Anda di halaman 1dari 17

Riwayat Alamiah

Penyakit Obesitas
Velina Mawadah P. 101811233049
Fedora Micheala T. 101811233060
Theresia C. K. 101811233071
Yovicristy Latersia 101811233081
Riwayat Alamiah Penyakit
Riwayat alamiah penyakit (Natural History of Disease)
adalah perkembangan suatu penyakit tanpa adanya campur
tangan medis atau bentuk intervensi lainnya sehingga suatu
penyakit berlangsung secara natural
AGENT
 Tingginya asupan
lemak

ENVIRONMENT
OBESITA
HOST  Konsumsi cepat
S
 Genetik (riwayat saji (fast food)
obesitas  Aktivitas fisik
orangtua)  Kebiasaan
 Jenis kelamin
sarapan
 Pengaruh
 Tingginya asupan
emosional
 Kerusakan energi & protein
bagian otak  Rendahnya
asupan serat
 
 Lingkungan
 
Riwayat Alamiah Penyakit Obesitas
Diagnosis Batasan Penyakit
Obesitas
Diagnosis Batasan Penyakit
Obesitas
• A: onset biologis penyakit, yaitu kelebihan kalori yang memicu
kenaikan berat badan akibat interaksi antara host – agent –
environment (HAE).
• P: bukti patologis penyakit, dapat dilihat dari hasil
pengukuran antropometri (IMT > 23,5; lingkar perut > 90
untuk pria, > 80 untuk wanita; BB/PB atau BB/TB serta IMT/U
> 2 SD untuk balita) dan pengukuran biokimia (LDL ≥ 130
mg/dl; HDL ≥ 45 mg/dl untuk wanita dan ≥ 35 mg/dl untuk
pria; TG ≥ 200 mg/dl).
Diagnosis Batasan Penyakit
Obesitas
• S: tanda dan gejala penyakit, dapat berupa wajah membulat, pipi
tembem, dagu rangkap, leher relatif pendek, dada yang membusung
dengan payudara membesar, perut membuncit disertai dinding perut
yang berlipat-lipat, tungkai umumnya berbentuk X, penis tampak kecil
(pada anak), sleep apnea, timbulnya perkembangan seks sekunder < 9
tahun pada anak laki-laki atau < 8 tahun pada anak perempuan,
peningkatan tekanan darah, asma.
• M: butuh pertolongan kesehatan dengan pergi ke pelayanan
kesehatan, dilakukan penegakan diagnosis, pemeriksaan endokrin,
pemeriksaan resistensi insulin, dan pemeriksaan lain yang diperlukan.
Diagnosis Batasan Penyakit
Obesitas
• D: diagnosis, dilihat dari pengukuran antropometri (25 < IMT
< 29,9 = Obesitas I; IMT ≥ 30 Obesitas II), dan pengukuran
biokimia (LDL ≥ 160 mg/dl; HDL ≥ 45 mg/dl untuk wanita dan
≥ 35 mg/dl untuk pria; TG ≥ 200 mg/dl).
• T: pengobatan, dapat dilakukan dengan melakukan lifestyle
modification, menerapkan diet rendah kalori atau diet lain
sesuai keadaan, peningkatan aktivitas fisik, liposuction, serta
operasi seperti gastric bypass, gastroplasty, gastric banding,
the sleeve gastrectomy, atau bariatric surgery bila diperlukan.
Diagnosis Batasan Penyakit Obesitas

Outcome: terdapat 4 kemungkinan; sembuh sempurna,


sembuh dengan mengalami penyakit lain atau komplikasi
(hipertensi, diabetes), sembuh dengan kecacatan (kecacatan
akibat operasi/liposuction), atau meninggal.
Fase Penyakit Obesitas
• Fase Preklinis
1. Fase ini dimulai ketika terdapat kelebihan kalori di dalam tubuh sebagai
akibat dari interaksi terus-menerus antara host, agent, dan environment.
2. Kelebihan kalori yang terjadi terus-menerus akan meningkatkan jaringan
lemak dalam tubuh sebagai bentuk penyimpanan energi yang tidak
digunakan dan memicu peningkatan berat badan.
3. Peningkatan berat badan dapat dipantau melalui pengukuran
antropometri dan profil lipida darah (dapat dilihat melaui pemeriksaan
biokimia).
Fase Penyakit Obesitas
• Fase Klinis
1. Fase klinis dimulai dengan dibutuhkannya pertolongan
tenaga medis atau pelayanan kesehatan untuk
mengetahui kepastian dari penyakit yang diderita dari
gejala yang dialami.
2. Dilakukan penegakan diagnosis untuk mempercepat
pengobatan atau terapi yang dibutuhkan untuk fase
outcome yang diharapkan, yaitu kesembuhan.
Pencegahan Primer
• Dilaksanakan pada tahap prepathogenesis – stage of
susceptibility
• Tujuannya untuk mengadakan intervensi sebelum
terjadinya perubahan pathologis pada host, misalnya
menjauhkan manusia dari kontak dengan agent
Pencegahan Primer
• Usaha yang dilakukan: promosi kesehatan
1. melakukan promosi kesehatan mengenai pola hidup sehat pada
remaja beserta orang tua
2. melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit sehari
3. memberikan pengetahuan lebih kepada orang tua tentang
pemilihan makanan sehat karena orang tua merupakan role model
bagi anak
4. memberikan dorongan untuk mengurangi konsumsi makanan manis
dan berkalori tinggi
Pencegahan Sekunder
• Tujuan untuk menyembuhakan atau menghentikan proses
penyakit, mencegah penyakit menular, mencegah
komplikasi dan gejala sisa serta memperpendek masa
disabilitas
Pencegahan Sekunder
• Usaha yang dilakukan: diagnosis dini dan pengobatan
segera
1. Melakukan pengukuran IMT
2. Penilaian secara visual dan anamnesa melalui pola
makan dan aktivitas fisik
3. Rutin berkunjung ke posyandu bgi ibu yang memiliki
balita
4. Menyediakan timbangan di rumah
Pencegahan Tersier
• Tujuan untuk mencegah pengembangan penyakit ke arah
berbagai akibat penyakit yang lebih buruk
• Biasanya dilakukan oleh dokter dan profesi kesehatan
• Tata laksana obesitas dapat dilakukan dengan pengaturan
diet dan mengubah pola hidup menjadi sehat
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai