DI SUSUN
OLEH :
NIM : 18154010001
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
didalamnya. Oleh karena itu penulis sangat berharap adanya kritik dan saran dari pembaca.
Ternate, September 2020
KATA PENGANTAR...........................................................................................................1
DAFTAR ISI.....................................................................................................................2
BAB I..............................................................................................................................3
PENDAHULUAN................................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG..................................................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................................3
C. TUJUAN.................................................................................................................3
BAB II.............................................................................................................................4
PEMBAHASAN..................................................................................................................4
BAB III..........................................................................................................................15
PENUTUP......................................................................................................................15
A. KESIMPULAN........................................................................................................15
B. SARAN.................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembicaraan tentang metode kualitatif suatu penelitian hampir tak mungkin dilakukan
bila tidak membedakannya dengan metode kuantitatif.
Disiplin ilmu yang paling kuantitatif adalah matematika, kemudian menyusul yang lebih
kurang kuantitatif adalah statistik, epidemiologi, dan sosiologi, sedangkan antropologi
dianggap paling banyak menggunakan metode kualitatif.
Seorang peneliti dari disiplin ilmu tingkah laku misalnya ingin mengetahui faktor-faktor
apa yang memungkinkan ibu-ibu hamil tidak menggunakan pelayanan kebidanan melalui
puskesmas. Peneliti tersebut mungkin mempertanyakan apakah masalah tersebut
berhubungan dengan nilai-nilai dari budaya tradisional, kekurangan pengetahuan, dan/atau
konflik antara kekuatan-kekuatan tertentu yang sedang berkuasa.
Imu-ilmu tingkah laku atau juga disebut ilmu-ilmu sosial terdiri dari berbagai disiplin ilmu
seperti psikologi, sosiologi, antropologi, dan lain-lain.
Teknik-teknik sosiologi dan antropologi yang bersifat baik kuantitatif ataupun kualitatif
sering digunakan dalam penelitian pelayanan kebidanan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana contoh model proposal penelitian ?
C. TUJUAN
1. Mengetahui contoh model proposal penelitian
BAB II
PEMBAHASAN
A. ANTROPOLOGI VERSUS SOSIOLOGI
Antropologi berperanan untuk mendeskripsikan, menginventrisasikan dan
mengklasifikasikan masyarakat yang arkhais (sistem tertutup); dalam hal ini antropologi
mempelajari aturan-aturan kelakukan, norma-norma dan nilai-nilai dari kelompok
masyarakat tersebut dengan cara berhadapan muka dengan pendekatan holistik, yaitu suatu
pendekatan yang melihat segala sesuatu secara menyeluruh. Dalam pelayanan kebidanan,
antropologi mempelajari kenapa ibu bersalin barlaku lebih banyak menggunakan dukun
daripada bidan, norma-norma apa yang ada dalam masyarakat sehingga mereka lebih
senang mendapat pertologan persalinan itu dari dukun, dan pelayanan mana yang lebih
bernilai tinggi dalam masyarakat, apakah pelayanan kuratif misalnya persalinan, preventif
seperti imunisasi, atau promotif seperti perbaikan gizi ibu hamil dalam pelayanan
kesejahteraan ibu dan anak (KIA).
Bila ahli antropologi atau antropolog mempelajari masyarakat arkhais dengan cara
holistik, ahli sosiologi atau sosiolog menganggap bahwa masyarakat arkhais makin lama
makin lenyap, sedangkan peranan sosial dan pola-pola interaksi dalam masyarakat yang
bersangkutan akan berobah sehingga makin lama pendekatan holistik makin tidak mendapat
pasaran. Pendekatan holistik dengan cara berhadapan muka itu merupakan pendekatan
kualitatif dengan menggunakan teknik observasi, observasi partisipasi, wawancara bebas
dan wawancara berfokus. Para sosiolog menganggap bahwa validitas dan reliabilitas dari
teknik tersebut tak terjamin.
