50konsentrasi
(sumbu x), menggantikan 50% (0,5) dengan aktivitas penangkapan radikal bebas (ordinat y). Nilai konsentrasi
(x) yang diperoleh adalah SC50untuk asam askorbat, ekstrak daun buah naga merah, dan ekstrak daun buah
naga putih adalah 15,01µg/mL, 135,00µg/mL, dan 142,47µg/mL. Menurut literatur SC50kurang dari 50µg / mL
menunjukkan sangat aktif, 51µg/mL - 100µg/mL menunjukkan aktif, 101µg/mL - 250µg/mL menunjukkan
sedang, 251µg/mL - 500µg/mL lemah, dan lebih dari 500 µg/mL menunjukkan tidak aktif23.
Hasil ini menunjukkan bahwa ekstrak daun buah naga merah dan ekstrak daun buah naga putih memiliki aktivitas
antioksidan sedang, sedangkan asam askorbat memiliki aktivitas antioksidan yang sangat aktif. Dari hasil ini juga diketahui
bahwa aktivitas antioksidan ekstrak daun buah naga merah lebih tinggi dibandingkan ekstrak daun buah naga putih. Nilai
SC . yang lebih kecil50akan menyebabkan semakin tinggi aktivitas antioksidan suatu senyawa24. Aktivitas antioksidan ekstrak
daun buah naga merah lebih tinggi dibandingkan ekstrak daun buah naga putih kemungkinan disebabkan oleh kandungan
senyawa fenolik yang lebih banyak pada ekstrak daun buah naga merah dibandingkan ekstrak daun buah naga putih.
Semakin tinggi senyawa fenolik dalam ekstrak, maka semakin tinggi aktivitas antioksidannya25. Maka pemeriksaan
dilanjutkan dengan penentuan total phenolic.
Penentuan Total Fenolik dengan Panjang Gelombang dan Waktu Operasi Maksimum FC
Penentuan total fenol dengan metode FC sederhana, hanya membutuhkan spektrofotometer ultraviolet-
tampak untuk melakukan analisis, yang menjelaskan penggunaannya secara luas dalam skrining total fenolik.
26. Penentuan total fenol dengan metode FC dilakukan dengan pengukuran menggunakan spektrofotometer
yang diawali dengan penentuan panjang gelombang maksimum. Senyawa standar yang digunakan untuk
merepresentasikan senyawa fenolik adalah asam galat27. Kurva serapan asam galat sebagai senyawa fenolik
dengan larutan FC (warna biru dengan konsentrasi senyawa fenolik 40µg/mL) yang diperoleh dari pengukuran
spektrofotometri tampak dapat dilihat pada Gambar-6.
Panjang gelombang maksimum yang diperoleh dari senyawa fenolik dengan larutan FC adalah 765 nm. Hasil
ini juga sesuai dengan literatur yang menyatakan panjang gelombang maksimum untuk senyawa fenolik
dengan larutan FC adalah 765 nm.28. Untuk larutan berwarna, waktu operasi diukur untuk menentukan waktu
pengukuran yang tepat (menyediakan absorbansi yang stabil). Hasil penentuan waktu operasi diperoleh waktu
pengukuran yang tepat adalah 33 menit sampai dengan 38 menit. Hasil ini juga sesuai
1189
PENENTUAN FENOLIK DAUN BUAH NAGA Nerdy Nerdy dan Kesaktian Manurung
Jil. 11 | No. 3 |1183 - 1192 | Juli - September | 2018
dengan penentuan total fenolik dengan metode FC dengan sekitar 35 menit larutan tertinggal dalam wadah gelap
sebelum pengukuran29.
Gbr.-6: Kurva absorpsi asam galat sebagai senyawa fenolik dengan larutan FC (warna biru dengan fenolik
konsentrasi senyawa 40µg/mL) yang diperoleh dari pengukuran spektrofotometri sinar tampak
Gbr.-7: Hasil dari garis regresi dan persamaan regresi konsentrasi asam galat yang berbeda sebagai fenolik
senyawa dengan larutan FC untuk penentuan total fenolik
Senyawa fenolik yang terkandung dalam ekstrak daun buah naga merah lebih tinggi dibandingkan ekstrak daun
buah naga merah. Hasil penentuan total fenolik ekstrak daun buah naga merah adalah 756,75 mg/g dan
1190
PENENTUAN FENOLIK DAUN BUAH NAGA Nerdy Nerdy dan Kesaktian Manurung
Jil. 11 | No. 3 |1183 - 1192 | Juli - September | 2018
untuk ekstrak daun buah naga putih sebesar 707,07 mg/g. Hasil ini sejalan dengan hasil uji aktivitas
antioksidan. Senyawa fenolik telah dicirikan pada tanaman, buah-buahan, dan sayuran sebagai sumber
utama antioksidan alami30. Ada hubungan antara total fenolat dengan aktivitas antioksidan. Semakin
tinggi senyawa fenolik yang terkandung dalam suatu ekstrak akan memiliki aktivitas antioksidan yang
lebih tinggi31,32.
