BAB I
PENDAHULUAN
Malaria adalah penyakit yang menyerang manusia, burung, kera, dan primata lainnya,
hewan melata dan hewan pengerat, yang disebabkan oleh infeksi Protozoa dari genus
plasmodium dan mudah dikenali dari gejala meriang (panas dingin menggigil ) serta demam
berkepanjangan.
Malaria adalah penyakit yang bersifat cepat maupun lama prosesnya, malaria
disebabkan oleh parasit malaria / protozoa genus plasmodium bentuk aseksual yang masuk
kedalam tubuh manusia ditularkan oleh nyamuk malaria (anopheles) betina (WHO 1981)
ditandai dengan demam, muka nampak pucat dan pembesaran organ tubuh manusia. Parasit
malaria pada manusia yang menyebabkan malaria adalah plasmodium falciparum,
plasmodium vivax, plasmodium ovale dan plasmodium malariae. Parasit malaria yang
terbanyak di Indonesia adalah plasmodium falciparum dan plasmodium vivax atau campuran
keduanya, sedangkan plasmodium ovale dan malariae pernah ditemukan di sulawesi, irian
jaya dan negara timor leste.
Proses penyebaran penyakit ini dimulai dari nyamuk malaria yang mengandung parasit
malaria menggigit manusia sampai pecahnya sizon darah atau timbulnya gejala demam.
Proses penyebaran ini akan berbeda dari setiap jenis parasit malaria yaitu antara 9-40 hari (
WHO 1997).
Malaria termasuk penyakit yang ikut bertanggung-jawab terhadap tingginya angka
kematian di banyak negara dunia. Diperkirakan, sekitar 1,5-2,7 juta jiwa melayang setiap
tahunnya akibat penyakit ini. Walau sejak 1950 malaria telah berhasil dibasmi di hampir
seluruh benua Eropa, Amerika Tengah dan Selatan, tapi di beberapa bagian benua Afrika dan
Asia Tenggara, penyakit ini masih menjadi masalah besar. Sekitar seratus juta kasus penyakit
malaria terjadi setiap tahunnya, satu persen diantaranya berakibat fatal. Seperti kebanyakan
penyakit tropis lainnya, malaria merupakan penyebab utama kematian di negara berkembang.
Penyebaran malaria juga cukup luas di banyak negara, termasuk Indonesia.
Banyumas, seperti diklaim pemerintah, merupakan daerah yang sudah bebas malaria
sejak 10-15 tahun terakhir. Tapi tiba-tiba, Juli 2001 terjadi kejadian luar biasa (KLB) malaria
yang menjangkiti sekitar 150 penduduk; Desember 2001-Januari 2002, kembali terjadi
lonjakan kasus malaria, terutama di empat kecamatan (Kemrajen, Somagede, Sumpiuh dan
Tambak) yang meliputi 17 desa. Sejak Juli 2001 sampai pertengahan Januari 2002 itu, tercatat
5.409 penderita malaria klinis, 1.127 orang di antaranya positif ada parasit dalam darahnya.
KLB malaria pun memakan korban jiwa delapan orang.
Pemerintah menilai Banyumas sebagai wilayah pantai selatan yang merupakan habitat
nyamuk Anopheles sp, tidak mungkin memberantas nyamuk itu sampai habis. Karena
perubahan iklim global meningkatkan populasi nyamuk secara drastis. Yang bisa dilakukan
hanyalah menekan populasi nyamuk dengan, misalnya menebar ikan di persawahan. Selain
itu, adanya lonjakan KLB juga disebabkan, kendurnya pemantauan populasi nyamuk oleh
petugas kesehatan, lantaran sudah lama tidak ada kasus malaria. Masyarakat pun menjadi
lengah. Sementara itu, krisis ekonomi membuat kemampuan menyediakan insektisida untuk
menyemprot nyamuk juga menjadi terbatas, sehingga timbul KLB pertama pada Juli 2001.
KLB kedua terjadi lebih dikarenakan selama bulan Puasa dan Lebaran, banyak penduduk
yang merantau pulang kampung. Penduduk yang merantau di daerah endemis, seperti
Lampung, Riau atau Kalimantan, pulang membawa parasit dan menularkannya ke penduduk
desa.
Memang, cepatnya pertumbuhan penduduk, migrasi, sanitasi yang buruk dan daerah
yang terlalu padat, memudahkan penyebaran penyakit ini. Pembukaan lahan-lahan baru serta
perpindahan penduduk dari desa ke kota (urbanisasi) telah memungkinkan kontak antara
nyamuk dengan manusia yang bermukim di daerah itu. Selain itu, perubahan iklim, perubahan
lingkungan seperti penelantaran tambak, genangan air di bekas galian pasir juga penebangan
hutan bakau, juga mempercepat penyebaran penyakit malaria. Hal itu diperparah dengan
perpindahan penduduk dari daerah endemis ke daerah bebas malaria dan sebaliknya.
I.2 TUJUAN
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas dari dosen pembimbing,
selain itu penulisan makalah ini juga bertujuan untuk membuka wawasan dan cara
berpikir kita agar dapat memahami berapa pentingnya menjaga kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
Malaria adalah penyakit yang menyerang manusia, burung, kera dan primata lainnya,
hewan melata dan hewan pengerat yang disebabkan oleh infeksi protozoa dari genus
plasmodium. Penyakit ini memiliki empat jenis dan masing-masing disebabkan spesies parasit
yang berbeda. Jenis malaria itu adalah:
1. Malaria tertiana (paling ringan), yang disebabkan plasmodium vivax dengan gejala demam
dapat terjadi setiap dua hari sekali setelah gejala pertama terjadi (dapat terjadi selama dua
minggu setelah infeksi).
2. Demam rimba (jungle fever), malaria aestivo-autumnal atau disebut juga malaria tropika,
disebabkan plasmodium falciparum merupakan penyebab sebagian besar kematian akibat
malaria. Organisme bentuk ini sering menghalangi jalan darah ke otak, menyebabkan
koma, mengigau dan kematian.
