Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PENDAHULUAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN

ISOLASI SOSIAL

DI SUSUN OLEH :
Ahmad Zaky
P2005002

PROGRAM PROFESI NERS


STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN
2021
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian
Isolasi sosial merupakan kondisi kesendirian yang di alami oleh individu
dan diterima sebagai ketentuan orang lain sebagai suatu keadaan yang negatif atau
mengancam (Towsend, 2017). Isolasi sosial adalah suatu keadaan dimana individu
mengalami suatu kebutuhan atau mengharapakan untuk melibatkan orang lain, akan
tetapi tidak dapat membuat hubungan tersebut (Carpenito, 2019). Sedangkan
menurut Kim (2017) isolasi sosial merupakan kesendirian yang dialami individu
dan dirasakan sebagai beban oleh orang lain dan sebagai keadaan yang negatif atau
mengancam.
Keadaan ketika individu atau kelompok mengalami atau merasakan
kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan orang lain tetapi
tidak mampu untuk membuat kontak (Carpenito-Moyet, 2017). Kondisi sendirian,
yang dialami individu dan dipersepsikan disebabkan orang lain dan sebagai kondisi
yang negatif dan mengancam (Townsend, 2018).

B. Rentang Respon

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Solitude Aloness Loneliness


Autonomy Manipulation Exploitation
Mutuality Dependence Withdrawl Interdependence
Paranoid
Respon Adaptif
Yaitu respon individu dalam penyesuaian masalah yang dapat diterima oleh norma
– norma sosial dan kebudayaan, meliputi :
a. Solitude (Menyendiri)
Merupakan respon yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan apa yng
telah dilakukan di lingkungan sosialnya, dan merupakan suatu cara
mengevaluasi diri untuk menentukan langkah – langkah selanjutnya.
b. Autonomy (Kebebasan)
Respon individu untuk menentukan dan menyampaikan ide – ide pikirandan
perasaan dalam hubungan sosial.
c. Mutuality
Respon individu dalam berhubungan interpersonal dimana individu saling
memberi dan menerima.
d. Interdependence (Saling Ketergantungan)
Respon individu dimana terdapat saling ketergantungan dalam melakukan
hubungan interpersonal.
Respon Antara Adaptif dan Maladaptif
a. Aloness (Kesepian)
Dimana individu mulai merasakan kesepian, terkucilkan dan tersisihkan dari
lingkungan.
b. Manipulation (Manipulasi)
Hubungan terpusat pada masalah pengendalian orang lain dan individu
cenderung berorientasi pada diri sendiri atau tujuan bukan pada orang lain.
c. Dependence (Ketergantungan)
Individu mulai tergantung kepada individu yang lain dan mulai tidak
memperhatikan kemampuan yang dimilikinya.
Respon Maladaptif
Yaitu respon individu dalam penyelesaian masalah yang menyimpang dari norma –
norma sosial dan budaya lingkungannya.
a. Loneliness (Kesepian)
Gangguan yang terjadi apabila seseorang memutuskan untuk tidak berhubungan
dengan orang lain atau tanpa bersama orang lain untuk mencari ketenangan
waktu sementara.
b. Exploitation (Pemerasan)
c. Gangguan yang terjadi dimana seseorang selalu mementingkan keinginannya
tanpa memperhatikan orang lain untuk mencari ketenangan pribadi.
d. Withdrawl (Menarik Diri)
Gangguan yang terjadi dimana seseorang menentukan kesulitan dalam membina
hubungan saling terbuka dengan orang lain, dimana individu sengaja
menghindari hubungan interpersonal ataupun dengan lingkungannya.
e. Paranoid (Curiga)
Gangguan yang terjadi apabila seseorang gagal dalam mengembangkan rasa
percaya pada orang lain.

