Disusun oleh :
SANTOSIUS P2002053
C. Tujuan Penulisan
1. Umum
Mahasiswa dapat memahami konsep manajemen pelayanan posyandu di
puskesmas dalam meningkatkan personalitas derajat kesehatan di era new
normal.
2. Khusus
Selama berlangsungnya pembelajaran daring manajemen keperawatan
mahasiswa diharapkan mampu untuk memahami dan mengaplikasikan
manajemen pelayanan posyandu di puskesmas selama era new normal.
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Bagi Pelayanan Kesehatan
Dapat menjadi masukan bagi bidang keperawatan dalam
memanajemen pelayanan posyandu di puskesmas selama era new
normal, sehingga dapat meningkatkan personalitas derajan kesehatan
masyarakat di era new normal
2. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat berkontribusi dalam pengembangan ilmu
pengetahuan di bidang keperawatan tentang manajemen pelayanan
posyandu selama era new normal di puskesmas.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Pembiayaan
Pembiayaan pelaksanaan layanan pada masa pandemi COVID-19
bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), Anggaran
Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan sumber lainnya yang sah serta
penggunaannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
A. Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur, secara
sistematis terkait topik yang diangkat yaitu Balanced Scorecard dan
Burnout Peneliti akan melakukan sintesis terkait Balanced scorecard dan
burnout yang dialami perawat dalam meningkatkan mutu pelayanan dan
respon yang ditunjukan perawat serta instrument yang digunakan dalam
penelitian. Literatur review merupakan suatu cara yang digunakan untuk
mengidentifikasi, menganalisis, dan mensitesis jurnal-jurnal melalui
proses yang sistematis.
B. Data Base
Jenis artikel yang digunakan dalam menyusun penulisan makalah
merupakan kumpulan dari beberapa jurnal yang dicari melalui pencarian
google scholer.
D. Kata Kunci
Pencarian artikel atau jurnal menggunakan keyword dan Boolean operator
(AND, OR) yang dugunakan untuk memperluas atau menspesifikan
pencarian sehingga mempermudah dalam penentuan dan pemilihan artikel
atau 34 jurnal yang akan digunakan. Kata kunci dalam literature review ini
disesuaikan dengan Medical Subjek Heading (MeSH). Kata kunci yang
digunakan dalam pencarian artikel ini adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1 Kata Kunci literature review
Comparation
- -
Outcomes Manajemen pelayanan
-
posyandu di puskesmas
F. Jenis Artikel
Jenis artikel yang dipakai untuk menyusun penulisan makalah ini
merupakan jenis artikel original article / original research, berupa artikel
pada umumnya yang diterbitkan oleh jurnal ilmiah yang
menjelaskaninformasi baru yang didasarkan pada hasil penelitian yang
telah dilakukan dan didukung dengan analisis statistic. Konten artikel ini
disesuaikan dengan berbagai bidang studi yang berbeda beda. Konten
berupa : pendahuluan, metide, hasil dan diskusi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Dari hasil analisis yang saya dapatkan ada 3 artikel yang membahas
mengenai; manajemen pelayanan posyandu di puskesmas dalam
meningkatkan personalitas derajat kesehatan di era new normal. Artikel 1
yang ditulis oleh Candarmaweni & Yayuk S.R dengan judul Tantangan
Pencegahan Stunting Pada Era Adaptasi Baru “New Normal” Melalui
Pemberdayaan Masyarakat Di Kabupaten Pandeglang. Artike 2 yang ditulis
oleh Meilyana, dkk, 2020 dengan judul Edukasi Pemanfaatan Pelayanan
Posyandu Pasca Pandemik Covid-19 Memasuki Masa New Normal Dalam
Peningkatan Kesehatan Masyarakat. Artikel 3 yang ditulis oleh Malikussaleh,
& Utara, 2020 dengan judul Manajemen Pelayanan Posyandu Dalam
Pemberian Vaksin Rubella Mealseas di UPTD Puskesmas DTP Buntul
Kemumu Kecamatan Permata Kabupaten Bener Meriah
Artikel 1
JUDUL Tantangan Pencegahan Stunting Pada Era Adaptasi Baru
“New Normal” Melalui Pemberdayaan Masyarakat Di
Kabupaten Pandeglang.
AUTHOR Candarmaweni , Amy Yayuk Sri Rahayu
TAHUN 2020
NEGARA Indonesia
ABSTRAK Stunting merupakan permasalahan kesehatan yang
menjadi prioritas untuk menciptakan sumber daya
manusia Indonesia yang berkualitas. Kunci kesuksesan
pencegahan stunting adalah pemantauan gizi dan
pengukuran berat badan bayi dan balita yang dilakukan
kader masyarakat di posyandu. Saat pandemi covid-19,
kegiatan tersebut tidak bisa dilakukan, dampak pandemi
ini terhadap indonesia dapat menyebabkan generation
lost di masa depan. Pemberdayaan masyarakat menjadi
kunci keberhasilan program-program pencegahan
stunting di masa pandemi covid-19 ini. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif murni, yang mengambil
lokasi di 2 (dua) desa yang merupakan Lokus stunting,
yaitu Desa bayumundu dan Desa Tegalogog. Waktu
pengambilan data dilakukan pada bulan maret dan Bulan
Juli. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara
mendalam dan studi literatur. Dapat disimpulkan bahwa
terdapat 5 faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan
program pemberdayaan masyarakat yaitu (1)
perencanaan dan sosialisasi (2) pendampingan dan
pemberian motivasi kepada kelompok sasaran, (3)
pelatihan pemanfaatan hasil pekarangan mendukung
diversifikasi konsumsi pangan, (4) monitoring dan
evaluasi pelaksanaan program dan dampaknya, (5)
pentingnya aspek promosi dan pemasaran. Jika
pemberdayaan masyarakat optimal pada program-
program ini maka pencegahan stunting di era new normal
ini akan mendapatkan hasil yang optimal.
METODE DAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif murni,
SAMPEL yang mengambil lokasi di 2 (dua) desa yang merupakan
PENELITIAN Lokus stunting, yaitu Desa bayumundu dan Desa
Tegalogog. Waktu pengambilan data dilakukan pada
bulan maret dan Bulan Juli. Pengambilan data dilakukan
dengan wawancara mendalam dan studi literatur
HASIL Berdasarkan hasil analisis situasi yang dilakukan pada
saat rembug stunting, penyebab tingginya angka
prevalensi stunting di Pandeglang disebabkan oleh pola
asuh yang kurang baik, kurangnya asupan makanan
bergizi, pelayanan kesehatan yang terbatas, kurangnya
akses ke air bersih dan buruknya sanitasi. Sebelum
adanya pandemi Covid-19, berdasarkan temuan peneliti
di Pandeglang, penanganan stunting di Pandeglang masih
menemui beberapa kendala beberapa diantaranya adalah
keterbatasan anggaran, alat ukur antropometri, tenaga
kesehatan, koordinasi dan monitoring dan evaluasi.
KESIMPULAN Dapat disimpulkan bahwa terdapat 5 faktor yang
berpengaruh terhadap keberhasilan program
pemberdayaan masyarakat yaitu (1) perencanaan dan
sosialisasi (2) pendampingan dan pemberian motivasi
kepada kelompok sasaran, (3) pelatihan pemanfaatan
hasil pekarangan mendukung diversifikasi konsumsi
pangan, (4) monitoring dan evaluasi pelaksanaan
program dan dampaknya, (5) pentingnya aspek promosi
dan pemasaran. Jika pemberdayaan masyarakat optimal
pada program-program ini maka pencegahan stunting di
era new normal ini akan mendapatkan hasil yang optimal.
Artikel 2
JUDUL Edukasi Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Pasca
Pandemik Covid-19 Memasuki Masa New Normal
Dalam Peningkatan Kesehatan Masyarakat.
AUTHOR Ernauli Meilyana, Marni Br Karo, Lina Indrawati, Arabta
M. Peraten
TAHUN 2020
NEGARA Indonesia
ABSTRAK Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan wadah
titik temu antara pelayanan professional dari petugas
kesehatan dan peran serta masyarakat dalam
menanggulangi masalah kesehatan masyarakat, terutama
dalam upaya penurunan angka kematian bayi dan angka
kelahiran. Pandemik covid-19 menyebabkan masyarakat
takut akan memanfaatkan pelayanan kesehatan di
posyandu khusunya ibu yang mempunaya anak balita
enggan membawa bayinya dimasa era new norma dan
adaptasi, sehingga perlunya dilakukan edukasi ke
masyarakat tentang pemnfaatan pelayanan kesehatan di
masa new normal ini dengan memperhatikan protokol
kesehatan sesuai ketetapan pemerintah. Tujuan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan
meningkatakan pengetahuan dan kesadaran masyarakat
tentang pemanfaatan pelayanan kesehatan di posyandu
pada masa new normal dan masa adaptasi. Program ini
dilaksanakan pada tanggal 28-19 Juli 2020 dalam bentuk
penyuluhan kesehatan kepada kader kesehatan dan
masyarakat dengan jumlah peserta 61 orang dengan
mengajukan pertanyaan pada sesi diskusi. Tim dosen
yang melakukan pengabdian mengharapkan partisipasi
kader untuk pendampingan kepada masyarakat khusunya
ibu yang mempunyai anak balita agar mau datang ke
posyandu dalam peningkatan kesehatan ibu dan anak.
