Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PROSES PIKIR (WAHAM)

MK PRAKTIKUM KEPERAWATAN JIWA

UBAERY MARHUSEN

2102008

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES ISTARA NUSANTARA HERMINA
2022
A. Pengertian
Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas
yang salah, keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar
belakang budaya, ketidakmampuan merespon stimulus internal dan eksternal melalui
proses interaksi atau informasi secara akurat. Waham adalah suatu keyakinan yang
salah yang dipertahankan secara kuat/terus menerus namun tidak sesuai dengan
kenyataan (Yosep, 2009).
Waham adalah suatu keyakinan yang dipertahankan secara kuat dan terus-
menerus, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan (Budi, Anna & Keliat, 2006).
B. Penyebab
Berbagai kehilangan dapat terjadi oad pasca bencana, baik kehilangan harta benda,
keluarga maupun orang yang bermakna kehilangan ini menyebabkan stress bagi
mereka yang mengakaminya jika sterss ini berkepanjangan dapat memicu masalah
pada gangguan jiwa dan waham (Budi, Anna & Keliat, 2006)
C. Karakteristik
1. Perbedaan kognitif
2. Defisit memori
3. Interpretasi lingkungan tidak akurat
4. Kelainan rentang perhatian
5. Terdapat waham
6. Tidak mampu berkonsentrasi
7. Disorientasi
8. Tidak mampu membut keputusan
9. Menurunnya kemampun mendapatkan ide
10. Bingung
11. Amat waspada
D. Jenis Waham
1. Waham kebesaran :
Yaitu meyakini ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus, diucapkan berulang
kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan
2. Waham curiga
Yaitu meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan /
mencederai dirinya, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan
3. Waham agama
Yaitu memiliki kayakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan
berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan
4. Waham somatik
Yaitu Meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu / terserang penyakit,
diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan
5. Waham nihilistik
Yiatu meyakini dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal, diucakan berulangkali
tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
E. Faktor Yang Berhubungan
1. Faktor herediter
2. Panik / tingkat ansietas berat
3. Perubahan struktur dan fungsi jaringan otak (pada klien GMO)
4. Mengingkari depresi
5. Berduka yang belum selesai
6. Trauma masa kanak – kanak/penganiayaan
7. Ancama terhadap konsep diri
8. Ancaman terhadap integritas diri
F. Data Yang Perlu Dikaji
1. Factor predisposisi
Biologis :
a. Latar belakang genetik :
a) Adanya riwayat keturunan (diturunkan melalui kromosom orang tua)
b) Riwayat janin pada saat prenatal dan perinatal seperti adanya riwayat
trauma, aspiksia, prematur, preeklamsi, malnutrisi, stress, ibu dengan
perokok berat, alkoholisme, pemakaian obat-obatan, infeksi dan hipertensi
c) Neurobiologis : adanya gangguan pada korteks pre frontal dan korteks
limbik
d) Neurotransmitter : abnormalitas pada dopamin,serotonin dan glutamat
