ISOLASI SOSIAL
DI SUSUN OLEH :
Ahmad Zaky
P2005002
A. Pengertian
Isolasi sosial merupakan kondisi kesendirian yang di alami oleh individu
dan diterima sebagai ketentuan orang lain sebagai suatu keadaan yang negatif atau
mengancam (Towsend, 2017). Isolasi sosial adalah suatu keadaan dimana individu
mengalami suatu kebutuhan atau mengharapakan untuk melibatkan orang lain, akan
tetapi tidak dapat membuat hubungan tersebut (Carpenito, 2019). Sedangkan
menurut Kim (2017) isolasi sosial merupakan kesendirian yang dialami individu
dan dirasakan sebagai beban oleh orang lain dan sebagai keadaan yang negatif atau
mengancam.
Keadaan ketika individu atau kelompok mengalami atau merasakan
kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan orang lain tetapi
tidak mampu untuk membuat kontak (Carpenito-Moyet, 2017). Kondisi sendirian,
yang dialami individu dan dipersepsikan disebabkan orang lain dan sebagai kondisi
yang negatif dan mengancam (Townsend, 2018).
B. Rentang Respon
C. Faktor Predisposisi
a. Biologis
1) Riwayat keluarga dengan gangguan jiwa, Diturunkan melalui kromosom
orangtua (kromosom keberapa masih dalam penelitian). Diduga kromosom
no.6 dengan kontribusi genetik tambahan nomor 4, 8, 15 dan 22. Pada anak
yang kedua orangtuanya tidak menderita, kemungkinan terkena penyakit
adalah satu persen. Sementara pada anak yang salah satu orangtuanya
menderita kemungkinan terkena adalah 15%. Dan jika kedua orangtuanya
penderita maka resiko terkena adalah 35 persen.
2) Kembar indentik berisiko mengalami gangguan sebesar 50%, sedangkan
kembar fraterna berisiko mengalami gangguan 15%
3) Riwayat janin saat pranatal dan perinatal trauma, penurunan komsumsi
oksigen pada saat dilahirkan, prematur, preeklamsi, malnutrisi, stres, ibu
perokok, alkhohol, pemakaian obat-obatan, infeksi, hipertensi dan agen
teratogenik. Anak yang dilahirkan dalam kondisi seperti ini pada saat
dewasa (25 tahun) mengalami pembesaran ventrikel otak dan atrofi kortek
otak.
4) Nutrisi: Adanya riwayat gangguan nutrisi ditandai dengan penurunan BB,
rambut rontok, anoreksia, bulimia nervosa.
5) Keadaan kesehatan secara umum: obesitas, kecacatan fisik, kanker,
inkontinensia sehingga menjadi malu, penyakit menular AIDS,
6) Sensitivitas biologi: riwayat peggunaan obat, riwayat terkena infeksi dan
trauma kepala serta radiasi dan riwayat pengobatannya. Ketidakseimbangan
dopamin dengan serotonin neurotransmitter
7) Paparan terhadap racun : paparan virus influenza pada trimester 3
kehamilan dan riwayat keracunan CO, asbestos karena mengganggu
fisiologi otak
b. Psikologis
1) Adanya riwayat kerusakan struktur dilobus frontal yang menyebabkan
suplay oksigen dan glukosa terganggu di mana lobus tersebut berpengaruh
kepada proses kognitif sehingga anak mempunyai intelegensi dibawah rata-
rata dan menyebabkan kurangnya kemampuan menerima informasi dari
luar.
2) Keterampilan komunikasi verbal yang kurang, misalnya tidak mampu
berkomunikasi, komunikasi tertutup (non verbal), gagap, riwayat kerusakan
yang mempunyai fungsi bicara, misalnya trauma kepala dan berdampak
kerusakan pada area broca dan area wernich.
