Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN

SISTEM PENCERNAAN AKIBAT OBESITAS PADA LANSIA

A. Konsep Penyakit
1. Definisi
Kata obesitas berasal dari bahasa latin yaitu obesus, obedere yang
artinya gemuk atau kegemukan. Obesitas merupakan suatu kelainan
atau penyakit yang ditandai dengan penimbunan jaringan lemak tubuh
secara berlebihan. Menurut World Health Organization (WHO) 2006,
obesitas disefinisikan sebagai kumpulan lemak berlebih yang dapat
mengganggu kesehatan dengan Body Mass Index (BMI) ≥30kg/m2.
Obesitas yaitu kegemukan atau kelebihan berat badan yang
melampaui berat badan normal, merupakan salah satu faktor risiko bagi
timbulnya beberapa penyakit tertentu yang kadang-kadang berakibat
fatal jika tidak ditanggulangi secara dini (Misnadirly, 2007).
Jadi dapat disimpulkan bahwa obesitas merupakan penyakit yang
ditandai dengan penimbunan lemak sehingga menyebabkan kelebihan
berat badan yang bisa menjadi faktor risiko untuk terkena penyakit.
2. Etiologi
Obesitas disebabkan karena pola konsumsi yang berlebihan terutama
makanan yang banyak mengandung lemak, protein, dan karbohidrat
yang tidak sesuai dengan kebutuhan. Kegemukan biasanya terjadi sejak
usia muda, bahkan sejak anak-anak. Proses metabolisme menurun pada
lansia bila tidak diimbangi dengan peningkatan aktivitas fisik atau
penurunan jumlah makanan, maka kalori yang berlebih akan diubah
menjadi lemak yang mengakibatkan kegemukan.
3. Patofisiologi
Makanan yang adekuat, yang di sertai dengan ketidak seimbangan
antara intake dan out put yang keluar – masuk dalam tubuh akan
menyebabkan akumulasi timbunan lemak pada jaringan adiposa

1
khususnya jaringan subkutan. Apabila hal ini terjadi akan timbul
berbagai masalah, diantaranya
Timbunan lemak pada area abdomen yang menyebabkan tekanan
pada otot-otot diagfragma meningkat sehingga mengganggu jalan nafas
, BB yang berlebihan menyebabkan aktifitas yang terganggu sehingga
mobilitas gerak terbatasi dan timbul perasaan tidak nyaman, obat-obatan
golongan steroid yang memicu nafsu makan tidak terkontrol
mengakibatkan perubahan nutrisi yang berlebih, dan krisis kepercayaan
diri karena timbunan lemak pada tubuh telah mengubah bentuk
badannya

Makanan yang adekuat



Intake yang berlebih – out put yang kurang

Non balance intake and out put

Akumulasi lemak pada seluruh jaringan adiposa (subkutan)

↓ ↓
Timbunan lemak pada BB yang berlebihan
area abdomen ↓
↓ mobilitas gerak terbatasi
Tekanan otot diagfragma ↑

Gangguan Jalan nafas

4. Klasifikasi
Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:
a. Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%
b. Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%

2
c. Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat
ditemukan sebanyak 5% dari antara orang-orang yang gemuk)
Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index, BMI)
BMI Klasifikasi
< 18.5 berat badan di bawah normal
18.5–24.9 Normal
25.0–29.9 normal tinggi
30.0–34.9 Obesitas tingkat 1
35.0–39.9 Obesitas tingkat 2
≥ 40.0 Obesitas tingkat 3
BMI merupakan suatu pengukuran yang menghubungkan
(membandingkan) berat badan dengan tinggi badan.
Dengan Rumus:
Satuan Metrik menurut sistem satuan internasional : BMI = kilogram
/ meter2
Rumus :BMI = b / t2
Dimana b adalah berat badan dalam satuan metrik kilogram dan t
adalah tinggi badan dalam meter.
5. Komplikasi
Seorang obesitas menghadapi risiko masalah kesehatan yang berat,
antara lain:
a. Hipertensi
b. Diabetes Mellitus
c. Penyakit jantung Koroner dan stroke
d. Osteoartritis
e. Apnea tidur
f. Asthma
g. Kanker
h. Penyakit perlemakan hati
i. Penyakit kandung empedu

3
6. Manifestasi Klinik

Obesitas dapat terjadi pada semua golongan umur, akan tetapi pada
anak biasanya timbul menjelang remaja dan dalam masa remaja terutama
anak wanita, selain berat badan meningkat dengan pesat, juga
pertumbuhan dan perkembangan lebih cepat (ternyata jika periksa usia
tulangnya), sehingga pada akhirnya remaja yang cepat tumbuh dan
matang itu akan mempunyai tinggi badan yang relative rendah
dibandingkan dengan anak yang sebayanya.
Bentuk tubuh, penampilan dan raut muka penderita obesitas :
a. Paha tampak besar, terutama pada bagian proximal, tangan relatif
kecil dengan jari – jari yang berbentuk runcing.
b. Kelainan emosi raut muka, hidung dan mulut relatif tampak kecil
dengan dagu yang berbentuk ganda.
c. Dada dan payudara membesar, bentuk payudara mirip dengan
payudara yang telah tumbuh pada anak pria keadaan demikian
menimbulkan perasaan yang kurang menyenangkan.
d. Abdomen, membuncit dan menggantung serupa dengan bentuk
bandul lonceng, kadang – kadang terdapat strie putih atau ungu.
e. Lengan atas membesar, pada pembesaran lengan atas ditemukan
biasanya pada biseb dan trisebnya
Pada penderita sering ditemukan gejala gangguan emosi yang
mungkin merupakan penyebab atau keadaan dari obesitas. Penimbunan
lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding dada
bisa menekan paru – paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan
sesak nafas, meskipun penderita hanya melakukan aktivitas yang
ringan.Gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat tidur dan
menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur
apneu), sehingga pada siang hari penderita sering merasa ngantuk.
Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk
nyeri punggung bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di
daerah pinggul, lutut dan pergelangan kaki).Juga kadang sering

4
ditemukan kelainan kulit.Seseorang yang menderita obesitas memiliki
permukaan tubuh yang relatif lebih sempit dibandingkan dengan berat
badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang secara efisien dan
mengeluarkan keringat yang lebih banyak.Sering ditemukan edema
(pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai
dan pergelangan kaki.
7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Obesitas dianjurkan agar melalui banyak cara
secara bersama-sama. Terdapat banyak pilihan antara lain:
a. Gaya hidup
Perubahan perilaku dan pengaturan makan.Prinsipnya mengurangi
asupan kalori dan meningkatkan keaktifan fisik, dikombinasikan
dengan perubahan perilaku.Kata pepatah Cina kuno “makan malam
sedikit akan membuat Anda hidup sampai sembilan puluh sembilan
tahun”.Pertama usahakan mencapai dan mempertahankan BB yang
sehat.Konsumsi kalori kurang adalah faktor penting untuk
keberhasilan penurunan BB. Pengaturan makan disesuaikan dengan
banyak faktor antara lain usia, keaktifan fisik. Makan jumlah sedang
makanan kaya nutrien, lemak rendah dan kalori rendah.Pilih jenis
makanan dengan kepadatan energi rendah seperti sayur-sayuran dan
buah-buahan, jenis makanan sehat, jenis karbohidrat yang berserat
tinggi, hindari manis-manisan, kurangi lemak. Awasi ukuran porsi,
dan hitung kalori misalnya makanan yang diproses mengandung
lebih banyak kalori daripada yang segar. Perbanyak kerja fisik,
olahraga teratur, dan kurangi waktu nonton TV.
b. Bedah bariatric
Di Amerika Serikat cara ini dianjurkan bagi mereka dengan IMT 40
kg/m2 atau IMT 35,0-39,9 kg/m2 disertai penyakit kardiopulmonar,
DM t2, atau gangguan gaya hidup dan telah gagal mencapai
penurunan BB yang cukup dengan cara non-bedah. (NIH Consensus
Development Panel pada tahun 1991). Kemudian pada tahun 2004

5
ASBS Consensus menganjurkan juga cara ini untuk mereka dengan
IMT 30,0–34,9 kg/m2 dengan keadaan komorbid yang dapat
disembuhkan atau diperbaiki secara nyata. Dapat diharapkan
penurunan BB maksimal 21–38%.
c. Obat-obat anti obesitas
Ada obat yang mempunyai kerja anoreksian (meningkatkan
satiation, menurunkan selera makan, atau satiety, meningkatkan rasa
kenyang, atau keduanya), contohnya Phentermin.Obat ini hanya
dibolehkan untuk jangka pendek.Orlistat menghambat enzim lipase
usus sehingga menurunkan pencernaan lemak makanan dan
meningkatkan ekskresi lemak dalam tinja dengan sedikit kalori yang
diserap. Sibutramine meningkatkan statiation dengan cara
menghambat ambilan kembali monoamine neurotransmitters
(serotonin, noradrenalin dan sedikit dopamin), menyebabkan
peningkatan senyawa-senyawa tersebut di hipotalamus. Rimonabant
termasuk kelompok antagonuis CB1, yang menghambat ikatan
cannabinoid endogen pada reseptor CB1 neuronal, sehingga
menurunkan selera makan dan menurunkan BB.Orlistat, sibutramin
dan rimonabant dapat dipergunakan untuk jangka lama dengan
memperhatikan efek sampingnya; rimonabant masih ditunda di
Amerika Serikat.Sayangnya obat-obatan tersebut tiada yang dapat
memenuhi harapan dan kebutuhan orang.Oleh karena itu industri
farmasi masih mengembangkan banyak calon obat baru.
d. Balon Intragastrik
Balon Intragastrik adalah kantung poliuretan lunak yang dipasang
ke dalam lambung untuk mengurangi ruang yang tersedia untuk
makanan.
e. Pintasan Usus
Pintasan usus meliputi penurunan berat badan dengan cara
malabsorbsi. Tindakan ini kadang-kadang dilakukan dengan diversi
biliopankreatik, yang memerlukan reseksi parsial lambung dan

