Disusun Oleh
1. Mengetahui sampel mie yang digunakan terdapat kandungan formalin atau tidak.
DASAR TEORI
Mie merupakan makanan yang banyak digemari karena rasanya enak, harganya murah, d
an mudah dalam pengolahannya. Dalam ebook dari tekhnologo pangan populer, mie berdasarkan
kadar air dan tahap pengolahan dibedakan menjadi mie mentah / segar, mie basah, mie kering, m
ie goreng, dan mie instan.
Salah satu upaya untuk meningkatkan daya tahan mie adalah dengan menambahkan baha
n pengawet. Pada kenyataannya masih banyak dijumpai pengawet pada mie yang tidak boleh
digunakan yaitu formalin. Berdasarkan hasil penelitian totriatmodjo dan Rusli ( 2006 ), sampel
yang diambil disekitar Universitas Tarunanegara Kota Jakarta diperoleh 4 sampel mie yang
mengandung formalin sebesar 5.57mg/kg . Mie yang mengandung formalin memiliki ciri-ciri
yaitu tampak mengkilat, kenyal, tidak mudah putus, tidak lengket, beraroma seperti obat,dan
tidak mudah busuk meskipun disimpan dalam waktu yang cukup lama ( Yulianti,2020 )
Formalin merupakan bahan kimia berbahaya karena bersifat karsinogen dan mutagenik
yaitu dapat menyebabkan perubahan sel dan jaringan tubuh, selain itu juga korosif dan iritatif.
Uap formalin sangat berbahaya jika dihirup pada saluran pernafasan dan sangat iritatif jika
tertelan ( Yulianti,2020 ). Berdasarkan Permenkes No. 33 Tahun 2012 menyatakan bahwa
formalin dilarang digunakan dalam bahan tambahan pangan.
Formalin merupakan cairan tidak berwarna dan baunya sangat menusuk, uap merangsang
selaput lendir hidung dn tenggorokan. Jika disimpan ditempat dingin dapat menjadi keruh.
Kelarutan formalin yaitu yaitu dapat dicampur dengan air dan etanol 95% pekat ( Anonim,1979
).
Berat molekul formalin adalah 30.03 dengan rumus molekul HCOH. Karena kecilnya
molekul ini memudahkan absorbsi dan distribusinya didalam tubuh. Gugus karbonil yang
dimilikinya sangat sangat aktif, dapat bereaksi dengan dengan gugus –NH2 dari protein yang ada
pada tubuh membentuk senyawa yang mengendap ( Harmita, 2006 )
Struktur Formalin :
Penetapan kadar formalin dalam bahan makanan dapat dilakukan dengan beberapa
metode analisi diantaranya :
Titrasi Asam-Basa
Prinsip kerja titrasi asam basa adalah netralisasi. Kelebihan metode ini
diantaranya dalahmudah / sederhana, murah, mampu memberikan ketepatan atau presisi yang
tinggi. Berdasarkan FI edisi III ( 1979 ) penetapan kadar larutan formalin menggunakan metode
alkalimetri, namun metode ini memiliki kekurangan diataranya selktifitas dan sensifitas yang
kurang optimal.
Prinsip kerja spektrofotometri uv – vis adalah interaksi yang terjadi antaraenergi yang
berupa sinar monokromatis yang berasal dari sumber sinar yang berupa molekul. Kelebihan
metode ini adalah selektif dan sensitif memiliki presisi tinggi dan cukup sederhana / mudah.
Kekurangan metode ini adalah membutuhkan waktu yang cukup lama saat dianalisis.
1. ALAT
Spektrofotometer UV-Vis
Termometer
Neraca Analitik
Labu Ukur
Gelas Ukur
Beaker Glass
Erlenmeyer
Kaca Arloji
Pipet Tetes
Kuvet
Batang Pengaduk
Pipet Volume
Pipet Ukur
Penangas Air
Blender
2. BAHAN
Mie
Asetilaseton glasial
Amonium Asetat
Asam Fosfat
NaOH
H2SO4
Indikator PP
Aquadest
D. Prosedur Kerja
Reagen Nash dibuat berdasarkan prosedur yang terdapat pada SNI 15014184-2 : 2015, yaitu :
Larutan ammonium asetat sebanyak 150 gram dalam 700 ml air. Ditambahkan 3 ml asam asetat
glasial dan 2 ml asetil aseton. Pindahkan dalam labu ukur 1000 ml. Encerkan dengan aquadest
hingga tepat tanda batas. Simpan terlebih dahulu dalam botol gelap selama 12 jam sebelum
digunakan.
Sampel masing - masing ditimbang sebanyak 5 gram Masukkan kedalam erlenmayer dan
tambahkan aquadest 40 ml dan H3PO4 10 ml Erlenmeyer ditutup dengan aluminum foil
untuk mencegak uap formalin keluar Panaskan selama 1 jam pada suhu 40 C kurang
lebih 2 C sambil dikocok selama 1 menit tiap 5 menit Dinginkan, Saring ( Replikasi 3 x ).
Analisis Kualitatif
Analisis Kuantitatif
Analisis kandungan formalin dengan metode asam kromatropot memberikan hasil warna ungu
tua atau violet. Berdasarkan referensi, panjang gelombang formalin antara 560-580 nm
( Budiarti,2009 )
Tujuan pencarian OT adalah mengetahui jangka waktu pengukuran yang stabil. Dibuat suatu
kurva hubungan antara waktu dan absorbansi ( Gandjar,2000). Pencarian OT diukur pada lamda
maks yang diperoleh , serapan diukur tiap 1 menit sekali ( Budiarti,2009 ).
Kurva baku larutan formalin dibuat dengan tujuh konsentrasi yaitu 1 mg/L ; 2 mg / L ; 4 mg/L ; 6
mg/L ; 8 mg/L ; 10 mg/L dan 16 mg/L Masing - masing dipipet 0.1 ml ; 0.2 ml ; 0.4 ; 0.6
ml ; 0.8 ml ; 1 ml; 1.6 ml Tambahkan 4 ml reagen Nash dan aquadest ad 10 ml
Inkubasi selama 20 menit pada suhu 370C ukur absorbansi pada lamda maks, konsentrasi
dan hasil absorbansi formalin digunakan untuk pembuatan kurva standar Kurva standar
dibuat dengan persamaan y = bx + a ( Krisnawati M, 2018 ).