b. Status Nutrisi : Adanya riwayat status nutrisi yg jelek : KEP & Malnutrisi
c. Keadaan kesehatan secara umum :
a) Kurang tidur, gangguan irama sirkadian, lethargi, riwayat infeksi,
riwayat aktifitas & tdk ada inisiatif mencari bantuan yankes
d. Sensivitas biologis : Riwayat penggunaan obat,infeksi dan radiasi
e. Paparan terhdap racun : Virus influensa pd trimester I & II, CO,asbestos &
Merk
Psikologis
1. Inteligensi: Riwayat kerusakan pada korteks pre frontal dan korteks limbik
serta gangguan sirkulasi oksigen dan glukosa ke otak
2. Keterampilan verbal:
a. Komunikasi tertutup, komunikasi dengan emosi berlebihan, komunikasi
peran ganda, gagap
b. Riwayat adanya stroke, trauma kepala dan infeksi.
3. Moral: Riwayat tinggal dilingkungan broken home, panti asuhan, panti sosial,
pesantren, biara dan lapas
4. Kepribadian: Mudah kecewa, putus asa, tidak mampu membuat keputusan,
menutup diri dan cemas yang tinggi
5. Pengalaman masa lalu: Trauma, teraniaya, ortu otoriter dan broken home dan
pilih kasih,
6. Konsep diri: Ideal diri yg tidak realitas, HDR, identitas tidak jelas, krisis peran
dan gambaran diri negatif
7. Motivasi: Kurangnya penghargaan dan riwayat kegagalan
8. Pertahanan psikologis: Riwayat koping tidak efektif dan gangguan
perkembangan
9. Self Kontrol: Tidak mampu berkonsentrasi
Social cultural
1. Usia: Riwayat tugas perkembangan yang tidak selesai
2. Gender: Riwayat ketidakjelasan identitas Dan adanya kegagalan peran gender
3. Pendidikan: Riwayat pendidikan yang rendah, riwayat putus dan gagal sekolah
4. Pendapatan: Riwayat penghasilan yang rendah dan tidak ada kemandirian
5. Pekerjaan: Riwayat pekerjaan dengan stresful dan risiko tinggi
6. Status sosial: Riawayat tunas wisma dan terisolasi
7. Latar Belakang Budaya: Nilai-nilai dan budaya yang bertentangan dengan nilai
kesehatan
8. Agama dan Keyakinan: Sifat religi dan keyakinan yang berlebihan atau kurang
9. Keikutsertaan dalam Politik: Gagal dalam berpolitik
10. Pengalaman sosial: Bencana alam, kerusuhan, tekanan dalam pekerjaan, sulit
dan mendapat pekerjaan
11. Peran sosial: Stigma negatif, diskriminasi dan praduganegatif
2. Faktor presipitasi
NATURE
a. Faktor Biologis
a) Latar belakang genetik:
 Adanya riwayat keturunan, gangguan pada janin
 Neurobiologis: adanya gangguan pada korteks pre frontal dan korteks
limbik dan Neurotransmitter: abnormalitas pada dopamin, serotonin
dan glutamat
b) Status Nutrisi: Status nutrisi yg jelek: KEP dan Malnutrisi
c) Keadaan kesehatan secara umum: Kurang tidur, gangguan irama
sirkadian, lethargi, riwayat infeksi, riwayat aktifitas dan tidak ada
inisiatif mencari bantuan yankes
d) Sensivitas biologis: Riwayat penggunaan obat, infeksi, radiasi dan
Terpapar dengan racun
b. Faktor Psikologis
a) Inteligensi: Riwayat kerusakan pada korteks pre frontal dan korteks limbik
serta gangguan sirkulasi oksigen dan glukosa ke otak
b) Keterampilan verbal: Komunikasi tertutup, komunikasi dengan emosi
berlebihan, komunikasi peran ganda, gagap dan Riwayat adanya stroke,
