Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MATERI BIOPROSES
“PEWARNAAN MIKROORGANISME”

KELAS : 1AD3 Teknik Kimia


NAMA KELOMPOK :
1. Jumriati Nursiati (2031410007)
2. Moch. Farhan F.F (2031410129)
3. Ria Tariza (2031410098)

POLITEKNIK NEGERI MALANG


2020-2021
Jl. Soekarno Hatta No.9, Jatimulyo, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65141.
Telepon: (0341) 404424-404425, Faximile: (0341) 404424, Email: cs@polinema.ac.id
 Pengertian Pewarnaan Mikroorganisme
Pewarnaan mikroorganisme merupakan salah satu teknik pewarnaan yang paling penting
dan luas yang di gunakan untuk mengidentifikasi bakteri. Sel sel mikroorganisme yang tidak
diwarnai umumnya tampak hampir tembus pandang(transparan) bila diamati dengan mikroskop
cahaya biasa sehingga sukar dilihat karena sitoplasma sel nya mempunyai indeks bias yang sama
dengan indeks bias lingkungannya yang bersifat cair. Kontras sel dan latar belakangnya dapat
dipertajam dengan mewarnai sel sel tersebut dengan zat zat warna.
Bakteri adalah salah satu dari mikroorganisme yang memiliki ukuran yang relatif kecil
dan merupakan organisme uniselular (sel tunggal).  Bakteri juga termasuk kelompok organisme
prokariotik, karena materi genetiknya tidak diselubungi oleh membran inti. Bakteri memiliki
berbagai macam bentuk, umumnya terbagi menjadi tiga, yaitu bentuk basil (seperti batang),
bentuk kokus (seperti bola atau oval), dan bentuk spiral.  Ada juga bakteri yang memiliki bentuk
bintang dan kotak.  Individu-individu bakteri dapat hidup dengan membentuk pasangan, rantai,
kluster, dan bentuk lainnya.  Bentuk-bentuk tersebut dapat menjadi dasar karakter suatu marga
pada bakteri.
 Prinsip Pewarnaan Mikroorganisme
Pengecatan negatif memiliki prinsip dasar, yaitu dengan mengkontraskan latar belakang
sel (dibuat menjadi lebih gelap) sehingga sel yang tidak bewarna menjadi lebih terlihat. Pewarna
yang digunakan adalah pewarna asam. Pengecatan negatif cocok digunakan untuk observasi
bentuk sel, ukuran sel, dan kapsul.
Pengecatan sederhana menggunakan satu macam zat warna.  Pengecatan sederhana
biasanya digunakan untuk melihat bentuk dan susunan sel bakteri.  Pewarna yang digunakan
biasanya pewarna basa. Terkadang pada pengecatan sederhana digunakan zat mordant, yaitu zat
yang dapat meningkatkan afinitas antara cat dengan sel bakteri sehingga sel bakteri lebih
terwarnai.
Pengecatan diferensial menggunakan beberapa zat warna dan hasilnya dapat
mengelompokkan bakteri ke dalam kelompok bakteri tertentu.  Salah satu macam pengecatan
diferensial adalah pengecatan gram.  Pengecatan gram menggunakan empat macam larutan.
Larutan pertama adalah cat utama, yaitu kristal violet. Larutan kedua adalah mordant, yaitu
Gram’s iodine. Mordant berfungsi untuk meningkatkan afinitas antara cat dengan sel bakteri.
Mordant akan berikatan kuat dengan kristal violet.  Setelah diberi mordant, baik bakteri gram
positif maupun negatif, akan tampak berwarna ungu atau biru. Larutan ketiga adalah zat
pendekolorisasi, yaitu etanol atau aseton.  Fungsi zat pendekolorisasi adalah untuk meluruhkan
warna ungu pada bakteri gram negatif, sedangkan bakteri gram positif tetap berwarna ungu.
Larutan keempat adalah zat pewarna lawan (counter stain), yaitu safranin.  Fungsi zat pewarna
lawan adalah akan memberikan warna pink pada bakteri gram negatif, sedangkan pada bakteri
gram positif tetap berwarna ungu.
 Macam macam pewarnaan mikroorganisme
1. Pewarnaan sederhana
2. Pewarnaan Diferensial
3. Pewarnaan khusus
4. Pewarnaan negatif
1.Pewarnaan Sederhana
Contoh pewarnaan sederhana dengan menggunakan crystal violet. Permukaan sel bakteri
akan menjadi berwarna ungu setelah diwarnai dengan pewarna crystal violet. Crystal violet
adalah jenis pewarna basa yang bermuatan positif sehingga dapat berikatan dengan permukaan
sel bakteri.
Sebelum melakukan proses pewarnaan sederana, perlu dilakukan proses fiksasi. Proses
fiksasi mempunyai fungsi yang banyak dalam membantu proses pengecatan menjadi lebih baik.
Salah satu fungsi dari fiksasi yaitu dapat menginaktivasi enzim yang dapat merusak morfologi
sel atau menguatkan struktur sel sehingga dapat menyulitkan proses pewarnaan. Selain itu,
fiksasi dapat mempertahankan posisi sel, membunuh sel, dan melekatkan sel dengan preparat
sehingga sel bakteri tidak hilang ketika proses pencucian (Benson, 2001). Fiksasi dilakukan
dengan cara melewatkan gelas objek di atas nyala api sebanyak 3-4 kali.
Faktor-faktor yang memengaruhi pewarnaan sederhana adalah faktor cat, permukaan sel
bakteri itu sendiri, dan faktor proses pewarnaan. Cat dan permukaan sel bakteri harus yang
mempunyai ion yang berlawanan sehingga cat dapat berikatan dengan permukaan sel bakteri.
Sebagai contoh, crystal violet yang memiliki ion bermuatan positif akan berikatan dengan
permukaan sel bakteri yang umumnya memiliki ion bermuatan negatif.  Proses pewarnaan
sederhana yang cukup penting adalah pada saat proses fiksasi. Pengerjaan proses fiksasi yang
tidak benar akan membuat pengecatan menjadi kurang baik, misalnya sel bakteri masih hidup,
sel bakteri hilang ketika proses pencucian, dan sel tidak mampu diwarnai oleh zat pewarna.
2. Pewarnaan diferensial
Dalam pewarnaan diferensial terbagi menjadi dua pewarnaan yaitu pewarnaan gram dan
pewarnaan taham asam

