Anda di halaman 1dari 7

JURNAL KIMIA (JOURNAL OF CHEMISTRY) 17 (2), JULI 2023 p-ISSN 1907-9850

DOI: https://doi.org/10.24843/JCHEM.2023.v17.i02.p7 e-ISSN 2599-2740

VALIDASI METODE ANALISIS FOSFAT DENGAN SPEKTROFOTOMETER DAN


PENENTUAN KADARNYA DALAM AIR LIMBAH DETERJEN

N. G. A. M. D. A. Suastuti* dan I G. A. K. S. P. Dewi

Program Sudi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana
Jalan Kampus Unud-Jimbaran, Jimbaran, Bali, Indonesia
*Email: dwiadhisuastuti@unud.ac.id

ABSTRAK

Metode analisis fosfat dengan spektrofotometer tidak termasuk dalam metode SNI, sehingga metode ini
harus divalidasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil validasi metode analisis fosfat dengan
spektrofotometer dan penentuan kadarnya dalam limbah detergen. Beberapa parameter yang digunakan untuk
mengetahui metode dikatakan valid adalah linieritas, LOD dan LOQ, presisi dan akurasi. Untuk menentukan
linieritas serta nilai LOD dan LOQ dilakukan dengan mengukur absorbansi larutan standar fosfat dengan
konsentrasi 0,0; 0,1; 0,5; 1,0; 2,0; 4,0; dan 6,0 m/L. Presisi dan akurasi dilakukan dengan mengukur absorbansi
sampel yang dalam hal ini digunakan larutan standar dengan konsentrasi 5,0 mg/L dengan pengulangan sebanyak
12 kali. Dari kurva kalibrasi antara konsentrasi standar dengan absorbansinya dihasilkan persamaan garis regresi
y=0,0866-0,004 dengan koefisien korelasi (r) sebesarar 0,9997, dimana keberterimaan yang ditentukan oleh SNI
06-06989.31-2005 adalah r≥0,97. Dengan menghitung simpangan baku maka nilai LOD dan LOQ diperoleh
masing-masing sebesar 0,0855 mg/L dan 0,2848 mg/L. Presisi dapat ditentukan dengan mencari nilai %RSD dan
2/3 Hortwitz dimana metode dianggap valid bila nilai %RSD < 2/3 Hortwitz. Nilai akurasi dapat dilihat dari nilai
% recovery yaitu sebesar 98,97%. Hasil ini dapat diterima karena memenuhi persyaratan akurasi yaitu masih
berada dalam rentang 80–120%. Kadar fosfat dalam air limbah deterjen dari sepuluh rumah di Perumahan Dalung
Permai berkisar antara 4,409±0,01 – 10,634±0,05 mg/L dengan volume limbah yang dihasilkan dari setiap proses
pencucian pakaian sebanyak 30-40 liter. Dari hasil paremeter validasi dapat disimpulkan bahwa metode fosfat
dengan spektrofotometer valid sehingga layak digunakan menganalisis kadar fosfat. Kadar fosfat dalam aie limbah
deterjen berkisar antara 4.409±0,01–10,634±0,05 mg/L.

Kata kunci: limbah deterjen, validasi metode, kadar fosfat

ABSTRACT

The phosphate analysis using a spectrophotometer is not included in the standard method of SNI, thus
the method must be validated. This study aimed to determine the results of validating the method of phosphate
analysis using a spectrophotometer. The parameters used to determine the validation were linearity, LOD and
LOQ, precision, and accuracy. The linearity as well as the LOD and LOQ values were determined by measuring
the absorbance of the standard phosphate solutions with a concentration of 0.0; 0.1; 0.5; 1.0; 2.0; 4.0; and 6.0
mg/L. Precision and accuracy were determined by measuring the sample's absorbance, using a standard solution
with a concentration of 5.0 mg/L, repeated 12 times. From the calibration curve, the standard concentration and
its absorbance resulted in a regression equation of y=0.0866-0.004 with a correlation coefficient (r) of 0.9997
whereas the limit determined based on SNI 06-06989.31-2005 of r>0.97. By calculating the standard deviation,
the LOD and LOQ values obtained were 0.0855 mg/L and 0.2848 mg/L. Precision can be determined by using
the value of %RSD and 2/3 Hortwitz, where the method is considered valid if the value of %RSD < 2/3 Hortwitz.
The calculation resulted in the %RSD value of 0.855 and 2/3 Hortwitz of 12,122. The accuracy value can be
obtained from the value of % recovery obtained by 98.97%. This result was acceptable because it met the accuracy
requirements, which were in the range of 80 – 120%. From the results of the validation parameters, it can be
concluded that the phosphate analysis method using a spectrophotometer is valid, so it is suitable to be used to
analyze the phosphate levels. The phosphate levels in the detergent wastewater from ten houses in Dalung Permai
ranged from 4.409 ± 0.01 tp 10.634 ± 0.05 mg/L, with a volume of waste generated from each washing process
of 30-40 liters. From the results of the parameter validation, it can be concluded that the phosphate method with
a spectrophotometer is valid, so it is feasible to use it to analyze phosphate levels. The phosphate levels in
detergent wastewater ranged from 4,409 ± 0.01 to 10.634 ± 0.05 mg/L.