3. Malaria kuartana yang disebabkan plasmodium malariae, memiliki masa inkubasi lebih
lama daripada penyakit malaria tertiana atau tropika; gejala pertama biasanya tidak terjadi
antara 18 sampai 40 hari setelah infeksi terjadi. Gejala itu kemudian akan terulang lagi tiap
tiga hari.
4. Malaria yang paling jarang ditemukan adalah yang disebabkan plasmodium ovale yang
mirip dengan malaria tertiana.
Penyakit yang mudah dikenali dari gejala meriang (panas dingin dan menggigil) serta
demam berkepanjangannya ini berasal dari nyamuk Anopheles sp. Ketika nyamuk anopheles
betina (yang mengandung parasit malaria) menggigit manusia, akan keluar sporozoit dari
kelenjar ludah nyamuk masuk ke dalam darah dan jaringan hati. Dalam siklus hidupnya parasit
malaria membentuk stadium sizon jaringan dalam sel hati (stadium ekso-eritrositer). Setelah sel
hati pecah, akan keluar merozoit atau kriptozoit yang masuk ke eritrosit membentuk stadium
sizon dalam eritrosit (stadium eritrositer). Disitu mulai bentuk troposit muda sampai sizon tua
atau matang sehingga eritrosit pecah dan keluar merozoit.
Sebagian besar Merozoit masuk kembali ke eritrosit dan sebagian kecil membentuk
gametosit jantan dan betina yang siap untuk diisap nyamuk malaria betina dan melanjutkan
siklus hidupnya di tubuh nyamuk (stadium sporogoni).
Di dalam lambung nyamuk, terjadi perkawinan antara sel gamet jantan (mikro gamet) dan
sel gamet betina (makro gamet) yang disebut zigot. Zigot berubah menjadi ookinet, kemudian
masuk ke dinding lambung nyamuk dan berubah menjadi ookista. Setelah ookista matang akan
pecah dan keluar sporozoit yang berpindah ke kelenjar liur nyamuk, dan siap untuk ditularkan ke
manusia.
Khusus P. vivax dan P. ovale pada siklus parasitnya, di jaringan hati (sizon jaringan)
sebagian parasit yang berada dalam sel hati tidak melanjutkan siklusnya ke sel eritrosit, akan
tetapi tertanam di jaringan hati -disebut hipnosit. Bentuk hipnosit inilah yang menyebabkan
malaria relapse. Pada penderita yang mengandung hipnosoit, apabila suatu saat dalam keadaan
daya tahan tubuh menurun, misalnya akibat terlalu lelah, sibuk, stress atau perubahan iklim
(musim hujan), hipnosoit dalam tubuhnya akan terangsang untuk melanjutkan siklus parasit dari
sel hati ke eritrosit. Setelah eritrosit yang berparasit pecah, akan timbul kembali gejala penyakit.
Misalnya 1–2 tahun sebelumnya pernah menderita P. vivax/ovale dan sembuh setelah diobati,
bila kemudian mengalami kelelahan atau stress, gejala malaria akan muncul kembali, sekalipun
yang bersangkutan tidak digigit nyamuk anopheles. Bila dilakukan pemeriksaan, akan didapati
SD positif P. vivax/ovale.
Pada P. Falciparum serangan dapat meluas ke berbagai organ tubuh lain dan
menimbulkan kerusakan seperti di otak, ginjal, paru, hati dan jantung, yang mengakibatkan
terjadinya malaria berat atau komplikasi. Plasmodium Falciparum dalam jaringan yang
mengandung parasit tua – bila jaringan tersebut berada di dalam otak- peristiwa ini disebut
sekustrasi. Pada penderita malaria berat, sering tidak ditemukan plasmodium dalam darah tepi
karena telah mengalami sekuestrasi. Meskipun angka kematian malaria serebral mencapai 20-50
persen hampir semua penderita yang tertolong tidak menunjukkan gejala sisa neurologis
(sekuele) pada orang dewasa. Malaria pada anak kecil dapat terjadi sekuel.
1. Gejala klasik, biasanya ditemukan pada penderita yang berasal dari daerah non endemis
malaria atau yang belum mempunyai kekebalan (immunitas); atau yang pertama kali
menderita malaria. Gejala ini merupakan suatu parokisme, yang terdiri dari tiga stadium
berurutan:
2. Menggigil (selama 15-60 menit), terjadi setelah pecahnya sizon dalam eritrosit dan
keluar zat-zat antigenik yang menimbulkan mengigil-dingin.
3. Demam (selama 2-6 jam), timbul setelah penderita mengigil, demam dengan suhu badan
sekitar 37,5-40 derajad celcius, pada penderita hiper parasitemia (lebih dari 5 persen)
suhu meningkat sampai lebih dari 40 derajad celcius.
4. Berkeringat (selama 2-4 jam), timbul setelah demam, terjadi akibat gangguan
metabolisme tubuh sehingga produksi keringat bertambah. Kadang-kadang dalam
keadaan berat, keringat sampai membasahi tubuh seperti orang mandi. Biasanya setelah
berkeringat, penderita merasa sehat kembali.
Di daerah endemis malaria dimana penderita telah mempunyai imunitas terhadap malaria,
gejala klasik di atas timbul tidak berurutan –bahkan bisa jadi tidak ditemukan gejala tersebut-
kadang muncul gejala lain.
1. Demam
2. Menggigil
3. Berkeringat
4. Dapat disertai dengan gejala lain: Sakit kepala, mual dan muntah.
5. Gejala khas daerah setempat: diare pada balita (di Timtim), nyeri otot atau pegal-pega
pada orang dewasa (di Papua), pucat dan menggigil-dingin pada orang dewasa (di
Yogyakarta).
C. Gejala malaria berat atau komplikasi, yaitu gejala malaria klinis ringan diatas dengan disertai
salah satu gejala di bawah ini:
9. Nafas sesak
Seseorang bisa diketahu terserang penyakit malaria lewat penampakan klinis (seperti
gejala-gejala di atas) atau pemeriksaan laboratorium. Pada pemeriksaan laboratorium (SD),
seseorang bisa diketahui terkena:
Sejak 1638, malaria sudah ditangani dengan menggunakan getah batang pohon cinchona
yang dikenal sebagai kina -sebenarnya beracun, untuk menekan pertumbuhan protozoa dalam
jaringan darah. Pada 1930, ahli obat-obatan Jerman berhasil menemukan Atabrine (quinacrine
hydrocloride) yang pada saat itu lebih efektif daripada quinine; dan kadar racunnya lebih rendah.