C. Faktor Predisposisi
a. Biologis
1) Riwayat keluarga dengan gangguan jiwa, Diturunkan melalui kromosom
orangtua (kromosom keberapa masih dalam penelitian). Diduga kromosom
no.6 dengan kontribusi genetik tambahan nomor 4, 8, 15 dan 22. Pada anak
yang kedua orangtuanya tidak menderita, kemungkinan terkena penyakit
adalah satu persen. Sementara pada anak yang salah satu orangtuanya
menderita kemungkinan terkena adalah 15%. Dan jika kedua orangtuanya
penderita maka resiko terkena adalah 35 persen.
2) Kembar indentik berisiko mengalami gangguan sebesar 50%, sedangkan
kembar fraterna berisiko mengalami gangguan 15%
3) Riwayat janin saat pranatal dan perinatal trauma, penurunan komsumsi
oksigen pada saat dilahirkan, prematur, preeklamsi, malnutrisi, stres, ibu
perokok, alkhohol, pemakaian obat-obatan, infeksi, hipertensi dan agen
teratogenik. Anak yang dilahirkan dalam kondisi seperti ini pada saat
dewasa (25 tahun) mengalami pembesaran ventrikel otak dan atrofi kortek
otak.
4) Nutrisi: Adanya riwayat gangguan nutrisi ditandai dengan penurunan BB,
rambut rontok, anoreksia, bulimia nervosa.
5) Keadaan kesehatan secara umum: obesitas, kecacatan fisik, kanker,
inkontinensia sehingga menjadi malu, penyakit menular AIDS,
6) Sensitivitas biologi: riwayat peggunaan obat, riwayat terkena infeksi dan
trauma kepala serta radiasi dan riwayat pengobatannya. Ketidakseimbangan
dopamin dengan serotonin neurotransmitter
7) Paparan terhadap racun : paparan virus influenza pada trimester 3
kehamilan dan riwayat keracunan CO, asbestos karena mengganggu
fisiologi otak
b. Psikologis
1) Adanya riwayat kerusakan struktur dilobus frontal yang menyebabkan
suplay oksigen dan glukosa terganggu di mana lobus tersebut berpengaruh
kepada proses kognitif sehingga anak mempunyai intelegensi dibawah rata-
rata dan menyebabkan kurangnya kemampuan menerima informasi dari
luar.
2) Keterampilan komunikasi verbal yang kurang, misalnya tidak mampu
berkomunikasi, komunikasi tertutup (non verbal), gagap, riwayat kerusakan
yang mempunyai fungsi bicara, misalnya trauma kepala dan berdampak
kerusakan pada area broca dan area wernich.
3) Moral: Riwayat tinggal di lingkungan yang dapat mempengaruhi moral
individu, misalnua keluarga broken home, ada konflik keluarga ataupun di
masayarakat
4) Kepribadian: orang yang mudah kecewa, mudah putus asa, kecemasan yang
tinggi dan menutup diri
5) Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan:
a) Orang tua otoriter, selalu membandingkan, yang mengambil jarak
dengan anaknya, penilaian negatif yang terus menerus
b) Anak yang diasuh oleh orang tua yang suka cemas, terlalu melindungi,
dingin dan tidak berperasaan
c) Penolakan atau tindak kekerasan dalam rentang hidup klien
d) Konflik orang tua, disfungsi sistem keluarga
e) Kematian orang terdekat, adanya perceraian
f) Takut penolakan sekunder akibat obesitas, penyakit terminal, sangat
miskin dan pengangguran.
g) Riwayat ketidakpuasan yang berhubungan dengan penyalahgunaan obat,
perilaku yang tidak matang, pikiran delusi, penyalahgunaan alkhohol
h) Konsep diri: Ideal diri yang tidak realistis, harga diri rendah, identitas
diri tidak jelas, krisis peran, gambaran diri negatif
i) Motivasi: adanya riwayat kegagalan dan kurangnya pernghargaan
j) Pertahanan psikologis, ambang toleransi terhadap stres yang rendah,
riwayat gangguan perkembangan sebelumnya
k) Self kontrol: tidak mampu melawan terhadap dorongan untuk
menyendiri
c. Sosial budaya
1) Usia: Ada riwayat tugas perkembangan yang tidak selesai
2) Gender: Riwaya ketidakjelasan identitas dan kegagalan peran gender
3) Pendidikan: pendidikan yang rendah dan riwayat putus sekolah atau gagal
sekolah
4) Pendapatan: penghasilan rendah
5) Pekerjaan: stressfull dan berisiko tinggi
6) Status sosial: Tuna wisma, kehidupan terisolasi (kehilangan kontak sosial,
misalnya pada lansia)
7) Latar belakang budaya: tuntutan sosial budaya tertentu adanya stigma
masyarakat, budaya yang berbeda (bahasa tidak dikenal)
8) Agama dan keyakinan: Riwayat tidak bisa menjalankan aktivitas
keagamaan secara rutin
9) Keikutsertaan dalam politik: Riwayat kegagalan berpolitik
10) Pengalaman sosial: perubahan dalam kehidupan, misalnya bencana,
kerusuhan. Kesulitan dalam mendapatkan oekerjaan dan ketidakutuhan
keluarga
11) Peran sosial: isolasi sosial: khususnya usia lanjut, stigma negatif dari
masyarakat, praduga negatif dan stereotipi, perilaku sosial tidak diterima
oleh masyarakat.

D. Faktor Presipitasi
a. Nature
1) Biologi:
a) Dalam enam bulan terakhir mengalami penyakit infeksi otak
(enchepalitis) atau trauma kepala yang mengakibatkan lesi daerah
frontal, temporal dan limbic sehingg terjadi ketidakseimbangann
dopamin dan serotonin neurotransmitter
b) Dalam enam bulan terakhir terjadi gangguan nutrisi ditandai dengan
penurunan BB, rambut rontok, anoreksia, bulimia nervosa yang
berdampak pada pemenuhan glukosa di otak yang dapat mempengaruhi
fisiologi otak terutama bagian fungsi kognitif
c) Sensitivitas biologi: putus obat atau mengalami obesitas, kecatatan fisik,
kanker dan pengobatannya yang dapat menyebabkan perubahan
penampilan fisik
d) Paparan terhadap racun, misalnya CO dan asbestosos yang dapat
mempengaruhi metabolisme di otak sehingga mempengaruhi fisiologis
otak

2) Psikologis
a) Dalam enam bulan terakhir terjadi trauma atau kerusakan struktur di
lobus frontal dan terjadi suplay oksigen dan glukosa terganggu sehingga
mempengaruhi kemampuan dalam memahami informasi
b) Keterampilan verbal, tidak mampu komunikasi, gagap, mengalami
kerusakan yang mempengaruhi fungsi bicara
c) Dalam enam bulan terakhir tinggal di lingkungan yang dapat
mempengaruhi moral: lingkungan keluarga yang broken home, konflik
atau tinggal dalam lingkungan dengan perilaku sosial yang tidak
diharapkan
d) Konsep diri: Harga diri, perubahan penampilan fisik
e) Self kontrol: tidak mampu melawan dorongan untuk menyendiri
f) Kepribadian: mudah kecewa, mudah putus asa, kecemasan yang tinggi,
menutup diri
3) Sosial budaya
a) Usia: Dalam enam bulan terakhir alami ketidaksesuaian tugas
perkembangan dengan usia, atau terjadi perlambatan dalam
penyelesaian tugas perkembangan
b) Gender: enam bulan terakhir alami ketidakjelasan identitas dan
kegagalan peran gender (model peran negatif)
c) Pendidikan: dalam enam bulan terakhir mengalami putus sekolah dan
gagal sekolah
d) Pekerjaan : pekerjaan stressfull dan beresiko atau tidak bekerja (PHK)
e) Pendapatan: penghasilan rendah atau dalam enam bulan terakhir tidak
mempunyai pendapatan atau terjadi perubahan status kesejahteraan
f) Status sosial: Tuna wisma dan kehidupan isolasi, tidak mempunyai
sistem pendukung
g) Agama dan keyakinan: tidak bisa menjalankan aktivitas keagamaan
secara rutin. Terdapat nilai-nilai sosial di masyarakat yang tidak
diharapkan
h) Kegagalan dalam bepolitik: kegagalan dalam berpolitik
i) Kejadian sosial saat ini: perubahan dalam kehidupan: perang, bencana,
kerusuhan, tekanan dalam pekerjaan, kesulitan mendapatkan pekerjaan,
sumber-sumber personal yang tidak adekuat akibat perang, bencana
j) Peran sosial: Dalam enam bulan terakhir isolasi sosial, diskriminasi dan
praduga negatif, ketidakmampuan untuk mempercayai orang lain
b. Origin
a) Internal: Kegagalan persepsi individu terhadap sesuatu yang diyakini
dalam hubungan sosial
b) Eksternal: Kurangnya dukungan sosial dan dukungan masyarakat pada
klien untuk melakukan hubungan sosial
c. Time
a) Waktu terjadinya stressor pada waktu yang tidak tepat
b) Stressor terjadi secara tiba-tiba atau bisa juga secara bertahap
c) Stressor terjadi berulang kali dan antara satu stressor dengan stressor
yang lain saling berdekatan
d. Number
a) Sumber stress lebih dari satu (banyak)
b) Stress dirasakan sebagai masalah yang berat

