Anda di halaman 1dari 3

Resume

Nama: Melina R.S Sianipat


Nim :190205218

Pewarnaan bakteri dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti fiksasi, pelunturan warna,


substrat, intensifikasi pewarnaan, dan penggunaan zat warna penutup.
Pada bakteri gram positif menunjukkan warna biru ungu dan bakteri gram negatif berwarna
merah. Dalam praktikum digunakan salah satu pewarnanya yaitu safranin yang sesuai teori
bersifat basa sehingga lebih mudah bersenyawa atau bereaksi dengan bagian-bagian inti sel
bakteri.
 Bakteri Gram negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna
metil ungu pada metode pewarnaan Gram.
 Bakteri gram positif akan mempertahankan zat warna metil ungu gelap setelah
dicuci dengan alkohol, sementara bakteri gram negatif tidak.

Pada uji pewarnaan Gram, suatu pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan setelah metil
ungu, yang membuat semua bakteri gram negatif menjadi berwarna merah atau merah muda.
Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini berdasarkan perbedaan
struktur dinding sel mereka

Metode pewarnaan bakteri


Langkah-langkah utama dalam teknik pewarnaan antara lain:
a.  Pembuatan olesan bakteri, olesan bakteri tidak boleh terlalu tebal atau tipis.
b.  Fiksasi, dapat dilakukan secara pemanasan atau dengan aplikasi bahan kimia seperti sabun,
formalin, fenol.
c.  Aplikasi zat warna tunggal, atau lebih dari 1 zat warna.

Pewarnaan gram pada praktikum dilakukan dalam 4 tahap yaitu:


a.  Pemberian cat warna utama (cairan kristal violet) berwarna ungu.
b.  Pengintesifan cat utama dengan penambahan larutan mordan JKJ.
c.  Pencucian (dekolarisasi) dengan larutan alkohol asam.
d.  Pemberian cat lawan yaitu cat warna safranin.
Langkah 1 tetes kristal violet diteteskan di atas gelas benda tersebut kemudian didiamkan selama
30 detik. Setelah itu, gelas benda dibilas dengan aquades hingga warnanya hilang. Kristal
violet merupakan reagen yang berwarna ungu. Kristal violet ini merupakan pewarna primer
(utama) yang akan memberi warna pada mikroorganisme target. Kristal violet bersifat basa
sehingga mampu berikatan dengan sel mikroorganisme yang bersifat asam. Dengan
perlakuan seperti itu, sel mikroorganisme yang transparan akan terlihat berwarna (ungu).
Pemberian kristal violet pada bakteri gram positif akan meninggalkan warna ungu muda.
Perbedaan respon terhadap mekanisme pewarnaan gram pada bakteri adalah didasarkan pada
struktur dan komposisi dinding sel bakteri. Bakteri gram positif mengandung protein dan
gram negatif mengandung lemak dalam persentasi lebih tinggi dan dinding selnya tipis.
Kristal violet yang diteteskan didiamkan selama 30 detik bertujuan agar cat atau pewarna ini
dapat melekat sempurna pada dinding sel bakteri.
Langkah percobaan yang dilakukan oleh praktikan dimulai dengan 1 tetes sampel
yang berupa bakteri sampel A dan bakteri sampel B diteteskan di atas gelas benda yang
berbeda. Kedua gelas benda berisi sampel tersebut dipanaskan (fiksasi) di atas bunsen burner.
Hal ini bertujuan untuk menguapkan air sehingga hanya akan didapat bakteri saja. Proses
fiksasi juga bertujuan supaya bakteri benar-benar melekat pada gelas benda sehingga olesan
bakteri berupa tetesan sampel tidak akan terhapus apabila dilakukan pencucian. Yang perlu
diperhatikan dalam proses fiksasi adalah bidang yang mengandung bakteri dijaga agar tidak
terkena nyala api.
Langkah selanjutnya, 1 tetes iodine diteteskan di atas gelas benda tersebut kemudian
didiamkan selama 1 menit. Setelah itu, gelas benda dibilas dengan aquades hingga warnanya
hilang. Iodine merupakan pewarna Mordan, yaitu pewarna yang berfungsi memfiksasi
pewarna primer yang diserap mikroorganisme target atau mengintensifkan warna utama.
Pemberian iodine pada pengecatan Gram dimaksudkan untuk memperkuat pengikatan warna
oleh bakteri. Kompleks zat iodin terperangkap antara dinding sel dan membran sitoplasma
organisme gram positif, sedangkan penyingkiran zat lipida dari dinding sel organisme gram
negatif dengan pencucian alkohol memungkinkan hilang dari sel. Iodine yang diteteskan
didiamkan selama 1 menit bertujuan agar pengikatan warna oleh bakteri menjadi semakin
lebih kuat.
Selanjutnya, 1 tetes alkohol 96% diteteskan di atas gelas benda tersebut kemudian
didiamkan selama 30 detik. Setelah itu, gelas benda dibilas dengan aquades hingga warnanya
hilang. Etanol 95% merupakan solven organik yang berfungsi untuk membilas (mencuci)
atau melunturkan kelebihan zat warna pada sel bakteri (mikroorganisme). Tercuci tidaknya
warna dasar tergantung pada komposisi dinding sel, bila komponen dinding sel kuat mengikat
warna, maka warna tidak akan tercuci sedangkan bila komponen dinding sel tidak kuat
menelan warna dasar, maka warna akan tercuci. Pemberian alkohol pada pengecatan ini dapat
mengakibatkan terjadinya dua kemungkinan yaitu mikroorganisme (bakteri) akan tetap
berwarna ungu atau bakteri menjadi tidak berwarna. Pemberian alkohol 96% juga
menyebabkan terekstraksi lipid sehingga memperbesar permeabilitas dinding sel.

Hasil

Pada penelitian jurnal diatas , dimana bakteri Escherichia coli Berbentuk basil (batang) yang
pendek. Bakteri tersebut pada saat diwarnai menunjukkan warna merah muda yang berarti bahwa
bakteri ini bersifat gram negatif dikarenakan tidak mampu mempertahan kan zat warna metil
ungu.

Menurut literatur, E. coli termasuk dalam famili Enterobacteraceae yang termasuk bakteri gram
negatif dan berbentuk batang yang fermentatif. E. coli hidup dalam jumlah besar di dalam usus
manusia, yaitu membantu sistem pencernaan manusia dan melindunginya dari bakteri patogen.
Akan tetapi pada strain baru dari E. coli merupakan patogen berbahaya yang menyebabkan
penyakit diare, sindrom diare lanjutan, muntaber, hemolitik uremic (hus), infeksi usus, infeksi
saluran urin, dan neonatal meningitis. Peranan yang mengguntungkan adalah dapat dijadikan
percobaan limbah di air, indikator pada level pencemaran air serta mendeteksi patogen pada feses
manusia yang disebabkan oleh Salmonella typhi.

Anda mungkin juga menyukai