Anda di halaman 1dari 14

Laporan Pendahuluan & Laporan Kasus

ASUHAN KEPERAWATAN PSIKOSOSIAL PADA TN. S DENGAN


GANGGUAN HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL DI LAPAS
NARKOTIKA KELAS II A JELEKONG

laporan ini ditujukan untuk memenuhi tugas Keperawatan Jiwa Holistik Islami

Dosen Pengampu:
Shella Febrita Putri Utomo, S. Kep., M. Kep.

Disusun Oleh :

Krisda Amelia 402022119

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERISTAS ‘AISYIYAH BANDUNG


BANDUNG
2023
LAPORAN PEDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL

A. Pengertian
Harga diri rendah situasional terjadi bila seseorang mengalami trauma
yang terjadi secara tiba-tiba misalnya harus dioperasi, kecelakaan, cerai,
putussekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu
terjadi,misalnya korban pemerkosaan, dituduh KKN, dipenjara secara tiba-
tiba (Dalami dkk, 2009).
B. Rentang Respon
Adapun rentang respon gangguan konsep diri: harga diri rendah adalah
transisiantara respons konsep diri adaptif dan maladaptif. Penjabarannya
adalah sebagaiberikut.
1. Aktualisasi diri adalah pernyataan tentang konsep diri yang positif
denganlatar belakangpengalaman yang sukses.
2. Konsep diri positif adalah individu mempunyai pengalaman yang
positif dalam perwujudan dirinya.
3. Harga diri rendah adalah keadaan dimana individu mengalami atau
berisikomengalami evaluasi diri negatif tentang kemampuan diri.
4. Kekacauan identitas adalah kegagalan individu mengintegrasikan aspek-
aspek identitas masa anak-anak kedalam kematangan kepribadian
oadaremaja yangharmonis.
5. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistik dan merasa
asingdengan diri sendiri, yang berhubungan dengan kecemasan,
kesulitanmembedakan diri sendiri dari orang lain dan tubuhnya sendiri
tidak nyatadan asingbaginya.
C. Faktor Penyebab
1. Faktor predisposisi
a. Faktor yang mempengaruhi harga diri, meliputi penolakan orang
tua,harapan orang tua yang tidak realistis, kegagalan yang
berulang,kurang memiliki tanggung jawab personal, ketergantungan
padaorang lain,dan ideal diri yang tidak realistis.
b. Faktor yang memengaruhi performa peran adalah steriotif
perangender, tuntutan peran kerja, dan harapan peran budaya. Nilai-
nilaibudaya yang tidak dapat diikuti oleh individu.
c. Faktor yang memengaruhi identitas pribadi,
meliputiketidakpercayaan orang tua, tekanan dari kelompok sebaya,
danperubahan struktur sosial.
2. Stresor pencetus
Stresor pencetus dapat berasal dari sumber internal dan elsternal,
yaitusebagai berikut:
a. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis
ataumenyaksikan peristiwa yang mengancam kehidupan.
b. Ketergantungan peran, berhubungand engan peran atau posisi
yangdiharapkan dan individu mengalaminya seperti frustasi. Ada tiga
jenistransisi peran:
1) Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif
yangberkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk
tahapperkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga
dannorma-norma budaya, nilai-nilai, serta tekanan
untuk menyesuaikan diri.
2) Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau
berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian
3) Transisi peran sehat-sakit, terjadi akibat pergeseran darikeadaan
sehat ke keadaan sakit. Transisi ini dapat dicetuskanoleh:
kehilangan bagian tubuh: perubahan ukuran, bentuk,penampilan
atau fungsi tubuh; perubahan fisik yangberhubungan dengan
tumbuh kembang normal, prosedur medis,dan keperawatan.
D. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala dari harga diri rendah pada seseorang berbeda-beda
danbervariasi antara individu satu dengan lainnya, tetapi biasanya
dimanifestasikansebagai berikut.
1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit/ tindakan,
misalnya:malu karena alopesia setelah dilakukan tindakan kemoterapi.
2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri, menyalahkan, mengkritik,
mengejek diri sendiri.
3. Merendahkan martabat: saya tidak bisa, saya bodoh, saya tidak tahu apa-
apa, saya tidak mampu.
4. Gangguan hubungan sosial.
5. Percaya diri kurang, sukar mengambil keputusan.
6. Mencederai diri.
7. Mudah marah, mudah tersinggungh.
8. Apatis, bosan, jenuh dan putus asa.
9. Kegagalan menjalankan peran, proyeksi (menyalahkan orang lain).