E. Tanda dan Gejala


1. Data Subyektif
a. Mengungkapkan perasaan tidak berguna, penolakan oleh lingkungan
b. Mengungkapkan perasan keraguan tentang kemampuan yang dimiliki
2. Data Obyektif
a. Tampak menyendiri dalam ruangan
b. Tidak berkomunikasi, menarik diri
c. Tidak melakukan kontak mata
d. Tampak sedih, afek datar
e. Posisi meringkuk di tempat tidur dengan punggung menghadap ke pintu
f. Adanya perhatian dan tindakan yang tidak sesuai atau imatur dengan
perkembangan usianya
g. Kegagalan untuk berinteraksi dengan orang lain di dekatnya
h. Kurang aktivitas fisik dan verbal
i. Tidak mampu membuat keputusan dan berkonsentrasi

F. Psikodinamika
Struktur kepribadian
a) Das Es
Das Es yang dalam bahasa Inggris disebut The Id adalah aspek kepribadian
yang dimiliki individu sejak lahir. Jadi das Es merupakan factor
pembawaan. Das Es merupakan aspek biologis dari kepribadian yang berupa
dorongan-dorongan instintif yang fungsinya untuk mempertahankan konstansi
atau keseimbangan.Misalnya rasa lapar dan haus muncul jika tubuh
membutuhkan makanan dan minuman.Dengan munculnya rasa lapar dan haus
individu berusaha mempertahankan keseimbangan hidupnya dengan berusaha
memperoleh makanan dan minuman.
b) Das Ich
Das Ich yang dalam bahasa Inggris disebut The Ego merupakan aspek
kepribadian yang diperoleh sebagai hasil interaksi individu dengan
lingkungannya. Menurut Freud, das Ich merupakan aspek psikologis dari
kepribadian yang fungsinya mengarahkan individu pada realitas atas dasar
prinsip realitas (reality principle). Misal ketika individu lapar secara realistis
hanya dapat diatasi dengan makan. Dalam hal ini das Ich mempertimbangkan
bagaimana cara memperoleh makanan. Dan jikakemudian terdapat makanan,
apakah makanan tersebut layak untuk dimakan atau tidak. Dengan demikian das
Ich dalam berfungsinya melibatkan proses kejiwaan yang tidak simple dan
untuk itu Freud menyebut perlengkapan untuk berfungsinya das Ich dengan
proses sekunder.
c) Das Ueber Ich
Das Ueber Ich atau the Super Egoadalah aspek sosiologis dari kepribadian,
yang isinya berupa nilai-nilai atau aturan-aturan yang sifatnya
normative.Menurut Freud das Ueber Ich terbentuk melalui internalisasi nilai-
nilai dari figur-figur yang berperan, berpengaruh atau berarti bagi individu.
Aspek kkepribadian ini memiliki fungsi :
a. sebagai pengendali das Es agar dorongan-dorongan das Esdisalurkan dalam
bentuk aktivitas yang dapoat diterima masyarakat
b. mengarahkan das Ich pada tujuan-tujuan yang sesuai dengan prinsip-prinsip
moral;
c. mendorong individu kepada kesempurnaan.
Dalam menjalankan tugasnya das Ueber Ich dilengkapi denganconscientia atau
nurani dan ego ideal.Freud menyatakan bahwa conscentiaberkembang melalui
internalisasi dari peri-ngatan dan hukuman, sedangkan ego ideal berasal dari pujian
dan contoh-contoh positif yang diberikan kepada anak-anak.
Tahap-tahap perkembangan kepribadian
1) Fase oral (oral stage): 0 sampai kira-kira 18 bulan
Bagian tubuh yang sensitif terhadap rangsangan adalah mulut.
2) Fase anal (anal stage) : kira-kira usia 18 bulan sampai 3 tahun.
Pada fase ini bagian tubuh yang sensitif adalah anus.
3) Fase falis (phallic stage) : kira-kira usia 3 sampai 6 tahun.
Bagian tubuh yang sensitif pada fase falis adalah alat kelamin.
4) Fase laten (latency stage) : kira-kira usia 6 sampai pubertas
Pada fase ini dorongan seks cenderung bersifat laten atau tertekan.
5) Fase genital (genital stage)
terjadi sejak individu memasuki pubertas dan selanjutnya. Pada masa ini
individu telah mengalami kematangan pada organ reproduksi.

G. Mekanisme Koping
Individu yang mengalami respons sosial maladaptif menggunakan berbagai
mekanisme dalam upaya untuk mengatasi ansietas. Mekanisme tersebut berkaitan
dengan dua jenis masalah hubungan yang spesifik.
H. Sumber Koping
Menurut Stuart sumber koping yang berhubungan dengan respon sosial maladaptif
adalah sebagai berikut :
1) Keterlibatan dalam hubungan keluarga yang luas dan teman.
2) Hubungan dengan hewan peliharaan yaitu dengan mencurahkan perhatian pada
hewan peliharaan.
3) Penggunaan kreativitas untuk mengekspresikan stres interpersonal (misalnya:
kesenian, musik, atau tulisan).
4) Terkadang ada beberapa orang yang ketika ada masalah mereka mendapat
dukungan dari keluarga dan teman yang membantunya dalam mencari jalan
keluar, tetapi ada juga sebagian orang yang memiliki masalah, tetapi
menghadapinya dengan menyendiri dan tidak mau menceritakan kepada
siapapun, termasuk keluarga dan temannya.

I. Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan klien menarik diri adalah :
a) Bina hubungan saling percaya
b) Ciptakan lingkungan yang terapeutik
c) Beri klien kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya
d) Dengarkan klien dengan penuh empati
e) Temani klien dan lakukan komunikasi terapeutik
f) Lakukan kontak sering dan singkat
g) Lakukan perawatan fisik

J. Diagnosa Keperawatan
a. Perubahan persepsi sensori : halusinasi b.d menarik diri
b. Isolasi Sosial : menarik diri b.d harga diri rendah
Pohon Masalah

Perubahan persepsi sensori : halusinasi

Isolasi sosial  : menarik diri

Harga Diri Rendah


K. Intervensi
Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
keperawa
tan

Isolasi Setelah Pasien mampu : Intervensi untuk pasien :


sosial :m dilakukan 1.Mengidentifikasi Sp 1
enarik tindakan penyebab isolasi 1. Identifikasi penyebab
diri keperawatan sosial isolasi social :siapa yang
selama 12 x 30 2. Menyebutkan serumah, siapa yang
menit di keuntungan dari dekat, siapa yang tidak
harapkan klien punya teman dan dekat, dan apa sebabnya
mampu bercakap-cakap 2. Keuntungan punya
berinteraksi 3. Menyebutkan teman dan bercakap-
dengan orang kerugian tidak cakap
lain punya teman 3. Kerugian tidak punya
4. Berkenalan dengan teman dan tidak
orang lain setelah bercakap-cakap
latihan 4. Latih cara berkenalan
dengan pasien dan
perawat atau tamu
5. Masukan pada jadwal
kegiatan untuk latihan
berkenalan

SP 2
1. Evaluasi kegiatan
berkenalan (berapa
orang) . beri pujian
2. Latih cara berbicara saat
melakukan kegiatan
harian(latih dua
kegiatan)
3. Masukkan pada jadwal
kegiatan untuk latihan
berkenalan 2-3 orang
pasien, perawat dan tamu
, berbicara saat
melakukan kegiatan
harian

SP 3
1. Evaluasi kegiatan latihan
berkenalan (berapa
orang) & bicara saat
melakukan dua kegiatan
harian. Beri pujian
2. Latih cara berbicara saat
melakukan kegiatan
harian (2 kegiatan baru )
3. Masukkan pada jadwal
kegiatan untuk latihan
berkenalan 4-5 orang .
berbicara saat melakukan
4 kegiatan harian

SP 4
1. Evaluasi kegiatan latihan
berkenalan, bicara saat
melakukan empat
kegiatan harian. Beri
pujian
2. Latih cara bicara social :
meminta sesuatu,
menjawab pertanyaan
3. Masukkan pada jadwal
kegiatan untuk latihan
berkenalan >5 orang,
orang baru , berbicara
saat melakukan kegiatan
harian dan sosialisasi

SP 5 s.d 12
1. Evaluasi kegiatan latihan
berkenalan, berbicara
saat melakukan kegiatan
harian dan sosialisasi.
Beri pujian
2. Latih kegiatan harian
3. Nilai kemampuan yang
telah mandiri
4. Nilai apakah isolasi
social teratasi

Intervensi untuk
keluarga:
SP 1
1. Diskusikan masalah
yang dirasakan dalam
merawat pasien
2. Jelaskan pengertian ,
tanda & gejala , dan
proses terjadinya
isolasi social
3. Jelaskan cara merawat
isolasi social
4. Latih dua cara merawat
berkenalan , berbicara
saat melakukan
kegiatan harian
5. Anjurkan membantu
pasien sesuai jadwal
dan memberikan pujian
saat besuk

SP 2
1. Evaluasi kegiatan
keluarga dalam
merawat/melatih pasien
berkenalan dan
berbicara saat
melakukan kegiatan
harian . beri pujian
2. Jelaskan kegiatan
rumah tangga yang
dapat melibatkan
pasien berbicara
(makan, sholat
bersama) d rumah
3. Latih cara
membimbing pasien
berbicra dan member
pujian
4. Anjurkan membantu
pasien sesuai jadwal
saat besuk

SP 3
1. Evaluasi kegiatan
keluarga dalam
merawat/melatih pasien
berkenalan, berbicara
saat melakukan kegiatan
harian. Beri pujian
2. Jelaskan cara melatih
pasien melakukan
kegiatan social seperti
berbelanja,meminta
sesuatu dll.
3. Latih keluarga dalam
mengajak pasien belanja
saat besuk
4. Anjurkan membantu
pasien sesuai jadwal dan
berikan pujian saat besuk

SP 4
1. Evaluasi kegiatan
keluarga dalam
merawat/melatih pasien
berkenalan, berbicara
saat melakukan kegiatan
harian / RT, berbelanja .
beri pujian
2. Jelaskan Follow up ke
RSJ/PKM , tanda
kambuh, rujukan
3. Anjurkan membantu
pasien sesuai jadwal
kegiatan dan
memberikan pujian

SP 5 s.d 12
1. Evaluasi kegiatan
keluarga dalam
merawat / melatih pasien
berkenalan, berbicara
saat melakukan kegiatan
harian/ RT, berbelanja &
kegiatan lain dan follow
up
2. Nilai kemampuan
keluarga dalam merawat
klien
3. Nilai kemampuan
keluarga melakukan
control ke RSJ/PKM
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito-Moyet. (2017). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 10. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Carpenito, L. J.C (2018). Hanndbook of nursing diagnosis ed.10. USA: Lippincott
Williams & Wilkins
8Keliat, B. A & Akemat. (2016). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta:
EGC
Kim, M.J. Mc Farland, G.K, dan McLane, A.M. (2018). Diagnosa Keperawatan. Edisi 7.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Stuart & Sundeen. (2017). Principles and practice of psychiatric nursing. Mosby Year
Book: Missouri
Stuart, Gail W. (2017). Principles & Practice of Psychiatric Nursing ed.8. Philadelphia:
Elsevier Mosby
STRATEGI PELAKSANAAN
ISOLASI SOSIAL

A. Proses Keperawatan
1) Intervensi untuk Pasien
a) Kondisi Pasien
1. Data subyektif
a. Klien mengatakan malas berinteraksi dengan orang lain
b. Klien mengatakan orang-orang jahat dengan dirinya
c. Klien merasa orang lain tidak selevel
2. Data obyektif
a. Klien tampak menyendiri
b. Klien terlihat mengurung diri
c. Klien tidak mau bercakap-cakap dengan orang lain
b) Diagnosa keperawatan
Isolasi sosial
c) Tujuan khusus
a. Pasien mampu mengenal penyebab isolasi sosial, keuntungan memiliki
teman, kerugian tidak memiliki teman.
b. Pasien mampu berkenalan dengan perawat atau pasien lain
c. Pasien mampu bercakap-cakap dalam melakukan kegiatan harian.
d. Pasien mampu berbicara sosial : meminta sesuatu, berbelanja dan
sebagainya.
d) Tindakan keperawatan
a. Mengkaji dan mendiskusikan isolasi sosial: penyebab isolasi sosial,
siapa yang serumah, siapa yang dekat dengan klien, siapa yang tidak
dekat dengan klien, keuntungan punya teman dan becakap-cakap,
kerugian tidak punya teman dan tidak bercakap cakap; dan melatih
berkenalan.
b. Melatih pasien berkenalan dengan 2 orang saat melakukan kegiatan
harian.
c. Melatih pasien berkenalan dengan 4 orang dalam melakukan kegiatan
harian berkelompok.
d. Melatih cara bicara sosial seperti belanja ke warung.