Sejak akhir perang dunia kedua, klorokuin dianggap lebih mampu menangkal dan
menyembuhkan demam rimba secara total dan lebih efektif menekan jenis-jenis malaria tanpa
perlu digunakan secara terus menerus, dibandingkan atabrine atau quinine. Obat itu juga
mengandung kadar racun paling rendah daripada obat-obatan terdahulu.
Tapi baru-baru ini, strain Plasmodium falciparum, organisme yang menyebabkan malaria
tropika memperlihatkan adanya daya tahan terhadap klorokuin serta obat anti malaria sintetik
lainnya. Strain jenis ini ditemukan terutama di Vietnam, di semenanjung Malaysia, Afrika dan
Amerika Selatan. Kina juga semakin kurang efektif terhadap strain plasmodium falciparum.
Seiring dengan munculnya strain parasit yang kebal terhadap obat-obatan itu, fakta bahwa
beberapa jenis nyamuk pembawa (anopheles) telah memiliki daya tahan terhadap insektisida
seperti DDT, telah mengakibatkan peningkatan jumlah kasus penyakit malaria di beberapa
negara tropis. Sebagai akibatnya, kasus penyakit malaria juga mengalami peningkatan pada para
turis dari Amerika dan Eropa Barat yang datang ke Asia dan Amerika Tengah dan juga di antara
pengungsi-pengungsi dari daerah itu. Para turis yang datang ke tempat yang dijangkiti penyakit
malaria yang tengah menyebar, dapat diberikan obat anti malaria seperti profilaksis (obat
pencegah).
Obat-obat pencegah malaria seringkali tetap digunakan hingga beberapa minggu setelah
kembali dari bepergian. Mefloquine telah dibuktikan efektif terhadap strain malaria yang kebal
terhadap klorokuin, baik sebagai pengobatan ataupun sebagai pencegahan. Tapi obat itu saat ini
sedang diselidiki, apakah dapat menimbulkan efek samping merugikan. Suatu kombinasi dari
sulfadoxine dan pyrimethamine digunakan untuk pencegahan di daerah-daerah yang terjangkit
malaria yang telah kebal terhadap klorokuin. Sementara itu, proguanil digunakan hanya sebagai
pencegahan.
Saat ini, para ahli masih tengah berusaha untuk menemukan vaksin untuk malaria.
Beberapa vaksin yang dinilai memenuhi syarat, kini sedang diuji coba klinis untuk keamanan
dan keefektifan dengan menggunakan sukarelawan. Sementara itu, ahli lainnya sedang berupaya
untuk menemukan vaksin untuk penggunaan umum. Penyelidikan pun sedang dilakukan untuk
menemukan sejumlah obat dengan bahan dasar artemisin yang digunakan ahli obat-obatan Cina
untuk menyembuhkan demam. Bahan itu terbukti efektif terhadap plasmodium falciparum, tapi
masih sangat sulit untuk diperbanyak jumlahnya.
Upaya penanggulangan juga dilakukan dengan pencarian penderita, yaitu dengan mass
fever survey (pemeriksaan massal penderita demam) dilanjutkan pengobatan massal,
penyuluhan, pemberantasan vektor malaria, yaitu nyamuk anopheles sp. Pemberantasan nyamuk
itu bisa dilakukan dengan penyemprotan insektisida ICON 10 WP, seperti yang dilakukan di
Banyumas, pegunungan Menoreh dan Kedu.
Tapi, penduduk negara-negara yang umumnya masih terbelakang menemukan cara baru
yang murah dan efektif dalam memerangi nyamuk anopheles sp, dengan memanfaatkan binatang
peliharaan: sapi diolesi insektisida. Metode itu dilakukan, lantaran nyamuk malaria menyukai
binatang. Anopheles sendiri mencari makanan dengan mengisap darah binatang dan hanya
sekali-sekali memangsa manusia. “Anopheles stepheni dan Anopheles culicifaciespun gemar
mengisap darah sapi,” kata Mark Rowland dari London School of Hygiene and Tropical
Medicine.
Uji coba kemudian dilakukan di enam kamp. penampungan para pengungsi Afganistan di
provinsi Lembah Hangu, Pakistan. Para pengungsi mengolesi sapinya dengan deltametrin selama
tiga kali musim malaria. Hasilnya, cara ini sama efektifnya dengan penyemproton rumah.
Kelebihannya, biayanya 80 persen lebih murah. Cara ini pun lebih mudah dan aman bagi
penduduk. Bukan hanya itu, juga ditemukan keuntungan lainnya: insektisida itu juga terbukti
dapat membasmi kutu hewan, sehingga hewan itu semakin montok dan menghasilkan lebih
banyak susu. Kelebihan lainnya adalah insektisida itu terbukti tidak mengkontaminasi daging
sapi.
Mendengar metode itu, WHO menyambutnya dengan baik dan mengusulkan agar
diterapkan di negara-negara Asia tropis. Tapi Rowland mengingatkan, cara itu hanya tepat jika
jenis nyamuknya suka dengan binatang dan terutama mencari makanan dengan mengisap darah
sapi. Di Afrika, misalnya, cara itu mungkin tidak dapat diterapkan karena jenis nyamuknya
berbeda.
PENGOBATAN MALARIA
Tujuan pengobatan malaria adalah menyembuhkan penderita, mencegah kematian, mengurangi
kesakitan, mencegah komplikasi dan relaps, serta mengurangi kerugian sosial ekonomi (akibat
malaria). Tentunya, obat yang ideal adalah yang memenuhi syarat:
Produksi obat, penggunaan obat-obatan dengan kualitas kurang baik –bahkan obat palsu-
Distribusi obat tidak sesuai dengan kebutuhan atas indikasi kasus di puskesma
Kualitas tenaga kesehatan, pemberian obat tidak sesuai dengan dosis trandar yang telah
ditetapkan
Kesadaran penderita, penderita tidak minum obat sesuai dengan dosis yang dianjurkan
(misal, klorokuin untuk tiga hari, hanya diminum satu hari saja)
Sementara itu, hambatan teknisnya adalah gagal obat atau resistensi terhadap obat. Untuk
pengobatan malaria, beberapa jenis obat (lihat juga “Obat Malaria”) yang dikenal umum adalah:
obat standar dan Klorokuin injeksi (1 ampul 2 cc) sebagai obat alternatif.