METODE DAN Metode dalam penelitian ini penyuluhan menggunakan
SAMPEL media leaflet, poster dan edukasi langsung pada
PENELITIAN masyarakat dengan memperhatikan protocol kesehatan..
Jumlah sampel 61 responden
HASIL Tahap pelaksanaan; a) peserta penyuluhan adalah kader
kesehatan yang bertugas di posyandu dan ibu balita
diwilayah posyandu mawar II. Sebanyak 61 orang, b)
proses penyuluhan dilaksanakan di posyandu yang
berlangsung dari pukul 08.00-12.00 wib yang dihadiri
oleh 61 orang , penyuluhan tidak bisA dilakukan secera
serentak karena adanya juga penerapan dan pembatasan
orang yang datang ke posyandu dalam penerapan
protocol kesehatan dan bagi yang datang berkala
penyuluhan tetap dilakukan dengan cara edukasi secara
langsung ke masyarakat menggunakan lieaflet.
Penyuluhan kesehatan dilakukan juga dengan
mendatangi kerumah warga yang kurang mampu
sekaligus pembagian sembako untuk meningkatkan
kesehatan keluarga.
Tahap evaluasi yang dilakukan dapat digambarkan
sebagai berikut; a) peserta yang hadir mengikuti kegiatan
dengan baik sampai selesai dan membawa anaknya untuk
dalam pemanfaatan pelayanan di posyandu seperti
penimbangan, pengukuran tinggi badan, pemeriksaan
dan imunisasi yang saat itu sudah jatuh jadwal ulangnya,
b) pada saat diskusi terdapat masyarakat khusunya ibu
yang mempunya balita bertanya tentang bagaiman
melakukanimuniasai pada saat new normal ini pada
anaknya? Apakah tetap dilakukan sesuai jadwal atau di
tunda? Bagaimana persiapan kalau datang ke posyandu
sementara dilarang untuk berkumpul?
Hambatan dan kendala yang di hadapai oleh tim dosen
dalam melakukan kegiatan pengabdian kepada
masyarakat adalah; a) sulitnya mengumpulkan peserta
dalam waktu bersamaan Karena masa covi-19, b) tidak
tersedianya ruangan pertemuan di posyandu yang
memadai untuk penerapan protocol kesehatan dengan
jumlah peserta yang banyak menyebabkan penyuluhan
dilakukan di halaman posyandu dan pelaksanaan secara
berulang karena ada peserta yang datangnya tidak secara
bersamaan. Kekuatan
KESIMPULAN Kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui
penyuluhan kesehatan dalam meningkatkan pengetahuan
kader kesehatan dan masyarakat khusunya ibu yang
mempunyai anak balita tentang pemanfaatan pelayanan
kesehatan di posyandu di hadiri 61 orang yang
berlangsung di posyandu mawar II. Peserta sangat
antusias untuk bertanya dan mau datang ke posyandu
membawa anak balitanya untuk pemantauan kesehatan
dan imunisasi pada masa new normal covid-19 ini.
Kegiatan pengabdian ini dapat mendorong kader dalam
melakukan pendampingan kepada masyarakat dan
masyarakat agar mau memanfaatkan pelayanan posyandu
secara rutin untuk mendukung kesehatan masyarakat
khusunya ibu yang mempunya anak balita.