trauma kepala dan infeksi yg mempengaruhi keterampilan verbal.
c) Moral: Riwayat tinggal dilingkungan broken home, panti asuhan, panti
sosial, pesantren, biara dan lapas
d) Kepribadian: Mudah kecewa, putus asa, tidak mampu membuat keputusan,
menutup diri dan cemas yang tinggi
c. Faktor Sosial Budaya
a) Pekerjaan: Riwayat pekerjaan dengan stresful dan risiko tinggi
b) Pengalaman sosial: Bencana alam, kerusuhan, tekanan dalam pekerjaan,
sulit dan mendapat pekerjaan
ORIGIN
Internal :
Persepsi individu yang tidak baik tentang dirinya, orang lain dan
lingkungannya.
Eksternal :
1. Kurangnya dukungan keluarga
2. Kurang dukungan masyarakat
3. Kurang dukungan kelompok/teman sebaya
TIMING
1. Stres terjadi dalam waktu dekat
2. Stress terjadi secara berulang-ulang/ terus menerus
NUMBER
1. Sumber stres lebih dari satu
2. Stres dirasakan sebagai masalah yang sangat berat
3. Penilaian terhadap stressor
Kognitif:
a. Tidak dapat berpikir secara logis
b. Disorientasi (waktu, tempat dan orang)
c. Interpretasi lingkungan tidak akurat
d. Tidak mampu berkonsentrasi
e. Kelainan rentang perhtian
f. Tidak mampu membuat keputusan
g. Menurunnya kemampuan mendapatkan ide
h. Perubahan proses pikir
Afektif
c. Panik
d. Mengingkari depresi
e. Berduka yang belum selesai
f. Kegembiraan yang berlebihan
g. Kesedihan yang berlarut
h. Takut yang berlabihan
i. Marah
j. Curiga yang berlebihan
k. Defensif dan sensetif
Fisiologis
Adanya perubahan nilai normal pada fungsi hormonal dan neurotransmitter :
a. Growth Hormo
b. Prolaktin
c. ACTH
d. LH dan FSH
e. Insulin
f. Katekolamin
g. Epineprin
h. Nor Epineprin
i. Dopamin
Perilaku
a. Bingung
b. Mondar-mandir
c. Panik
d. Berperilaku yang aneh
e. Penampilan tidak sesuai
f. Tidak bisa mengontrol diri
g. Amat waspada
h. Agresi
i. Meyakini ide-ide yang salah (kebesaran, curiga, somatik, agama, sisi pikir,
siar pikir dan kendali pikir)
Respon Sosial
a. Ketidakmampuan untuk berkomunikasi
b. Apatis dengan lingkungan
c. Paranoid
d. Personal hygiene yang jelek
e. Sulit berinteraksi
f. Tidak tertarik dengan kegiatan yang sifatnya menghibur
g. Menarik diri
4. Sumber Koping
Personal Ability
a. Ketidakmampuan pemecahan masalah
b. Gangguan dari kesehatannya
c. Kemampuan berhubungan dengan orang lain tidak adekuat
d. Tingkat pengetahuan dan intelegensi rendah
e. Identitas ego tidak adekuat
Sosial Support
a. Hubungan antara individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tidak adekuat
b. Komitmen dengan jaringan sosial tidak adekuat
Matterial Asset
Penghasilan individu
Tidak mempunyai penghasilan yang layak
Benda-benda atau barang yang dimiliki
a. Tidak memiliki benda atau barang yang bisa dijadikan asset.
b. Tidak mempunyai tabungan untuk mengantisipasi hidup
Pelayanan kesehatan
Tidak mampu menjangkau pelayanan kesehatan
Positif Belifie
a. Tidak memiliki motivasi
b. Penilaian negatif terhadap pelayanan kesehatan
c. Distress spritual
d. Tidak menganggap itu sebagai gangguan
5. Mekanisme Koping
Respon Maladaptif: Perilaku kekerasan