OBAT MALARIA
Sejak tahun 1638 malaria telah diatasi dengan getah dari batang pohon cinchona, yang
dikenal dengan nama kina, yang sebenarnya beracun dan menekan pertumbuhan protozoa dalam
jaringan darah. Pada tahun 1930, ahli obat-obatan jerman berhasil menemukan atabrine
(quinacrine hydrocloride) yang pada saat itu lebih efektif daripada quinine dan kadar racunnya
lebih rendah.
Klorokuin
Kerja obat ini adalah:
Sizon darah: sangat efektif terhadap semua jenis parasit malaria dengan menekan gejala
klinis dan menyembuhkan secara klinis dan radikal; obat pilihan terhadap serangan
akut, demam hilang dalam 24 jam dan parasitemia hilang dalam 48-72 jam; bila
penyembuhan lambat dapat dicurigai terjadi resistensi (gagal obat); terhadap p.
falciparum yang resisten klorokuin masih dapat mencegah kematian dan mengurangi
penderitaan
Gametosit: tidak evektif terhadap gamet dewasa tetapi masih efektif terhadap gamet muda
Farmokodinamikanya:
Menghambat sintesa enzim parasit membentuk DNA dan RDA. Obat bersenyawa
dengan DNA sehingga proses pembelahan dan pembentukan RNA terganggu.
Toksisitasnya:
Dosis lethal: 2000 mg basa (dewasa) atau 1000 mg basa pada anak-anak atau lebih
besar/sama dengan 30 mg basa/kg BB
Efek sampingnya:
Gangguan gastro-intestinal seperti mual, muntah, diare terutama bila perut dalam keadaan
kosong
Pandangan kabur
Gangguan pendengaran
Formulasi obat:
Tablet (tidak berlapis gula): Klorokuin difosfat 150 mg basa setara dengan 250 mg
berntuk garam dan Klorokuin sulfat 150 mg basa setara dengan 204 mg garam.
Ampul: 1 ml berisi 100 ml basa klorokuin disulfat per ampul dan 2 ml berisi 200 ml basa
klorokuin disulfat per ampul.
Primakuin
Sizon darah: aktif terhadap p.falciparum dan p.vivax tetapi memerlukan dosis tinggi
sehingga perlu hati-hati
Farmakodinamikanya
Toksisitasnya:
Efek sampingnya:
Gangguan gastro-intestinal seperti mual, muntah, anoreksia, sakit perut terutama bila
dalam keadaan kosong
Kejang-kejang/gangguan kesadaran
Formulasi obat
Formulasi obatnya adalah tablet tidak berlapis gula, 15 mg basa per tablet
Kina
Sizon darah: sangat efektif terhadap penyembuhan secara klinis dan radikal
Gametosit: tidak berefek terhadap semua gamet dewasa P. falciparum dan terhadap
spesies lain cukup efektif
Farmakodinamikanya adalah terikat dengan DNA sehingga pembelahan RNA terganggu
yang kemudian menghambat sintesa protein parasit.
Toksisitasnya:
Efek sampingnya
Efek sampung obat ini adalah Chinchonisme Syndrom dengan keluhan: pusing, sakit
kepala, gangguan pendengaran –telinga berdenging (tinuitis dll), mual dan muntah, tremor
dan penglihatan kabur.
Formulasi obat:
Tablet (berlapis gula), 200 mg basa per tablet setara 220 mg bentuk garam.
Injeksi: 1 ampul 2 cc kina HCl 25% berisi 500 mg basa (per 1 cc berisi 250 mg basa)
Farmakodinamikanya:
Primetamin, terikat dengan enzym Dihidrofolat reduktase sehingga sintesa asam folat
terhambat sehingga pembelahan inti parasit terganggu
SP menghambat PABA ekstraseluler membentuk asam folat merupakan bahan inti sel dan
sitoplasma parasit
Toksisitasnya:
Sulfadoksin, dosis toksis 4-7gr/hari (dewasa); dosis lethal lebih besar 7 gr/hari (dewasa)
Pirimetamin, dosis toksis 100-250 mg/hari (dewasa); dosis lethal lebih besar 250 mg/hari
(dewasa)
Efek sampingnya:
Pandangan kabur
Kontra indikasinya:
Idiosinkresi
Bayi kurang 1 tahun
Defisiensi
Formulasi obat
BAB II
PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyakit malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit plasmodium
antara lain plasmodium malariae, plasmodium vivax, plasmodium falciparum, plasmodium ovale
yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaia (anopheles)/,
penyakit malaria dapat menyerang semua orang baik laki-laki maupun perempuan, pada semua
golongan umur (dari bayi, anak-anak, sampai dewasa), apapun pekerjaannya, penyakit malaria
biasanya menyerang yang tinggal didaerah yang mempunyai banyak genangan air yang sesuai
untuk tempat perkembangbiakan nyamuk malaria seperti persawahan, pantai, perbukitan dan
pinggiran hutan (Depkes RI, 2004).
Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 2003 malaria adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh beberapa parasit plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah
merah manusia dan penyakit ini secara alami ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles
betina. Penyakit malaria adalah salah satu penyakit yang menular, penyakit parasit yang hidap
dalam sel darah manusia yang ditularkan melelui nyamuk malaria dari penderita malaria kepada
orang lain, penyakit malaria dapat menyerang kelompok umur dan semua jenis kelamin.
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh plasmodium dan ditularkan kepada
manusia melalui vector nyamuk anopheles. (Harijanto, 2000)
Malaria adalah suatu penyakit yang ditandai oleh rasa dingin dan badan menggigil, suhu badan
meningkat dan denyut nadi cepat (Nadesul, 1995)
Untuk itu, pada kesempatan ini saya akan membahas mengenai penyakit Malaria. Dengan
mengetahui penyakit Malaria diharapkan kita semua dapat berpartisipasi dalam mencegah
timbulnya penyakit ini.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan MALARIA?