Keywords: detergent waste, method validation, phosphate analysis

158
Validasi Metode Analisis Fosfat dengan Spektrofotometer dan Penentuan Kadarnya dalam
Air Limbah Deterjen
(N. G. A. M. D. A. Suastuti dan I G. A. K. S. P. Dewi)

PENDAHULUAN kebenaran hasil uji dapat dilakukan validasi


metode pengujian.
Limbah merupakan hasil buangan Validasi metode pengujian bertujuan
kegiatan manusia yang sudah tidak bernilai baik untuk memastikan bahwa pegujian yang
dari segi fisik, kimia, dan biologi. Air limbah digunakan dalam pengujian dan dapat
yang mengandung senyawa berbahaya bila menjamin mutu hasil pengujian (Riyanto,
dibuang ke lingkungan dapat menimbulkan bau 2014 dalam Lufiana et al., 2020). Validasi
yang busuk, membahayakan kesehatan metode merupakan bagian penting dalam
manusia, dan dapat merusak keindahan estitika menentukan kualitas data hasil pengujian.
(Sugiharto, 2008 dalam Lufiana et al., 2020). Melalui metode validasi dapat membantu
Limbah yang dibuang secara rutin ke dalam memberikan jaminan bahwa proses
lingkungan adalah limbah detergen. analisis dapat diandalkan dan dapat
Limbah detergen merupakan buangan dipertanggungjawabkan sampai ke ranah
rumah tangga yang dihasilkan dari proses hukum.
pencucian pakaian yang memiliki kandungan Dari uraian latar belakang di atas,
detergen dan fosfat yang tinggi. Senyawa fosfat maka dalam penelitian ini dilakukan validasi
berasal dari sodium tripolifosfat merupakan metode analisis fosfat dengan
salah satu bahan dalam detergen yang spektrofotometer yaitu dengan menetukan
merupakan unsur penting kedua setelah linieritas, LOD dan LOQ, presisi dan akurasi.
surfaktan. Senyawa ini berfungsi sebagai Tahap selanjutnya dilakukan penentuan kadar
builder yang dapat menghilangkan mineral fosfat dalam air limbah detergen.
penyebab kesadahan dalam air sehingga
detergen dapat bekerja dengan optimal MATERI DAN METODE
(Stefhani et al., 2013).
Pada dasarnya mahluk hidup Bahan
memerlukan fosfat untuk pertumbuhannya Asam sulfat (H2SO4) p.a, KH2PO4 p.a,
dalam jumlah tertentu saja. Tetapi bila ammonium molibdat p.a, asam askorbat p.a,
kandungan fosfat diperairan berlebih dapat dan air demineralisata
membahayakan kehidupan makluk hidup yang
ada di perairan tersebut. Tingginya kandungan Alat
fosfat dapat menimbulkan pertumbuhan alga Tabung reaksi, rak tabung, hot plate
yang luar biasa sehingga dapat menghambat pipet volume, pipet ukur, gelas piala, jerigen,
penetrasi sinar matahari ke dalam air (Ngibad, kertas saring, waterbath, kuvet, dan UV-
2019). Disamping itu pula dapat menyebabkan Visible Spectrophot-meter Shimadzu UV
penurunan kandungan oksigen terlarut 1800, jerigen plastik, ember plastik,.
sehingga dapat mengganggu kehidupan biota
di perairan bahkan dapat menyebabkan Cara Kerja.
kematian dari mahluk hidup yang ada di Pembuatan Larutan Standar Fosfat
perairan tersebut. Senyawa fosfat juga dapat Larutan Standar Fosfat 1000 mg/L
menyebabkan terjadinya eutrofikasi yang Ditimbang sebanyak 1,4329 g kalium
mengakibatkan kerusakan ekosistem perairan dihidrogen fosfat (KH2PO4) dimasukkan ke
dimana tumbuh-tumbuhan tumbuh dengan dalam ke dalam labu ukur 100 mL,
sangat cepat (Stefhani et al., 2013). Oleh ditambahkan dengan akuades sampai tanda
karena itu kandungan fosfat di perairan harus batas. Larutan ini merupakan larutan induk
terus dikontrol keberadaannya dengan fosfat.
melakukan pengujian secara rutin terhadap air
di perairan tersebut. Beberapa metode Larutan Standar Fosfat 100 mg/L.
pengujian dapat dilakukan untuk menentukan Larutan standar fosfat 100 mg/L
kandungan fosfat, salah satunya adalah dibuat dengan mengencerkan latrutan induk
metode asam askorbat. Metode yang dipilih fosfat 100 mg/L. Dipipet 20 mL larutan
untuk pengujian adalah metode yang lebih standar fosfat 1000 mg/L dimasukkan ke
sederhana dan lebih mudah pengerjaannya dalam labu ukur 100 mL, selanjutnya di-
tetapi tetap menghasilkan data yang akurat dan tambahkan dengan akuades sampai tanda
benar. Untuk mendapatkan keyakinan batas.