Artikel 3
JUDUL Edukasi Perawatan Balita Pada Masa Pandemi Covid-19 Di
Kelurahan Gondrong, Tangerang
AUTHOR Cintia Maulina , Clariza Vioito , Laras Arsyi Insani , Ria
Nuranisa , Ayu Nurjanah1 , Nadia Nur Amalina1, Sri Musta’ina
TAHUN 2020
NEGARA Indonesia
ABSTRAK Sejak akhir tahun 2019, dunia digemparkan oleh munculnya
penyakit baru yang mirip pneumonia. Penyakit yang dikenal
sebagai Covid-19 disebabkan oleh Virus Corona yang
dinamakan SARS- Cov 2 (WHO, 2019). Oleh karena itu,
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah menerbitkan
Panduan Pelayanan Kesehatan Balita pada Masa Pandemi
Covid-19 dalam rangka pencegahan penularan Covid-19 pada
balita dan anak pra sekolah. Puskesmas harus menjadi ujung
tombak dalam mengidentifikasi keluarga yang memiliki
anggota balita dan usia pra sekolah serta memberikan
sosialisasi mengenai pencegahan penularan Covid-19, dan
tetap memberikan edukasi mengenai cara menjaga kesehatan
anak (Kementrian Kesehatan RI, 2020).
METODE DAN Metode pelaksanaan program pengabdian masyarakat ini
SAMPEL adalah penyuluhan kesehatan. Materi penyuluhan yang
diberikan adalah edukasi perawatan balita pada masa
PENELITIAN pandemic Covid 19. Sasaran kegiatan ini adalah para ibu yang
memiliki balita toddler (1-4 tahun). Selanjutnya adalah diskusi
tanya jawab selam 20 menit, dan diakhiri dengan pengisian
lembar posttest oleh seluruh peserta, sebagai evaluasi.
HASIL Usia ibu yang mengikuti kegiatan kegiatan edukasi perawatan
balita pada masa pandemi Covid-19 di RW 1 Kelurahan
Gondrong, Tangerang lebih banyak berusia kurang dari 35
tahun (60%) dengan tingkat pendidikan SMA (70%) dan
status pekerjaan sebagai ibu rumah tangga atau tidak bekerja
(80%). Kegiatan edukasi perawatan balita pada masa pandemi
Covid-19 di Kelurahan Gondrong diawali dengan pengukuran
pengetahuan para ibu dengan pretest dan diakhiri dengan
posttest. Hasil pretest dan posttest didistribusikan berdasarkan
jumlah jawaban benar para ibu yang mengikuti kegiatan. Hasil
pretest pengetahuan ibu diketahui bahwa 5 dari 10 peserta
memiliki pengetahuan yang kurang terkait upaya pencegahan
penyakit Covid-19 pada balita. Rata-rata skor peserta yaitu 52,
artinya sebagian besar peserta sudah memiliki pengetahuan
yang kurang terkait dengan materi pencegahan Covid-19 pada
balita. Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan, peserta
kembali mengisi lembar posttest, Hasil pretest sikap ibu
menunjukkan bahwa 6 dari 10 memiliki skor < 12 yang
dikategorikan dalam sikap kurang terhadap upaya pencegahan
penularan Covid-19 pada balita sebelum kegiatan penyuluhan
dilakukan. Namun, setelah kegiatan penyuluhan dan sesi
diskusi dilakukan, terjadi peningkatan sikap pada 9 dari 10
ibu, dimana skor satu peserta lainnya stagnant dengan kategori
yang sudah baik sejak sebelum kegiatan penyuluhan
berlangsung.
KESIMPULAN Kegiatan pengabdian masyarakat oleh Kelompok 249 Grup 8
KKN BBN Periode 62 Universitas Airlangga berupa edukasi
perawatan balita di masa pandemi Covid-19 telah dapat
meningkatkan pengetahuan dan sikap para ibu yang memiliki
balita yang menghadiri kegiatan edukasi dini di RW 1
Kelurahan Gondrong dalam upaya memutus rantai penularan
Covid-19 kepada balita mereka. Edukasi yang diberikan juga
telah meningkatkan kepedulian mereka dalam memperhatikan
tumbuh kembang dan kesehatan balita mereka. Dalam
pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat pada akhirnya
timbul pemikiran baru yaitu (a) perlu dilakukan pelatihan
yang berkesinambungan bagi kader agar kemampuan untuk
mandiri makin tinggi sebagai ujung edukasi kesehatan bagi
masyarakat disekitarnya, (b) perlu dilakukan penyuluhan
kesehatan yang berkala seperti sharing dan diskusi untuk
meningkatkan pengetahuan para ibu dari balita.