Penelitian sosiologi merupakan problem oriented rescarch, yaitu penelitian dalam rangka
mengatasi masalah. Para antropolog menganggap bahwa penelitian sosiologi ini merupakan
karya yang pragmatis, tidak holistik sehingga mengabaikan kebudayaan dan masyarakat
yang diteliti, akibatnya para antropolog meragukan validitas kesimpulan yang ditarik dari
penelitian
Perbedaan antara antropologi dan sosiologi itu dapat pula diterangkan dengan
menggunakan teori dari ahli filsafat Jerman yaitu Dilthey dan Windelband. Mereka
mempersoalkan perbedaan antara ilmu idiografis (alfa) dan dan ilmu nomonetis (beta); yang
pertama mempelajari gcjala yang unik, tak berulang, misalnya perang dunia kedua, revolusi
industri di Inggris, negarawan Nehru, Sukarno, Hatta, dan lain-lain, sedangkan ilmu
nomonetis mengkaji alam (natural sciences) dengan gejala-gejala yang setiap kali berulang
dan dengan demikian dapat menciptakan hukum dan generalisasi, misalnya hukum Pascal
tentang bejana yang berhubungan, hukum Newton tentang gravitasi dan teori relativitas
dari Einsten. Perbedaan kedua ilmu tersebut berakibat pula dalam perbedaan metodologis.
IImu idiografis yang mempelajari budaya atau tingkah laku manusia mengembangkan
metode tersendiri yang disebut verstehen.
Namun keunikan ilmu-ilmu budaya yang seolah-olah menuntut satu metodologi khusus
mungkin tidak tepat, karena hampir semua obyek pada hakekatnya mempunyai unsur-unsur
yang unik maupun yang tidak unik, dan yang berulang-ulang ataupun tak berulang-ulang.
Misalnya kalau kita mempersoalkan negarawan Soekarno, maka kita memakai kategori
negarawan yang menuntut satu definisi tertentu dan perbandingan sifat-sifat khas dari
Soekarno dengan isi definisi tersebut. Hal itu berarti bahwa kita menempatkan negarawan
Soekarno dalam konteks yang lebih luas, bukan saja perbandingan dengan gejala-gejala lain
yang dilingkupi oleh kategori tersebut, juga dengan gejala khusus yang dipersoalkan. Kalau
kita mempersoalkan negarawan Soekarno meletakkan landasan bagi politik luar negeri
Indonesia, maka dengan Sendirinya yang dimaksudkan adalah politik luar negeri Indonesia
yang bebas Aktif, yang diciptakan di zaman pemerintahan Sockarno. Politik luar negeri Yang
bebas aktif itu masih berlaku sampai sekarang; jadi ada sifat yang berulang Dalam politik
luar negeri Indonesia, sehingga dengan demikian dapat ditarik Suatu generalisasi dalam
keterbatasan tertentu. Penggunaan metode kualitatif Dalam ilmu kebidanan, misalnya
adalah Asuhan Kebidanan di mana selalu ada Saja aspek-aspek tertentu yang harus
dipelajari berulang-berulang, walaupun Ada perubahan tertentu dalam rangka meningkatkan
mutu Asuhan Kebidanan Tersebut.
Dari contoh tersebut di atas, klasifikasi kuno dalam ilmu alfa dan Beta tidak dapat
dipakai untuk ilmu-ilmu sosial/empiris, sehingga lebih Tepat menetapkan ilmu-ilmu sosial
tersebut sebagai ilmu gamma, baik dalam Hubungannya dengan obyek maupun metode,
dengan keistimewaan bahwa apa Yang semula dianggap sebagai sifat-sifat khas dari ilmu
alfa dan beta, dapat Ditemukan dalam ilmu gamma.