159
JURNAL KIMIA (JOURNAL OF CHEMISTRY) 17 (2), JULI 2023: 158 - 164

Larutan Standar Fosfat Untuk Kurva Pengambilan Sampel Air Limbah Deterjen
Kalibrasi dan Presisi dan Akurasi Air limbah deterjen ditampung
Disiapkan 7 buah labu ukur 100 mL, terlebih dahulu di dalam ember plastik untuk
ke dalam masing-masing labu ukur mengukur volume air limbahnya. Selanjutnya
ditambahkan 0,0; 0,2; 0,5; 1,0; 2,0; 4,0; dan 6 diambil air limbah dimasukkan ke dalam
mL larutan standar fosfat 100 mg/L. jerigen plastik.
Selanjutnya ditambahkan dengan akuades
sampai tanda batas. Dengan demikan diperoeh Penentuan Kadar Fosfat Air Limbah
larutan standar dengan konsentrasi 0,0; 0,2; Deterjen
0,5; 1,0; 2,0; 4,0; dan 6,0 mg/L. Larutan Air limbah deterjen disaring terlebih
standar 5,0 mg/L dibuat dengan memipet 5,0 dahulu dengan kertas saring. Sampel air
mL larutan standar fosfat 100 mg/L, limbah ini diambil dengan pipet volume 10,0
dimasukan ke dalam labu ukur 100 mL. mL dimasukkan ke dalam tabung. Selanjutnya
Ditambahkan dengan akuades sampai tanda diberikan perlakuan sama dengan penentuan
batas. kurva kalibrasi.