2. Sebutkan jenis-Jenis penyakit MALARIA ?
3. Apakah penyebab penyakit MALARIA?
4. Sebutkan tanda-tanda penyakit MALARIA?
5. Sebutkan 5 cara penularan dan siklus penyakit MALARIA ?
6. Sebutkan bahaya penyakit MALARIA ?
7. Bagaimana cara pencegahan,pengobatan, dan perawatan pada penyakit MALARIA?
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan saya tentang penyakit MALARIA lebih
memahami apa itu penyakit MALARIA.
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui pengertian MALARIA
Untuk mengetahui jenis-jenis penyakit MALARIA
Untuk mengetahui penyebab terjadinya MALARIA
Untuk mengetahui tanda-tanda penyakit MALARIA
Untuk mengetahui cara penularan dan siklus penyakit MALARIA
Untuk mengetahui bahaya penyakit MALARIA
Untuk mengetahui cara pencegahan, pengobatan, dan perawatan pada penyakit MALARIA
D. METODE PENULISAN
Makalah ini disusun dengan metode pengumpulan data.
Wawancara
Observasi
Pengamatan
E. RUANG LINGKUP
Makalah ini hanya membahas tentang Ny. Melinda 28 tahun dengan penyakit MALARIA di
Puskesmas Rimba Jaya Merauke tahun 2014.
F. SISTEMATIKA PENULISAN :
Bab I Membahas tentang : Latar belakang, rumusan masalah, tujuan, metode
penulisan, ruang lingkup, sistematika penulisan..
BAB. II
PEMBAHASAN
Penyakit malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit plasmodium
antara lain plasmodium malariae, plasmodium vivax, plasmodium falciparum, plasmodium ovale
yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaia (anopheles)/,
penyakit malaria dapat menyerang semua orang baik laki-laki maupun perempuan, pada semua
golongan umur (dari bayi, anak-anak, sampai dewasa), apapun pekerjaannya, penyakit malaria
biasanya menyerang yang tinggal didaerah yang mempunyai banyak genangan air yang sesuai
untuk tempat perkembangbiakan nyamuk malaria seperti persawahan, pantai, perbukitan dan
pinggiran hutan (Depkes RI, 2004).
Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 2003 malaria adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh beberapa parasit plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah
merah manusia dan penyakit ini secara alami ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles
betina. Penyakit malaria adalah salah satu penyakit yang menular, penyakit parasit yang hidap
dalam sel darah manusia yang ditularkan melelui nyamuk malaria dari penderita malaria kepada
orang lain, penyakit malaria dapat menyerang kelompok umur dan semua jenis kelamin.
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh plasmodium dan ditularkan kepada
manusia melalui vector nyamuk anopheles. (Harijanto, 2000)
Malaria adalah suatu penyakit yang ditandai oleh rasa dingin dan badan menggigil, suhu badan
meningkat dan denyut nadi cepat (Nadesul, 1995
B. JENIS-JENIS PENYAKIT MALARIA
Dibedakan pada jenis parasit malaria yang menjadi penyebab malaria yaitu protozoa dari
jenis Plasmodium. Parasit malaria ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Anophheles yang
habitat hidupnya adalah tempat-tempat basah dan lembab.
Jenis-jenis Malaria digolongkan menjadi 4, yaitu:
Malaria tertiana, disebabkan oleh Plasmodium vivax, dimana penderita merasakan demam
muncul setiap hari ketiga. Merupakan penyebab kira-kira 43% kasus malaria pada manusia
Malaria quartana, disebabkan oleh Plasmodium malariae, penderita merasakan demam setiap hari
keempat. Menyebabkan kira-kira 7% malaria didunia.
Malaria tropica, disebabkan oleh Plasmodium falciparum, merupakan malaria yang paling
patogenik dan seringkali berakibat fatal. Jenis penyakit malaria ini adalah yang terberat, karena
dapat menyebabkan berbagai komplikasi berat seperti cerebral malaria (malaria otak), anemia
berat, syok, gagal ginjal akut, perdarahan, sesak nafas, dll. Penderita Malaria jenis ini mengalami
demam tidak teratur dengan disertai gejala terserangnya bagian otak, bahkan memasuki fase
koma dan kematian yang mendadak.
Malaria pernisiosa, disebabkan oleh Plasmodium ovale. Malaria jenis ini jarang sekali dijumpai,
umumnya banyak di Afrika dan Pasifik Barat.
Seorang penderita dapat dihinggapi oleh lebih dari satu jenis plasmodium. Infeksi demikian
disebut infeksi campuran (mixed infection). Biasanya campuran Plasmodium falciparum dengan
Plasmodium Vivax atau Plasmodium Malariae. Infeksi campuran tiga jenis sekaligus jarang
sekali terjadi. Infeksi jenis ini biasanya terjadi di daerah yang tinggi angka penularannya.
Malaria yang disebabkan oleh Plasmadium Vivax dan Plasmadium Malariae dapat kambuh jika
tidak diobati dengan baik. Malaria yang disebabkan oleh spesies selain Plasmadium Falciparum
jarang berakibat fatal, namun menurunkan kondisi tubuh lemah, menggigil dan demam yang
biasanya berlangsung 10-14 hari.
C. PENYEBAB PENYAKIT MALARIA
Penyebab Malaria adalah parasit yang merupakan anggota genus plasmodium. Penyakit
Malaria pada manusia umumnya disebabkan oleh 4 jenis plasmodium yaitu Vivax, ovale,
malariae dan falciparum, sedangkan plasmodium knowlesi yang kebanyakan ditemukan pada
kera atau orang utan kecil jumlahnya ditemukan pada manusia.
Nyamuk yang menjadi penyebar dari parasit ini adalah nyamuk Anopheles betina, yang
mana nyamuk ini menjadi terinfeksi sebelumnya dengan menggigit orang yang telah terinfeksi
oleh parasit plasmodium. Nyamuk ini akan membawa parasit ini dalam tubuhnya selama satu
minggu sampai waktu makan selanjutnya, yang mana nyamuk tersebut akan menggigit orang
lain sekaligus menyuntikan parasit plasmodium kedalam darah orang itu.