Tabel-3: Datapenentuan total fenol ekstrak daun buah naga merah dan buah naga putih ekstrak daun
Daya serap Konsentrasi Total Fenolik
Nomor Sampel
(AU) (µg/mL) (mg/g)
1 0.38182 38.17600 763.52
2 0,37525 37.51900 750.38
3 Buah Naga Merah 0.37721 37.71500 754.30
4 Ekstrak Daun 0.38281 38.27500 765.50
5 0.37427 37.42100 748.42
6 0.37925 37.91900 758.38
- Rata-rata 0.37844 37.83750 756,75
- Standar Deviasi 0,00347 0,34715 6.94
7 0.35067 35.06100 701.22
8 0.35612 35.60600 712.12
9 Buah Naga Putih 0.35219 35.21300 704,26
10 Ekstrak Daun 0.35431 35.42500 708.50
11 0.35315 35.30900 706.18
12 0.35513 35.50700 710.14
- Rata-rata 0,35360 35.35350 707.07
- Standar Deviasi 0,00200 0.19985 4.00
KESIMPULAN
Baik ekstrak daun buah naga merah maupun ekstrak daun buah naga putih memiliki aktivitas antioksidan
sedang. Aktivitas antioksidan daun buah naga merah lebih tinggi dibandingkan aktivitas antioksidan daun
buah naga putih. Hal ini dikarenakan total fenol pada daun buah naga merah lebih tinggi dibandingkan total
fenol pada daun buah naga putih.
PENGAKUAN
Penulis mengucapkan terima kasih atas dukungan dana dari Departemen Farmasi, Akademi Farmasi
Yayasan Tenaga Pembangunan Arjuna, Pintubosi, Laguboti, Toba Samosir, Sumatera Utara, 22381,
Indonesia.
REFERENSI
1. ST De Freitas, dan EJ Mitcham,Scientia Agricola,70(4), 257 (2013).
2. S.Soeparjono,Jurnal Internasional Kemajuan dalam Teknik Pertanian & Lingkungan. 2(2),
79(2015),DOI:10.15242/IJAAEE.ER1215049.
3. R. Nurliyana, I. Syed Zahir, K. Mustapha Suleiman, MR Aisyah, dan K. Kamarul Rahim, Jurnal
Penelitian Makanan Internasional,17, 367 (2010).
4. WS Choo, dan WK Yong,Perpustakaan Riset Pelagia Maju dalam Riset Sains Terapan, 2(3),
418 (2011).
5. R. Dasaesamoh, W. Youravong, dan S. Wichienchot,Jurnal Penelitian Makanan Internasional,23(6),
2581(2016).
6. A. Omidizadeh, RMYusof, S. Roohinejad, A. Ismail, MZABakar, dan AEDA Bekhitb,Royal
Society of Chemistry Maju,4, 62978(2014),DOI:10.1039/c4ra10789f.
7. K. Sudha, D. Baskatan, D. Ramasamy, dan M. Siddharth,Jurnal Internasional Ilmu dan
Penelitian Pertanian,7(5), 451 (2017).
8. SR Shafie, RM Yusuf, A. Rahmat, dan AM Al-Saufreen,Konferensi Internasional tentang Nutrisi dan
Ilmu Pangan,39, 215 (2012).
1191
PENENTUAN FENOLIK DAUN BUAH NAGA Nerdy Nerdy dan Kesaktian Manurung
Jil. 11 | No. 3 |1183 - 1192 | Juli - September | 2018
9. AMT Islam, MAU Chowdhury, ME Uddin, MM Rahman, MR Habib, MGM Uddin, dan
MA Rahman,Jurnal Tanaman Obat Eropa,3(4), 500 (2013).
10. MM Nurmahani, A. Osman, AA Hamid, FM Ghazali, dan MSP Dek,Jurnal Penelitian Makanan
Internasional,19(1), 77 (2012).