Pembuatan Larutan Amonium Molibdat- HASIL DAN PEMBASAHAN


Asam Sulfat
Larutan amonium molibdat asam Linieritas
sulfat dibuat dengan menimbang sebanyak Linieritas ditentukan dengan
15,0 mg ammonium molibdat (NH4)2Mo4 mengukur absorbansi larutan standar 0,0; 0,2;
dilarutkan dalam 150 mL akuades. 0,5; 1,0; 2,0; 4,0; dan 6,0 mg/L yang disajikan
Selanjutnya dibuat larutan 9 M asam sulfat pada Tabel 1.
yaitu dengan memasukkan 250 mL asam sulfat .
pekat ke dalam 250 mL akuades. Secara Tabel 1. Data absorbasi variasi konsentrasi
perlahan dan hati-hati larutan ammonium standar fosfat
molibdat ditambahkan ke dalam larutan H2SO4 No Konsentrasi Absorbansi
9 M. fosfat
(mg/L)
Penentuan Linieritas, LOD dan LOQ 1 0,0 -0,001
Disiapkan 7 buah tabung reaksi, ke 2 0,1 0,004
dalam masing-masing tabung reaksi
3 0,5 0,039
dimasukkan 10 mL larutan standar 0,0; 0,2;
0,5; 1,0; 2,0; 4,0; dan 6,0 mg/L. Satu buah 4 1,0 0,082
tabung reaksi diisi dengan akuades sebagai 5 2,0 0,165
larutan blanko. Ke dalam masing-masing 6 4,0 0,340
tabung reaksi ditambahkan 1,0 mL larutan 7 6,0 0,519
amonium molibdat-asam sulfat dan beberapa
butir kristal asam askorbat. Semua tabung Kurva kalibrasi Dari hasil pengukuran
reaksi dipanaskan dalam waterbath, kemudian dihasilkan persamaan garis linier yang
dipanaskan semala 10 menit sampai terbentuk merupakan ukuran linieritas yang nantinya
warna biru. Setelah dingin dibaca serapanya digunakan untuk menentukan konsentrasi analit
dengan spektrofotometer pada panjang dalam sampel (Harmita, 2004). Menurut
gelombang 660 nm. Panggabean et al., (2014), linieritas merupakan
kemampuan untuk menunjukkan bahwa nilai
Penentuan Presisi dan Akurasi hasil pengujian langsung atau yang diolah
Ke dalam 12 tabung reaksi dimasukan dengan matematika menghasilkan nilai yang
10,0 mL larutan standar 5 mg/L. Selanjutnya sebanding dengan konsentrasi analit pada batas
diberikan perlakuan yang sama dengan konsentrasi tertentu.
pembuatan kurva kalibrasi. Data yang
diperoleh digunakan untuk menghitung
akurasi (%RSD, 2/3 Horwitz) dan presisi (%
recovery dan bias).

160
Validasi Metode Analisis Fosfat dengan Spektrofotometer dan Penentuan Kadarnya dalam
Air Limbah Deterjen
(N. G. A. M. D. A. Suastuti dan I G. A. K. S. P. Dewi)

konsentrasi 5,0 mg/L yang diukur


0.6
absorbansinya sebanyak 10 kali menggunakan
0.5 y = 0.0866x - 0.004 spektrofotometer UV-Vis
0.4 R² = 0.9997
Dari hasil pengukuan diperoleh nilai
Absorbansi