2) Tindakan keperawatan untuk keluarga


a) Tujuan
a. Keluarga mampu menjelaskan isolasi sosial: pengertian, tanda dan
gejala, dan proses terjadinya masalah.
b. Keluarga mampu mengenal masalah dalam merawat pasien isolasi
sosial, dan melatih keluarga dalam membimbing pasien berkenalan dan
bercakap-cakap saat melakukan kegiatan harian.
c. Keluarga mampu merawat dengan melatih bicara sosial
d. Keluarga mampu mengenal tanda dan gejala kekambuhan yang
memerlukan rujukan dan melakukan follow up ke fasilitas pelayanan
kesehatan secara teratur.
b) Tindakan keperawatan
a. Diskusikan masalah yg dirasakan dalam merawat pasien menjelaskan
pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya isolasi sosial (gunakan
booklet), memberi kesempatan keluarga untuk memutuskan perawatan
pasien, menjelaskan cara merawat isolasi sosial dan melatih dua cara
merawat : berkenalan dan melakukan kegiatan harian.
b. Jelaskan kegiatan rumah tangga yang dapat melibatkan pasien berbicara
(makan, sholat bersama), dan latih cara membimbing pasien berbicara
dan memberi pujian.
c. Jelaskan cara melatih pasien bercakap-cakap dalam melakukan kegiatan
sosial berbelanja, dan melatih keluarga mendampingi pasien berbelanja
d. Jelaskan tanda-tanda kambuh, follow up ke PKM/ RSJ, dan rujukan.
B. Strategi Pelaksanaan
SP 1 PASIEN (Pertemuan ke satu)
Pengkajian : penyebab isolasi sosial, siapa yang serumah. Siapa yang dekat
dengan klien, siapa yang tidak dekat dengan klien, keuntungan punya teman dan
becakap-cakap, kerugian tidak punya teman dan tidak bercakap cakap
Latih cara berkenalan
a. Fase Orientasi
Salam terapeutik
“Selamat pagi Ibu, Saya Yulia perawat dari RSMM, Nama Ibu siapa? Senang
dipanggil apa?”
Evaluasi validasi
“Bagaimana perasaan Ibu Rina hari ini?”
Kontrak (topik, tempat dan waktu)
“Baiklah, sekarang kita akan diskusi tentang bagaimana hubungan Ibu dengan
orang di sekitar sini. Berapa lama kita mau berdiskusi? Mau di mana?”
b. Fase Kerja
“Dengan siapa Ibu tinggal serumah? Siapa yang paling dekat?” Apa yang
menyebabkan ibu dekat dengan orang tersebut? ”Siapa anggota keluarga dan
teman yang bpk/ibu merasa tidak dekat?”. “Apa yang membuat Ibu tidak dekat
dengan orang lain?”.
“Apa saja kegiatan yang biasa Ibu lakukan saat bersama keluarga? Bagaimana
dengan teman-teman yang lain?”
“Apakah ada pengalaman yang tidak menyenangkan ketika bergaul dengan
orang lain?”
“Apa yang menghambat Ibu dalam berteman atau bercakap-cakap dengan orang
lain?”
”Menurut Ibu apa saja keuntungannya kalau kita mempunyai teman? Wah
benar, ada teman bercakap-cakap. Apa lagi ? (sampai pasien dapat
menyebutkan beberapa) Nah kalau kerugiannya tidak mampunyai teman apa ya
Bu ? Ya, apa lagi ? (sampai pasien dapat menyebutkan beberapa) Jadi banyak
juga ruginya tidak punya teman ya. Kalau begitu inginkah Ibu belajar bergaul
dengan orang lain ?
Nah untuk memulainya sekarang bapak latihan berkenalan dengan saya dahulu..
“Begini lho Bu, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu nama
kita dan nama panggilan yang kita sukai. Contoh: Nama Saya Bu Rostanti,
senang dipanggil Tanti.” “Selanjutnya Ibu menanyakan nama orang yang diajak
berkenalan. Contohnya begini: Nama Bapak/Ibu siapa? Senang dipanggil apa?”
Ayo Bu dicoba! Misalnya saya belum kenal dengan Ibu. Coba berkenalan
dengan saya!”
“Ya bagus sekali! Coba sekali lagi. Bagus sekali” “Setelah Ibu berkenalan
dengan orang tersebut Ibu bisa melanjutkan percakapan tentang hal-hal yang
menyenangkan Ibu bicarakan. Misalnya tentang cuaca, tentang hobi, tentang
keluarga, pekerjaaan dan sebagainya. Nah, bagaimana kalau sekarang kita
latihan bercakap-cakap dengan pasien lain? (dampingi pasien saat bercakap-
cakap)
c. Fase Terminasi
Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan Ibu setelah latihan berkenalan ini?”
Evaluasi objektif
”Coba Ibu peragakan lagi cara berkenalan dengan orang lain!”
”Baik bu, dalam satu hari mau berapa kali ibu berlatih bercakap-cakap dengan
orang lain baik itu perawat atau pasien lain? Dua kali? Baiklah jam berapa ibu
akan latihan.
Rencana Tindak lanjut
Ini ada jadwal kegiatan, kita isi jam 11.00 dan 15.00 kegiatan ibu adalah
bercakap-cakap dengan pasien atau perawat. Jika ibu melakukannya sendiri
tanpa diingatkan ibu tulis M (mandiri), jika masih harus diingatkan tulis B
(Bantuan), dan jika ibu tidak melakukan ditulis T (tergantung). Kita mulai dari
besok yah bu....
Kontrak yang akan datang
“Besok kita bertemu lagi. Kita akan berbincang-bincang tentang pengalaman
Ibu bercakap-cakap dengan teman-teman baru dan latihan bercakap-cakap
dengan topik tertentu. Waktunya seperti sekarang ini. Tempatnya di sini saja.
Selamat pagi Bu....
SP 2 PASIEN (pertemuan ke dua) : Melatih Pasien Berinteraksi Secara
Bertahap (Pasien dengan 2 orang lain), latihan bercakap-cakap saat
melakukan 2 kegiatan harian
a. Fase Orientasi
Salam terapeutik
“Selamat pagi Ibu Rina..”
Kontrak waktu dan tempat
“Sesuai dengan janji kita minggu lalu, hari ini kita akan berbincang-bincang.
Berapa lama kita bercakap-cakap? Dimana tempatnya Bu?”
Evaluasi
“Apakah masih ada perasaan kesepian, bagaiman semangatnya untuk bercakap-
cakap dengan anggota keluarga?”
Validasi
“Apakah sudah mulai mau berkenalan dengan orang lain?dengan siapa saja?
Bagaimana perasaan setelah mulai berkenalan?”
Kontrak topik
“Baiklah hari ini kita akan latihan bagaimana berkenalan dan bercakap-cakap
dengan 2 orang lain”
Tujuan
Tujuan hari ini adalah melakukan latihan berkenalan dan bercapap-cakap
dengan 2 orang serta latihan bercakap saat melakukan 2 kegiatan harian.
b. Fase Kerja
“Baiklah hari ini saya datang dengan 2 teman saya perawat. Ibu bisa memulai
berkenalan...”
“Apakah ibu masih ingat bagaimana caranya?..”(beri pujian jika pasien masih
ingat, jika pasien lupa, bantu pasien mengingat kembali cara berkenalan).
“Nah.....silahkan ibu mulai....”(fasilitasi perkenalan antara pasien dan kader)....
“Wah...bagus sekali, selain nama, alamat, hobby, apakah ada yang ingin ibu
ketahui tentang ibu Wati dan Ani?....”(bantu pasien mengembangkan topik
pembicaraan).
“Wah bagus sekali.”
“Nah Bu, apa kegiatan yang biasa ibu lakukan pada jam ini? Tidak ada?”
“Bagaimana kalau kita menemani anak kiki dikamar?. Sambil membereskan
tempat tidur ibu bisa bercakap-cakap dengan kiki....mari bu...”(dampingi pasien
merapikan tempat tidur)....
“Apa yang ingin Ibu bincangkan dengan kiki...Oh tentang cara mencuci seprai...
silahkan bu...”(jika pasien diam, dapat dibantu perawat)...
“Coba ibu tanya apa yang menyebabkan kiki selalu merapikan tempat
tidur? ....Apakah untuk menjaga kerapihan.... silahkan bu, apa lagi yang ingin
ibu bincangkan silahkan”
“Oke, sekarang bereskan tempat tidur sudah selesai, bagaimana kalau sekarang
ibu bersama kiki sapu lantai......Sambil bercakap-cakap yah bu” (perawat
mendampingi, jika percakapan tidak berjalan, perawat bisa memotivasi keluarga
untuk aktif bertanya pada pasien)
c. Fase Terminasi
Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan Ibu setelah berkenalan dengan perawat dan bercakap-
cakap dengan kiki saat bereskan tempat tidur dan menyapu bersama?”
Evaluasi Objektif
“Coba ibu sebutkan kembali bagaimana caranya berkenalan?”
Rencana Tindak Lanjut
“Bagaimana mana jika ditambahkan lagi di jadwal kegiatan ibu, kegiatan
berkenalan atau bercakap-cakap setiap memasak dan mencuci piring bersama
anak ibu?”
Kontrak yang akan datang
“Mau jam berapa ibu latih? Bagaimana jika hari Rabu, jam 15.00 saya akan
datang lagi untuk mendampingi ibu berkenalan dengan 4 orang lain dan latihan
bercakap-cakap saat melakukan kegiatan harian lain, selamat pagi Bu”
SP 3 PASIEN (pertemuan ke tiga) : Melatih Pasien Berinteraksi Secara
Bertahap (Pasien dengan 4-5 orang ), latihan bercakap-cakap saat melakukan
2 kegiatan harian baru
a. Fase Orientasi
Salam Terapeutik
“Selamat pagi Ibu Rina”
Kontrak waktu dan tempat
Sesuai janji kita kemarin berapa lama kita diskusi? Tempatnya dimana bu?
Evaluasi
Bagaimana perasaannya hari ini? Apakah masih ada perasaan kesepian?
Validasi
Apakah ibu sudah bersemangat bercakap-cakap dengan orang lain? Apa
kegiatan yang dilakukan sambil bercakap-cakap? Bagaimana dengan jadwal
berkenalan dan bercakap –cakapnya, apakah sudah dilakukan? Bagus.
Kontrak topik
Hari ini saya akan mendampingi ibu berkenalan atau bercakap-cakap dengan
tetangga ibu, serta bercakap-cakap dengan anggota keluarga saat melakukan
kegaiatan harian.
Tujuan
Untuk hari ini kita akan berlatih dengan 4-5 orang dan latihan bercakap-cakap
saat melakukan 2 kegiatan harian yang baru
b. Fase Kerja
“Baiklah bu, bagaimana kita ke halaman depan, disana ada kegiatan senam pagi
dan ada lebih dari lima orang yang ada disana”.
“Apakah ibu sudah siap bergabung dengan banyak orang? Nah bu, sesampainya
disana, ibu langsung bersalaman dan memperkenalkan diri seperti yang sudah
kita pelajari, ibu bersikap biasa saja dan yakin bahwa orang-orang disana
senang dengan kedatangan ibu…Baik bu….kita berangkat sekarang…”.
(selanjutnya perawat mendampingi pasien di kegiatan senam, sampai dengan
kembali keruangan).
“Nah bu, sekarang kita latihan bercakap-cakap dengan teman lain yang ada
diruangan.”
“Kegiatan apa yang ingin dilakukan? Oh mau mencuci dan menyiram
tanaman..baik dengan siapa ibu ingin didampingi? Teman ibu kiki? Baiklah…
Kegiatannya mencuci dan menyiram tanaman yah bu (perawat mengajak kiki
untuk menemani pasien merapihkan mencuci piring dan menyiram tanaman
kemudian memotivasi pasien dan kiki bercakap-cakap)
c. Fase Terminasi
Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah berkenalan dan bercakap-cakap dengan ibu-
ibu kader? Kalau setielah merapihkan kamar bagaimana? Apa pengalaman yang
menyenangkan berada dalam kelompok? Adakah manfaatnya kita bergabung
dengan orang banyak?
Evaluasi objektif
“Coba sebutkan sebutkan 4 orang yang sudah diajak berkenalan”