11. JG Romero, KG Waing, dan MJ Valentino,Jurnal Internasional Biologi, Farmasi, dan Ilmu
Terapan,6(6), 1169(2017).
12. RA Jaafar, ARBARahman, NZC Mahmod, dan R. Vasudevan,American Journal of Applied Sciences,
6(7), 1341 (2009).
13. A. Malik, dan R. Ahmad,Jurnal Internasional Penelitian PharmTech,7(2), 243(2015).
14. Y. Desmiaty, D. Rahmat, dan H. Afifah,Jurnal Penelitian Ilmu Farmasi, Biologi dan Kimia,8(1),
275 (2017).
15. MO Agbo, PF Uzor, UN Akazie-Nneji, CU Eze-Odurukwe, UB Ogbatue, dan EC Mbaoji, Jurnal
Ilmu Farmasi Universitas Dhaka,14(1), 1(2015),DOI:
10.3329/dujps.v14i1.23733.
16. V. Ramamurthy, dan M. Sathiyadevi,Jurnal Histologi Molekuler & Fisiologi Medis,2(1),
112(2017).
17. M. Saxena, J. Saxena, R.Nema, D. Singh, dan A. Gupta,Jurnal Farmakognosi dan Fitokimia,
1(6), 168 (2013).
18. M. Moniruzzaman, MI Khalil, SA Sulaiman, dan SH Gan,Jurnal Afrika tentang Pengobatan
Tradisional, Pelengkap, dan Alternatif,9(1), 36(2012),DOI:10.4314/ajtcam.v9i1.5.
19. M. O'Sullivan, YC O'Callaghan, TP O'Connor, dan NM O'Brien,Jurnal Ilmu Pangan dan Gizi
Polandia,63(3), 167 (2013),DOI:10.2478/v10222-012-0080-6.
20. S. Sangsrichan, dan W. Wanson,Jurnal Sains Ladkrabang Institut Teknologi Raja Mongkut,8,
1 (2008).
21. CE Adeeyinwo, NNOkorie, dan GOIdowu,Jurnal Sains dan Teknologi Internasional, 2(3), 247
(2013).
22. D. Ahmed, MM Khan, dan R. Saeed,Antioksidan,4, 394(2015),DOI:10.3390/antioks4020394.
23. M. Jun, HYFu, J.Hong, X. Wan, CS Yang dan CT Ho,Jurnal Ilmu Pangan,68, 2117(2003),DOI:
10.1111/j.1365-2621.2003.tb07029.x.
24. RJ Wright, KS Lee, HI Hyacinth, JM Hibbert, ME Reid, AO Wheatley, dan HN Asemota, Tanaman,
6(48), 1(2017),DOI:10.3390/tanaman6040048.
25. C. Henríquez, S.Almonacid, I.Chiffelle, T. Valenzuela, M. Araya, L.Cabezas, R. Simpson, dan H.
Speisky,Jurnal Penelitian Pertanian Chili,70(4), 523 (2010).
26. A. Blainski, GC Lopes, dan JCP de Mello,Molekul,18, 6852 (2013),DOI:
10.3390/molekul18066852.
27. B. Parikh, dan VH Patel,Ilmu Pangan dan Kesehatan Manusia,6(1), 10(2017),DOI:
10.1016/j.fshw.2016.11.002.
28. S. Lallianrawna, R.Muthukumaran, V. Ralte, G.Gurusubramanian, dan NS Kumar,Visi Sains,
13(4), 149 (2013).
29. JD Everette, QM Bryant, AM Green, YA Abbey, GWWangila, dan RB Walker,Jurnal Kimia
Pertanian dan Pangan,58 (14), 8139 (2010),DOI:10.1021/jf1005935.
30. A. Altemimi, N.Lakhssassi, A.Baharlouei, DG Watson, dan DA Lightfoot,Tanaman,6(42), 1(2017),
DOI:10.3390/tanaman6040042.
31. X. Li, X. Wu, dan L. Huang,Molekul,14, 5349 (2009),DOI:10.3390/molekul14125349.
32. TS Teixeira, RC Vale, RR Almeida, TPS Ferreira, LGLGuimarães,Revista Virtual de Quimica,
9(4), 1546(2017),DOI:10.21577/1984-6835.20170090.
[RJC-4018/2018]
1192
PENENTUAN FENOLIK DAUN BUAH NAGA Nerdy Nerdy dan Kesaktian Manurung