Destruktif:
1. Regresi
2. Proyeksi
3. Denial
4. Menarik diri
G. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data yang diperleh ditetapkan diagnosa keperawatan: gangguan proses
pikir: waham (D.0105)
H. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1 Gangguan proses Kontrol pikir (L.09078) Setelah dilakukan Manajemen waham (I.09295) 1. Agar Pasien dapat
pikir waham tindakan kepearawatan 3x24 jam Observasi : berorientasi kepada realitas
(D.0105) diharapkan kontrol pikir meningkat 1. Monitor waham yang isinya secara bertahap
dengan kriteria hasil : membahayakan diri sendiri, orang 2. Agar pasien dapat
1. Kemampuan mengenali halusinasi dan lain dan lingkungan memenuhi dasar
delusi meningkat 2. Monitor efek terapeutik dan efek 3. Agar pasien mampu
2. Kemampuan menahan diri mengikuti samping obat berinteraksi dengan
halusinasi delusi meningkat Terapeutik : lingkungan disekitarnya
3. Kemampuan memonitor ferkuensi 1. Bina hubungan interpersonal saling 4. Agar pasien dapat
halusinasi dan delusi meningkat percaya menggunakan obat sesuai
4. Kemampuan menjelaskan isi 2. Tunjukan sikap tida menghakimi prisnsip 5 benar
halusinasi dan delusi meningkat secara konsisten
5. Melaporkan penurunan halusinasi dan 3. Diskusikan waham dengan berfokus
delusi meningkat pada peerasaan yang mendasari
waham (anda terlihat seperti sedang
merasa ketakutan)
4. Hindari perdebatan tentang
keyakinan keliru, nyatakan
keraguan sesuai fakta
5. Hindari memperkuat gagasan
waham
6. Sediakan lingkungan nyaman dan
aman
7. Berikan aktivitas reakreasi dan
pengalihan sesuai kebutuhan
8. Lakukan intrevensi pengontrolan
perilaku waham (mis. Limit setting,
pembatasan wilayah, pengekang
fisik, atau seklusi)
Edukasi :
1. Anjurkan mengungkapkan dan
memvalidasi waham (uji realitas)
sengan orang yang dipercaya
(pemberi asuhan/keluarga)
2. Anjurkan melaukan rutinitas harian
secara konsisten
3. Latih manajemen stress
4. Jelaskan tentang waham serta
penyakit terkait (mis. Delirium,
skizofrenia, atau depresi) cara
mengatasi dan obat yang diberikan
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian obat, sesuai
indikasi
1. Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga
a. Tujuan :
a) Keluarga mampu mengidentifikasi waham pasien
b) Keluarga mampu memfasilitasi pasien untuk memenuhi kebutuhan yang
dipenuhi oleh wahamnya
c) Keluarga mampu mempertahankan program pengobatan pasien secara
optimal
b. Tindakan
a) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga saat merawat pasien dirumah
b) Diskusikan dengan keluarga tentang waham yang dialami pasien
c) Diskusikan dengan keluarga tentang :
1) Cara merawat pasien waham di rumah
2) Follow up dan keteraturan pengobatan
3) Lingkungan yang tepat untuk pasien
d) Diskusikan dengan keluarga tentang obat pasien (nama obat, dosis,
frekuensi, efek samping, akibat penghentian obat)
e) Diskusikan denga keluarga kondisi pasien yang memerlukan konsultasi
segera
f) Latih cara merawat
g) Menyusun rencana pulang pasien bersama keluarga.