Jadi sebetulnya penelitian dalam ilmu-ilmu sosial membutuhkan Metode kualitatif yaitu
verstehen, dan metode kuantitatif yaitu verifikasi. Hasil Verstehen dapat merumuskan
hipotesa, lalu hipotesa ini kemudian dibuktikan Atau diverifikasi dengan metode kuantitatif.
Yang menjadi pertanyaan apakah metode verstehen suatu metode ilmiah? Bila pikiran
ilmiah atau penelitian ilmiah dapat diringkaskan berciri-ciri rasional, Sederhana dan
demokratis, kelemahan dari verstehen adalah tak mempunyai Ciri yang terakhir itu. Ini
demikian karena metode verstehen hanya rasional Bagi peneliti yang bersangkutan tetapi
belum tentu rasional bagi peneliti atau Ahli lain. Suatu penelitian bersifat demokratis bila
penelitian tersebut secara Metodologis dapat dikritik olch dan dipertanggung jawabkan
kepada pencliti Atau ahli lain tentang masalah yang bersangkutan.
Dalam setiap penelitian selalu ada pendekatan kualitatif yang Mungkin dengan kadar
rendah atau tinggi. Ini berarti bahwa penelitian yang Menggunakan metode kuantitatif pun
selalu ada pendekatan kualitatif. Seorang Peneliti selalu tertarik pada masalah yang ingin ia
ketahui (curiosity) apa Penyebab masalah itu. Untuk itu ia harus mengetahui banyak
tentang masalah Itu dengan membaca kepustakaan, berdiskusi dengan peneliti dan ahli lain,
atau Melakukan studi eksploratif. Dengan cara-cara ini berarti ia melakukan metode Induktif
sehingga dapat membangun kerangka teori, selanjutnya kerangka Konsep dan
mengembangkan hipotesis. Kemudian ia melakukan verifikasi, jadi Melakukan metode
deduktif yaitu menguji atau membuktikan hipotesis yang Telah dirumuskan itu. Lalu hasil
dari analisis kuantitatif itu digunakan pula Secara kualitatif untuk mencapai tujuan penelitian
dalam rangka implikasinya.
Dalam metode kuantitatif biasanya banyak subyek atau populasi yang Diteliti. Karena
keterbatasan waktu dan uang, biasanya dipilih sampel dari Populasi tersebut. Sampel
tersebut harus representatif, jadi mewakili populasi. Untuk tujuan ini digunakan probability
sampling, yang dapat ditentukan secara Statistik sehingga nilai representatif dalam rangka
generalisasi, dan ketepatan Sampel tersebut terhadap populasi dapat ditentukan. Kemudian
dikumpulkan Data dari responden yang termasuk dalam sampel dengan menggunakan
Instrumen antara lain dengan teknik wawancara terstruktur tertutup. Lalu Dilakukan analisis
data yang dikumpulkan dengan menggunakan teknik statistik Yang relevan.
Berbeda daripada metode kuantitatif, metode kualitatif tidak memerlukan Sampel yang
representatif. Karena populasi yang diteliti tidak begitu banyak Yang terbatas pada daerah
yang relatif kecil, maka penelitian dilakukan langsung Kepada populasi yang bersangkutan.
Beberapa teknik pengumpulan data dari Masyarakat dilakukan dengan metode kualitatif.