0.3 standar deviasi (SD) sebesar 0,0037, nilai


0.2 %RSD sebesar 0,855 dan nilai 2/3 Horwitz
0.1 sebesar 12,122. Bila dibandingkan antara nilai
0 %RSD dan 2/3 Horwitz, diperoleh nilai %RSD
lebih kecil dari 2/3 Horwitz (%RSD <2/3
-0.1 0 2 4 6 8
Konsentrasi (mg/L) Horwitz), Hal ini menunjukkan bahwa hasil
Gambar 4.1 Kurva kalibrasi standar fosfat pengukuran dapat dikatakan menunjukkan hasil
presisi yang baik. Hal ini didukung oleh
Dari Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa pernyataan Harmita, (2004); Panggabean et al.,
dihasilkan persamaan garis regresi adalah y = (2019) yang menyatakan bahwa hasil
0,0866x-0,004 dengan nilai koefisien korelasi pengukuran yang dapat dikatakan memiliki
(r) sebesar 0,9997. Nilai koefisien korelasi hasil presisi yang baik adalah jika nilai %RSD
memenuhi batas keberterimaan yang ditentu- ≤ 2/3 CV Horwitz.
kan oleh SNI 06-6989.31-2005 dimana nilai r
≥0,97. Dengan demikian dapat dikatakan Akurasi
bahwa hasil data linieritas dinyatakan valid dan Akurasi atau ketepatan merupakan
metode ini dapat memberikan hasil uji yang suatu besaran yang menunjukkan kedekatan
proporsional (Lufiana et al., 2020) hasil pengukuran dengan hasil yang sebenar-
nya. Menurut Ryanto (2014), akurasi
Nilai LOD dan LOQ dinyatakan sebagai hasil % recovery atau
Perhitungan nilai LOD dan LOQ persen perolehan kembali analit yang
menggunakan data absorbansi deretan standar digunakan. Pada penelitian ini, akurasi
yang digunakan untuk penentuan kurva ditentukan dengan sampel yaitu menggunakan
kalibrasi. Dengan menggunakan persamaan larutan standar 5,0 mg/L yang diukur
untuk mendapatkan nilai simpangan baku (Sb), absorbansinya sebanyak 12 kali. Nilai persen
selanjutnya dimasukkan ke dalam persamaan perolehan kembali (% recovery) diperoleh
untuk menentukan nilai LOD = X + 3 Sb dan sebesar 98,97%. Hasil persen perolehan
LOQ = X + 10 Sb dimana X = konsentrasi rata- kembali (% recovery) yang diperoleh dapat
rata dan Sb = simpangan baku. Nilai LOD diterima karena sudah memenuhi persyaratan
diperoleh sebesar 0,0854 dan LOQ diperoleh akurasi yaitu berada dalam rentang rerata
sebesar 0,2848. Menurut Sumarno dan persen perolehan kembali 80 – 120 (WHO,
Kusumaningtyas, (2018) menyatakan bahwa 1992 di dalam Suksmawati et al., (2018);
limit deteksi merupakan parameter uji batas Agustina et al., (2020).
terkecil yang dimiliki oleh alat atau instrument Tingkat akurasi data hasil pengukuran
untuk mengukur sejumlah analit tertentu. dapat juga dilihat dari nilai persen bias (% bias)
Dipertegas oleh Torowati dan Galuh, (2014) dimana nilai ini merupakan hasil pengurangan
yang menyebutkan bahwa Limit deteksi (LOD) nilai sebenarnya dengan nilai terukur dibagi
adalah jumlah terkecil atau terendah dari analit dengan nilai sebenarnya dikalikan dengan
dalam sampel yang dapat terdeteksi. Nilai LOD 100%. Dari hasil perhitungan yang tersaji
ini tidak perlu terkuantisasi sehingga nilai yang dalam tabel di atas (Tabel 4.4), nilai persen bias
dihasilkan tidak harus memenuhi kriteria (% bias) sebesar 1,034%. Nilai keberterimaan
akurasi dan presisi. % bias adalah berkisar antara -2 sampai +2,
maka nilai %bias sebesar 1,034% dapat
Presisi dikatakan memenuhi persyaratan akurasi
Sampel yang digunakan dalam karena nilai %bias berada dalam kisaran
pengujian presisi adalah larutan standar yang keberterimaan yaitu antara -2 sampai dengan
sudah diketahui konsentrasinya. Hal ini +2.
dilakukan untuk memudahkan dalam pengerja-
an dan pengecekan hasil pengukuran. Larutan Pengambilan Sampel Air Limbah
standar fosfat yang digunakan adalah