STRATEGI KOMUNIKASI

1. Orientasi
a. Salam terapeutik
Assalamualaikum Wr.Wb, selamat pagi pak !, perkenalkan nama
saya……… mahasiswa keperawatan dari STIKes Istara Hermina ,saya
senang dipanggil ....... Nama Bapak siapa ?... senang dipanggil siapa ?....
b. Evaluasi / validasi
Bagaimana perasaan bapak hari ini ......? apa yang bapak pikirkan ...!
c. Kontrak
a) Topik :
Bagaimana pak kalau kita bincang – bincang tentang perasaan yang
bapak rasakan saat ini...... ?
b) Tempat :
Menurut bapak dimana enaknya kita bincang-bincang ..!, bagaimana
kalau diruangan ini saja !
c) Waktu :
Kira-kira bapak punya waktu berapa lama kalau kita berbincang-
bincang , bagaimana kalau 10 menit saja !, Bapak bersedia ...?
2. Kerja
Saya mengerti bapak merasa bahwa bapak menderita penyakit kanker otak,
tapi sulit bagi saya untuk mempercayainya karena dari hasil pemeriksaan
dokter dan laboratorium bapak itu tidak menderita penyakit kanker otak !
Coba bapak ceritakan bagaimana perasaan bapak itu bisa terjadi............
Apakah dokter pernah menyampaikan hasil pemeriksaan tentang kanker otak
yang bapak alami ?..........
Apakah keluarga percaya kalau bapak menderita penyakit kanker otak ?.....
Coba bapak ceritakan kepada saya sejak kapan perasaan itu bapak rasakan..
Apakah perasaan bapak saat ini mengganggu pemenuhan kebutuhan sehari-
hari misalnya ; mandi, makan, minum dan istirahat ?..........................
Apa yang telah bapak lakukan agar perasaan itu tidak menganggu pemenuhan
kebutahan sehari – hari bapak ?...............
Oh.... bagus sekali bapak sudah punya rencana untuk kembali ke realita
Nah, itu artinya kalau bapak sebenarnya punya keyakinan yang salah terhadap
diri sendiri..?
Jadi begini, bapak itu tidak menderita penyakit kanker otak karena tidak hasil
ada pemeriksaan yang mendukung tentang hal tersebut sehingga bapak jangan
mempercayai keyakinan bapak yang salah....
Bagaimana kalau kita bicarakan tentang pemenuhan kebutuhan sehari-hari
bapak , misalnya jadwal mandi, makan,minum dan istirahat............
Bapak harus melakukan kegiatan ini secara teratur misalnya ; mandi 2 kali
sehari yaitu pagi dan sore, makan dan minum serta minum obat sesuai jadual
dan jangan lupa istirahat yang cukup.....
Coba kita tuliskan jadual dan kegiatan tersebut ...............
Wah ...bagus sekali jadi bapak setiap harinya bisa melihat jadual kegiatannya.
3. Terminasi
a. Evaluasi subyektif
Nah, bapak kita sudah berbincang-bincang tentang perasaan dan jadual
kegiatan pemenuhan kebutuhan sehari-hari bapak, bagaimana perasaannya
sekarang ?................
b. Evaluasi objektif
Bisa bapak menjelaskan bagaimana caranya ?. ..........
Bagus sekali bapak ?
c. Rencana tindak lanjut
Baiklah bapak, sesuai janji kita telah berbincang-bincang selama 10 menit.
Dan tadi bapak telah membuat jadual dan cara pemenuhan kebutuhan
sehari-hari. Nanti bapak bisa mempelajarinya kembali dan
mempraktekkannya.
d. Kontrak yang akan datang
a) Topik
Bapak, bagaimana kalau saya kesini lagi berikutnya untuk
membicarakan tentang kemampuan positif yang bapak
miliki ? ...............
b) Tempat
Dimana sebaiknya kita bertemu nanti pak ?..................
Bagaimana kalau di ruangan ini lagi ?.................
c) Waktu
Bagaimana kalau 2 jam kedepan saya datang lagi ?...................
Baiklah bapak, saya permisi dulu . Assalamu Alaikum Wr. Wb. Dan
selamat pagi , sampai jumpa lagi.