Lebih lanjut perbedaan antara penelitian kuantitatif dengan penelitian Kualitatif dapat
digambarkan sebagai berikut:
PENELITIAN KUANTITAIF
1. Iimu-ilmu cksakta
2. Fokus ringkas dan sempit
3. Reduksionisme
4. Objcktif
5. Penalaran logis dan deduktif
6. Dasar pengctahuan: hubungan Sebab-akibat
7. Menguji teori dan membuktikan Hipotesis
8. Kontrol atas variabel
9. Pengumpulan data: wawancara Terstruktur dan data sckunder
10. Elemen dasar analisis: angka
11. Analisis statistik atas data
12. Generalisasi
PENELITIAN KUALITATIF
1. Ilmu-ilmu noncksakta
2. Fokus kompleks dan luas
3. Holistik atau menyeluruh
4. Subjektif
5. Penalaran dialektik-induktif
6. Dasar pengctahuan: makna dan temuan
7. Mengembangkan hipotesis dan
8. Membangun teori
9. Sumbangsih tafsiran
10. Pengumpulan data ะ beberapa teknik
11. Elemen dasar analisis: kata-kata
12. Interpretasi individual
13. Keunikan
C. TEKNIK-TEKNIK PENGUMPULAN DATA KUALITATIF
1. Wawancara bebas
Wawancara bebas ini adalah wawancara yang tidak direncanakan, dan tidak
berstruktur. Dalam hal ini, sebelumnya peneliti tidak membuat daftar pertanyaan
dengan susunan kata dan dengan tata urut tetap yang harus dipatuhi oleh
pewawancara secara ketat. Wawancara bebas tidak mempunyai pusat pertanyaan,
tetapi pertanyaan dapat beralih-alih dari satu pokok ke pokok yang lain, sedangkan
data yang terkumpul dapat beraneka ragam. Orang-orang yang akan diwawancarai
yang disebut informan ditentukan sebelumnya. Informan itu adalah orang-orang
yang dianggap lebih tahu banyak tentang segala sesuatu yang menyangkut masalah
penelitian. Informan berbeda daripada responden. Informan memberikan keterangan
tentang orang lain atau hal-hal lain sedangkan responden memberikan data tentang
dirinya sendiri.
Wawancara bebas mungkin dilakukan sambil lalu; dalam hal ini orang yang
diwawancarai tidak ditentukan terlebih dahulu, mungkin karena dijumpai secara
kebetulan di tempat-tempat tertentu, namun informasi yang didapat dari mereka
sesuai dengan masalah penelitian yang brsangkutan.
Sebagai contoh masalah penelitian misalnya: Kenapa orang bersalin lebih Banyak
ditolong oleh dukun daripada bidan? Peneliti merencanakan sebagai Informan adalah
Kepala Puskesmas, Kepala Urusan KIA/KB, Lurah, beberapa Ibu-ibu yang tergabung
dalam PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga) dan Beberapa bidan desa. Namun
kebetulan peneliti bertemu dengan beberapa Dukun beranak, sehingga peneliti
mengambil kesempatan bertanya kepada Mereka dengan harapan supaya dapat
menjawab masalah penclitian tersebut di Atas.
2. Wawancara berfokus
3. Observasi
Ada 2 macam observasi yaitu observasi formil atau observasi saja, dan observasi
informil atau observasi partisipasi. Observasi saja lebih sering digunakan pada ilmu
pengetahuan alam terutama di laboratorium, tetapi digunakan juga dalam ilmu-ilmu
sosial dengan kelemahannya tersendiri.
a. Observasi partisipasi
Salah satu keberhasilan dari teknik ini mungkin latar belakang sosial Peneliti berbeda
daripada masyarakat yang diteliti; dengan demikian peneliti Dapat berperan untuk menjaga
keseimbangan tersebut. Lalu ia secara emosional Ataupun rasional dapat melakukan
pengumpulan dan analisa data yang Bersangkutan dengan baik. Namun teknik ini masih
mungkin mengalami Kelemahan validitas dan reliabilitas. Validitas adalah seberapa jauh
peneliti Dapat mengumpulkan data yang sebenarnya ada dalam masyarakat yang Diteliti.
