BATU URETER
DISUSUN OLEH :
A. PENGERTIAN
Batu ureter adalah proses terbentuknya kristal-kristal batu pada saluran
perkemihan (Mulyanti, 2019). Menurut Harmilah (2020), batu ureter merupakan suatu
keadaan terdapatnya batu (kalkuli) di saluran kemih. Kondisi adanya batu pada
saluran kemih memberikan gangguan pada sistem perkemihan dan memberikan
berbagai masalah keperawatan pada pasien.
Batu ureter merupakan suatu keadaan terjadinya terjadinya penumpukan
oksalat, kalkuli (batu ginjal) pada ureter, kandung kemih, atau pada daerah ginjal.
Batu ureter merupakan obstruksi benda padat pada saluran kemih yang terbentuk
karena faktor presipitasi endapan dan senyawa tertentu (Silalahi, 2020)
Ureterolitiasis merupakan suatu kondisi adanya batu (kalkuli) di ureter. Batu
ureter dapat menyebabkan masalah pada sistem kemih dan masalah keperawatan
lainnya (Muttaqin, Arif & Sari, 2014).
B. ETIOLOGI
Terdapat beberapa faktor yang mendorong pembentukan batu ureter yaitu:
1. Peningkatan kadar kristaloid pembentuk batu dalam urine
2. ph urine abnormal rendah atau tinggi
3. Berkurangnya zat-zat pelindung dalam urin
4. Sumbatan saluran kencing dengan stasis urine (Zamzani, 2018).
C. PATOFISIOLOGI
Banyak faktor yang menyebabkan berkurangnya aliran urine dan
menyebabkan obstruksi, salah satunya adalah statis urine dan menurunnya volume
urine akibat dehidrasi serta ketidakadekuatan intake cairan, hal ini dapat
meningkatkan resiko terjadinya urolithiasis. Rendahnya aliran urine adalah gejala
abnormal yang umum terjadi (Colella, J, Kochis E, Galli B, 2005), selain itu, berbagai
kondisi pemicu terjadinya urolithiasis seperti komposisi batu yang beragam menjadi
faktor utama bekal identifikasi penyebab urolithiasis. Pada umumnya urolithiasis
terjadi akibat berbagai sebab yang disebut faktor resiko.
Terapi dan perubahan gaya hidup merupakan intervensi yang dapat mengubah
faktor resiko, namun ada juga faktor resiko yang tidak dapat diubah seperti, jenis
kelamin, pasien dengan urolithiasis umumnya terjadi pada laki-laki 8 70-81%
dibandingkan dengan perempuan 47-60%, salah satu penyebabnya adalah adanya
peningkatan kadar hormon testosteron dan penurunan kadar hormon estrogen pada
laki-laki dalam pembentukan batu (Vijaya, et al., 2013).
Kebiasaan diet dan obesitas intake makanan yang tinggi sodium, oksalat yang
dapat ditemukan pada teh, kopi instan, minuman soft drink, kokoa, arbei, jeruk sitrun,
dan sayuran berwarna hijau terutama bayam dapat menjadi penyebab terjadinya batu
(Suddarth, 2015).
D. PATHWAY
e) Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah kegiatan yang terus menerus dilakukan untuk
menentukan apakah rencana keperawatan efektif dan bagaimana rencana
keperawatan dilanjutkan, merevisi rencana atau menghentikan rencana
keperawatan (Marunung, 2013).
I. DAFTAR PUSTAKA
PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Edisi 1, Cetakan III (Revisi).
Jakarta : DPP PPNI.
PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.
PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.