161
JURNAL KIMIA (JOURNAL OF CHEMISTRY) 17 (2), JULI 2023: 158 - 164

Limbah deterjen hasil pencucian rumah sehingga limbah yang dihasilkan


diambil di 10 rumah di perumahan Dalung langsung dibuang dan dialirkan ke saluran air
Permai. Limbah detergen ditampung dalam yang nantinya sampai ke singai dan laut.
wadah ember besar untuk mengetahui volume Kandungan fosfat di perairan
limbah yang dihasilkan setiap proses mengalami peningkatan yang signifikan, sesuai
pencucian. Volume air limbah yang dihasilkan dengan hasil penelitian Purba et al., (2021)
dari berkisar antara 30 - 40 Liter dengan rata- yang meneliti kandungan fosfat di Sungai
rata sebanyak 37 liter. Dilihat dari periode Jangga dengan kandungan fosfat tertinggi
pencucian di masing-masing rumah tersebut terdapat pada lima titik dengan rata-rata sebesar
berkisar 2-5 hari sekali dengan rata-rata 3,2 hari 1,3±0,2 mg/L. Menurut Wulandari et. Al.,
sekali. Dari data volume dan peroide pencucian (2021) kandungan fosfat yang terdapat dalam
masing-masing rumah dapat dihitung jumlah daerah aliran sungai Tukad Ayung sebesar 6,4
air limbah deterjen yang dihasilkan oleh setiap mg/L di pagi hari dan 6,6 mg/L di sore hari. Hal
sebanyak 11,6 liter/hari. Dari pengamatan pada ini kemungkinan disebabkan oleh kegiatan
saat sampling juga air limbah pencucian ini mencuci pakain lebih banyak dilakukan di sore
dibuang langsung melalui saluran air tanpa hari. Penelitan yang dilakukan oleh Jeniarti et
adanya mengolahan al., (2021) yang mengambil lokasi penelitian di
Pantai Pandawa yang mengamati sebaran
Kadar Fosfat Air Limbah Deterjen nutrient secara vertikal, dimana kandungan
Kadar fosfat dalam sampel air limbah fosfat tertinggi terdapat di bagian dasar perairan
detergen dapat dilihat dalam Tabel 2. yaitu sebesar 1,42±0,09 mg/L, sedangkan di
bagian permukaan perairan kandungan
fosfatnya sebesar 0,95±0,04 mg/L. Sebaran
Tabel 2. Data Konsentrasi Fosfat Air Limbah fosfat secara horizontal terdapat kandungan
Deterjen fosfat yang di tiga stasiun berkisar antara
Sampel Rata-rata 1,00±0,15 mg/L sampai dengan 1,43±0,14
Rumah 1 6,521±0,56 mg/L. Dari tiga stasiun yang diamati di Pantai
Rumah 2 5,774±1,41 Pandawa semuanya mempunyai kandungan
Rumah 3 6,858±0,3 fosfat di atas baku mutu berdasarkan
Rumah 4 4,475±0,52 Kementerian Lingkungan Hidup (KLH, 2004),
Rumah 5 4,409±0,01 kandungan fosfat yang dapat ditoleransi oleh
Rumah 6 9,424±0,48 biota laut adalah sebesar 0,015 mg/L.
Rumah 7 9,019±0,28 Keberadaan fosfat yang melebihi baku mutu ini
Rumah 8 6,571±0,11 dapat mengganggu pertumbuhan biota yang ada
Rumah 9 10,634±0,05 di peraitan Pantai Pandawa tersebut. Penelitian
Rumah 10 9,433±1,58 yang dilakukan oleh Sutamihardja et al., 2018
yang menyebutkan bahwa peningkatan kadar
Dari Tabel 2 di atas dapat dilihat rata- fosfat yang terjadi di daerah aliran sungan
rata kandungan fosfat dari sepuluh rumah yang (DAS) Katulampa hingga Warung Jambu
diambil air limbah hasil proses pencucian diakibatkan oleh masuknya beban pencemar
pakaian berkisar antara 4,409±0,01 – yang masuk ke dalam aliran sungai tersebut.
10,634±0,05 mg/L dengan rata-rata kadar fosfat Adapun pencemar dapat bersumber dari limbah
sebesar 7,31±2,19 mg/L. Kadar fosfat yang domestik, limbah pertanian dan peternakan.
dihasilkan ini belum bisa ditentukan sudah Keberadaan fosfat digolongkan dalam
melampaui baku mutu, karena parameter fosfat bahan pencemar yang dapat menurunkan
belum diatur dalam Peraturan Gubernur Bali no kualitas air sungai. Kandungan fosfat yang
16 tahun 2016 Baku Mutu Lingkungan Hidup berlebih dalam perairan menyebabkan
dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan terjadinya peningkatan kesuburan perairan
Hidup. Kandungan fosfat dalam air limbah ini (eutrofikasi). Menurut Efendi (2003) dalam
bila masuk ke dalam perairan, sudah tentu dapat Sutamiharja et al., (2018) yang menyatakan
meningkatkan kandungan fosfat dalam perairan bahwa suatu peraifran dapat dikatakan bersifat
misalnya air sungai, danau dan air laut. Hal ini eutrofik jika kandungan fosfat total dalam air
diperparah oleh kurang tersedianya fasilitas berada dalam kisaaran 35-100 µg/L. Masuknya
pengolahan limbah limbah di masing-masing air limbah domestik khususnya air limbah
buangan pencucian pakaian yang mengandung

162
Validasi Metode Analisis Fosfat dengan Spektrofotometer dan Penentuan Kadarnya dalam
Air Limbah Deterjen
(N. G. A. M. D. A. Suastuti dan I G. A. K. S. P. Dewi)