Sedangkan realibilitas adalah seberapa jauh ketepatan atau konsistensi Pengumpulan data
sehubungan dengan perubahan waktu dan peneliti yang Berbeda. Kelemahan validitas dan
reliabilitas dari teknik ini mungkin karena Hal-hal sebagai berikut:
1. persepsi atau penilaian selektif dari peneliti mengenai apa yang diamati
2. walaupun identitas peneliti tak diketahui oleh responden atau informan, Masih ada
kemungkinan partisipasi peneliti dalam kebudayaan yang Bersangkutan
mengakibatkan perubahan, apalagi kalau peneliti itu Terlalu aktif, dan
3. walaupun sudah tinggal lama bersama-sama di dalam masyarakat yang
Bersangkutan, masih ada kemungkinan bahwa ada aspek lain dalam Kebudayaan
tersebut yang belum diketahui oleh peneliti.
Dalam rangka pelaksanaan teknik observasi partisipasi boleh dikatakan Bahwa peneliti
hidup bersama dengan masyarakat yang diteliti dalam jangka Waktu tertentu. Pada saat itu
peneliti juga melakukan wawancara bebas dan Wawancara berfokus. Keberhasilan teknik-
teknik ini tergantung pada rapport Yaitu sampai di mana peneliti dapat mengadakan
komunikasi yang efektif Dengan responden dan informan sehingga memungkinkan untuk
memperoleh Data yang relevan dengan masalah penelitiannya. Mungkin terjadi under
rapport, Ini berarti bahwa peneliti tak mampu berkomunikasi. Tetapi mungkin pula over
Rapport, ini berarti peneliti telah menyesuaikan diri dan melibatkan diri terlalu Jauh ke
dalam kebudayaan masyarakat tersebut sehingga hilanglah peranannya Sebagai peneliti;
dengan kata lain telah terjadi proses yang disebut going native. Yang penting sebetulnya
bagaimana menciptakan rapport yang optimal.
Kadang-kadang teknik ini perlu dilakukan karena ia adalah satu-satunya cara Untuk
mendapatkan data atau informasi dari masyarakat yang diteliti. Teknik Observasi partisipasi
sangat perlu dilakukan dalam hal-hal scbagai berikut:
1) Bila dianggap responden atau informan tak mampu mengungkapkan Apa yang
sebenarnya kepada peneliti; ini terjadi karena misalnya tingkat Sosial ekonomi
mereka terlalu rendah
2) Bila tak pernah terjadi atau telihat gejala-gejala yang hendak dicari oleh Peneliti,
sedangkan ada kecurigaan untuk itu
3) Bila responden atau informan mau merahasiakan apa yang ditanya Peneliti
4) Bila hal-hal yang diharapkan dilaporkan oleh responden atau informan, Tetapi tak
pernah muncul dari mereka
5) Untuk mendapatkan gambaran dari organisasi yang kompleks
Dalam penelitian kebidanan, teknik observasi partisipasi digunakan Dalam masyarakat di
mana kepercayaan terhadap petugas kesehatan belum Memadai, sedangkan dukun masih
disukai oleh masyarakat, namun hal Demikian masih dugaan. Untuk mengetahui masalah
yang sebenarnya, perlu Digunakan teknik observasi partisipasi ini, sehingga dapat
dirumuskan apa Masalah yang sebetulnya terjadi dan bagaimana cara mengatasinya.
b. Observasi saja
Teknik ini tidak memerlukan interaksi sosial dengan para informan atau
Responden. Teknik ini dapat dengan mudah menimbulkan ethnocentrism, yaitu
Perhatian terpusat pada apa yang sudah diketahui oleh ethnologi dari bangsa
Atau suku bangsa yang bersangkutan. Hal ini demikian bila peneliti tidak begitu
Memahami perbuatan atau kelakuan responden secara sungguh-sungguh, jadi
Teknik observasi ini hanya dapat dipakai kalau pengctahuan mengenai masalah
Yang ingin diteliti sudah cukup jelas.
c. Partisipasi terbatas
Teknik ini merupakan salah satu teknik yang terletak antara observasi
Partisipasi dan observasi saja. Teknik ini tidak memerlukan peneliti supaya
Menyembunyikan identitas sesungguhnya, namun ia berusaha mengembangkan
Rapport yang baik dengan responden atau informan. Dengan teknik ini peneliti
Juga melakukan wawancara standar dan berpartisipasi dalam kegiatan
responden.