Penyakit malaria yang tinggal di dalam sel darah merah dapat juga ditularkan melalui
transfusi darah, jarum suntik yang telah terkontaminasi, atau transplantasi organ. Penyakit
malaria juga dapat ditularkan oleh ibu hamil kepada bayinya. Dari seluruh jenis plasmodium
yang menyerang manusia, plasmodium vivax paling sering ditemukan dalam kasus penyakit
malaria di seluruh dunia, sementara plasmodium falciparum paling sering ditemukan sebagai
penyebab malaria akut yang menyebabkan kematian di seluruh dunia dengan angka sekitar 90%
dari total kematian akibat penyakit malaria di seluruh dunia.
Parasit plasmodium knowlesi selain menyerang hewan mamalia seperti kera,monyet, dan
orang utan, juga menyerang hewan lain seperti reptil, hewan pengerat, dan burung.
berlangsung kurang kebih 15 menit sampai dengan 1 jam. Dimulai dengan menggigil dan
perasaan sangat dingin, gigi gemeretak, denyut nadi cepat tetapi lemah, bibir dan jari-jari pucat
kebiru-biruan (sianotik), kulit kering dan terkadang disertai muntah.
b)Stadium demam (hot stage)
berlangsung lebih dari 2 hingga 4 jam. Penderita merasa kepanasan (fever). Muka merah, kulit
kering, sakit kepala dan sering kali muntah. Nadi menjadi kuat kembali, merasa sangat haus dan
suhu tubuh dapat meningkat hingga 41oC atau lebih. Pada anak-anak, suhu tubuh yang sangat
tinggi dapat menimbulkan kejang-kejang.
c)Stadium berkeringat (sweating stage)
berlangsung lebih dar 2 hingga 4 jam. Penderita berkeringat sangat banyak. Suhu tubuh kembali
turun, kadang-kadang sampai di bawah normal. Setelah itu biasanya penderita beristirahat hingga
tertidur. Setelah bangun tidur penderita merasa lemah tetapi tidak ada gejala lain sehingga dapat
kembali melakukan kegiatan sehari-hari.
Gangguan kesadaran dalam berbagai derajat (mulai dari koma sampai penurunan
kesadaran lebih ringan dengan manifestasi seperti: mengigau, bicara salah, tidur terus,
diam saja, tingkah laku berubah)
Keadaan umum yang sangat lemah (tidak bisa duduk/berdiri)
Kejang-kejang
Panas sangat tinggi
Mata atau tubuh kuning
Tanda-tanda dehidrasi (mata cekung, turgor dan elastisitas kulit berkurang, bibir kering,
produksi air seni berkurang) Perdarahan hidung, gusi atau saluran pencernaan
Nafas cepat atau sesak nafas
Penyebab malaria yang paling utama adalah karena penularan parasit malaria yang dibawa oleh
nyamuk Anopheles. Tanda-tanda dan gejala malaria yang paling umum adalah deman spesifik
dimana tubuh terasa panas, namun penderita merasakan kedinginan yang amat sangat.
E. CARA PENULARAN DAN SIKLUS PENYAKIT MALARIA
1).cara penularan
Penyakit malaria ditularkan melalui 2 cara yaitu secara alamiah dan non alamiah :
a. Secara Alamiah
Yaitu penularan melalui gigitan nyamuk anopheles yang mengandung parasit malaria.
Yaitu penularan yang bukan melalui gigitan nyamuk anopheles Berikut beberapa penularan
malaria secara non alamiah :
Malaria congenital adalah malaria pada bayi yang baru dilahirkan karena ibunya
menderita malaria. Penularan terjadi karena adanya kelainan pada sawar plasenta ( selaput yang
melindungi plasenta ) sehingga tidak ada penghalang infeksi dari ibu kepada janinnya. Selain
melalui plasenta, penularan dari ibu kepada bayinya juga dapat melalui tali pusat. Gejala pada
bayi yang baru lahir berupa demam, iritabilitas (mudah terangsang sehingga sering menangis),
pembesaran hati dan limpa, anemia, tidak mau makan atau minum, kuning pada kulit dan selaput
lender. Pembuktian pasti dilakukan dengan deteksi parasit malaria pada darah bayi.
Cara penularan ini pernah dibuktikan pada ayam (Plasmodium gallinasium), burung dara
(Plasmodium relection) dan monyet (Plasmodium knowlesi).
Siklus hidup malaria terdiri dari fase seksual (Sporogoni) didalam tubuh nyamuk dan fase
aseksual (Skizogoni) diluar tubuh nyamuk :
a. Fase Seksual
Jika nyamuk anopheles betina menghisap darah manusia yang mengandung parasit
malaria, parasit bentuk seksual masuk ke dalam perut nyamuk. Bentuk ini mengalami
pematangan dan menjadi mikrogametosit dan makrogametosit dan terjadilah pembuahan yang
disebut zigot (ookinet). Selanjutnya ookinet menembus dinding lambung nyamuk dan menjadi
ookista. Jika ookista pecah, ribuan sporozoit dilepaskan dan mencapai kelenjar air liur nyamuk
dan siap ditularkan jika nyamuk menggigit tubuh manusia.
b. Fase Aseksual
Siklus dimulai ketika anopheles betina menggigit manusia dan memasukkan sporozoit
yang terdapat pada air liurnya kedalam aliran darah manusia. Jasad yang langsing dan lincah ini
dalam waktu 30 menit sampai 1 jam memasuki sel parenkim hati dan berkembang biak
membentuk skizon hati yang mengandung ribuan merozoit. Proses ini disebut fase skizogoni
eksoeritrosit karena parasit belum masuk kesel darah merah. Lama fase ini berbeda untuk setiap
spesies plasmodium. Pada akhi fase, skizon hati pecah, merozoit keluar lalu masuk dalam aliran
darah (disebut sporulasi). Fase eritrosit dimulai saat merozoit dalam darah menyerang sel darah
merah dan membentuk trofozoit-skizon-merozoit. Setelah dua sampai tiga generasi, merozoit
terbentuk lalu sebagian merozoit berubah menjadi bentuk seksual
1. Atovaquone/Proguanil (Malarone)
2. Klorokuin
Pilihan yang baik untuk perjalanan yang panjang ke daerah epidemi malaria karena obat
ini digunakan mingguan (satu minggu sekali)
Dapat digunakan oleh wanita hamil.