SP 2 Pasien: Mengidentifikasi kemampuan positif dan membantu mempraktekkannya


Fase Orientasi:
Assalamu Alaikum Wr. Wb dan selamat siang Bapak Maman
Bagaimana perasaanya saat ini ?
Bagus !..., Apakah bapak sudah mengingat – ingat apa saja hobi dan kegemaran
bapak ?
Bagaimana kalau kita bicarakan hobi tersebut sekarang ?
Berapa lama bapak mau berbincang – bincang
Bagaimana kalau 20 menit !...
Dimana baiknya kita berbincang-bincang tentang hobi bapak , Bagaimana kalau
ditempat yang tadi pagi ?
Fase Kerja:
1. ( Perawat ) : Apa saja hobby bapak Maman ?
2. ( Perawat ) : Saya catat ya bapak, terus apa lagi ?
3. ( Perawat ) :Wah... rupanya bapak pandai main tennis meja ya ?, tidak semua
orang bisa bermain tennis meja seperti itu lho bapak ?
4. ( Perawat ) : Bisa bapak ceritakan kepada saya kapan pertama kali belajar main
tennis meja
5. ( Perawat ) : Siapa yang dulu mengajarkannya kepada bapak dan dimana ?
6. ( Perawat ) : Bisa bapak peragakan kepada saya bagaimana bermain tennis
meja yang baik itu ?
7. ( Perawat ) : Wah... baik sekali permainannya, bagaimana kalau kita buat
jadual untuk hobby bapak ini ya ?
8. ( Perawat ) : Berapa kali seminggu bapak mau bermain tennis meja
9. ( Perawat ) : Baik , bisa kita mulai besok pagi ya ?
10. ( Perawat ) : Apa yang bapak harapkan dari kemampuan bermain tennis meja
ini ?
Fase Terminasi:
1. ( Perawat ) : Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang – bincang tentang
hobby dan kemampuan bapak
2. ( Perawat ) : Setelah ini coba bapak lakukan latihan tennis meja sesuai jadual
yang telah kita buat ya ?
3. ( Perawat ) : Besok kita ketemu lagi ya bapak ?
4. ( Perawat ) : Bagaimana kalau nanti sebelum makan siang ?
5. ( Perawat ) : Diruang makan saja, ya setuju ?
6. ( Perawat ) : Nanti kita akan membicarakan tentang obat yang harus bapak
minum, setuju ?
7. ( Perawat ) : Kalau begitu saya tinggal dulu ya ?, sampai jumpa lagi besok
SP 3 Pasien : Mengajarkan dan melatih minum obat yang benar
Fase Orientasi:
1. ( Perawat ) : Assalamu Alaikum Wr. Wb dan selamat siang Bapak Maman
2. ( Perawat ) : Bagaimana perasaanya saat ini ?
3. ( Perawat ) : Bagaimana bapak sudah main tennis meja ?
4. ( Perawat ) : Bagus sekali bapak . Sesuai dengan janji kita kemarin bagaimana
kalau sekarang kita membicarakan tentang obat yang bapak minum
5. ( Perawat ) : Dimana kita mau berbincang – bincang, bagaimana kalau di ruang
makan saja ?
6. ( Perawat ) : Berapa lama bapak mau berbincang – bincang dengan saya ?,
mau 20 atau 30 menit
Fase Kerja:
1. ( Perawat ) : Baik, berapa banyak macam obat yang bapak minum ?
2. ( Perawat ) : Jam berapa saja obat diminum ?
3. ( Perawat ) : Bapak perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya
juga tenang
4. ( Perawat ) : Obatnya ada tiga macam bapak, yang warnanya orange namanya
CPZ gunanya agar tenang, yang putih namanya THP gunanya agar rileks dan yang
merah jambu ini namanya HLP gunanya agar pikiran jadi teratur. Semuanya
diminum 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang dan jam 7 malam
5. ( Perawat ) : Bila nanti setelah minum obat mulutnya bapak terasa kering, untuk
membantu mengatasinya bapak bisa banyak minum dan mengisap – isap batu es.
6. ( Perawat ) : Sebelum minum obat ini bapak mengecek lebih dahulu label
dikotak obat apakah benar nama bapak tertulis disitu, berapa dosis/butir yang
harus diminum, jam berapa saja obat harus diminum dan apakah nama obatnya
sudah benar.
7. ( Perawat ) : Obat-obat ini harus diminum secara teratur dan kemungkinan
besar harus diminum dalam waktu yang lama
8. ( Perawat ) : Agar tidak kambuh lagi dan jangan menghentikan sendiri obat yang
harus diminum sebelum berkonsultasi dengan dokter.
Fase Terminasi:
1. ( Perawat ) : Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang – bincang
tentang obat yang bapak minum ?...
2. ( Perawat ) : Wah... bagus sekali bapak, bisa dijelaskan kembali nama obatnya
dan jam berapa minum obat ?
3. ( Perawat ) : Bagaimana kalau kita masukkan pada jadual kegiatan bapak ?
4. ( Perawat ) : Jangan lupa minum obatnya dan nanti saat makan minta sendiri
obatnya pada suster
5. ( Perawat ) : Bapak, besok kita ketemu lagi untuk melihat jadual kegiatan yang
telah dilaksanakan
6. ( Perawat ) : Bagaimana kalau seperti biasa, jam 10.00 dan ditempat yang
sama ?
7. ( Perawat ) : Kalau begitu saya tinggal dulu ya bapak sampai ketemu lagi
besok.
PENILAIAN KEMAMPUAN PASIEN DAN KELUARGA
DENGAN MASALAH WAHAM

Tgl Tgl Tgl Tgl


No Kemampuan

A Pasien

1 Berkomunikasi sesuai dengan kenyataan

2 Menyebutkan cara memenuhi kebutuhan yang


tidak terpenuhi

3 Mempraktekkan cara memenuhi kebutuhan


yang tidak terpenuhi

4 Menyebutkan kemampuan positif yang dimiliki

5 Mempraktekkan kemampuan positif yang


dimiliki

6 Menyebutkan jenis, jadual, dan waktu minum


obat

7 Melakukan jadwal aktivitas dan minum obat


sehari-hari

B Keluarga

1 Menyebutkan pengertian waham dan proses


terjadinya waham

2 Menyebutkan cara merawat pasien dengan


waham

3 Mempraktekkan cara merawat pasien dengan


waham

4 Membuat jadual aktivitas dan minum obat klien


di rumah (discharge planning)
PENILAIAN KEMAMPUAN PERAWAT DALAM MERAWAT PASIEN
WAHAM
Tgl
No Kemampuan

A Pasien

SP I p

1 Membantu orientasi realita

2 Mendiskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi

3 Membantu pasien memenuhi kebutuhannya

4 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal


kegiatan harian

Nilai SP I p

SP II p

1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

2 Berdiskusi tentang kemampuan yang dimiliki

3 Melatih kemampuan yang dimiliki

Nilai SP II p

SP III p

1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

2 Memberikan pendidikan kesehatan tentang


penggunaan obat secara teratur

3 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal


kegiatan harian

Nilai SP III p

B Keluarga

SP I k

1 Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga


dalam merawat pasien

2 Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala waham,


dan jenis waham yang dialami pasien beserta
proses terjadinya
3 Menjelaskan cara-cara merawat pasien waham

Nilai SP I k

SP II k

1 Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat


pasien dengan waham

2 Melatih keluarga melakukan cara merawat


langsung kepada pasien waham

Nilai SP II k

SP III k

1 Membantu keluarga membuat jadual aktivitas di


rumah termasuk minum obat (discharge
planning)

2 Menjelaskan follow up pasien setelah pulang

Nilai SP III k

Total nilai: SP p + SP k

Rata-rata

DAFTAR PUSTAKA

Draft Standar Asuhan Keperawatan Jiwa Program Spesialis Jiwa, Program Magister
Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, tahun 2008
Gail W.Stuart & Michele T.Laraia ; Princilple And Practise Of Psychiatric Nursing,
Eighth Edition , Elsever Mosby Inc, 2005
Keliat, Budi & Anna, 2006. Kumpulan Proses Keperawatan Masalah Jiwa.Jakarta: FIK.
Uiversitas Indonesia
Modul Model Praktik Keperawatan Jiwa Profesional, Badan Pelayanan Kesehatan Jiwa
Banda Aceh & World Health Organization
PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi & Indikator Diagnostik,
Ed 1. Jakarta : DPP PPNI
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi & Tindakan
Keperawatan, Ed Jakarta : DPP PPNI
PPNI. (2019). Standar Luarah Keperawatan indonesia : Definisi & Kriteria Hasil
Keperawatan. Ed 1 Jakarta : DPP PPNI.
Yosep I. 2009, Keperawatan Jiwa: Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai