KMB 1
Anggota Kelompok
Anadya Surya 2014401001
Anggi Diah Putri P.S. 2014401002
Dewi Cahyani 2014401009
Dina Rahmawati 2014401011
Esti Wandira 2014401013
Herlis Antika 2014401018
M.Egy Refkiawan 2014401024
Meraley Diana 2014401026
Amalia Husna 2014401039
Bagas Taufiqurrahman 2014401045
Cucum Nurasih 2014401047
Deni Maksum Arya 2014401050
Dokter dapat meresepkan pengencer darah jenis antiplatelet, kecuali pada pasien
dengan gangguan pembekuan darah. Antiplatelet dapat membantu mencegah
pembekuan darah, dan menurunkan risiko angina serta serangan jantung. Contoh obat
ini adalah aspirin dan clopidogrel. Statin – Statin berfungsi menurunkan kolesterol
tinggi, dengan membuang LDL dari darah, sehingga memperlambat perkembangan
penyakit jantung. Contoh obat statin yang biasa diresepkan adalah atorvastatin dan
simvastatin.Obat penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE inhibitors) – Jenis
obat ini digunakan untuk mengobati hipertensi, di antaranya captopril dan enalapril.
Angiotensin II receptor blockers (ARB) – Fungsi obat ini sama seperti ACE
inhibitors, yaitu mengatasi hipertensi. Contohnya adalah valsartan dan
telmisartan.Penghambat beta (beta blockers) – Obat ini berfungsi mencegah angina
dan mengatasi hipertensi. Contohnya adalah bisoprolol dan metoprolol.
Nitrat – Nitrat berfungsi melebarkan pembuluh darah, sehingga aliran darah ke
jantung meningkat, dan jantung tidak memompa darah lebih keras. Salah satu jenis
nitrat adalah nitrogliserin. Antagonis kalsium – Obat ini bekerja melebarkan
pembuluh darah, sehingga tekanan darah menurun. Contohnya adalah verapamil dan
diltiazemDiuretik – Jenis obat ini bekerja mengurangi kadar air dan garam dalam
darah melalui urine, dan melebarkan pembuluh darah agar tekanan darah menurun.
Bila obat sudah tidak efektif untuk mengatasi gejala yang dialami, pasien akan
disarankan untuk menjalani operasi. Dokter juga akan menjalankan operasi bila
penyempitan pembuluh darah disebabkan oleh penumpukan ateroma. Sejumlah
tindakan yang dilakukan, antara lain: Pasang ring jantung
Jika jantung tidak belerja scr optimal maka darah tidak dialirkan secara optimal ke
seluruh tubuh sehingga dapat mengganggu kinerja berbagai organ lain di dalamnya.
Pada kondisi yang paling buruk, sistem kerja jantung dapat melemah hingga tidak
berfungsi dan menyebabkan dampak kematian