Beberapa orang lebih suka mengambil dosis mingguan.
3. Doxycycline
Obat ini dapat diambil 1-2 hari sebelum tiba di tempat epidemi malaria.
Obat malaria yang paling murah di pasaran saat ini.
Obat ini juga melindungi dari beberapa infeksi lain seperti Rickettsiae and leptospirosis.
4. Mefloquine
Sangat cocok untuk perjalanan panjang dan lama ke tempat epidemi malaria karena obat
ini hanya digunakan seminggu sekali.
Dapat digunakan oleh wanita hamil.
5. Primakuin
Alasan yang membuat anda mungkin memilih obat ini :
Obat ini sangat efektif menangkal plasmodium vivax sehingga sangat cocok digunakan di
daerah epidemi malaria vivax.
Obat hanya perlu digunakan 7 hari setelah meninggalkan tempat epidemi.
Obat digunakan 1-2 hari sebelum ke tempat epidemi malaria.
BAB. III
TINJAUAN KASUS
Umur : 28 tahun
S:
Ibu datang dengan keluhan sedang panas tinggi, pusing, lemas, muntah-muntah dan juga
merasakan sembelit.
O:
KU : composmetis
a) Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmetis
Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 140/90 mmHg
Nadi : 89x/menit
Suhu : 39,50C
Resprirasi : 25 x/menit
Berat badan : 65 kg
Tinggi badan : 160 cm
b) Pemeriksaan fisik
c) Pemeriksaan penunjang
A. :
a) Diagnosa : MALARIA TROPIKA
b) Pemeriksaan fisik : muka pucat,lemas.
c) Pemeriksaan penunjang
DRD : positif (+)
d) Masalah : kurang lebih 2 hari panas tinggi, dan juga muntah-muntah,
sehingga tidak ada nafsu makan, di sertai juga kepala sakit sehingga
badan terasa lemas.
Kebutuhan : memerlukan obat terapi, Atovaquone/Proguanil (Malarone),
P:
a) Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu
b) Memberikan terapi :
Paracetamol (3x1 tablet) sesudah makan
Klorokuin (1x3 tablet) sesudah makan
Primakuin (1x1 tablet) sesudah makan
Mefloquine 3x1 tablet) sesudah makan
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Malaria merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh nyamuk plasmodium antara lain
plasmodium malariae, plasmodium vivax, plasmodium falciparum, plasmodium ovale yang
hanya dapat dilihat dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaia (anopheles)/,
penyakit malaria dapat menyerang semua orang baik laki-laki maupun perempuan, pada semua
golongan umur (dari bayi, anak-anak, sampai dewasa). Penularaan penyakit ini biasa
secara alami, yaitu melalui gigitan nyamuk anopheles dan secara tidak alami yaitu
secara bawaan dan secara mekanik. Dan diagnosanya dapat diketahui melalui
pemeriksaan darah di laboratoium yang menggunakan mikroskof. Gejala yang
ditimbulkan bila seseorang terkena malaria adalah demam, menggigil, kepala sakit,
bias disertai muntah-muntah .
B. SARAN
Penyakit malaria disebabkan oleh nyamuk maka mengurangi penyebaran dan
berkembang biaknya nyamuk, maka dihimbau kepada masyarakat agar hidup
bersih dan sehat :
Seperti, menjaga kebersihan lingkungan, rumah, bila terkena malaria cepat berobat
ke puskesmas atau rumah sakit terdekat.
Tugas Kuliah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kematian di banyak negara dunia. Diperkirakan, sekitar 1,5-2,7 juta jiwa melayang setiap
tahunnya akibat penyakit ini. Walau sejak 1950 malaria telah berhasil dibasmi di hampir seluruh
benua Eropa, Amerika Tengah dan Selatan, tapi di beberapa bagian benua Afrika dan Asia
Tenggara, penyakit ini masih menjadi masalah besar. Sekitar seratus juta kasus penyakit
malaria terjadi setiap tahunnya, satu persen diantaranya berakibat fatal. Seperti kebanyakan
penyakit tropis lainnya, malaria merupakan penyebab utama kematian di negara berkembang.
kesakitan) malaria sejak tiga tahun terakhir menunjukkan peningkatan. Di Jawa dan Bali terjadi
peningkatan: dari 18 kasus per 100 ribu penduduk (1998) menjadi 48 kasus per 100 ribu
penduduk (2000). Peningkatan terjadi terutama di Jawa Tengah (Purworejo dan Banyumas)
dan Yogyakarta (Kulon Progo). Di luar Jawa dan Bali, peningkatan terjadi dari 1.750 kasus per
100 ribu penduduk (1998) menjadi 2.800 kasus per 100ribu penduduk (2000): tertinggi di NTT,
C. Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas dari dosen pembimbing, selain
itu penulisan makalah ini juga bertujuan untuk membuka wawasan dan cara berpikir kita agar
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Malaria
Penyakit malaria adalah salah satu dari jenis penyakit menular dan disebabkan oleh
parasit dari genus plasmodium yang termasuk golongan protozoa melalui perantaraan tusukan (
B. Etiologi
Agent penyakit malaria adalah genus plasmodia, family plasmodiidae, dan order Coccidiidae.
a. Plasmodium falciparum
Menyebabkan malaria falciparum atau malaria tertiana yang maligna (ganas) atau dikenal
dengan nama lain sebagai malaria tropika yang menyebabkan demam setiap hari.
b. Plasmodium vivax
Menyebabkan malaria vivax atau disebut juga malaria tertiana benigna (jinak).
c. Plasmodium malariae
d. Plasmodium ovale
Jenis ini jarang sekali dijumpai, umumnya banyak di Afrika dan Pasifik Barat, menyebabkan
malaria ovale.