D. Pembahasan
Dari 3 artikel yang di analisis artikel pertama yang membahas mengenai
tantangan pencegahan stunting pada era adaptasi baru “new normal” melalui
Berdasarkan hasil analisis situasi yang dilakukan pada saat rembug stunting,
penyebab tingginya angka prevalensi stunting di Pandeglang disebabkan oleh
pola asuh yang kurang baik, kurangnya asupan makanan bergizi, pelayanan
kesehatan yang terbatas, kurangnya akses ke air bersih dan buruknya sanitasi.
Dengan hasil analisis diatas maka pemerintah kabupaten memiliki beberapa
program untuk mempercepat penurunan angka prevalensi stunting, antara lain :
1.Program Kesejahteraan dan Perlindungan Anak 2.Program Pendidikan Anak
Usia Dini 3.Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial bagi Anak dengan
Kedisabilitasan 4.Program Upaya Kesehatan Masyarakat 5.Program Program
Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular 6.Program Promosi
Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 7.Pelayanan Kesehatan Rujukan
8.Program Perbaikan Gizi Masyarakat 9.Kawasan Rumah Pangan Lestari
(KRPL) 10.Gemar Ikan (Gerakan Masyarakat Makan Ikan) 11.Bantuan Pangan
Non Tunai (BPNT) 12.Program Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
(AMPL) 13.Pemicuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) 14.Bansos
Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) 15.Bansos Bantuan Stimulan Perumahan.
Namun di tengah gencarnya melakukan pencegahan stunting di berbagai
daerah, Indonesia terkena pandemi Covid-19. kegiatan pencegahan stunting di
posyandu sempat terhenti selama 2 (dua) bulan, yaitu pada bulan Maret dan
April. Selama masa covid-19 dikatakan kader, bahwa mereka kebingungan,
mengenai data anak sedangkan data anak itu biasanya diminta setiap bulan.
Untuk kegiatan imunisasi dilakukan oleh bidan dan dokter puskesmas dengan
skema “door to door”, artinya mereka datang ke rumah warga untuk melakukan
imunisasi. Pemberian imunisasi untuk bayi dan balita ini dilakukan
berdasarkan data bayi dan balita yang dimiliki oleh kader desa. Lalu kader
membuat laporan ke puskesmas, dan dari pihak puskesmas datang ke rumah
warga untuk melakukan imunisasi. Untuk komunikasi dan koordinasi baik dari
kader ke masyarakat, atau dari kader ke bidan dan dokter puskesmas, dilakukan
via whatsapp grup. Bidan dan perawat yang datang untuk melakukan imunisasi
ke rumah warga, datang dengan protokol kesehatan untuk tenaga medis, secara
lengkap.
Artikel kedua membahas Edukasi Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Pasca
Pandemik Covid-19 Memasuki Masa New Normal Dalam Peningkatan
Kesehatan Masyarakat. Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat
dilakukan dengan metode penyuluhan leaflet, poster dan edukasi langsung pada
masyarakat dengan memperhatikan protocol kesehatan. Posyandu Mawar II
Kelurahanan Tanah Tinggi, Tanggerang sebagai mitra kegiatan mendukung
dan berperan aktif baik secara subjek maupun objek pada kegiatan ini. Proses
penyuluhan dilakukan di posyandu mawar II sebanyak 61 orang dengan
penerapan protocol kesehatan. Penyuluhan dibagi sesi, sesi pertama edukasi
dari petugas kesehatan perawat dan bidan edukasi secara langsung
kemasyarakat menggunalkan leaflet edukasi untuk menerapkan imunisasi di
masa new normal salah satunya mengajarkan cara mencuci tangan. Selanjutnya
peserta yang hadir dan mengikuti kegiatan dengan baik sampai selesai dan
membawa anaknya untuk dalam pemanfaatan pelayanan di posyandu seperti
timbang, pengukuran tinggi badan, pemeriksaan fisik dan imunisasi yang saat
itu sudah jatuh jadwal ulangnya.
Artikel ketiga membahas Edukasi Perawatan Balita Pada Masa Pandemi
Covid-19 Di Kelurahan Gondrong, Tangerang pelaksanaan program
pengabdian masyarakat ini adalah penyuluhan kesehatan. Materi penyuluhan
yang diberikan adalah edukasi perawatan balita pada masa pandemic Covid 19.
Sasaran kegiatan ini adalah para ibu yang memiliki balita toddler (1-4 tahun).
Kegiatan penyuluhan dilakukan setelah posyandu. Materi edukasi disampaikan
oleh Laras selaku mahasiswa dengan waktu penyuluhan 20 menit
menggunakan media promosi berupa poster. Selanjutnya adalah diskusi tanya
jawab selam 20 menit, dan diakhiri dengan pengisian lembar posttest oleh
seluruh peserta, sebagai evaluas. Materi kuisoner mencakup pemberian ASI
dan MP-ASI, gizi seimbang balita, penyemprotan desinfektan pada mainan
balita, personal hygiene ibu dalam merawat balita, khususnya bagi Ibu balita
dengan status PDP (Pasien Dalam Pengawasan). Hasil dari penyuluhan
tersebut, dilakukan evaluasi dengan membandingkan skor kuesioner pretest
dan posttest. Kuisoner terdiri dari penilaian pengetahuan dan sikap. Pemberian
skor didasarkan pada rentang skor yang telah dibuat. Adapun rentang skor
untuk kategori pengetahuan dibagi menjadi: pengetahuan baik dengan skor 60 -
100 dan pengetahuan kurang dengan skor < 60. Sedangkan kategori sikap
dibagi menjadi: sikap cukup baik dengan skor 12 - 24 dan sikap kurang dengan
skor < 12. Setiap ibu diberikan kuesioner pretest dan posttest untuk mengukur
perubahan pengetahuan dan sikap ibu terhadap kesehatan balitanya sebelum
dan sesudah mendengarkan penyuluhan. Hasil kegiatan ini menunjukkan
karakteristik ibu yang mengikuti kegiatan mayoritas berusia kurang dari 35
tahun (60%) dengan tingkat pendidikan SMA (70%) dan status pekerjaan
sebagai ibu rumah tangga atau tidak bekerja (80%). Perbandingan skor pretest
dan posttest menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dan perhatian
mengenai kesehatan dalam merawat anak balitanya di masa pandemi Covid 19.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui penyuluhan kesehatan dalam
meningkatkan pengetahuan kader kesehatan dan masyarakat khusunya ibu
yang mempunyai anak balita tentang pemanfaatan. Kegiatan pengabdian ini
dapat mendorong kader dalam melakukan pendampingan kepada masyarakat
dan masyarakat agar mau memanfaatkan pelayanan posyandu secara rutin
untuk mendukung kesehatan masyarakat khusunya ibu yang mempunya anak
balita. Tenaga kesehatan memiliki peran yang sangat penting untuk
mewujudkan meningkatkan personalitas derajat kesehatan di era new normal
B. Saran
Saran untuk pelayanan Kesehatan agar selalu memperhatikan pegawai terutama
perawat pelaksana yang bekerja 3 sift dengan beban kerja yang sangat kurang
baik. Hal ini akan lebih menjaga kualitas pelayanan seperti perawatan yang
optimal, asuhan keperawatan yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan,
Kemekes. 2020. Petunjuk Teknis Pelayanan Puskesmas Pada Masa Pandemi
COVID-19. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. Hal. 1-93
Direktorat, K. Primer, D. Jenderal, P. Kesehatan, and K. Kesehatan, 2020
pelayanan pada masa pandemi COVID-19 di pukesmas.
Imam Rofiki and Siti Roziah Ria Famuji, 2020. “Kegiatan Penyuluhan dan
Pemeriksaan Kesehatan untuk Membiasakan PHBS bagi Warga Desa
Kemantren,” Din. J. Pengabdi. Kpd. Masy., vol. 4, no. 4, pp. 628–634, doi:
10.31849/dinamisia.v4i4.3992.
Juliati, Badiran. M, & Aini. N, 2019. Peran Kader Dalam Pelaksanaan Kegiatan
Posyandu Didusun Titipanjang Wilayah Kerja Puskesmas Bunutkabupaten
Labuhanbatu Selatan Tahun 2019. Jurnal Mutiara Kesehatan Masyarakat.
Vol. 4, no. 2, hal. 72-80.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020.“Petunjuk Teknis Pelayanan
Imunisasi Pada Masa Pandemi Covid-19,” Covid-19 Kemenkes, p. 47.
Meilyana. E, Br Karo. M, Indrawati. L, M. Peraten. A. 2020. Edukasi
Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Pasca Pandemik Covid-19 Memasuki
Masa New Normal Dalam Peningkatan Kesehatan Masyarakat. Jurnal
Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat. Vol. 4, No. 2, Hal. 604-610.
Zhou F, et all. 2020Clinical course and risk factors for mortality of adult
inpatients with COVID-19 in Wuhan, China: a retrospective cohort study.
Lancet. Vol. 395, Hal. 1054-1062.