Berdasarkan pengertian, rentang respon, penyebab, dan tanda gejala harga


dirirendah di atas, maka dapat disimpulkan proses terjadinya masalah
klienmengalami harga diri rendah situasional biasanya diakibatkan oleh
kopingsesorang yang tidak efektif dalam menghadapai masalah gangguan
citra tubuhatau gangguan identitas personal. Bila, sebagai contoh, seseorang
mengalamiperubahan fisik akibat kecelakaan yang menimpa dirinya sehingga
salah satuanggota geraknya harus dilakukan amputasi, maka dalam situasi
tersebut secaratiba-tiba klien merasa harga diri rendah. Bila masalah tersebut
tidak diatasi dengan baik oleh klien kemungkinan akan menyebabkan
seseorang merasa tidak berdaya dan timbul keputusasaan.

Proses terjadinya masalah tersebut secara ringkas dapat ditampilkan dalam


pohondiagnosis

E. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji


Masalah keperawatan yang mungkin timbul adalah sebagai berikut:
1. Harga diri rendah situasional
2. Keefektifan koping
3. Gangguan citra tubuh
4. Gangguan identitas personal
5. Ketidakberdayaan
6. Keputusasaan

Data yang perlu dikaji untuk klien yang mengalami harga diri rendah
situasional sebagai berikut.

1. Data Sujektif:
Contoh:
“Setelah kaki saya diamputasi saya sudah tidak berharga lagi.”
“Saya tidak mampu menjadi atlet yang dibanggakan keluarga setelah
kehilangan kaki saya.”
“Saya tidak mampu melakukan peran dan fungsi sebagai kepala keluarga
lagi.”
2. Data Objektif:
a. Perasaan negatif terhadap diri sendiri
b. Menarik diri dari kehidupan
c. Kritik terhadap diri sendirid
d. Destruktif terhap diri sendiri dan orang lain
e. Mudah tersinggung/ mudah marah
f. Produktivitas menurung
g. Penolakan terhadap diri sendirih
h. Keluhan fisik
F. Diagnosa Keperawatan
1. Harga diri rendah situasional
2. Ketidakefektifan koping
3. Gangguan citra tubuh
4. Gangguan identita personal
5. Ketidakberdayaan
6. Keputusasaan
FORMAT PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA HOLISTIC ISLAMI
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH BANDUNG

PENGKAJIAN

1. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn. S ( L) Tanggal Pengkajian :
Umur : 22 Tahun RM No. :
Pendidikan terakhir: SD
Agama : Islam
Status Marital : Belum menikah
IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB (Informan)
Nama : Ny. T
Umur : 50 Tahun
Hubungan dengan klien: Ibu
2. HARAPAN DAN PERSEPSI KLIEN/ KELUARGA
a. Keluhan Utama

Klien mengatakan mempunyai seorang pacar dan pacar tersebut berselingkuh


lalu klien memutuskan untukmengakhiri hubungan dengankorban (pacar) tetapi
korban tidak menerima diputuskan kemudian korban melaporkan atas tuduhan
tundakan pelecehan seksual. Klien mengatakan merasa malu karena megalami
masalah ini
b. Persepsi keluarga terhadap masalahnya
Keluarga klien merasa sedih dan meganggap masalah ini adalah ujian bagi
klien agar menjadi pribadi yang lebih baik dan keuarga klien berharap agar
klien cepat dibebaskan

c. Harapan klien sehubungan dengan masalah


Klien berharap ingin cepat pulang dan bertemu keluarganya dirumah.
3. PENGKAJIAN SOSIAL
a. Pendidikan dan Pekerjaan
Pendidkann klien SD dan pekerjaan klien menjahit

b. Konsep diri:
1) Gambaran Diri :
Klien mengatakan menyukai seluruh bagian nggota tubuhnya
2) Identitas :
Klien adalah seorang laki-laki berusia 22 tahun dan belum menikah

3) Peran Diri:
Klien sebagai anak keempat dari 5 bersaudara. Klien mempunyai 2 kaka
laki laki dan satu kaka perempuan serta satu adiklaki laki

4) Ideal diri :
Klien mengatakan semoga keluarganya bisa menerima rasa malu yang
dari masalah yang klien hadapi
5) Harga diri :
Klien merasa malu dengan kleuarga dan tetangganya karena masalah
yang klien ciptakan

b. Hubungan social
1) Orang yang berarti
: Ibu dan teman
2) Peran serta dalam kegiatan kelompok/ masyarakat :
Klien mengatakan suka megikuti kegiatan dilingkungan tempat klie tinggl
3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
-
c. Sosial Budaya
Klien tinggal dilingkungan suku sunda, klien mengatakan tidak ada
perbedaan atau keyakinan di lingkungannya. klien dapat berkomunikasi
dengan bebas dan santai dikarenakan menggunakan Bahasa yang sama
dilingkungannya.
d. Gaya hidup
Klien tinggal bersama Ibu dan saudara-saudaranya, kebisaan hidup klien
suka merokok, dan minum minuman keras.
e. Mekanisme Koping
Pada kondisi saat ini klien mengatakan jika tiba tiba klien merasa takut,
cemas klien suka berdo’a
4. PENGKAJIAN KELUARGA
a. Genogram