- Pewarnaan gram
Pewarnaan gram menggunakan empat jenis larutan, yaitu larutan gram A, gram B, gram
C, dan gram D. Setiap larutan tersebut mempunyai fungsi masing-masing yang dijelaskan
sebagai berikut:

1. Larutan gram A adalah cat utama, yaitu kristal violet.


2. Larutan gram B adalah mordant, yaitu Gram’s iodine. Mordant berfungsi untuk
meningkatkan afinitas antara cat dengan sel bakteri. Mordant akan berikatan kuat
dengan kristal violet. Setelah diberi mordant, baik bakteri gram positif maupun
negatif, akan tampak berwarna ungu atau biru.
3. Larutan gram C adalah zat pendekolorisasi, yaitu etanol atau aseton. Fungsi zat
pendekolorisasi adalah untuk meluruhkan warna ungu pada bakteri gram negatif,
sedangkan bakteri gram positif tetap berwarna ungu.
4. Larutan gram D adalah zat pewarna lawan (counter stain), yaitu safranin. Fungsi
zat pewarna lawan adalah akan memberikan warna pink atau merah pada bakteri
gram negatif, sedangkan pada bakteri gram positif tetap berwarna ungu.

Kompleks iodin-kristal violet akan terbentuk di dalam sel pada pewarnaan sel. Kompleks
iodin-kristal violet akan terekstraksi oleh alkohol dari bakteri gram negatif, namun tidak pada
bakteri gram positif. Hal tersebut disebabkan bakteri gram positif mempunyai lapisan
peptidoglikan yang tebal. Peptidoglikan akan terdehidrasi oleh alkohol, menyebakan pori dinding
tertutup dan mencegah kompleks iodin-kristal violet tidak keluar dari sel. Sebaliknya, pada
bakteri gram negatif, alkohol berpenetrasi melewati LPS dan mengekstraksi kompleks iodin-
kristal violet. Sebagai hasilnya, bakteri gram negatif akan terlihat tidak berwarna dan akan
terwarnai oleh zat pewarna lawan (safranin), sedangkan bakteri gram positif akan tetap berwarna
ungu.

Faktor-faktor yang memengaruhi proses pewarnaa gram adalah faktor cat, faktor dinding
sel, dan proses pewarnaan. Cat yang digunakan tidak boleh yang sudah lama karena dapat
memengaruhi hasil pengecatan. Struktur dinding sel juga memengaruhi hasil pengecatan, karena
struktur dinding sel pada bakteri gram positif dan bakteri gram negatif berbeda. Proses
pengecatan sel juga harus diperhatikan, misalnya pada tahap fiksasi dan pencucian. Umur biakan
yang digunakan juga tidak boleh yang sudah tua, karena biakan yang sudah tua lebih mudah
terdekolorisasi dibandingkan biakan yang masih muda sehingga bakteri gram positif bisa terlihat
seperti bakteri gram negatif.

- Pewarnaan tahan asam


Pewarnaan tahan asam dapat didefinisikan sebagai salah satu metode pewarnaan yang
membedakan spesies Mycobacteria dari kelompok bakteri lain berdasarkan pewarnaan dan
perbedaan dinding sel. Dinding sel spesies Mycobacterium mengandung asam mikolat, Asam
mikolat adalah zat lilin yang tidak memungkinkan penghilang warna masuk ke dalam dinding sel
karena sifatnya yang seperti lilin. yang membuatnya tahan terhadap efek penghilang warna asam
dan dengan demikian disebut sebagai "bakteri tahan asam". Berbeda dengan ini, bakteri cepat
non-asam kekurangan asam mikolat di dinding selnya dan menghilangkan warna noda
primer.Hasil positif pewarnaan tahan asam menunjukkan adanya bakteri tahan asam, yang
tampak merah. Hasil negatif menunjukkan adanya bakteri tahan asam yang tampak biru.
Contoh bakteri tahan asam: Mycobacterium tuberculosis, M. leprae, M. smegmatis, M. phlei dll.
Contoh bakteri cepat non-asam: Escherichia coli, Staphylococcus aureus dll.
Komponen Noda Tahan Asam
Pewarnaan tahan asam adalah prosedur pewarnaan diferensial, yang menggunakan kombinasi
tiga reagen seperti:
1. Ziehl Neelson Carbol fuschin
2. Alkohol asam
3. Metilen biru Loeffler

1. Ziehl Neelson Carbol Fuschin (ZNCF)


Ini digunakan sebagai noda Primer. Untuk menodai mikobakterium, diperlukan
pewarnaan khusus seperti ZNCF. Pewarnaan biasa tidak dapat menodai sel mikobakteri.
ZNCF terdiri dari basa fenolik dan pewarna karbol fuschin. Basis fenolik ZNCF
menunjukkan afinitas tinggi terhadap kandungan lipid.Dengan demikian, pewarna ZNCF
dapat melarutkan bahan lipoid di dinding sel dan mewarnai sel menjadi merah. Karena
kandungan lipid yang tinggi, dinding sel mikobakteri menjadi kurang permeabel. Jadi,
basa fenol meningkatkan permeabilitas sel yang memungkinkan sel menembus noda.

2. Alkohol Asam
Ini digunakan sebagai agen penghilang warna, yang mengandung 3% HCL
bersama dengan 95% etanol. Ini memainkan peran penting dalam identifikasi organisme
tahan asam dan non-asam cepat. Bakteri tahan asam mengandung kandungan lipid tinggi,
yang mencegah sel mengikat dengan noda dan penghilang warna.Dengan demikian,
bakteri tahan asam akan mempertahankan warna noda primer dan tampak merah.
Berbeda dengan ini, bakteri tahan asam tidak memiliki kandungan lipid dalam jumlah
besar, akibatnya sel kehilangan warna noda primer dan kehilangan warna.

3. Metilen Biru
Ini digunakan sebagai counterstain, yang terdiri dari 3% biru metilen. Methylene
blue menodai sel-sel bakteri cepat non-asam yang kehilangan warna dan membuatnya
tampak biru. Tidak seperti non-asam, bakteri tahan asam tidak akan mengambil warna
biru metilen dan akan tampak merah.
Pewarnaan tahan asam didasarkan pada prinsip pewarnaan sel bakteri relatif terhadap
perbedaan dinding selnya. Sel-sel spesies Mycobacteria tampak merah sedangkan bakteri
tahan asam tampak biru. Noda terkena panas setelah diwarnai dengan Zeihl Neelson
Carbol fuschin. Selama penguapan, Carbol fuschin menembus sitoplasma ke dalam sel
bakteri. Setelah 2-3 menit, semua sel tampak merah, karena noda primer (Carbol fuschin)
ditambahkan di beberapa internal selama proses pengukusan, untuk mencegah
pengeringan sel.
Setelah ini, penghilang warna (3% HCl) ditambahkan ke noda. Sekarang, ini adalah
langkah penting yang membantu kita membedakan antara mikobakteri dan bakteri
lainnya. Mikobakteri akan melawan efek penghilang warna, karena banyaknya bahan
lipoid atau asam mikolat di dinding selnya. Jadi, mikobakterium disebut sebagai "bakteri
tahan asam" karena mereka tidak mengizinkan penetrasi penghilang warna asam ke
dalam sel dan tetap berwarna merah.
Sebaliknya, bakteri lain tidak akan menolak efek penghilang warna karena kurangnya
kandungan lipoid. Oleh karena itu, bakteri lain akan disebut sebagai “Bakteri cepat non-
asam”, sebagai penghilang warna yang masuk ke dalam sel dan membuat pori-pori di
dinding sel. dengan demikian, noda primer bocor keluar dari dinding sel, meninggalkan
sel cepat non-asam tidak berwarna.
Akhirnya, noda noda dengan biru metilen. Selama tahap ini, hanya sel cepat tanpa warna
atau non-asam yang akan mengambil warna biru dari noda biru metilen. Sebaliknya, sel
tahan asam akan tetap berwarna merah.
3.Pewarnaan Khusus
Pewarnaan ini dipakai untuk mewarnai bagian-bagian sel kuman atau kuman tertentu
yang sukar diwarnai. Contohnya pewarnaan Gray, Novel, Zettnow dan lain-lain sebagianya.
1. Pewarnaan Spora
Pada prinsipnya, akan mengembangkan lapisan luar spora sehingga zat warna
utama dapat masuk ke dalam spora sehingga berwarna hijau.melalui pendinginan warna
utama akan terperangkap di dalam spora, dengan pencucian zat warna utama yang ada
pada sel vegetatif akan terlepas sehingga pada saat pewarnaan kedua (safranin), sel
vegetatif akan berwarna merah.
Perwarnaan ini salah satunya menggunakan metode pewarnaan Klein. Prinsipnya,
spra bakteri berwarna merah dan badan bakteri berwarna biru. Dinding spora yang dapat
membebani agar pori-pori membesar dan zat warna dapat masuk.
Selain itu dapat juga digunakan metode Schaefier-Fulton. Pada prinsipnya, spora
akan mengikat larutan pewarna malakit hijau dengan proses yang dikelola, sedangkan
dinding sel akan mengikat warna safranin yang berwarna merah setelah kelebihan
pewarna malakit hijau dengan menggunakan air.
2. Pewarnaan Kapsul
Banyak spesies bakteri melakukan sintesis polimer ekstraseluler yang
berkondensasi dan membentuk lapisan di sekeliling sel dan disebut kapsul. Pada
umumnya banya berupa polisakarida. Pada medium agar, koloni bakteri yang berkapsul
tampak sebagai koloni berlendir. Umumnya bakteri berkapsul lebih tahan terhadap efek
fagositosis dari daya pertahanan badan. Seperti Streptcocus mutans yang membentuk
plak dan merusak pada gigi.
Beberapa jenis bakteri dan amuba hijau-biru mengeluarkan bahan-bahan yang
amat berlendir dan lengket pada permukaan selnya, melengkungi dinding sel. Bila bahan
berlendir kompak dan tampak sebagai suatu bentuk yang pasti (bundar / lonjong) maka
disebut kapsul, tetapi bila tidak teratur bentuknya dan menempelnya pada sel kurang erat
maka disebut selaput lendir.
Kapsul dan likuidasi esensial bagi kehidupan sel, tapi dapat berfungsi sebagai
makanan cadangan, perlindungan terhadap fagositosis (baik dalam tubuh atau dialam
bebas) atau perlindungan terhadap dehidrasi. Kemampuan menghasilkan kapsul
merupakan sifat genetis, tetapi produksinya sangat dipengaruhi oleh komposisi media
tempat ditumbuhkannya sel-sel yang sakit. Media komposisi juga dapat mempengaruhi
ukuran kapsul. Ukuran kapsul berbeda-beda menurut jenis bakterinya dan juga dapat
berbeda diantara jalur-jalur yang berlainan dalam satu spesies.
Pada beberapa jenis bakteri adanya kapsul sebagai petunjuk virulensi. Semua
kapsul bakteri dapat larut dalam udara. Komposisi kimiawi kapsul ada yang berupa
glukosa (misalnya dektrosa pada leokonostok mesendteroides), polimer gula amino
(misalnya asam hialuronat pada Staphylococcus piogenik), polipeptida (misalnya polimer
asam D-glutamat pada Bacillus antraksis) atau protein kompleks polisakarida (misalnya
disentri).Simpai biasanya diperlihatkan dengan cara pewarnaan negatif atau modifikasi
dari cara itu. Salah satu pewarnaan simpai ini (metode Welch) termasuk pemberian
larutan kristal ungu panas disusul kemudian dengan pencucian dengan larutan tembaga
sulfat. Tembaga sulfat yang digunakan untuk menghilangkan zat warna berlebihan karena
pencucian biasa dengan udara akan melarutkan simpai. Garam tembaga memberi pula
warna pada latar belakang, sehingga sel dan latar belakang akan tampak biru tua dan
simpai berwarna biru yang lebih muda.
4.Pewarnaan Negatif

Pewarnaan negatif juga disebut sebagai "pewarnaan tidak langsung". Teknik ini
membantu memvisualisasikan berbagai mikroorganisme dengan menggunakan
mikroskop cahaya dan elektron. Dalam mikroskop lapangan terang, metode pewarnaan
tidak langsung mencakup penggunaan medium cair (pewarna berwarna hitam) seperti
tinta Nigrosin dan India yang menodai latar belakangnya, sehingga bakteri itu tidak
ternoda.

Namun, dalam mikroskop elektron, teknik pewarnaan negatif menggunakan


matriks padat (umumnya potasium fosfoid). Di TEM, spesimen itu dicampur dalam air
atau amonium asetiat bersama dengan solusi fosfat. Kemudian, suspensi ini diterapkan
pada grid berlapis karbon baik dengan penyemprotan dan penyebaran sampel. Dalam
artikel ini, kita akan membahas penggunaan herologi organisme via mikroskop.

Pewarnaan negatif dapat didefinisikan sebagai salah satu cepat, rumit dan
kualitatif teknik pewarnaan, yang meneliti karakteristik bakteri-bakteri morfologi. Kain
ini diberi nama pewarnaan negatif karena ia menggunakan noda-noda negatif atau asam
yang tidak melekat pada spesimen uji coba.Dalam pewarnaan negatif, spesimen tersebut
tampak jelas dengan latar belakang berwarna gelap karena noda yang bermuatan negatif
tidak menembus ke permukaan sel yang bermuatan negatif. Oleh karena itu, teknik ini
justru merupakan kebalikan dari pewarnaan sederhana yang mencorat-coret spesies itu
dari latar belakangnya yang jelas.

Tujuan Pewarnaan Negatif ini untuk menentukan bentuk, ukuran, struktur dan
pengaturan sel. Hal ini juga membantu kita menodai organisme yang terlalu sensitif
untuk tetap panas. Dengan menggunakan metode ini, kita dapat mempersiapkan sampel
untuk pemeriksaan mikroskopis melalui teknik mikroskop yang berbeda.
Hal ini dapat didefinisikan sebagai pewarna asam yang langsung memberikan H+
ion dan menerima OH- ion, dan karenanya dikenai tekanan negatif. Sebagai noda negatif
membawa muatan negatif, kadang-kadang dapat juga disebut sebagai "anionik atau asam
noda".Noda negatif itu memudahkan pencarian bakteri tanpa warna dengan latar
belakang berwarna. Akan ada tolakan antara bahan pewarna yang bermuatan negatif dan
sel bakteri yang bermuatan negatif. Hasilnya, spesimen ini tampak jelas atau transparan,
dengan latar belakang yang berwarna atau gelap.

Prinsip Pewarnaan negatif menggunakan pewarna negatif atau asam seperti


Nigrosin, tinta kongo merah, India DLL. Noda-noda negatif membawa kelompok
kromosphore bermuatan negatif yang mudah menyerah pada ion proton. Seperti yang kita
ketahui permukaan bakteri membawa muatan negatif, sehingga permukaan sel tidak akan
mengambil warna noda yang bermuatan negatif itu. Akibat dari kejijikan, permukaan sel
bakteri akan tampak tanpa warna dengan latar belakang yang berwarna gelap atau
berwarna.

Prosedur Pewarnaan Negatif yaitu Ambil slide kaca bersih, bebas oli, kering.
Masukan setetes nigrosin ke satu ujung kaca slide melalui sebuah dropper. Kemudian,
mengambil inokulasi dari piring budaya atau budaya slant melalui lingkaran inokulasi
disterilkan dan mencampurnya dengan setetes nigrosin. Setelah itu ambil lain bersih,
bebas minyak, kering slide dan tempat satu ujung itu menuju pusat. Lalu, memiringkan
kaca itu melewati noda yang mengandung organisme percobaan dengan membuat sudut
yang sudah tajam. Sedikit menggambar slide yang miring sampai menyentuh setetes
organisme budaya, dan kemudian memindahkannya melintasi tepi kaca slide untuk
membuat noda bakteri yang luas dan tipis. Biarkan kaca bergeser ke udara kering (jangan
panaskan). Akhirnya, meletakkan setetes pencelupan minyak dan mengamati kaca yang
bergeser di bawah mikroskop untuk munculnya sel bakteri tanpa warna dengan latar
belakang abu-abu

Kelebihan Pewarnaan Negatif yaitu Melalui berubah-warnaan negatif, sel-sel


yang tidak ternoda jelas dengan mudah dapat diamati dengan latar belakang berwarna
hitam yang berwarna. Metode pewarnaan negatif tidak melibatkan penyekaan heat-up
spesimen itu. Akibatnya, sel tidak akan berubah bentuk oleh panas. Bakteri juga dapat
menodai mikroorganisme yang peka terhadap panas seperti bakteri spirochetes, ragi, DLL
Teknik petretan negatif juga memungkinkan pengujian atas kapsul tembus pandang
berbagai mikroorganisme seperti kriptococcus neokforman. Metode ini cukup mudah dan
cepat sehingga hanya menggunakan satu noda asam.

Kelemahan Pewarnaan negatif tidak memberikan banyak informasi tentang sel,


bukan tentang ukuran, bentuk, dan susunan sel. Dengan menggunakan teknik ini, kita
tidak dapat memeriksa jenis atau jenis organisme tertentu.
PERTANYAAN
1. Dwi Putri Agustin
sebutkan macam macam teknik pewarnaan mikroba, dan sebutkan kelebihan dan
kekurangan masing masing teknik pewarnaan?
Jawaban :
1. pewarnaan sederhana
kekurangan : teknik ini ialah tidak didapatkan hasil yang spesifik dari reaksi
antara mikroba dan cat karena mikroba berwarna sesuai dengan cat yang diberikan.
kelebihan : teknik pengecatan sederhana ini ialah pengerjaanya lebih mudah
karena hanya menggunakan 1 zat warna. 

2. Pewarnaan differensial dibagi menjadi


 pewarnaan gram
Kekurangan : Pewarnaan Gram memerlukan mikroorganisme dalam jumlah
banyak yakni lebih dari 104 per ml. Sampel yang cair dengan jumlah kecil
mikroorganisme misalnya cairan serebrospinal, memerlukan prosedur
sentrifuge dulu untuk mengkonsentrasikan mikroorganisme tersebut.
Kelebihan : Pewarnaan Gram penting sebagai pedoman awal untuk
memutuskan terapi antibiotik, sebelum tersedia bukti definitif bakteri
penyebab infeksi (kultur dan tes kepekaan bakteri terhadap antibiotik). Dan
Kadang-kadang morfologi bakteri yang telah diwarnai Gram mempunyai
makna diagnostik.
 pewarnaan tahan asam
3. Pewarnaan khusus
 pewarnaan flagel
 pewarnaan spora
 pewarnaan kapsul
4. Pewarnaan Negatif
Kekurangan : Setelah berkumpul, persiapan segar harus segera diobservasi; Jika
mereka dibiarkan kering, tidak mungkin lagi mengamati mereka dan yang baru.
Kelebihan : Metode ini tidak mengharuskan apusan difiksasi menjadi panas atau
bahan kimia; oleh karena itu, mikroorganisme diamati tanpa distorsi. Persiapan
segar tidak perlu dikeringkan, sehingga dapat diamati segera, menghasilkan hasil
dengan cepat.
2. Padma Widyaningrum
Bagaimana cara menentukan zat warna yang sesuai dengan mikroorganisme yang akan
diidentifikasi?
Jawaban :
apabila Cat basa adalah garam-garam cat yang ionnya merupakan kation (bermuatan
positif) maka menggunakan seperti methylene blue, safranin. Cat basa digunakan untuk
mewarnai sel bakteri. Sedangkan cat asam adalah garam-garam cat yang ionnya anion.
Cat ini digunakan untuk mewarnai latar belakang, contohnya eosin.
3. Yorly Alvita
berikan gambar dan jelaskan perbedaan antara gram positif sama gram negatif?
Jawab :

Bakteri gram positif adalah bakteri yang memiliki membran tunggal yang dilapisi
peptidoglikan tebal dan berwarna biru keunguan. Sedangkan,
bakteri gram negatif adalah bakteri yang dinding selnya terdiri dari lapisan
lipopolisakarida atau yang diketahui sebagai endotoksin berwarna merah.

4. Novia Lailatul Lasari


apakah saat praktikum pewarnaan gram menggunakan kelima bahan tersebut? Dan
alkohol yang digunakan itu jenis apa? Apakah metanol,etanol atau yg lainnya!
Jawaban :
Jenis Alcohol yang di gunakan yaitu aseton sebagai solven organic yang digunakan
untuk pencuci atau peluntur zat warna dan melunturkan zat warna utama.

5. Fransiska Dian Nurfala


dalam identifikasi mikroba dengan teknik pengecatan dijelaskan bahwa tidak semua
mikroorganisme menyerap warna zat yang sama, maka akan digunakan zat warna yang
sesuai dengan mikroorganisme yang akan diidentifikasi.
Pertanyaannya, tolong berikan contoh zat warna dengan mikroorganisme yang sesuai?
Jawaban :
Cat basa adalah garam-garam cat yang ionnya merupakan kation (bermuatan positif)
misalnya methylene blue, safranin. Cat basa digunakan untuk mewarnai sel bakteri.
Sedangkan cat asam adalah garam-garam cat yang ionnya anion. Cat ini digunakan untuk
mewarnai latar belakang, contohnya eosin. Pewarna-pewarna basa lebih sering digunakan
untuk pewarnaan bakteri. Adanya muatan negatif pada permukaan bakteri menyebabkan
tertolaknya sebagian besar pewarna-pewarna asam sehingga mencegah pewarna-pewarna
asam tesebut untuk berpenetrasi ke dalam sel.

6. M. Shodiq Raharja
Jelaskan maksud dari pewarnaan mikroba?
Jawaban :
Di gunakan untuk memperlihatkan atau mempelajari kotras antar sel dan latar
belakangnya sehingga dapat mempertajam bentuk sel sel mikroba selain itu di lakukan
dengan pertukaran antara ion zat warna dengan ion protoplasma sel.

7. Dhia Lailatul Faizah


Safranin kan digunakan sebagai counter stain dalan beberapa protokol pewarnaan.
Sebutkan pewarnaan apa saja yang menggunakan safranin sebagai counter stain?
Jawaban :
Pewarnaan gram suatu metode untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok
besar, yakni gram-positif dan gram-negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel
mereka. Dimana dalam pewarnaan gram ada 4 reagen salah satuhnya Zat warna kedua /
cat penutup (safranin) digunakan untuk mewarnai kembali sel-sel yang telah kehilangan
cat utama setelah perlakuan denga alcohol.

8. Tegar Rochmad Oddy P


Apa faktor yang menyebabkan mikroorganisme tidak bisa menyerap zat warna yang
sama ?
Jawaban :
Faktor-faktor yang mempengaruhi fiksasi, peluntur warna , substrat, intensifikasi
pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup. Suatu preparat yang sudah meresap suatu
zat warna, kemudian dicuci dengan asam encer maka semua zat warna terhapus.
sebaliknya terdapat juga preparat yang tahan terhadap asam encer. Bakteri-bakteri seperti
ini dinamakan bakteri tahan asam, dan hal ini merupakan ciri yang khas bagi suatu
spesies 

9. Sofi Octavia Dewi


Kan aquades dalan pewarnaan digunakan untuk membilas zat pewarna yang berlebih,
apakah sel mikroba yang diwarnai tidak ikut larut saat dibilas? Jelaskan!
Jawaban :
Sel Bakteri pada gram positif akan mempertahankan zat warna metil ungu gelap setelah
dibilas dengan aquades dan tetap larut , sementara sel bakteri gram negatif tidak
10. Nur laily Yunifa
Apa fungsi dan tujuan dari pewarnaan suatu mikroba?
Jawaban :
tujuan pewarnaan suatu bakteri adalah agar bakteri dapat terlihat oleh mikroskop, karena
pada dasarnya bakteri tidak memiliki warna.
Adapun fungsi dari pewarnaan adalah
 Menunjukkan bagian-bagian sel.
 Membedakan mikroba yang satu dengan yang lainya.
 Untuk mengenal sifat-sifat dari mikrorganisme.

11. Fidela Ghani P


apakah semua jenis bakteri dapat digunakan dalam teknik pewarnaan gram? dan adakah
ketentuan ketika akan menggunakan bakteri?
Jawaban :
iya semua jenis bakteri dapat digunakan dalam teknik pewarnaan gram contohnya seperti
Lactobacillus casei sebelum dilakukan pewarnaan gram memiliki bentuk batang tunggal
berwarna putih, berkoloni, serta mengkilap. Lactobacillus casei pada saat dilakukan
pewarnaan gram,  warna dari bakteri lactobacillus casei mengalami perbahan menjadi
warna ungu. Hal ini menandakan bahwa bakteri lactobacillus casei termasuk bakteri
golongan gram positif karena dapat mempertahankan warna dari zat pewarna utama
kristal violet.

12. Nadia Rahma Putri


Apa yang dimaksud lapisan peptidoglikan?
Jawaban :
komponen utama dinding sel bakteri yang bersifat kaku dan bertanggungjawab untuk
menjaga integritas sel serta menentukan bentuknya.

13. Humairah Nabilla A


Apa yang dimaksud counterstain?
Jawaban :
Counterstain adalah noda dengan warna yang kontras dengan noda utama, membuat
struktur yang diwarnai mudah terlihat menggunakan mikroskop .

14. Ahman Basith


Bagaimana cara mengidentifikasi mikroba jika suhunya sangat panas?
Jawaban : dengan menggunakan metode skrining.

15. Rosita Amanda Dewi


apa yg dimaksud dengan kromofor?
Jawaban :
Kromofor adalah bagian dari pigmen yang paling sensitif terhadap rangsangan cahaya.

16. Linda Athalia


Berikan contoh gambar bakteri gram positif dan gram negative juga mengapa pada
bakteri gram positif dia berwarna ungu dan bakteri gram negative berwarna merah muda
dan apa yang mempengaruhi terjadinya perubahan tersebut?
Jawaban :

Bakteri Gram Positif mampu mempertahankan zat warna utama dalam pewarnaan Gram,
yaitu Gentian Violet (ungu kristal iodium), sehingga nampak berwarna ungu saat
pengamatan dikarenakan dinding sel kelompok bakteri ini tersusun oleh sebagian besar
Peptidoglikan, yang mampu mengikat zat warna dan tidak rusak saat dicuci dengan
alkohol. Sementara itu, bakteri Gram negatif memiliki komposisi dinding sel yang
sebagian besar tersusun dari lapisan lipid, sehingga pada saat pewarnaan kurang dapat
mempertahankan zat warna utama terutama saat dicuci dengan alkohol (lipid rusak saat
dicuci dengan alkohol), akibatnya kelompok bakteri ini memberikan kenampakan warna
merah (warna dari zat warna ke dua: safranin atau air fuchsin) di akhir kegiatan
pewarnaan Gram.
17. M. Yusron F.
Apakah tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan pewarnaan mikroba ?
jawaban :
 Memudahkan melihat bakteri di mikroskop,
 Mengklasifikasikan bakteri gram negatif dann positif,
 Memperjelas ukuran bakteri,
 Melihat struktur dan organel pada bakteri

KESIMPULAN
Pewarnaan mikroorganisme merupakan salah satu teknik pewarnaan
yang paling penting dan luas yang di gunakan untuk mengidentifikasi
bakteri. Sel sel mikroorganisme yang tidak diwarnai umumnya tampak
hampir tembus pandang(transparan) bila diamati dengan mikroskop cahaya
biasa sehingga sukar dilihat karena sitoplasma sel nya mempunyai indeks
bias yang sama dengan indeks bias lingkungannya yang bersifat cair.
Terdapat 4 teknik pewarnaan mikroorganisme, yaitu :
Pewarnaan sederhana
- Pewarnaan khusus
- Pewarnaan diferensial
Pewarnaan negatif

Dengan metode ini kita dapat melihat struktur luar dan kalau
memungkinkan struktur dalam jasad dan juga dapat melihat reaksi jasad
terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat-sifat fisik dan kimia dapat
diketahui. Dan juga dapat melihat dengan jelas ukuran dan bentuk jasad.

DAFTAR PUSTAKA
SUMBER : Arif.R (2010) Diferensial pewarnaan dan khusus sel bakter
http://rantanie.blogspot.com/2010/09/pewarnaan-diferensial-dan-khusus-sel.html?m=1 diakses
pada tanggal 16 Desember 2020
Sumber ; Badrut.T(2016). Cara Teknik dan Prinsip Pewarnaan/Pengecetaan Bakteri
https://www.google.com/amp/s/generasibiologi.com/2016/12/jurnal-cara-teknik-prinsip-tujuan-
pewarnaan-morfologi-bakteri.html diakses tanggal 15-Desember-2020
SUMBER : https://biologyreader.com/negative-staining.html

Anda mungkin juga menyukai