6
eksisi kandung empedu dengan transeksi jejunum .jejunum
proksimal dianastomosiskan (dihubungkan melalui pembedahan) ke
ilium distal, dan jejunum distal dianastomosiskan ke bagian sisa dari
lambung.
8. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan metabolik atau endorin : Dapat menyatakan
ketidaknormalan misalnya hipotiroidisme, hipogonadisme,
peningkatan pada insulin, hiperglikemi.Dapat juga menyebabkan
gangguan neuroendokrin dalam hipotalamus yang mengakibatkan
berbagai gangguan kimia.
b. Pemeriksaan antropometrik : Dapat memperkirakan rasio lemak
dan otot.
B. Konsep Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Identitas klien Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan,
agama, suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, alamat,
dan nomor register.
2. Riwayat kesehatan
Riwayat Kesehatan sekarang : keluhan pasien saat ini
Riwayat Kesehatan masa lalu : kaji apakah ada keluarga dari pasien
yang pernah menderita obesitas
Riwayat kesehatan keluarga : kaji apakah ada ada di antara keluarga
yang mengalami penyakit serupa atau memicu
Riwayat psikososial,spiritual : kaji kemampuan interaksi sosial ,
ketaatan beribadah , kepercayaan
3. Pemerikasaan fisik :
Sistem kardiovaskuler : Untuk mengetahui tanda-tanda vital, ada
tidaknya distensi vena jugularis, pucat, edema, dan kelainan bunyi
jantung.

7
Sistem respirasi : untuk mengetahui ada tidaknya gangguan kesulitan
napas
Sistem hematologi : Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan
leukosit yang merupakan tanda adanya infeksi dan pendarahan,
mimisan.
Sistem urogenital : Ada tidaknya ketegangan kandung kemih dan
keluhan sakit pinggang.
Sistem muskuloskeletal : Untuk mengetahui ada tidaknya kesulitan
dalam pergerakkan, sakit pada tulang, sendi dan terdapat fraktur atau
tidak.
Sistem kekebalan tubuh : Untuk mengetahui ada tidaknya
pembesaran kelenjar getah bening
4. Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan metabolik / endokrin dapat menyatakan tak normal,
misal : hipotiroidisme, hipopituitarisme, hipogonadisme, sindrom
cushing (peningkatan kadar insulin)
5. Pola fungsi kesehatan
a) Aktivitas istirahat
Kelemahan dan cenderung mengantuk, ketidakmampuan /
kurang keinginan untuk beraktifitas.
b) Sirkulasi
Pola hidup mempengaruhi pilihan makan, dengan makan akan
dapat menghilangkan perasaan tidak senang : frustasi
c) Makanan / cairan
Mencerna makanan berlebihan
d) Kenyamanan
Pasien obesitas akan merasakan ketidaknyamanan berupa nyeri
dalam menopang berat badan atau tulang belakang
e) Pernafasan
Pasien obesitas biasanya mengalami dipsnea

8
f) Seksualitas
Pasien dengan obesitas biasanya mengalami gangguan
menstruasi dan amenouri
b. Diagnosa Keperawatam
1. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan
dengan intake makanan yang lebih
2. Gangguan pencitraan diri yang berhubungan dengan biofisika atau
psikosial pandangan px tehadap diri
3. Hambatan interaksi sosial yang berhubungan dengan ungkapan atau
tampak tidak nyaman dalam situasi sosial
4. Pola napas tak efektif yang berhubungan dengan penurunan ekspansi
paru, nyeri , ansietas , kelemahan dan obstruksi trakeobronkial
c. Intervensi Keperawatan