fosfat cukup tinggi yakni berlisar antara Sectrofotometer UV/VIS Jurusan


4,409±0,01 – 10,634±0,05 mg/L ke dalam Teknik Kimia di Politeknik Negeri
aliran sungai, sudah dapat dipastikan dapat Malang. Jurnal Teknik:Ilmu dan
meningkatkan kandungan fosfat dalam aliran Aplikasi. 8(1): 34-40
sungai tersebut. Kandungan fosfat yang tinggi Aziz A, Sri Yulina, dan Lilik Maslukah. 2014.
dapat menyebabkan terjadi proses eutrofikasi Sebaran Konsentrasi Ortofosfat di
dalam aliran sungai. Lapisan Permukaan Perairan
Eutrofikasi adalah proses alamiah Pelabuhan Perikanan Nusantara
dimana perairan mengalami penuaan secara Pengambengan danestuari Perancak,
bertahap dan menjadi lebih produktif bagi Bali. Jurnal OSEANOGRAFI.
terbentuknya biomasa. Proses eutrofikasi ini 3(4):713-721
secara alamiah terjadi sangat lambat tetapi EURACHEM/CITAC. 2000. Quantifying
dipercepat oleh hasil buangan dari kegiatan Uncertainty in Analytical
berbagai manusia. Eutrofik perairan dapat Measurement (Ellssons, S. L. R.,
memicu fenomena blooming algae (ledakan Rosslein, M., & Williams, A., Editor)
popupasi fitoplankton), terutama terjadi pada (Second Edition). UK Department of
perairan yang tenang dan tidak mengalir seperti Trade and Industry as Part of The
danau, kolam, dan laut. Menurut Tungka et al., National Measurement System Valid
2016 dalam Sutamiharja el al., 2018 menyata- Analytical Measurement (VAM)
kan bahwa keberadaan fosfat yang disertai Programme
dengan kandungan nitrat yang melebihi Fernianti D., Mardwita dan Suryati D. 2017.
ambang batas dapat memicu terjadinya proses Pengaruh Jenis Detergen dan Rasio
pengkayaan nutrient di perairan. Hal ini dapat Pengenceran Terhadap Proses
menyebabkan timbulnya gejala pertumbuhan Penyerapan Surfaktan dalam Limbah
algae yang luar biasa (blooming algae). Potensi Detergen Menggunkan Karbon Aktif
blooming algae sering terjadi pada perairan dari Ampas Teh. Destilasi. Vol 2 (2):
yang tenang, tidak mengalir dan pada kondisi 10-14
air yang hangat biasanya terjadi di kolam, Harmita. 2004. Review Artikel. Petunjuk
danau, waduk dan laut. pelaksanaan Validasi Metode dan Cara
Perhitungannya. Jurnal Majalah Ilmu
SIMPULAN Kefarmasian Departemen Farmasi
FMIPA UI. 1(3).
Dari data atas dapat diambil Harmono, H. D. 2020. Validasi Metode
kesimpulan bahwa metode analisis fosfat Analisis Logam Merkuri (Hg) Terlarut
dengan menggunakan spektrofotometer dapat pada Air Permukaan dengan Automatic
dikatakan valid yang dengan melihat nilai Mercury Analyzer. Indonesian Journal
linieritas yang ditunjukkan dengan koefisien of Laboratory. 2(3) 2020: 11-16
regresi r=0,9997; nilai LOD dan LOQ berturut- Isti’anah, Najah S., dan Pratiwi S. H. P. 2017.
turut sebesar 0,0854 dan 0,2848; %RSD= Pengaruh Pencemaran Limbah
0,855; 2/3 Horwitz sebesar12,122; persen Detergen terhadap Biota Air.
perolehan kembali (% recovery) dan persen EnviSience. 1.
bias (% bias) berturut-turut sebesar 98,97% dan Jeniarti M, Perwira I. M, Negara I K. W. 2021.
1,043%. Kandungan Nitrat, Fosfat dan Silikat di
Kandungan fosfat air limbah hasil Perairan Pantai Pandawa. Current
proses pencucian pakaian berkisar antara Trends innAquatic Science. 4(2):193-
7,31±2,19 mg/L dengan volume air limbah 198
yang dihasilkan yang dihasilkan rata-rata 37 Ngibad K. 2019. Analisis Kadar Fosfat dalam
liter dalam 3,2 hari. Air Sungai Ngelom Kabupaten
Sidoarjo Jawa Timur. J. Pijar MIPA.
DAFTAR PUSTAKA 14(3): 197 – 201
Larasati N.N, Sri Yulina Wulandari, Lilik
Agustina R, L. Agustin dan S. Priyadi. 2020. Maskulah, Mohamad Zainuri dan
Validasi Metode Analisa Total Kunarso. 2021. Kandungan Pencemar
Flavonoid Content Menggunakan Deterjen Kualitas Air di Perairan

163
JURNAL KIMIA (JOURNAL OF CHEMISTRY) 17 (2), JULI 2023: 158 - 164

Muara Sungai Tapak Semarang. Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi.


Indonesian Journal of Oceanography. Deepublish, Yogyakarta
3(01) Suastuti, N G A M D A, N Simpen dan N
Lufiana Q, Moh. Syaiful Arief, Aman Sentosa Ayumi. 2015. Efektifitas Penurunan
Pangabean. 2020. Verifikasi Metode Kadar Surfaktan Linier Alkil Sulfonat
Penentuan Fosfat (PO43-) Pada Air (LAS) dan COD dari Limbah Cair
Limbah Domestik Menggunakan Domestik dengan Metode Lumpur
Metode Asam Askorbat dengan Aktif. Jurnal Kimia. 9(1): 86-92
Spektrofotometer UV-Vis. Global Sukmawati, S. Sudewi dan J Pontoh. 2018.
Conferences Series: Science and Optimasi dan Validasi Analisis Dalam
Technology (GCSST). 5: 125-129 Penentuan Kandungan Total Flavonoid
Paiki, K., Kalor, J. D., Indrayani, E., & Dimara, pada Ekstrak Daun Gedi Hijau
L. (2018). Distribusi Kelimpahan dan (Abelmoscus Manihot L) yang Diukur
Keanekaragaman Zooplankton di Menggunakan Spektrofotometer UV-
Perairan Pesisir Yapen Timur, Papua. Vis. Jurnal Ilmiah Farmasi-Unsrat. 7
Maspari Journal, 10(2):199–205 (3): 32-14
Panggabean, A.S., Pasaribu, S., Bohari dan Sumarno, D. dan Kusumaningtyas, D. I. 2018.
Nurhasanah. 2014. Preconsentration of Penentuan Limit Deteksi dan Limit
Chromium (IV) at Trace Levels Using Kuantisasi Untuk Analisis Logam
Acid Alumina Resin with Coloum Timbal (Pb) dalam Air Tawar
Method, Indonesian Journal of Menggunakan Alat Spektrofotometer
Chemistry. 14(1): 51 - 56 Serapan Atom. Buletin Teknik
Panggabean, A.S., Widyastuti T., dan Litkayasa. 16(1): 7-11
Hindryawati N., 2019. Validasi Metode Sutamiharja, R. T. M, Azizah M, dan Hardini
Penentuan Benzena, Tuluena dan Y. 2018. Studi Dinamika Senyawa
Xilena pada Sampel Udara dan Tanah Fosfat Dalam Kualitas Air Sungai
Menggunakan Kromatografi Gas. Ciliwung Hulu Kota Bogor. Jurnal
Alchemy Jurnal Penelitian Kimia. Sain Natural Universitas Nusa Bangsa.
15(2),: 177-189 8(1): 43-49
Patty, S. I., & Akbar, N. (2019). Sebaran Torowati dan B. S. Galuh. 2014. Penentuan
Horizontal Fosfat, Nitrat dan Oksigen Limit Deteksi dan Kuantisasi Alat
Terlarut di Perairan Pantai Bolaang Titrasi Potensiometri untuk Analisis
Mongondow, Sulawesi Utara. Jurnal Uranium. Pusat Teknologi Bahan
Ilmu Kelautan Kepulauan, 2(1): 13–21. Bakar Nuklir Kawasan Puspitek,
Purba, S., Perwira I. Y., dan Pebriani D. A. A. Serpong
2021. Profil Nutrien Nitrat dan Fosfat Wulandari N., Perwira I. M. dan Ernawati N.M.
pada Air Sungai Jangga, Karangasem, 2021. Profil Kandungan Fosfat pada
Bali. Current Trends in Aquatic Daerah Air Sungai (DAS) Tukad
Science. 4(2):180-185 Ayung, Bali. Current Trends in Aquatic
Purnama, P. dan Kusumaningtyas, D. I. 2013. Science. IV(2): 108-115
Penentuan Batas Deteksi (LOD) dan Yuliani R., Purwanti E dan Pantiwati Y. 2015.
Batas Kuantisasi (LOQ) Pada Pengaruh Limbah Detergen Industri
Pengukuran Fosfat (PO4-P) dalam Air Laundry terhadap Mortalitas dan
Tawar dengan Metode Asam Askorbat. Indeks Fisiologi Ikan Nila
BTL. 11(1): 71 - 75 (Oreochromis niloticus). Seminar
Riyanto, 2014. Validasi & Verifikasi Metode Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP
Uji Sesuai dengan ISO/IEC 17025 UNS. 822-828

164

Anda mungkin juga menyukai