Anda di halaman 1dari 27

DIABETES MELITUS

Eka Prasasti Clearinsyah


Pendahuluan

Penyakit diabetes terdapat pada sekitar 1


wanita usia reproduksi dan 12% diantaranya
akan menderita diabetes gestasional. Diabetes
melitus (DM) merupakan suatu kelompok
penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah)
yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin atau keduanya.
Pengertian

Diabetes mellitus adalah penyakit kronis yang


kompleks yang mengakibatkan gangguan
metabolisme karbohidrat, protein, lemak dan
berkembang menjadi komplikasi makrovaskuler,
mikrovaskuler dan neurologis. (Barbara C. Long)
Diabetes mellitus adalah suatu penyakit kronis
yang menimbulkan gangguan multi sistem dan
mempunyai karakteristik hyperglikemia yang
disebabkan defisiensi insulin atau kerja insulin
yang tidak adekuat. (Brunner dan Sudart)
Pengertian

Diabetes mellitus adalah keadaan


hyperglikemia kronis yang disebabkan oleh faktor
lingkungan dan keturunan secara bersama-sama,
mempunyai karakteristik hyperglikemia kronis
tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikontrol
(WHO).
Diabetes mellitus adalah kumpulan gejala yang
timbul pada seseorang akibat peningkatan kadar
glukosa darah yang disebabkan oleh kekurangan
insulin baik absolut maupun relatif (Suyono,
2002).
Etiologi

Genetik Non Genetik


Riwayat keluarga dgn DM Infeksi

Nutrisi

Hormonal sindrom cushing

Stress
Klasifikasi

Berdasarkan klasifikasi dari WHO (1985) dibagi


beberapa type yaitu :

a.Diabetes mellitus type insulin, Insulin


Dependen diabetes mellitus (IDDM) yang dahulu
dikenal dengan nama Juvenil Onset diabetes
(JOD), klien tergantung pada pemberian insulin
untuk mencegah terjadinya ketoasidosis dan
mempertahankan hidup. Biasanya pada anak-
anak atau usia muda dapat disebabkan karena
keturunan.
Klasifikasi

b.Diabetes mellitus type II, Non Insulin Dependen


diabetes mellitus (NIDDM), yang dahulu dikenal
dengan nama Maturity Onset diabetes (MOD)
terbagi dua yaitu :
1.)Non obesitas
2.)Obesitas
Disebabkan karena kurangnya produksi insulin
dari sel beta pankreas, tetapi biasanya resistensi
aksi insulin pada jaringan perifer.
Biasanya terjadi pada orang tua (umur lebih 40
tahun) atau anak dengan obesitas.
Klasifikasi

c.Diabetes mellitus type lain


1.)diabetes oleh beberapa sebab seperti kelainan
pankreas, kelainan hormonal, diabetes karena
obat/zat kimia, kelainan reseptor insulin, kelainan
genetik dan lain-lain.
2.)Obat-obat yang dapat menyebabkan
hIperglikemia antara lain :
Furosemid, thyasida diuretic glukortikoid,
dilanting dan asam hidotinik
3.)diabetes Gestasional (diabetes kehamilan)
intoleransi glukosa selama kehamilan, tidak
dikelompokkan kedalam NIDDM pada
pertengahan kehamilan meningkat sekresi
hormon pertumbuhan dan hormon chorionik
somatomamotropin (HCS). Hormon ini meningkat
untuk mensuplai asam amino dan glukosa ke
fetus.
Patofisiologi

Sebagian besar patologi diabetes mellitus


dapat dikaitkan dengan satu dari tiga efek
utama kekurangan insulin sebagai berikut :
(1) Pengurangan penggunaan glukosa oleh
sel-sel tubuh, dengan akibat peningkatan
konsentrasi glukosa darah setinggi 300
sampai 1200 mg/hari/100 ml.
(2) Peningkatan mobilisasi lemak dari
daerah-daerah penyimpanan lemak,
menyebabkan kelainan metabolisme
lemak maupun pengendapan lipid pada
dinding vaskuler yang mengakibatkan
aterosklerosis.
(3) Pengurangan protein dalam jaringan
tubuh.
Gambaran Klinik

a. Poliuri
b. Polidipsi
c. Polipagi
d. Berat badan menurun, lemas,
lekas lelah, tenaga kurang.
e. Mata kabur
Diagnosis