Dx 1. Perubahan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan


dengan intake makanan yang lebih.
Tujuan :
Kebutuhan nutrisi kembali normal
Kriteria hasil :
Perubahan pola makan dan keterlibatan individu dalam program latihan
Menunjukan penurunan berat badan
Intervensi Rasional
a. Kaji penyebab kegemukan a. Mengidentifikasi /
dan buat rencana makan mempengaruhi penentuan
dengan pasien intervensi
b. Timbang berat badan secara b. Memberikan informasi tentang
periodik keefektifan program
c. Tentukan tingkat aktivitas c. Mendorong px untuk
dan rencana program latihan menyusun tujuan lebih nyata
diet dan sesuai dg rencana

9
d. Kolaborasi dengan ahli gizi d. Kalori dan nurtisi terpenuhi
untuk menentujan keb secara normal
kalori dan nutrisi untuk
penurunan berat badan
e. Kolaborasi dengan dokter e. Penurunan berat badan
dalam pemberian obat
penekan nafsu makan
(ex.dietilpropinion)

Dx 2. Gangguan pencitraan diri b.d biofisika atau psikosial pandangan


px tehadap diri
Tujuan :
Menyatakan gambaran diri lebih nyata
Kriterian hasil :
Menunjukkan beberapa penerimaan diri dari pandangan idealisme
Mengakui indiviu yang mempunyai tanggung jawab sendiri
Intervensi Rasional
a. Beri privasi kepada px a. Individu biasanya sensitif
selama perawatan terhadap tubuhnya sendiri
b. Diskusikan dengan px b. Pasien mengungkapkan
tentang pandangan menjadi beban psikologisnya
gemuk dan apa artinya bagi
px trsebut
c. Waspadai mitos px / orang c. Keyakinan tentang seperti apa
terdekat tubuh yang ideal atau motifasi
dapat menjadi upaya
penurunan berat badan
d. Tingkatkan komunikasi d. Meningkatkan rasa kontrol
terbuka dengan px untuk dan meningkatkan rasa ingin
menghondari kritik menyelesaikan masalahnya

10
e. Waspadai makan berlebih e. Pola makan terjaga
f. Kolaborasi dengan f. Kelompok terapi dapat
kelompok terapi memberikan teman dan
motivasi

Dx 3. Hambatan interaksi sosial b.d ungkapan atau tampak tidak


nyaman dalam situasi sosial
Tujuan :
Mengungkapkan kesadaran adanya perasaan yang menyebabkan
interaksi sosial yang buruk
Kriteria hasil :
Menunjikan peningkatan perubahan positif dalam perilaku sosial dan
interpersonal
Intervensi Rasional
a. Kaji perilaku hubungan a. Keluarga dapat membantu
keluarga dan perilaku social merubah perilaku sosial
pasien
b. Kaji penggunaan ketrampilan b. Mekanisme koping yang baik
koping pasien dapat melindungi pasien dari
perasaan kesepian isolasi
c. Rujuk untuk terapi keluarga c. Pasien mendapat keuntungan
atau individu sesuai dengan dari keterlibatan orang
indikasi terdekat untuk memberi
dukungan

Dx 4. Pola napas tak efektif yang berhubungan dengan penurunan


ekspansi paru, nyeri , ansietas , kelemahan dan obstruksi
trakeobronkial
Tujuan :
Mengembalikan pola napas normal

11
Kriteria hasil :
Mempertahankan ventilasi yang adekuat
Tidak mengalami sianosis atau tanda hipoksia lain
Intervensi Rasional
a. Tinggikan kepala tempat a. Peranapasan mengorok/
tidur 30 derajat pengaruh anastesi
menurunkan ventilasi,
potensial atelektasis, hipoksia
b. Bantu lakukan napas b. Mendorong pengembangan
dalam, batuk menekan diafragma sehingga ekspansi
insisi paru optimal, pasien lebih
nyaman
c. Ubah posisi secara c. Ekspansi paru maksimal,
periodic pembersihan jalan napas,
resiko atelektasis minimal
d. Berikan O2 tambahan /
d. Memaksimalkan sediaan O2
alat pernapasan lain
untuk pertukaran dan
penurunan kerja napas

DAFTAR PUSTAKA

Barbara C L. Perawatan Medical Bedah. Pajajaran Bandung. 1996


Guytion & Hall, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9, Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Kapita Selekta Kedokteran Edisi Jilid Kedua, Media Aesculapius,
FKUI 2000
Mansjoer, Arif., et all. Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran
UI : Media Aescullapius. 1999
Misnadiarly. Obesitas sebagai faktor risiko beberapa penyakit. Pustaka
obor: Jakarta. 2007
NANDA, Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2005-2006.

12

Anda mungkin juga menyukai