“Coba sebutkan topik apa yang dibicarakan saat kegiatan mencuci piring dan
menyiram tanaman”
Rencana tindak lanjut
“Baiklah bu, selanjutnya ibu bisa terus menambah orang yang ibu kenal. Jadwal
bercakap-cakap setiap pagi saat mencuci piring dan menyiram tanaman kita
cantumkan di jadwal ibu yah….Setiap jam berapa ibu akan berlatih?”
Kontrak yang akan datang
Baiklah kapan kita akan bertemu lagi?dimana? untuk mendampingi ibu dalam
melakukan bincang-bincang saat jajan.
SP 4 PASIEN (pertemuan ke empat) : Mengevaluasi kemampuan berinteraksi.
Melatih cara bicara saat melakukan kegiatan sosial.
a. Fase Orientasi
Salam terapeutik
Selamat pagi Bu Rina....
Kontrak waktu dan tempat
Sesuai janji kita kemarin berapa lama kita diskusi? Tempatnya dimana bu?
Evaluasi
Bagaimana perasaannya hari ini? Masih ada perasaan kesepian, rasa enggan
bicara dengan orang lain?
Validasi
Bagaimana dengan kegiatan hariannya sudah dilakukan? Dilakukan sambil
bercakap-cakap kan Bu? Sudah berapa orang baru yang ibu kenal? Dengan
tetangga bagaimana? Apakah sudah bercakap-cakap juga. Bagaimana
perasaannya setelah melakukan semua kegiatan? Wah...ibu memang luar biasa.
Kontrak topik
Baiklah bu, sesuai dengan janji saya minggu lalu, hari ini saya akan
mendampingi ibu dalam berbelanja atau latihan berbicara saat melakukan
kegiatan sosial....berapa lama bu? Tempatnya di warung Bu Siti di depan jalan
yah Bu?
b. Fase Kerja
Baiklah apakah ibu sudah mempunyai daftar belanjaan? (sebaiknya sudah
dipersipkan oleh pasien dan temannya). Baik uangnya sudah dibawa bu? Mari
bu kita berangkat (komunikasi saat di tempat jajanan diruang perawatan
berbeda)
Nah bu, caranya pertama-tama ibu ucapkan salam untuk ibu Siti,setelah itu ibu
bertanya pada ibu Siti apakah barang-barang yang ibu perlukan tersedia di
warung bu Siti, jika ada pertanyaan dari ibu Siti ibu jawab yah....Setelah selesai,
minta bu Siti menghitung total harga pembelajaan ibu, Ibu bayar dan ucapkan
terima kasih pada bu Siti...Nah. sekarang silahkan ibu mulai...(perawat
mendampingi pasien)
c. Fase Terminasi
Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah bercakap-cakap saat belanja?
Apa pengalaman yang menyenangkan?
Evaluasi Objektif
“Coba sebutkan sebutkan 4 orang yang sudah diajak berkenalan”
“Coba sebutkan topik apa yang dibicarakan saat jajan”
Rencana Tindak Lanjut
Baiklah bu, selanjutnya ibu bisa terus menambah orang yang ibu kenal dan
melakukan kegiatan bercakap-cakap saat belanja? belanja setipa kali ada
kebutuhan yang harus ibu beli.
Kontrak yang akan datang
Baik ibu, kita bertemu lagi besok jam 10.00 di tempat ini lagi ya, kita akan latih
kemampuan bicara sosial lainnya. Sampai jumpa.
SP 1 KELUARGA (pertemuan ke satu)
a. Fase Orientasi
Orientasi
“ Assalamualaikum bapak/ibu?”
“Perkenalkan nama saya perawat T..............saya bertugas merawat anak
bapak/ibu. Nama bapak/ibu siapa? Senangnya dipanggil apa?”
“Bagaimana perasaan bapak/ibu hari ini?”
Evaluasi
“Apa yang bapak/ibu ketahui tentang kondisi yang dialami oleh anak
bapak/ibu?
Validasi
Bagaimana bapak/ibu merawat anak bapak/ibu selama di rumah sebelum
dibawa ke rumah sakit?
Kontrak waktu tempat dan tempat
“Baiklah bapak/ibu, hari ini kita akan berbincang-bincang tentang kondisi anak
bapak/ibu dan cara perawatannya.”
“ Bagaimana kalau kita diskusi di sini saja? Berapa lama bapak/ibu punya
waktu? Setengah jam ?
Topik
“Baiklah bapak/ibu, pada pertemuan hari ini kita akan mendiskusikan tentang
kondisi yang dialami oleh anak bapak/ibu dan cara merawatnya”
Tujuan
Tujuannya adalah supaya bapak/ibu memahami masalah yang yang dialami
oleh anak bapak/ibu dan mengetahui cara merawatnya.
b. Fase Kerja
Baiklah bapak/ibu.....Apa masalah yang bapak/ibu alami dalam merawat anak
bapak/ibu? Apa yang sudah dilakukan selama ini?
“ Masalah yang dialami oleh anak bapak/ibu disebut isolasi sosial. Isolasi sosial
adalah keadaan dimana seseorang tidak mampu berinteraksi dengan orang lain”
“ Adapun tanda dan gejala dari isolasi sosial adalah tidak mau bergaul dengan
orang lain, mengurung diri, wajah sering menunduk dan tidak mau menatap
lawan bicara”
“ Proses terjadinya isolasi sosial biasanya karena pernah ada pengalaman yang
mengecewakan saat berhubungan dengan orang lain, misalnya tidak dihargai
atau berpisah dengan orang terdekat.
“ Adapun cara merawat anak bapak/ibu adalah membina hubungan saling
percaya yaitu dengan menunjukkan sikap sayang dan peduli, selanjutnya jangan
biarkan anak bapak/ibu sendiri.. buatlah rencana harian/jadwal bercakap-cakap
dengan orang lain, libatkan shalat bersama, makan bersama, melakukan
kegiatan secara bersama-sama.
Nah bagaimana apabila kita latihan untuk melakukan cara yang tadi telah kita
bicarakan.
“ Begini bapa/ibu contohnya.....................”
“ Nah sekarang coba bapak/ibu memeperagakan cara berkomunikasi yang telah
saya contohkan. “ Bagus sekali bapak/ibu. Bapak/ ibu telah memperagakan
dengan baik. “
c. Fase Terminasi