Contoh pelaksanaan teknik ini misalnya seorang supervisor dari Dinas
Kesehatan Kabupaten ingin mengetahui kinerja beberapa staf KIA dari suatu
Puskesmas tentang asuhan kehamilan, pelayanan imunisasi kepada bayi/ Balita
dan penyuluhan gizi bayi/balita kepada ibunya. Untuk ini supervisor Tersebut
terlibat dalam kegiatan sambil melakukan penilaian terhadap kinerja Staf yang
bersangkutan dengan menggunakan checklist, yaitu suatu instrumen
Pengumpulan data yang berisi pernyataan-pernyataan yang relevan dengan
Kinerja yang bersangkutan dengan mana supervisor membubuhkan tanda check
Pada jawaban ya atau tidak.
d. Observasi terbatas
Teknik ini hanya didasarkan atas satu kunjungan saja untuk mengadakan
Wawancara, jadi hanya mengenal interaksi dengan responden atau informan
Satu kali saja. Dengan demikian tak dapat diharapkan satu rapport yang efektif,
Sehingga peneliti kurang sempat melakukan komunikasi dengan responden/
Informan, jadi mungkin timbul persepsi yang salah oleh peneliti terhadap data
Atau informasi dari responden/informan itu. Misalnya teknik ini digunakan Oleh
peneliti untuk mengetahui kinerja bidan tentang penimbangan bayi/ balita.
Cara untuk mengurangi waktu dan personil yang diperlukan untuk Melaksanakan
dan melakukan analisis dalam wawancara yang mendalam, Dan masih mendapatkan
informasi yang berkualitas terperinci dari sejumlah Responden adalah membawa
responden dalam satu kelompok. Pewawancara Atau fasilitator mengikuti prosedur
yang sama dengan situasi pada wawancara Tidak terstruktur, dengan menggunakan
panduan diskusi umum dan berusaha Mendapatkan informasi terperinci melalui
probe (wawancara mendalam dan Menarik untuk mendapatkan in formasi yang
tajam). Para peserta biasanya dalam Sampel yang diambil dengan tujuan tertentu
dari berbagai populasi yang relevan Dengan judul penelitian. Misalnya sampel untuk
diskusi kelompok mengenai Keluarga berencana (KB) terdiri atas suami, istri,
pengguna baru, pengguna lama Dan bukan pengguna dari masing-masing jenis cara
KB.
Teknik ini merupakan salah satu cara pengumpulan dan analisis data. Misalnya
dokumen yang berkaitan dengan kurikulum pelatihan Asuhan Kebidanan dapat
dianalisis isinya untuk menentukan pengetahuan dan Keterampilan apa diperlukan
dalam rangka pengem bangan pelatihan berikutnya. Analisis isi membimbing peneliti
merencanakan prosedur untuk menguji Pengetahuan dan keterampilan peserta
pelatihan. Laporan penelitian mungkin Dianalisis isinya untuk menentukan status
pengetahuan sekarang tentang judul Penelitian tertentu sebagai panduan bagi usaha
penelitian masa depan.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam penelitian-penelitian kebidanan digunakan metode kuantitatif dan metode
kualitatif. Salah satu penelitian yang perlu menggunakan metode kualitatif di samping
metode kuantitatif adalah penelitian pelayanan kebidanan; hal ini demkian karena penelitian
ini menyangkut tingkah laku dari orang-orang yang melayani dan juga orang-orang yang
dilayani. IImu yang mempelajari tingkah laku tersebut ialah behavioural sciences atau ilmu-
ilmu tingkah laku, atau ilmu-ilmu sosial.
B. SARAN
Semoga dengan adanya makalah ini kita mampu mengetahui model proposal penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Buchari. 2015. Metodologi Penelitian Kebidanan. Jakarta : Obor Indonesia