Klien merupakan anak ke 4 dari 5 bersaudara. Klien bertempat tinggal


Bersama ibu dan ayah dan kakanya

b. Pola asuh
Klien mengatakan pola asuh pada waktu kecil tidak pernah mendapatkan
kekerasan dari orangtua.
5. PENGKAJIAN FISIK
a. Tanda Vital : TD : 100/80 mmHg N : 80x/menit S : 36, 5 C RR: 20x/menit
b. Ukuran : TB : 168 cm BB : 50 kg
c. Keluhan utama/penyakit saat ini :
-
d. Kebiasaan-kebiasaan saat ini:
▪ Merokok (apakah merokok, berapa banyak sehari?)
1-2 bungkus
▪ Minuman Keras
Klien minum minuman keras setiap satu minggu sekali
▪ Pola Tidur (jam tidur, kesulitan saat akan tidur/bangun terlalu pagi, apakah
merasa segar setelah bangun)
Pola tidur klien tidur jam 22:00 subuh bangun pukul 07:00
e. Riwayat Penyakit dahulu (riwayat sebelum dirawat, kapan terjadi,
pengobatan yang dijalani)
Klien mengatakan belum pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya, dan klien
mengatakan mempunyai asma pada saat masih kecil
6. PENGKAJIAN SPIRITUAL
a. Nilai dan keyakinan
Klienmengatakan beragama islam dan meyakini adanya Allah SWT dan
yakin kalau semua ini sudah menjadi takdir dari Allah untuk klien agar klien
bisa lebih sadar atas perbuatannya, dan yakin segala sesuatu pasti ada jalan
keluarnya.
b. Kegiatan ibadah
Klien mengatakan selalu beribadah sholat 5 waktu semenjak di lapas
7. PENGKJAIAN SEKSUAL
Tidak terkaji
8. PENGETAHUAN dan ASPEK MEDIS
a. Pengetahuan tentang Penyakit yang dideritanya :
b. Pengetahuan tentang Cara merawat dan mengobati Penyakitnya :
c. Persepsi klien tentang penyakit yang dideritanya:
II. ANALISA DATA

NO DATA Etiologi MASALAH


1. Do: Faktor predisposisi Harga Diri Rendah
stress psikologis Situasional
- Klien tampak menunduk pada
saat berbicara
- Klien terlihat lesu Perasaan malu terhadap
diri sendiri
- Klien tampak malu
Ds:
Mengkritik diri sendiri
- Klien mengatakan malu tidak memiliki
bertemu dengan tetangga dan kemampuan
keluarga yang lainnya.
- Klien megatakan malu Harga Diri Rendah
dengan masalah yang dilami
saat ini

III. Diagnosa Keperawatan


1. Harga Diri Rendah Situasional
IV. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Perencanaan
No Diagnosa Rasional
Tujuan Kriteria evalusi Intervensi
1 1 Setelah dilakukan Setelah dilakukan Promosi Harga Diri
intervesi harga diri tindakan keperawatan Observasi
klien dapat meningkat selama 3x24 am 1. Monitor verbalisasi yang 1. Verbalisasi adalah salah satu cara
diharapkan harga diri merendahkan diri sendiri untuk menilai apakah seseorang
klien meningkat denga Terapeutik tersebut masih merasa harga dirinya
kriteria: 2. Motivasi terlibat dalam rendah atau tidak
1. Penilaian diri verbalisasi positif untuk diri 2. Agar klien terbiasa dengan verbalisasi
postitif meningkat sendiri positig dan menganggap dirinya lebih
2. Penerimaan 3. Diskusi pernyataan tentang harga berharga
penilaian terhadap diri 3. Agar klien bisa meningkatkan harga
diri sendiri 4. Diskusi kepercayaan terhadap dirinya
meningkat penilaian harga diri 4. Agar klien bisa menilai dirinya positif
3. Perasaan malu 5. Diskusi pengalaman yang 5. Agar klien bisa belajjar dari
berkurang meningkatkan harga diri pengalaman pengalaman yang sudah
Evaluasi ada terkait peningkatan harga diri
1. Anjurkan mengevaluasi perilku
4. Perasaan bersalah 2. Latih cara berfikir dan berperilaku 6. Agar klien bisa mengetahui apakah
berkurang positif harga dirinya turun atau tidak
7. Agar klien terbiasa dengan fikiran dan
perilaaku yang posiif

Anda mungkin juga menyukai