“ baiklah ibu waktunya sudah setengah jam. Bagaimana perasaan bapak/ibu
setelah kita latihan ?
“ Coba bapak/ibu ulangi apa yang dimaksud dengan isolasi sosial, tanda dan
gejala dari isolasi sosial, proses terjadinya dan bagaimana cara merawatnaya?
“ bagus sekali, bapak/ibu sudah dapat menyebutkan kembali cara merawat
perawatan anak ibu/bapak.
Bagaimana kalau dua hari lagi kita bertemu kembali untuk berbincang-bincang
tentang kegiatan yang dapat dilakukan dengan melibatkan anak bapak /ibu?
SP 2 KELUARGA (pertemuan ke dua) : Melatih cara merawat dengan
melatih berkomunikasi saat melakukan kegiatan sosial
a. Fase Orientasi
Selamat pagi mba Tina? Bagaimana perasaan mba Tina pagi ini? Keadaan ibu
bagaimana mba? Bagaimana dengan latihan mendampingi ibu mba Tina
kenalan dan bercakap-cakap sambil memasak dan mencuci piringnya? Apakah
sudah dipraktekkan? Baiklah mba, sesuai dengan janji kita minggu lalu, hari ini
saya akan mengajarkan mba Tina bagaimana caranya mengatasi isolasi sosial
yang dialami ibu mba Tina melalui komunikasi saat melakukan kegiatan sosial
berbelanja. berapa lama kita berlatih? Tempatnya dimana mba?
b. Fase Kerja
Nah mba Tina, ibu mba Tina kan sudah mulai nyaman berkenalan dengan orang
baru, bercakap-cakap saat melakukan kegiatan harian atau kegiatan rumah
tangga. Nah sekarang saatnya ibu mba Tina memperluas kemampuan
bersosialisasinya dengan lingkungan sekitar, misalnya bersosialisasi saat
menabung di bank, belanja di pasar, atau pergi ke kantor pos. Untuk hari ini kita
akan melatih ibu mba Tina berbelanja ke warung. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, diantaranya sebaiknya ibu mba Tina sudah punya daftar barang
yang dibutuhkan beserta berapa banyak barang tersebut dibutuhkan. Saat
berbelanja ibu bu Tina harus memiliki kemampuan meminta sesuatu, dan
menjawab pertanyaan pemiliki warung. Nah, bagaimana mba Tina? Bisa kita
latih ibu mba Tina sekarang …(perawat dan keluarga menemui pasien dan
bersama-sama berlatih berbelanja ke warung)
c. Fase Terminasi
Bagaimana perasaan mba Tina setelah melatih ibu mba Tina berbelanja? Bisa
mba Tina sebutkan kembali apa saja yang haris diperhatikan dalam melatih ibu
mba Tina berkomunikasi dalam kegiatan sosial? Baik mba Tina, setelah ini bu
tina terus damping ibu mba Tina dalam melaksanakan kegiatan berbelanja, dan
tetap bantu ibu mba Tina berkenalan dengan orang baru atau bercakap-cakap
dengan orang yang sudah dikenal. Minggu depan saya akan datang lagi, saya
akan memberikan penjelasan perawatan terhadap bu Tina setelah perawat tidak
lagi mengunjungi ibu mba Tina ke rumah. Selamat pagi mba Tina.
SP 3 KELUARGA (pertemuan ke tiga) : Melatih Keluarga Memanfaatkan
Fasilitas Kesehatan Untuk follow up Pasien Isolasi sosial
a. Fase Orientasi
Salam Terapeutik
“Selamat pagi Mba Tina..., .
Kontrak waktu dan tempat
“Sesuai dengan janji kita minggu lalu, hari ini kita akan berbincang-bincang.
Berapa lama kita bercakap-cakap? Dimana tempatnya Bu? Baiklah 45 menit
yah, tempatnya mau dimana?”
Evaluasi
bagaimana perasaannya hari ini ?
Validasi
Mba, masih ingat yang kita bicarakan tentang tentang pertemuan yang lalu?
benar sekali bagaimana membantu ibu mba Tina berkenalan, bercakap-cakap
saat melakukan aktivitas harian dan bercakap-cakap saat melakukan kegiatan
sosial. Apa yang sudah ibu lakukan? Bagus sekali
Kontrak topik
Bu…Masih ingat apa yang akan dibicarakan pada hari ini bu? Iya
benar….tindak lanjut ke puskesmas, tanda kekambuhan. berapa lama kita bicara
bu?
b. Fase Kerja
Mba Tina, saat ini Ibu Mba Tina sudah mampu untuk berkenalan dengan orang
lain, bercakap-cakap dengan keluarga saat melakukan kegiatan harian, dan
melakukan kegiatan sosial. Untuk selanjutnya mba Tina harap bisa
mendampingi ibu Mba Tina berobat ke poliklinik RSJ sebulan sekali. Nah, mba
Tina juga perlu memahami tanda kekambuhan pada ibu mba Tina seperti Rina
tidak mau berinteraksi,enggan melakukan kegiatan harian, dan kegiatan sosial,
atau kalau intensitas berkomunikasi mulai menurun. Jika ini terjadi maka ibu
harus segera membawa ibu mba Tina ke RSJ walaupun belum jadwal kontrol.
Jika kondisi ibu mba Tina lebih menurun seperti sikap mematung, kontak mata
tidak ada sama sekali, dan tidak bisa diatasi di tingkat puskesmas, maka Ibu Bu
Tina akan kami rujuk ke Rumah Sakit Jiwa.
c. Fase Terminasi
Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan mba Tina setelah kita diskusi?
Evaluasi obyektif
Bisa mba Tina sebutkan lagi apa tanda-tanda kekambuhan? Apa yang harus
mba Tina lakukan jika ibu mba Tina mengalami kekambuhan?
Rencana Tindak Lanjut
Nah Mba Tina juga jangan lupa ibu terus memotivasi dan mendampingi Ibu
Mba Tina untuk berkenalan, dan bercakap-cakap saat melakukan kegiatan
harian dan kegiatan sosial, dan ingat untuk tetap berobat ke poliklinik dan
segera bawa Ibu mba Tina ke poliklinik bila ada tanda –tanda kekambuhan.
Selamat pagi Mba Tina

Anda mungkin juga menyukai