Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM AOMK TAHUN 2020

PERCOBAAN Minggu III ( Penetapan Kadar Formalin dalam Sirup Mie )

Disusun Oleh

Nama : Rahmat Qifari Nasrun


Kelas : VIIA
Golongan : III
Kelompok :5
Hari Praktikum : Selasa
Dosen Pembimbing : Dr. apt. Any Guntarti, M.Sc

LABORATORIUM KIMIA ANALISIS


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2020
TUJUAN

1. Mengetahui sampel mie yang digunakan terdapat kandungan formalin atau tidak.

2. Mengetahui standar mutu.

DASAR TEORI

Mie merupakan makanan yang banyak digemari karena rasanya enak, harganya murah, d
an mudah dalam pengolahannya. Dalam ebook dari tekhnologo pangan populer, mie berdasarkan
kadar air dan tahap pengolahan dibedakan menjadi mie mentah / segar, mie basah, mie kering, m
ie goreng, dan mie instan.

Salah satu upaya untuk meningkatkan daya tahan mie adalah dengan menambahkan baha
n pengawet. Pada kenyataannya masih banyak dijumpai pengawet pada mie yang tidak boleh
digunakan yaitu formalin. Berdasarkan hasil penelitian totriatmodjo dan Rusli ( 2006 ), sampel
yang diambil disekitar Universitas Tarunanegara Kota Jakarta diperoleh 4 sampel mie yang
mengandung formalin sebesar 5.57mg/kg . Mie yang mengandung formalin memiliki ciri-ciri
yaitu tampak mengkilat, kenyal, tidak mudah putus, tidak lengket, beraroma seperti obat,dan
tidak mudah busuk meskipun disimpan dalam waktu yang cukup lama ( Yulianti,2020 )

Formalin merupakan bahan kimia berbahaya karena bersifat karsinogen dan mutagenik
yaitu dapat menyebabkan perubahan sel dan jaringan tubuh, selain itu juga korosif dan iritatif.
Uap formalin sangat berbahaya jika dihirup pada saluran pernafasan dan sangat iritatif jika
tertelan ( Yulianti,2020 ). Berdasarkan Permenkes No. 33 Tahun 2012 menyatakan bahwa
formalin dilarang digunakan dalam bahan tambahan pangan.

Formalin merupakan cairan tidak berwarna dan baunya sangat menusuk, uap merangsang
selaput lendir hidung dn tenggorokan. Jika disimpan ditempat dingin dapat menjadi keruh.
Kelarutan formalin yaitu yaitu dapat dicampur dengan air dan etanol 95% pekat ( Anonim,1979
).

Berat molekul formalin adalah 30.03 dengan rumus molekul HCOH. Karena kecilnya
molekul ini memudahkan absorbsi dan distribusinya didalam tubuh. Gugus karbonil yang
dimilikinya sangat sangat aktif, dapat bereaksi dengan dengan gugus –NH2 dari protein yang ada
pada tubuh membentuk senyawa yang mengendap ( Harmita, 2006 )

Struktur Formalin :

Larutan formaldehida / formalin mengandung formaldehid dan metanol sebagai


stabilisator. Kadar formalin ( CH2O ) tidak kurang dari 34.0% dan tidak lebih dari 38.0%
( Anonim, 1979 ). Menurut FI Edisi III tahun 1979 larutan formalin dapat disimpan dalam
wadahtertutup baik, terlindung dari cahaya, sebaiknya pada suhu diatas 20oC.

Penetapan kadar formalin dalam bahan makanan dapat dilakukan dengan beberapa
metode analisi diantaranya :

Titrasi Asam-Basa

Prinsip kerja titrasi asam basa adalah netralisasi. Kelebihan metode ini
diantaranya dalahmudah / sederhana, murah, mampu memberikan ketepatan atau presisi yang
tinggi. Berdasarkan FI edisi III ( 1979 ) penetapan kadar larutan formalin menggunakan metode
alkalimetri, namun metode ini memiliki kekurangan diataranya selktifitas dan sensifitas yang
kurang optimal.

KCKT ( Kromatografi Cair Kinerja Tinggi )

Prinsip kerja KCKT ( HPLC ) adalah pemisahan komponen analit berdasarkan


kepolarannya. Kelebihan metode ini yaitu selektif dan sensitif. Namun anlisis dengan KCKT
memerlukan instrumen yang relativ mahal dan rumit. Selain itu dibutuhkan devaritisasi
menggunakan zat penderivat yang mahal.