C. Gejala Klinis
Secara klinis, gejala dari penyakit malaria terdiri atas beberapa serangan demam dengan
interval tertentu yang diselingi oleh suatu periode dimana penderita bebas sama sekali dari
1. Badan terasa lemas dan pucat karena kekurangan darah dan berkeringat
4. Sakit kepala yang berat, terus menerus, khususnya pada infeksi dengan plasmodium
Falciparum
6. Malaria berat, seperti gejala diatas disertai kejang-kejang dan penurunan kesadaran
7. Pada anak, makin muda usia makin tidak jelas gejala klinisnya tetapi yang menonjol adalah
mencret (diare) dan pusat karena kekurangan darah (anemia) serta adanya riwayat kunjungan
1. Demam berulang yang terdiri dari tiga stadium: stadium dingin, stadium demam, dan stadium
berkeringat
4. Patofisiologi
Gejala-gejala yang disebutkan diatas tidak selalu sama pada setiap penderita, tergantung pada
spesies parasit dan umur dari penderita, gejala klinis yang berat biasanya terjadi pada malaria
D. Patofisiologi
Penyakit malaria seperti yang telah diterangkan di atas bahwa merupakan salah satu
jenis penyakit menular. Cara penularan penyakit malaria ini adalah ditularkan melalui gigitan
nyamuk malaria
( anopheles ). Bila nyamuk anopheles ini mengigit orang yang sakit malaria maka parasit akan
ikut terhisap bersama darah penderita. Dalam tubuh nyamuk, parasit tersebut berkembang biak.
Sesudah 7-14 hari apabila nyamuk tersebut mengigit orang sehat, maka parasit tersebut akan
di tularkan ke orang tersebut. Di dalam tubuh manusia parasit akan berkembang biak,
menyerang sel-sel darah merah. Dalam waktu kurang lebih 12 hari orang tersebut akan
1. Orang
penyakit ini endemik di sebagian besar wilayah Indonesia terutama di luar Jawa dan Bali.
Epidemi malaria seringkali dilaporkan dari berbagai wilayah dengan angka kematian yang lebih
Penelitian Yulius (2007) dengan desain case series di Kabupaten Bintan Kepulauan
Riau tahun 2005-2006 terdapat 384 penderita malaria, 243 orang (63,3%) laki-laki dan 141
orang (36,7%) perempuan, kelompok umur 5-14 tahun 23 orang (6%), 15-44 tahun 326 orang
(84,9%), dan >45 tahun 35 orang (9,1%).20 Penelitian Yoga dalam Sarumpaet dan Tarigan
(2006) tahun 1999 di Kabupaten Jepara Jawa Tengah, diperoleh bahwa dari 145 kasus malaria
yang diteliti, 44% berasal dari pekerjaan petani serta tidak ditemukan pada PNS/TNI/POLRI.
Penelitian Sunarsih, dkk tahun 2004-2007 dengan desain kasus kontrol, kasus malaria
21-25 tahun (17,6%), umur 36-40 tahun (14,7%). Namun secara keseluruhan fenomena
tersebut menunjukkan bahwa penyakit malaria menyerang hampir seluruh kelompok umur, 80
orang mempunyai jenis kelamin laki-laki (58,8%), perempuan 41,2% (56 orang).
2. Tempat
Batas dari penyebaran malaria adalah 64°LU (Rusia) dan 32°LS (Argentina).Ketinggian
yang dimungkinkan adalah 400 meter di bawah permukaan laut (Laut mati dan Kenya) dan
Penelitian Ahmadi, dkk tahun 2008 di di Desa Lubuk Nipis Kecamatan Tanjung Agung
Kabupaten Muara Enim, terlihat bahwa dari 54 responden, yang positif malaria terdapat 53
(98,1 %) responden yang mempunyai tempat tinggal dengan jarak kurang dari 200 m dari
hutan/kebun/semak-semak/sawah dan 1 (1,9 %) responden yang mempunyai tempat tinggal
yang berjarak lebih dari 200 m. Digunakan jarak 200 m adalah karena 200 m adalah jarak
3. Waktu
Menurut data Profil Dinkes Sumut dalam Sarumpaet dan Tarigan (2006), di Propinsi
Sumatera Utara terjadi kasus malaria klinis rata-rata 82.405 per tahun (selama tahun 1996-
2000). Penyakit malaria sampai saat ini menduduki rangking ke-7 dari 10 penyakit terbesar di
Propinsi Sumatera Utara. Berdasarkan data laporan bulanan malaria, kejadian malaria di
Kawasan Ekosistem Leuser berdasarkan Annual Malaria Incidence (AMI) terjadi peningkatan
malaria, yaitu dari 12,8 ‰ tahun 2003 meningkat menjadi 14,3 ‰ tahun 2004 dan 25,4 ‰ tahun
2005.
F. Penanganan
1. Pencegahan
a. Menghindari gigitan nyamuk, tidur memakai kelambu, menggunakan obat nyamuk, memakai
obat oles anti nyamuk, pasang kawat kasa pada ventilasi, menjauhkan kandang ternak dari
obat yaitu minum obat doksisilin 1 x 1 kapsul / hari sampai 2 minggu setelah keluar dari lokasi
endemis malaria.
d. Menebarkan pemakan jentik, menekan kepadatan nyamuk dengan menebarkan ikan pemakan
2. Pengobatan
Sejak tahun 1638 malaria telah diatasi dengan getah dari batang pohon cinchona,
yang dikenal dengan nama kina, yang sebenarnya beracun dan menekan pertumbuhan
protozoa dalam jaringan darah. Pada tahun 1930, ahli obat-obatan jerman berhasil menemukan
atabrine (quinacrine hydrocloride) yang pada saat itu lebih efektif daripada quinine dan kadar
e. obat standar dan Klorokuin injeksi (1 ampul 2 cc) sebagai obat alternatif.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit malaria adalah salah satu dari jenis penyakit menular dan disebabkan oleh
parasit dari genus plasmodium yang termasuk golongan protozoa melalui perantaraan tusukan (
Cara penularan penyakit malaria ini adalah ditularkan melalui gigitan nyamuk malaria (
anopheles ).
B. Saran
Disarankan agar pemerintah dapat memperhatikan kondisi rakyat kecil yang sangat
rentan terkena penyakit malaria sebelum terjadi kejadian luar biasa (KLB) dan juga diharapkan
kepada petugas kesehatan agar selalu memberikan penyuluhan kepada masyarakat agar dapat