Diagnosis diabetes mellitus


umumnya dipikirkan dengan
adanya gejala khas diabetes
mellitus berupa poliuria, polidipsi,
poliphagia, lemas dan berat badan
menurun. Jika keluhan dan gejala
khas ditemukan dan pemeriksaan
glukosa darah sewaktu yang lebih
216 mg/dl sudah cukup untuk
menegakkan diagnosa
Pengkajian

a.Aktivitas dan istirahat


b.Sirkulasi
c.Eliminasi
d.Nutrisi
e.Neurosensori
f.Nyeri
g.Respirasi
h.Keamanan
i.Seksualitas
Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan pengkajian data


keperawatan yang sering terjadi
berdasarkan teori, maka diagnosa
keperawatan yang mungkin muncul pada
klien diabetes mellitus yaitu :
a.Kekurangan volume cairan tubuh
berhubungan dengan diuresis osmotik.
b.Perubahan status nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakcukupan insulin, penurunan
masukan oral.
c.Resiko infeksi berhubungan dengan
hyperglikemia.
d.Resiko tinggi terhadap perubahan
persepsi sensori berhubungan dengan
ketidakseimbangan glukosa/insulin dan
atau elektrolit.
e.Kelelahan berhubungan dengan
penurunan produksi energi metabolik.
f.Ketidakberdayaan berhubungan
dengan penyakit jangka
panjang/progresif yang tidak dapat
diobati, ketergantungan pada orang lain.
g.Kurang pengetahuan tentang penyakit,
prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kurangnya
pemajanan/mengingat, kesalahan
interpretasi informasi.
LANGKAH LANGKAH YANG PERLU
DILAKUKAN PADA PENGELOLAAN PASIEN
DM (Konsensus Perkeni, 2002)

Anamnesa dan pemeriksaan fisik


lengkap
Evaluasi medis khusus diabetes pada
pertemuan awal
Anamnesis keluhan hiperglikemi dan
komplikasi
Pemeriksaan fisik tiap kali pertemuan :
TB,BB, TD (diperiksa pada posisi tidur dan
duduk)
Tanda neuropati
Mata
Keadaan kaki (termasuk rabaan nadi kaki) kulit
dan kuku
Laboratorium :
Hb, leukosit, LED
GDP dan GPP
Urinalisis rutin
Pilar Pengelolaan DM

1. Edukasi
2. Perencanaan makan
3. Latihan Jasmani
4. Intervensi farmakologis
1. EDUKASI

Pendekatan tim (perawat edukator diabetes,


dokter, ahli gizi, podiatris, psikiatris dan pekerja
sosial)
Komunikasi tim yang baik diperlukan untuk
mencegah kebingungan pasien
Salah satu metode edukasi tim: Burger
Materi Edukasi:
Pengetahuan tentang patofisiologi DM
Komplikasi dan pencegahan komplikasi
Diet
Olah raga
OHO (obat hipoglikemik oral) dan insulin (termasuk
cara penyuntikan insulin)
Perawatan kaki
Follow up care
Penanganan hipo dan hiperglikemi
PGDM (Pemeriksaan Gula Darah Mandiri)
Perawatan diri dikala sakit
Melakukan perjalanan jauh
2. PERENCANAAN
MAKAN

Merupakan salah satu pilar penanganan pasien DM


tipe
Prinsip:
Harus disesuaikan dengan kebiasaan tiap individu
Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, stutus
gizi, umur, ada tidaknya stress akut, dan kegiatan
jasmani
Jumlah kalori yang masuk lebih penting dari pada jenis
asal kalori
Menghitung kebutuhan kalori dengan
menggunakan:
Rumus Broca (yang dipakai di klinik)
BBI=(TB-100)-10%
Status gizi:
BB kurang BB<90%BBI
BB normal BB90-
110%BBI
BB lebih BB110-
120%BBI
BB gemuk BB>120% BBi
IMT (Index Massa Tubuh)
PERENCANAAN MAKAN

Contoh perhitungan Kalori dengan rumus


Broca:
BBI=(TB-100)-10% dikalikan dengan
kebutuhan kalori untuk metabolisme basal
(30kkal/kgBB untuk pria;24 kkal/kgBB untuk
wanita)
Penambahan:
10-30% aktifitas