Spektrofotometri UV-Vis ( Kolorimetri )

Prinsip kerja spektrofotometri uv – vis adalah interaksi yang terjadi antaraenergi yang
berupa sinar monokromatis yang berasal dari sumber sinar yang berupa molekul. Kelebihan
metode ini adalah selektif dan sensitif memiliki presisi tinggi dan cukup sederhana / mudah.
Kekurangan metode ini adalah membutuhkan waktu yang cukup lama saat dianalisis.

ALAT DAN BAHAN

1. ALAT

 Spektrofotometer UV-Vis

 Termometer

 Neraca Analitik

 Labu Ukur

 Gelas Ukur

 Beaker Glass

 Erlenmeyer

 Kaca Arloji

 Pipet Tetes

 Kuvet

 Batang Pengaduk

 Pipet Volume

 Pipet Ukur

 Penangas Air

 Blender
2. BAHAN

 Larutan Formalin 37%

 Mie

 Asetilaseton glasial

 Amonium Asetat

 Asam Fosfat

 NaOH

 H2SO4

 Indikator PP

 Indikator Metil red

 Indikator Timol Ftalein

 Aquadest

D. Prosedur Kerja

Pembuatan Reagen Nash

Reagen Nash dibuat berdasarkan prosedur yang terdapat pada SNI 15014184-2 : 2015, yaitu :

Larutan ammonium asetat sebanyak 150 gram dalam 700 ml air. Ditambahkan 3 ml asam asetat
glasial dan 2 ml asetil aseton. Pindahkan dalam labu ukur 1000 ml. Encerkan dengan aquadest
hingga tepat tanda batas. Simpan terlebih dahulu dalam botol gelap selama 12 jam sebelum
digunakan.

Preparasi untuk analisis formalin dalam sampel

Sampel masing - masing ditimbang sebanyak 5 gram Masukkan kedalam erlenmayer dan
tambahkan aquadest 40 ml dan H3PO4 10 ml Erlenmeyer ditutup dengan aluminum foil
untuk mencegak uap formalin keluar Panaskan selama 1 jam pada suhu 40 C kurang
lebih 2 C sambil dikocok selama 1 menit tiap 5 menit Dinginkan, Saring ( Replikasi 3 x ).

Analisis Kualitatif

Ambil 5 ml filtrat, masukkan dalam tabung reaksi Tambahkan 5 ml pereaksi Nash,


panaskan dalam penangas air pada suhu 40oC selama 30 menit Dinginkan selama 30 menit,
amati perubahan warna yang terjadi Hasil mengandung formalin ditunjukkan dengan
terbentuknya warna kuning. ( Yulianti, 2020 )

Analisis Kuantitatif

Penentuan Panjang Gelombang Maksimum

Analisis kandungan formalin dengan metode asam kromatropot memberikan hasil warna ungu
tua atau violet. Berdasarkan referensi, panjang gelombang formalin antara 560-580 nm
( Budiarti,2009 )

Pencarian OT ( Operating Time )

Tujuan pencarian OT adalah mengetahui jangka waktu pengukuran yang stabil. Dibuat suatu
kurva hubungan antara waktu dan absorbansi ( Gandjar,2000). Pencarian OT diukur pada lamda
maks yang diperoleh , serapan diukur tiap 1 menit sekali ( Budiarti,2009 ).

Penetapan Kadar Formalin

Kurva baku larutan formalin dibuat dengan tujuh konsentrasi yaitu 1 mg/L ; 2 mg / L ; 4 mg/L ; 6
mg/L ; 8 mg/L ; 10 mg/L dan 16 mg/L Masing - masing dipipet 0.1 ml ; 0.2 ml ; 0.4 ; 0.6
ml ; 0.8 ml ; 1 ml; 1.6 ml Tambahkan 4 ml reagen Nash dan aquadest ad 10 ml
Inkubasi selama 20 menit pada suhu 370C ukur absorbansi pada lamda maks, konsentrasi
dan hasil absorbansi formalin digunakan untuk pembuatan kurva standar Kurva standar
dibuat dengan persamaan y = bx + a ( Krisnawati M, 2018 ).

Anda mungkin juga menyukai