PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut WHO (World Health Organization) tahun 2001 mengatakan satu dari
empat orang di dunia terkena gangguan jiwa dalam setiap tahap kehidupannya. Sekitar
450 juta orang kini telah mengalami gangguan jiwa, sehingga menempatkan penyakit
jiwa sebagai penyakit tertinggi di dunia. Berdasarkan RISKESDAS (Riset Kesehatan
Dasar) tahun 2007 di Indonesia bahwa prevalensi gangguan jiwa berat sebesar 4,6
permil, artinya ada empat sampai lima penduduk dari 1000 penduduk Indonesia
menderita gangguan jiwa berat. Angka gangguan jiwa di Indonesia telah mencapai 10%
dari populasi penduduknya.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Penulis mampu menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan jiwa
Skizofrenia paranoid “Isolasi Sosial”sesuai dengan proses keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian analisa data, merumuskan masalah keperawatan,
membuat pohon masalah, menetapkan pohon masalah, menetapkan diagnosa
keperawatan pada Ny. N dengan Isolasi Sosial di ruang Melur RSJ Medan.
b. Dapat menyusun rencana tindakan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan
klien dan mengatasi masalah klien.
c. Dapat mengimplementasikan rencana tindakan keperawatan yang nyata sesuai
dengan diagnosa keperawatan yang telah ditegakkan.
d. Dapat menilai hasil (mengevaluasi) tindakan keperawatan yang telah dilakukan.
e. Dapat melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan
f.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Isolasi sosial adalah keadaan dimana individu atau kelompok mengalami atau
merasakan kebutuhan, keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan orang
lain tetapi tidak membuat kontak. Isolasi sosial merupakan proses pertahanan diri
seseorang terhadap orang lain maupun lingkungan yang menyebabkan kecemasan
pada diri sendiri dengan cara menarik diri secara fsik dan psikis (Dalami dkk,
2009).
d. Faktor Biologis
Genetik merupakan salah satu faktor pendukung gangguan jiwa. Insiden
tertinggi skizofrenia ditemukan pada keluarga yang anggota keluarga yang
menderita skizofrenia. Berdasarkan hasil penelitian pada kembar monozigot apabila
salah diantaranya menderita skizofrenia adalah 58%, sedangkan bagi kembar dizigot
persentasenya 8%. Kelainan pada struktur otak seperti atropi, pembesaran ventrikel,
penurunan berat dan volume otak serta perubahan struktur limbik, diduga dapat
menyebabkan skizofrenia.
d. Stresor Psikologis
Kecemasan yang tinggi akan menyebabkan menurunnya kemampuan
individu untuk berhubungan dengan orang lain. Intesitas kecemasan yang
ekstrim dan memanjang disertai terbatasnya kemampuan individu untuk
mengatasi masalah akan menimbulkan berbagai masalah gangguan
berhubungan pada tipe psikotik.
Tabel 2.2 Jenis obat yang umum digunakan pada pasien isolasi sosial
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial/ nama : Ny. N
Tanggal Pengkajian : 08 Desember 2016
Umur : 53 Tahun
RM. No : 02.05.70
Jenis kelamin : Perempuan
Suku : Batak
Pendidikan : Pendidikan
3. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien beragama Katolik dan klien menyakini adanya Tuhan Yang maha Esa
b. Kegiatan ibadah
Klien jarang beribadah selama di RSJ .
- Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
Klien tidak mampu berbicara secara kooperatif dengan orang lain dan tidak mampu
menyelesaikan masalah. Klien meluangkan waktu berdoa kepada Tuhan saat Ny. N
mengingat masalahnya.
- Masalah keperawatan : Isolasi sosial.
D. POHON MASALAH
Defisit perawatan diri
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan apa yang telah penulis dapatkan dalam laporan kasus dan pembahasan
pada asuhan keperawatan jiwa pada Ny.N dengan isolasi sosial di Rumah Sakit
Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem PROVSU Medan, maka penulis mengambil
kesimpulan : pengkajian yang didapat pada Ny. N pada tanggal 08 Desember 2016,
karena klien sering marah-marah, bicara sendiri, gelisah, merasakan sedih, dan
kurang tidur. Maka penulis mengambil diagnosa isolasi Sosial.
a) Dalam melakukan asuhan keperawatan pada Ny.N dengan kasus Isolasi Sosial
dilakukan meliputi aspek psikososial, spiritual dan melibatkan keluarga
didalamnya
b) Dalam melakukan asuhan keperawatan maka antara perawat dan Ny. N harus
membina hubungann saling percaya
c) Bagi mahasiswa/mahasiswi agar lebih memperdalam ilmu pengetahuan
khususnya tentang keperawatan isolasi sosial.
d) Bagi Ny. N agar mengenal dan bergaul/berinteraksi dengan perawat dan orang
lain disekitarnya.
e) Peran serta keluarga sangat penting dalam menyembuhkan klien karena dengan
dukungan keluarga penyembuhan Ny. N dapat tercapai sesuai dengan yang
diharapkan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis menyampaikan saran antara lain :
1. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan untuk lebih membimbing mahasiswa/i dan memperdalam ilmu
khusunya tentang Keperawatan Jiwa.
2. Bagi Tenaga Kesehatan (perawat)
Diharapkam selalu berkoordinasi dengan tim kesehatan lainnya dalam
memberikan asuhan keperawatan jiwa pada pasien agar lebih maksimal
khususnya pada pasien dengan isolasi sosial agar melakukan observasi
maksimal.
3. Bagi Keluarga
Diharapkan pada keluarga agar sering mengunjungi Ny. M selama perawatan
karena dengan seringnya keluarga berkunjung, maka klien merasa seperti berarti
bagi klien dan juga setelah pulang keluarga harus membawa klien kontrol secara
teratur ke pelayanan kesehatan jiwa terdekat agar kekambuhan dapat dicegah.
DAFTAR PUSTAKA
Purba, dkk. (2008). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Psikososial Dan
Gangguan Jiwa.Cetakan KETIGA. Medan : USU Press.