20% stress akut

Koreksi bila gemuk

Makanan dibagi atas 3 porsi besar: pagi (20%),


siang(30%), sore (25%) dan sisa untuk snack
diantara makan pagi siang dan siang-sore.
Selanjutnya perubahan disesuaikan dengan
pola makan pasien.
Standar yang dianjurkan untuk komposisi
makanan:
KH 60-70%
Protein 10-15%
Lemak 20-25%
PERENCANAAN MAKAN

KH diklasifikasikan berdasarkan efeknya


terhadap peningkatan glukosa (Index
glikemik):
Lambat (a.l. roti whole grain, nasi, kentang,
cereal, apel)
Sedang
Cepat
Untuk mencegah peningkatkan glukosa
secara cepat maka dipilih makanan dengan
index glikemik lambat
Gula murni tidak perlu dihindari
3. LATIHAN JASMANI

Manfaat olah raga bagi pasien DM:


Meningkatkan kontrol GD
Menurunkan resiko penyakit KV, jika dilakukan
minimal 30 menit,3-4kali/minggu sampai HR
mencapai 220-umur/menit
Menurunkan BB
Menimbulkan kegembiraan
Sebelum melakukan olah raga, pasien DM:
Melakukan evaluasi medis
Diidentifikasi kemungkinan adanya masalah
mikro dan makroangiopati yang akan bertambah
buruk dengan olah raga
Jenis olah raga:
Rekreasional maupun profesional sport boleh
dilakukan oleh pasien DM
Hindari olah raga dengan kontak tubuh
Informasi yang perlu disampaikan pada
pasien
Cek gula darah sebelum olah raga, cek apakah
butuh tambahan glukosa
LATIHAN JASMANI

Hindari dehidarasi
Diperlukan teman selama berolah raga
Pakai selalu tanda pengenal sebagai
diabetisi
Selalu bawa makanan sumber glukosa
cepat:permen, jely
Makan snack sebelum mulai
Jangan olah raga jika merasa tak enak
badan
Gunakan alas kaki yang baik
PENANGANAN DM DENGAN
KOMPLIKASI

DIABETES DAN HIPERTENSI


Indikasi pengobatan: TD sistolik lebih atau
sama dengan 130mmHg dan TD diastolik lebih
sama dengan 90mmHg
Pengelolaan
Non farmakologis: modifikasi gaya hidup.
Menurunkan BB, OR, menghendtikan rokok
dan mengurangi konsumsi garam
Farmakologis:
Hal yang perlu diperhatikan dalam
memilih OAH (Obat Anti Hipertensi)):
Pengaruh OAH pada profil lipid

Pengaruh OAH pada metabolisme


glukosa
Pengaruh OAH terhadap resisensi
insulin
Pengaruh OAH terhadap
hipoglikemi
PENANGANAN DM DENGAN
KOMPLIKASI

Obat Anti Hipertensi yang dianjurkan:


Penghambat ACE (memperbaiki
mikroalbuminuria)
Penyekat reseptor angiotensin II
Penyekat reseptor beta, selektif, dosis
rendah
Diuretik dosis rendah (dalam jangka
panjang memperburuk toleransi glukosa)
Penghambat alfa
Antagonis kalsium golongan non
dihidropiridin
PENANGANAN DM DENGAN
KOMPLIKASI

Nefropati Diabetik
Diagnosis: jika terdapat kadar albumin urin
lebih atau sama dengan 30mg pada 2-3
kali pemeriksaan dalam jangka waktu 3-6
bulan tanpa penyebab albuminuria lain
(aktivitas fisik berat, ISK, gagal jantung,
hipertensi berat, demam tinggi)
Penatalaksanaan:
Kendalikan gd
Kendaikan TD
Diet protein 0.8gr/hr
Libatkan ahli nefrologi jika serum kreatinin
telah mencapai lebih atau sama dengan
2.0mg/dl
PENANGANAN DM DENGAN
KOMPLIKASI

DM DENGAN GANGGUAN
FUNGSI EREKSI
DE (Disfungsi Ereksi) akibat dari
neuropati otonom, angiopati dan
problem psikis
DE sumber kecemasan tapi jarang
disampaikan pasien tanyakan pada
saat pengkajian
Diagnosis DE menggunakan
International Index of Erectil Function.
Pengobatan lini pertama: terapi
psikoseksual, obat oral (sildenafil)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai