Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN MENARIK DIRI: ISOLASI

SOSIAL

Oleh:

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
2023
Masalah Keperawatan Gangguan Jiwa: Menarik Diri: Isolasi Sosial
A. Masalah Utama
Menarik diri: isolasi sosial
B. Pengertian, Manifestasi Klinis, Etiologi
1. Pengertian
Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi
dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain. Isolasi social
adalah kesendirian yang dialami oleh individu dan dianggap timbul karena
orang lain serta sebagai suatu keadaan negative atau mengancam.
Menurut Carpenito (2001), Menarik diri adalah suatu usaha untuk
menghindari interaksi dengan orang lain dan kemudian menghindari
berhubungan, ini merupakan pertahanan terhadap stresor dan ansietas yang
berhubungan dengan suatu stresor atau ancaman.
Terjadinya perilaku menarik diri dipengaruhi oleh faktor predisposisi
dan faktor presipitasi. Faktor perkembangan dan sosial budaya merupakan
faktor predisposisi terjadinya perilaku menarik diri. Kegagalan
perkembangan dapat mengakibatkan individu tidak percaya diri, tidak
percaya orang lain, ragu, takut salah, pesimis, putus asa terhadap hubungan
dengan orang lain, menghindar dari orang lain, tidak mampu merumuskan
keinginan, dan merasa tertekan. Keadaan menimbulkan perilaku tidak
ingin berkomunikasi dengan orang lain, menghindar dari orang lain, lebih
menyukai berdiam diri sendiri, kegiatan sehari-hari hampir terabaikan.
2. Tanda dan Gejala
a. Mayor
Subjektif:
1) Ingin sendiri
2) Merasa tidak nyaman di tempat umum
3) Merasa berbeda dengan orang lain
Objektif:
1) Menarik diri
2) Menolak melakukan interaksi
3) Afek datar
4) Afek sedih
5) Afek tumpul
6) Tidak ada kontak mata
7) Tidak bergairah atau lesu
b. Minor
Subjektif:
1) Menolak berinteraksi dengan orang lain
2) Merasa sendirian
3) Merasa tidak diterima
4) Tidak mempunyai sahabat
Objektif:
1) Menunjukkan permusuhan
2) Tindakan berulang
3) Tindakan tidak berarti
3. Etiologi
Salah satu penyebab dari menarik diri adalah harga diri rendah.
Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana
gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap
diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan.
Penyebab yang lain diantaranya, sebagai berikut :
a. Sulit berhubungan / berinteraksi dengan orang lain.
b. Tidak mampu berhubungan / berinteraksi yang memuaskan.
c. Perasaan malu.
d. Perasaan tidak berharga.
e. Pengalaman ditolak, dikucilkan, dan dihina.

C. Faktor Predisposisi
Ada berbagai faktor yang menjadi pendukung terjadinya perilaku
menarik diri, yaitu :
1. Faktor perkembangan
Tiap gangguan dalam pencapaian tugas perkembangan dari masa bayi
sampai dewasa tua akan menjadi pencetus seseoarang sehingga
mempunyai masalah respon sosial menarik diri. Sistem keluarga yang
terganggu juga dapat mempengaruhi terjadinya menarik diri. Organisasi
anggota keluarga bekerja sama dengan tenaga profisional untuk
mengembangkan gambaran yang lebih tepat tentang hubungan antara
kelainan jiwa dan stress keluarga. Pendekatan kolaburatif sewajarnya
dapat mengurangi masalah respon social menarik diri.
2. Faktor Biologi
Faktor genetik dapat menunjang terhadap respon sosial maladaptive.
Genetik merupakan salah satu faktor pendukung gangguan jiwa. Kelainan
struktur otak, seperti atropi, pembesaran ventrikel, penurunan berat dan
volume otak serta perubahan limbik diduga dapat menyebabkan
skizofrenia.
3. Faktor Sosiokultural
Isolasi sosial merupakan faktor dalam gangguan berhubungan. Ini
merupakan akibat dari norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap
orang lain, atau tidak menghargai anggota masyarakat yang tidak
produktif, seperti lansia, orang cacat dan berpenyakit kronik. Isolasi dapat
terjadi karena mengadopsi norma, perilaku, dan system nilai yang berbeda
dari yang dimiliki budaya mayoritas. Harapan yang tidak realitis terhadap
hubungan merupakan faktor lain yang berkaitan dengan gangguan ini.
4. Faktor Kepribadian
Kepribadian merupakan seperangkat pola piker, perasaan dan perilaku
yang mendarah daging. Gangguan kepribadian adalah seperangkat pola
atau sifat yang menghambat kemampuan seseorang untuk
mempertahankan hubungan yang bermakna, perasaan puas, dan menikmati
hidup. Gangguan kepribadian dimulai pada masa remaja atau awal dewasa
dan stabil seiring perjalanan waktu. Individu dengan gangguan kepribadian
memiliki penurunan hubungan yang signifikan dan terus menerus
D. Faktor Persipitasi
Ada beberapa faktor persipitasi yang dapat menyebabkan seseorang
menarik diri. Faktor- faktor tersebut dapat berasal dari berbagai stressor
antara lain:
1. Stressor sosiokultural
Stressor sosial budaya dapat menyebabkan terjadinya gangguan dalam
membina hubungan dengan orang lain, misalnya menurunya stabilitas unit
keluarga, berpisah dari orang yang berarti dalam kehidupanya, misalnya
karena dirawat di rumah sakit.
2. Stressor psikologik
Ansietas berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan keterbatasan
kemampuan untuk mengatasinya. Tuntutan untuk berpisah dengan orang
terdekat atau kegagalan orang lain untuk memenuhi kebutuhanya hal ini
dapat menimbulkan ansietas tinggi bahkan dapat menimbulkan seseorang
mengalami gangguan hubungan (menarik diri).
3. Stressor intelektual
a. Kurangnya pemahaman diri dalam ketidak mampuan untuk berbagai
pikiran dan perasaan yang mengganggu pengembangan hubungan
dengan orang lain.
b. Klien dengan “kegagalan” adalah orang yang kesepian dan kesulitan
dalam menghadapi hidup. Mereka juga akan sulit berkomunikasi
dengan orang lain.
c. Ketidakmampuan seseorang membangun kepercayaan dengan orang
lain akan persepsi yang menyimpang dan akan berakibat pada gangguan
berhubungan dengan orang lain.
4. Stressor fisik
a. Kehidupan bayi atau keguguran dapat menyebabkan seseorang menarik
diri dari orang lain.
b. Penyakit kronik dapat menyebabkan seseorang minder atau malu
sehingga mengakibatkan menarik diri dari orang lain.
E. Pohon Masalah
Akibat : Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi

Core problem : Isolasi sosial : Menarik Diri

Penyebab : Harga Diri Rendah

F. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji


1. Isolasi Sosial : menarik diri
Data Subyektif :
a) Klien mengatakan saya tidak mampu.
b) Klien mengatakan tidak bisa.
c) Klien mengatakan tidak tahu apa-apa.
d) Klien mengatakan dirinya bodoh.
e) Klien mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
Data Obyektif :
a) Klien tampak lebih suka sendiri.
b) Klien tampak bingung.
c) Klien berkeinginan mencederai diri/ ingin mengakhiri hidup.
d) Klien terlihat apatis.
e) Ekspresi wajah klien sedih.
f) Klien sering melamun.
g) Afek klien tumpul.
h) Klien tampak banyak diam.
i) Komunikasi klien kurang atau tidak ada.
j) Kontak mata klien kurang.
2. Resiko Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi
Data Subjektif :
a) Mengungkapkan mendengar bunyi yang tidak berhubungan dengan
stimulus nyata.
b) Mengungkapkan melihat gambaran tanpa stimulus nyata
c) Mengatakan mencium bau tanpa stimulus nyata
d) Merasa makan sesuatu
e) Merasa ada sesuatu dikulitnya
f) Merasa takut pada suara/ bunyi/gambar
g) Ingin memukul atau melempar
Data Objektif :
a) Berbicara dan tertawa sendiri
b) Bersikap seperti mendengar atau melihat sesuatu
c) Berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu
d) Disorientasi
3. Gangguan Konsep Diri : Harga diri Rendah
Data Subjektif :
a) Mengungkapkan tidak mampu dan tidak bisa, tidak tau apa – apa
b) Mengkritik diri sendiri
c) Mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri
Data Objektif :
a) Tampak lebih suka sendiri
b) Bingung bila diminta memilih alternatif tindakan
c) Ingin mencederai diri atau mengakhiri diri (Budi Anna Keliat, 1999).

G. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan persepsi sensori : Halusinasi
2. Gangguan Isolasi Sosial : Menarik Diri
3. Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

H. Rencana Tindakan Keperawatan


Tujuan Asuhan Keperawatan
1. Kognitif, klien mampu:
a. Mengidentifikasi keuntungan berinteraksi dengan orang lain
b. Mengidentifikasi kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
c. Memiliki keberanian berinteraksi
d. Memiliki motivasi berinteraksi
e. Memiliki inisiatif berinteraksi
2. Psikomotor, klien mampu:
a. Melakukan interaksi dengan orang lain
b. Melakukan kegiatan bersama dengan orang lain
c. Melakuakn kegiatan sosial
3. Afektif, klien mampu:
a. Merasakan manfaat dari latihan bersosialisasi
b. Merasa nyaman berinteraksi dengan orang lain
Tindakan Keperawatan
Tindakan pada klien
1. Pengkajian : Kaji tanda dan gejala isolasi sosial serta penyebabnya
2. Diagnosis : Jelaskan proses terjadinya isolasi sosial
3. Tindakan keperawatan ners
a. Diskusikan keuntungan berinteraksi dengan orang lian
b. Diskusikan keuntungan melakukan kegiatan bersama orang lain
c. Latih klien berkenalan
d. Latih klien bercakap-cakap saat melakukan kegiatan sehari-hari
e. Latih klien kegiatan sosial: berbelanja, ke rumah ibadah, ke arisan, ke
bank, dan lain-lain.
Tindakan pada keluarga
1. Kaji masalah klien yang dirasakan keluarga dalam merawat klien
2. Menjelaskan proses terjadinya isolasi sosial yang dialami klien
3. Mendiskusikan cara merawat isolasi sosial dan memutuskan cara merawat
yang sesuai dengan kondisi klien
4. Melatih keluarga cara merawat isolasi sosial
a. Membuat jadwal bercakap-cakap dengan klien.
b. Membantu klien berkenalan dengan orang baru.
c. Melibatkan klien melakukan kegiatan rumah tangga dan aktivitas
sehari-hari secara bersama dan bercakap-cakap.
d. Melibatkan klien kegiatan melakukan sosial: berbelanja, menghadiri
kegiatan ibadah, terlibat dalam kegiatan kelompok seperti arisan, kerja
bakti dan lain-lain.
e. Memberikan dukungan, kesempatan terlibat dan pujian pada klien.
f. Melibatkan seluruh anggota keluarga dalam bersosialisasi dengan klien
kegiatan keluarga bersama, jadwal bercakap-cakap setiap anggota
keluarga
g. Menjelaskan tanda dan gejala sosial yang memerlukan rujukan segera
serta melakukan follow up ke pelayanan kesehatan secara teratur.
Tindakan pada kelompok klien
a. Sesi 1: memperkenalkan diri
b. Sesi 2: berkenalan
c. Sesi 3: bercakap-cakap topik umum
d. Sesi 4: bercakap-cakap topik tertentu
e. Sesi 5: bercakap-cakap masalah pribadi
f. Sesi 6: bekerja sama
g. Sesi 7: evaluasi kemampuan sosial

I. Daftar Pustaka
Keliat A.B, et.al, 2019. Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta: ECG.
Direja, A. H. S. (2011). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika.
BIBLIOGRAPHY Aji, R. P. (2017). Isolasi Diri: Menarik Diri. Publikasi Ilmiah, 20.

Anda mungkin juga menyukai