3) Moral: Riwayat tinggal di lingkungan yang dapat mempengaruhi moral
individu, misalnua keluarga broken home, ada konflik keluarga ataupun di
masayarakat
4) Kepribadian: orang yang mudah kecewa, mudah putus asa, kecemasan yang
tinggi dan menutup diri
5) Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan:
a) Orang tua otoriter, selalu membandingkan, yang mengambil jarak
dengan anaknya, penilaian negatif yang terus menerus
b) Anak yang diasuh oleh orang tua yang suka cemas, terlalu melindungi,
dingin dan tidak berperasaan
c) Penolakan atau tindak kekerasan dalam rentang hidup klien
d) Konflik orang tua, disfungsi sistem keluarga
e) Kematian orang terdekat, adanya perceraian
f) Takut penolakan sekunder akibat obesitas, penyakit terminal, sangat
miskin dan pengangguran.
g) Riwayat ketidakpuasan yang berhubungan dengan penyalahgunaan obat,
perilaku yang tidak matang, pikiran delusi, penyalahgunaan alkhohol
h) Konsep diri: Ideal diri yang tidak realistis, harga diri rendah, identitas
diri tidak jelas, krisis peran, gambaran diri negatif
i) Motivasi: adanya riwayat kegagalan dan kurangnya pernghargaan
j) Pertahanan psikologis, ambang toleransi terhadap stres yang rendah,
riwayat gangguan perkembangan sebelumnya
k) Self kontrol: tidak mampu melawan terhadap dorongan untuk
menyendiri
c. Sosial budaya
1) Usia: Ada riwayat tugas perkembangan yang tidak selesai
2) Gender: Riwaya ketidakjelasan identitas dan kegagalan peran gender
3) Pendidikan: pendidikan yang rendah dan riwayat putus sekolah atau gagal
sekolah
4) Pendapatan: penghasilan rendah
5) Pekerjaan: stressfull dan berisiko tinggi
6) Status sosial: Tuna wisma, kehidupan terisolasi (kehilangan kontak sosial,
misalnya pada lansia)
7) Latar belakang budaya: tuntutan sosial budaya tertentu adanya stigma
masyarakat, budaya yang berbeda (bahasa tidak dikenal)
8) Agama dan keyakinan: Riwayat tidak bisa menjalankan aktivitas
keagamaan secara rutin
9) Keikutsertaan dalam politik: Riwayat kegagalan berpolitik
10) Pengalaman sosial: perubahan dalam kehidupan, misalnya bencana,
kerusuhan. Kesulitan dalam mendapatkan oekerjaan dan ketidakutuhan
keluarga
11) Peran sosial: isolasi sosial: khususnya usia lanjut, stigma negatif dari
masyarakat, praduga negatif dan stereotipi, perilaku sosial tidak diterima
oleh masyarakat.
D. Faktor Presipitasi
a. Nature
1) Biologi:
a) Dalam enam bulan terakhir mengalami penyakit infeksi otak
(enchepalitis) atau trauma kepala yang mengakibatkan lesi daerah
frontal, temporal dan limbic sehingg terjadi ketidakseimbangann
dopamin dan serotonin neurotransmitter
b) Dalam enam bulan terakhir terjadi gangguan nutrisi ditandai dengan
penurunan BB, rambut rontok, anoreksia, bulimia nervosa yang
berdampak pada pemenuhan glukosa di otak yang dapat mempengaruhi
fisiologi otak terutama bagian fungsi kognitif
c) Sensitivitas biologi: putus obat atau mengalami obesitas, kecatatan fisik,
kanker dan pengobatannya yang dapat menyebabkan perubahan
penampilan fisik
d) Paparan terhadap racun, misalnya CO dan asbestosos yang dapat
mempengaruhi metabolisme di otak sehingga mempengaruhi fisiologis
otak
2) Psikologis
a) Dalam enam bulan terakhir terjadi trauma atau kerusakan struktur di
lobus frontal dan terjadi suplay oksigen dan glukosa terganggu sehingga
mempengaruhi kemampuan dalam memahami informasi
b) Keterampilan verbal, tidak mampu komunikasi, gagap, mengalami
kerusakan yang mempengaruhi fungsi bicara
c) Dalam enam bulan terakhir tinggal di lingkungan yang dapat
mempengaruhi moral: lingkungan keluarga yang broken home, konflik
atau tinggal dalam lingkungan dengan perilaku sosial yang tidak
diharapkan
d) Konsep diri: Harga diri, perubahan penampilan fisik
e) Self kontrol: tidak mampu melawan dorongan untuk menyendiri
f) Kepribadian: mudah kecewa, mudah putus asa, kecemasan yang tinggi,
menutup diri
3) Sosial budaya
a) Usia: Dalam enam bulan terakhir alami ketidaksesuaian tugas
perkembangan dengan usia, atau terjadi perlambatan dalam
penyelesaian tugas perkembangan
b) Gender: enam bulan terakhir alami ketidakjelasan identitas dan
kegagalan peran gender (model peran negatif)
c) Pendidikan: dalam enam bulan terakhir mengalami putus sekolah dan
gagal sekolah
d) Pekerjaan : pekerjaan stressfull dan beresiko atau tidak bekerja (PHK)
e) Pendapatan: penghasilan rendah atau dalam enam bulan terakhir tidak
mempunyai pendapatan atau terjadi perubahan status kesejahteraan
f) Status sosial: Tuna wisma dan kehidupan isolasi, tidak mempunyai
sistem pendukung
g) Agama dan keyakinan: tidak bisa menjalankan aktivitas keagamaan
secara rutin. Terdapat nilai-nilai sosial di masyarakat yang tidak
diharapkan
h) Kegagalan dalam bepolitik: kegagalan dalam berpolitik
i) Kejadian sosial saat ini: perubahan dalam kehidupan: perang, bencana,
kerusuhan, tekanan dalam pekerjaan, kesulitan mendapatkan pekerjaan,
sumber-sumber personal yang tidak adekuat akibat perang, bencana
j) Peran sosial: Dalam enam bulan terakhir isolasi sosial, diskriminasi dan
praduga negatif, ketidakmampuan untuk mempercayai orang lain
b. Origin
a) Internal: Kegagalan persepsi individu terhadap sesuatu yang diyakini
dalam hubungan sosial
b) Eksternal: Kurangnya dukungan sosial dan dukungan masyarakat pada
klien untuk melakukan hubungan sosial
c. Time
a) Waktu terjadinya stressor pada waktu yang tidak tepat
b) Stressor terjadi secara tiba-tiba atau bisa juga secara bertahap
c) Stressor terjadi berulang kali dan antara satu stressor dengan stressor
yang lain saling berdekatan
d. Number
a) Sumber stress lebih dari satu (banyak)
b) Stress dirasakan sebagai masalah yang berat
F. Psikodinamika
Struktur kepribadian
a) Das Es
Das Es yang dalam bahasa Inggris disebut The Id adalah aspek kepribadian
yang dimiliki individu sejak lahir. Jadi das Es merupakan factor
pembawaan. Das Es merupakan aspek biologis dari kepribadian yang berupa
dorongan-dorongan instintif yang fungsinya untuk mempertahankan konstansi
atau keseimbangan.Misalnya rasa lapar dan haus muncul jika tubuh
membutuhkan makanan dan minuman.Dengan munculnya rasa lapar dan haus
individu berusaha mempertahankan keseimbangan hidupnya dengan berusaha
memperoleh makanan dan minuman.
b) Das Ich
Das Ich yang dalam bahasa Inggris disebut The Ego merupakan aspek
kepribadian yang diperoleh sebagai hasil interaksi individu dengan
lingkungannya. Menurut Freud, das Ich merupakan aspek psikologis dari
kepribadian yang fungsinya mengarahkan individu pada realitas atas dasar
prinsip realitas (reality principle). Misal ketika individu lapar secara realistis
hanya dapat diatasi dengan makan. Dalam hal ini das Ich mempertimbangkan
bagaimana cara memperoleh makanan. Dan jikakemudian terdapat makanan,
apakah makanan tersebut layak untuk dimakan atau tidak. Dengan demikian das
Ich dalam berfungsinya melibatkan proses kejiwaan yang tidak simple dan
untuk itu Freud menyebut perlengkapan untuk berfungsinya das Ich dengan
proses sekunder.
c) Das Ueber Ich
Das Ueber Ich atau the Super Egoadalah aspek sosiologis dari kepribadian,
yang isinya berupa nilai-nilai atau aturan-aturan yang sifatnya
normative.Menurut Freud das Ueber Ich terbentuk melalui internalisasi nilai-
nilai dari figur-figur yang berperan, berpengaruh atau berarti bagi individu.
Aspek kkepribadian ini memiliki fungsi :
a. sebagai pengendali das Es agar dorongan-dorongan das Esdisalurkan dalam
bentuk aktivitas yang dapoat diterima masyarakat
b. mengarahkan das Ich pada tujuan-tujuan yang sesuai dengan prinsip-prinsip
moral;
c. mendorong individu kepada kesempurnaan.
Dalam menjalankan tugasnya das Ueber Ich dilengkapi denganconscientia atau
nurani dan ego ideal.Freud menyatakan bahwa conscentiaberkembang melalui
internalisasi dari peri-ngatan dan hukuman, sedangkan ego ideal berasal dari pujian
dan contoh-contoh positif yang diberikan kepada anak-anak.
Tahap-tahap perkembangan kepribadian
1) Fase oral (oral stage): 0 sampai kira-kira 18 bulan
Bagian tubuh yang sensitif terhadap rangsangan adalah mulut.
2) Fase anal (anal stage) : kira-kira usia 18 bulan sampai 3 tahun.
Pada fase ini bagian tubuh yang sensitif adalah anus.
3) Fase falis (phallic stage) : kira-kira usia 3 sampai 6 tahun.
Bagian tubuh yang sensitif pada fase falis adalah alat kelamin.
4) Fase laten (latency stage) : kira-kira usia 6 sampai pubertas
Pada fase ini dorongan seks cenderung bersifat laten atau tertekan.
5) Fase genital (genital stage)
terjadi sejak individu memasuki pubertas dan selanjutnya. Pada masa ini
individu telah mengalami kematangan pada organ reproduksi.
G. Mekanisme Koping
Individu yang mengalami respons sosial maladaptif menggunakan berbagai
mekanisme dalam upaya untuk mengatasi ansietas. Mekanisme tersebut berkaitan
dengan dua jenis masalah hubungan yang spesifik.
H. Sumber Koping
Menurut Stuart sumber koping yang berhubungan dengan respon sosial maladaptif
adalah sebagai berikut :
1) Keterlibatan dalam hubungan keluarga yang luas dan teman.
2) Hubungan dengan hewan peliharaan yaitu dengan mencurahkan perhatian pada
hewan peliharaan.
3) Penggunaan kreativitas untuk mengekspresikan stres interpersonal (misalnya:
kesenian, musik, atau tulisan).
4) Terkadang ada beberapa orang yang ketika ada masalah mereka mendapat
dukungan dari keluarga dan teman yang membantunya dalam mencari jalan
keluar, tetapi ada juga sebagian orang yang memiliki masalah, tetapi
menghadapinya dengan menyendiri dan tidak mau menceritakan kepada
siapapun, termasuk keluarga dan temannya.
I. Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan klien menarik diri adalah :
a) Bina hubungan saling percaya
b) Ciptakan lingkungan yang terapeutik
c) Beri klien kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya
d) Dengarkan klien dengan penuh empati
e) Temani klien dan lakukan komunikasi terapeutik
f) Lakukan kontak sering dan singkat
g) Lakukan perawatan fisik
J. Diagnosa Keperawatan
a. Perubahan persepsi sensori : halusinasi b.d menarik diri
b. Isolasi Sosial : menarik diri b.d harga diri rendah
Pohon Masalah
SP 2
1. Evaluasi kegiatan
berkenalan (berapa
orang) . beri pujian
2. Latih cara berbicara saat
melakukan kegiatan
harian(latih dua
kegiatan)
3. Masukkan pada jadwal
kegiatan untuk latihan
berkenalan 2-3 orang
pasien, perawat dan tamu
, berbicara saat
melakukan kegiatan
harian
SP 3
1. Evaluasi kegiatan latihan
berkenalan (berapa
orang) & bicara saat
melakukan dua kegiatan
harian. Beri pujian
2. Latih cara berbicara saat
melakukan kegiatan
harian (2 kegiatan baru )
3. Masukkan pada jadwal
kegiatan untuk latihan
berkenalan 4-5 orang .
berbicara saat melakukan
4 kegiatan harian
SP 4
1. Evaluasi kegiatan latihan
berkenalan, bicara saat
melakukan empat
kegiatan harian. Beri
pujian
2. Latih cara bicara social :
meminta sesuatu,
menjawab pertanyaan
3. Masukkan pada jadwal
kegiatan untuk latihan
berkenalan >5 orang,
orang baru , berbicara
saat melakukan kegiatan
harian dan sosialisasi
SP 5 s.d 12
1. Evaluasi kegiatan latihan
berkenalan, berbicara
saat melakukan kegiatan
harian dan sosialisasi.
Beri pujian
2. Latih kegiatan harian
3. Nilai kemampuan yang
telah mandiri
4. Nilai apakah isolasi
social teratasi
Intervensi untuk
keluarga:
SP 1
1. Diskusikan masalah
yang dirasakan dalam
merawat pasien
2. Jelaskan pengertian ,
tanda & gejala , dan
proses terjadinya
isolasi social
3. Jelaskan cara merawat
isolasi social
4. Latih dua cara merawat
berkenalan , berbicara
saat melakukan
kegiatan harian
5. Anjurkan membantu
pasien sesuai jadwal
dan memberikan pujian
saat besuk
SP 2
1. Evaluasi kegiatan
keluarga dalam
merawat/melatih pasien
berkenalan dan
berbicara saat
melakukan kegiatan
harian . beri pujian
2. Jelaskan kegiatan
rumah tangga yang
dapat melibatkan
pasien berbicara
(makan, sholat
bersama) d rumah
3. Latih cara
membimbing pasien
berbicra dan member
pujian
4. Anjurkan membantu
pasien sesuai jadwal
saat besuk
SP 3
1. Evaluasi kegiatan
keluarga dalam
merawat/melatih pasien
berkenalan, berbicara
saat melakukan kegiatan
harian. Beri pujian
2. Jelaskan cara melatih
pasien melakukan
kegiatan social seperti
berbelanja,meminta
sesuatu dll.
3. Latih keluarga dalam
mengajak pasien belanja
saat besuk
4. Anjurkan membantu
pasien sesuai jadwal dan
berikan pujian saat besuk
SP 4
1. Evaluasi kegiatan
keluarga dalam
merawat/melatih pasien
berkenalan, berbicara
saat melakukan kegiatan
harian / RT, berbelanja .
beri pujian
2. Jelaskan Follow up ke
RSJ/PKM , tanda
kambuh, rujukan
3. Anjurkan membantu
pasien sesuai jadwal
kegiatan dan
memberikan pujian
SP 5 s.d 12
1. Evaluasi kegiatan
keluarga dalam
merawat / melatih pasien
berkenalan, berbicara
saat melakukan kegiatan
harian/ RT, berbelanja &
kegiatan lain dan follow
up
2. Nilai kemampuan
keluarga dalam merawat
klien
3. Nilai kemampuan
keluarga melakukan
control ke RSJ/PKM
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito-Moyet. (2017). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 10. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Carpenito, L. J.C (2018). Hanndbook of nursing diagnosis ed.10. USA: Lippincott
Williams & Wilkins
8Keliat, B. A & Akemat. (2016). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta:
EGC
Kim, M.J. Mc Farland, G.K, dan McLane, A.M. (2018). Diagnosa Keperawatan. Edisi 7.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Stuart & Sundeen. (2017). Principles and practice of psychiatric nursing. Mosby Year
Book: Missouri
Stuart, Gail W. (2017). Principles & Practice of Psychiatric Nursing ed.8. Philadelphia:
Elsevier Mosby
STRATEGI PELAKSANAAN
ISOLASI SOSIAL
A. Proses Keperawatan
1) Intervensi untuk Pasien
a) Kondisi Pasien
1. Data subyektif
a. Klien mengatakan malas berinteraksi dengan orang lain
b. Klien mengatakan orang-orang jahat dengan dirinya
c. Klien merasa orang lain tidak selevel
2. Data obyektif
a. Klien tampak menyendiri
b. Klien terlihat mengurung diri
c. Klien tidak mau bercakap-cakap dengan orang lain
b) Diagnosa keperawatan
Isolasi sosial
c) Tujuan khusus
a. Pasien mampu mengenal penyebab isolasi sosial, keuntungan memiliki
teman, kerugian tidak memiliki teman.
b. Pasien mampu berkenalan dengan perawat atau pasien lain
c. Pasien mampu bercakap-cakap dalam melakukan kegiatan harian.
d. Pasien mampu berbicara sosial : meminta sesuatu, berbelanja dan
sebagainya.
d) Tindakan keperawatan
a. Mengkaji dan mendiskusikan isolasi sosial: penyebab isolasi sosial,
siapa yang serumah, siapa yang dekat dengan klien, siapa yang tidak
dekat dengan klien, keuntungan punya teman dan becakap-cakap,
kerugian tidak punya teman dan tidak bercakap cakap; dan melatih
berkenalan.
b. Melatih pasien berkenalan dengan 2 orang saat melakukan kegiatan
harian.
c. Melatih pasien berkenalan dengan 4 orang dalam melakukan kegiatan
harian berkelompok.
d. Melatih cara bicara sosial seperti belanja ke warung.