MATERI BIOPROSES
“PEWARNAAN MIKROORGANISME”
- Pewarnaan gram
Pewarnaan gram menggunakan empat jenis larutan, yaitu larutan gram A, gram B, gram
C, dan gram D. Setiap larutan tersebut mempunyai fungsi masing-masing yang dijelaskan
sebagai berikut:
Kompleks iodin-kristal violet akan terbentuk di dalam sel pada pewarnaan sel. Kompleks
iodin-kristal violet akan terekstraksi oleh alkohol dari bakteri gram negatif, namun tidak pada
bakteri gram positif. Hal tersebut disebabkan bakteri gram positif mempunyai lapisan
peptidoglikan yang tebal. Peptidoglikan akan terdehidrasi oleh alkohol, menyebakan pori dinding
tertutup dan mencegah kompleks iodin-kristal violet tidak keluar dari sel. Sebaliknya, pada
bakteri gram negatif, alkohol berpenetrasi melewati LPS dan mengekstraksi kompleks iodin-
kristal violet. Sebagai hasilnya, bakteri gram negatif akan terlihat tidak berwarna dan akan
terwarnai oleh zat pewarna lawan (safranin), sedangkan bakteri gram positif akan tetap berwarna
ungu.
Faktor-faktor yang memengaruhi proses pewarnaa gram adalah faktor cat, faktor dinding
sel, dan proses pewarnaan. Cat yang digunakan tidak boleh yang sudah lama karena dapat
memengaruhi hasil pengecatan. Struktur dinding sel juga memengaruhi hasil pengecatan, karena
struktur dinding sel pada bakteri gram positif dan bakteri gram negatif berbeda. Proses
pengecatan sel juga harus diperhatikan, misalnya pada tahap fiksasi dan pencucian. Umur biakan
yang digunakan juga tidak boleh yang sudah tua, karena biakan yang sudah tua lebih mudah
terdekolorisasi dibandingkan biakan yang masih muda sehingga bakteri gram positif bisa terlihat
seperti bakteri gram negatif.
2. Alkohol Asam
Ini digunakan sebagai agen penghilang warna, yang mengandung 3% HCL
bersama dengan 95% etanol. Ini memainkan peran penting dalam identifikasi organisme
tahan asam dan non-asam cepat. Bakteri tahan asam mengandung kandungan lipid tinggi,
yang mencegah sel mengikat dengan noda dan penghilang warna.Dengan demikian,
bakteri tahan asam akan mempertahankan warna noda primer dan tampak merah.
Berbeda dengan ini, bakteri tahan asam tidak memiliki kandungan lipid dalam jumlah
besar, akibatnya sel kehilangan warna noda primer dan kehilangan warna.
3. Metilen Biru
Ini digunakan sebagai counterstain, yang terdiri dari 3% biru metilen. Methylene
blue menodai sel-sel bakteri cepat non-asam yang kehilangan warna dan membuatnya
tampak biru. Tidak seperti non-asam, bakteri tahan asam tidak akan mengambil warna
biru metilen dan akan tampak merah.
Pewarnaan tahan asam didasarkan pada prinsip pewarnaan sel bakteri relatif terhadap
perbedaan dinding selnya. Sel-sel spesies Mycobacteria tampak merah sedangkan bakteri
tahan asam tampak biru. Noda terkena panas setelah diwarnai dengan Zeihl Neelson
Carbol fuschin. Selama penguapan, Carbol fuschin menembus sitoplasma ke dalam sel
bakteri. Setelah 2-3 menit, semua sel tampak merah, karena noda primer (Carbol fuschin)
ditambahkan di beberapa internal selama proses pengukusan, untuk mencegah
pengeringan sel.
Setelah ini, penghilang warna (3% HCl) ditambahkan ke noda. Sekarang, ini adalah
langkah penting yang membantu kita membedakan antara mikobakteri dan bakteri
lainnya. Mikobakteri akan melawan efek penghilang warna, karena banyaknya bahan
lipoid atau asam mikolat di dinding selnya. Jadi, mikobakterium disebut sebagai "bakteri
tahan asam" karena mereka tidak mengizinkan penetrasi penghilang warna asam ke
dalam sel dan tetap berwarna merah.
Sebaliknya, bakteri lain tidak akan menolak efek penghilang warna karena kurangnya
kandungan lipoid. Oleh karena itu, bakteri lain akan disebut sebagai “Bakteri cepat non-
asam”, sebagai penghilang warna yang masuk ke dalam sel dan membuat pori-pori di
dinding sel. dengan demikian, noda primer bocor keluar dari dinding sel, meninggalkan
sel cepat non-asam tidak berwarna.
Akhirnya, noda noda dengan biru metilen. Selama tahap ini, hanya sel cepat tanpa warna
atau non-asam yang akan mengambil warna biru dari noda biru metilen. Sebaliknya, sel
tahan asam akan tetap berwarna merah.
3.Pewarnaan Khusus
Pewarnaan ini dipakai untuk mewarnai bagian-bagian sel kuman atau kuman tertentu
yang sukar diwarnai. Contohnya pewarnaan Gray, Novel, Zettnow dan lain-lain sebagianya.
1. Pewarnaan Spora
Pada prinsipnya, akan mengembangkan lapisan luar spora sehingga zat warna
utama dapat masuk ke dalam spora sehingga berwarna hijau.melalui pendinginan warna
utama akan terperangkap di dalam spora, dengan pencucian zat warna utama yang ada
pada sel vegetatif akan terlepas sehingga pada saat pewarnaan kedua (safranin), sel
vegetatif akan berwarna merah.
Perwarnaan ini salah satunya menggunakan metode pewarnaan Klein. Prinsipnya,
spra bakteri berwarna merah dan badan bakteri berwarna biru. Dinding spora yang dapat
membebani agar pori-pori membesar dan zat warna dapat masuk.
Selain itu dapat juga digunakan metode Schaefier-Fulton. Pada prinsipnya, spora
akan mengikat larutan pewarna malakit hijau dengan proses yang dikelola, sedangkan
dinding sel akan mengikat warna safranin yang berwarna merah setelah kelebihan
pewarna malakit hijau dengan menggunakan air.
2. Pewarnaan Kapsul
Banyak spesies bakteri melakukan sintesis polimer ekstraseluler yang
berkondensasi dan membentuk lapisan di sekeliling sel dan disebut kapsul. Pada
umumnya banya berupa polisakarida. Pada medium agar, koloni bakteri yang berkapsul
tampak sebagai koloni berlendir. Umumnya bakteri berkapsul lebih tahan terhadap efek
fagositosis dari daya pertahanan badan. Seperti Streptcocus mutans yang membentuk
plak dan merusak pada gigi.
Beberapa jenis bakteri dan amuba hijau-biru mengeluarkan bahan-bahan yang
amat berlendir dan lengket pada permukaan selnya, melengkungi dinding sel. Bila bahan
berlendir kompak dan tampak sebagai suatu bentuk yang pasti (bundar / lonjong) maka
disebut kapsul, tetapi bila tidak teratur bentuknya dan menempelnya pada sel kurang erat
maka disebut selaput lendir.
Kapsul dan likuidasi esensial bagi kehidupan sel, tapi dapat berfungsi sebagai
makanan cadangan, perlindungan terhadap fagositosis (baik dalam tubuh atau dialam
bebas) atau perlindungan terhadap dehidrasi. Kemampuan menghasilkan kapsul
merupakan sifat genetis, tetapi produksinya sangat dipengaruhi oleh komposisi media
tempat ditumbuhkannya sel-sel yang sakit. Media komposisi juga dapat mempengaruhi
ukuran kapsul. Ukuran kapsul berbeda-beda menurut jenis bakterinya dan juga dapat
berbeda diantara jalur-jalur yang berlainan dalam satu spesies.
Pada beberapa jenis bakteri adanya kapsul sebagai petunjuk virulensi. Semua
kapsul bakteri dapat larut dalam udara. Komposisi kimiawi kapsul ada yang berupa
glukosa (misalnya dektrosa pada leokonostok mesendteroides), polimer gula amino
(misalnya asam hialuronat pada Staphylococcus piogenik), polipeptida (misalnya polimer
asam D-glutamat pada Bacillus antraksis) atau protein kompleks polisakarida (misalnya
disentri).Simpai biasanya diperlihatkan dengan cara pewarnaan negatif atau modifikasi
dari cara itu. Salah satu pewarnaan simpai ini (metode Welch) termasuk pemberian
larutan kristal ungu panas disusul kemudian dengan pencucian dengan larutan tembaga
sulfat. Tembaga sulfat yang digunakan untuk menghilangkan zat warna berlebihan karena
pencucian biasa dengan udara akan melarutkan simpai. Garam tembaga memberi pula
warna pada latar belakang, sehingga sel dan latar belakang akan tampak biru tua dan
simpai berwarna biru yang lebih muda.
4.Pewarnaan Negatif
Pewarnaan negatif juga disebut sebagai "pewarnaan tidak langsung". Teknik ini
membantu memvisualisasikan berbagai mikroorganisme dengan menggunakan
mikroskop cahaya dan elektron. Dalam mikroskop lapangan terang, metode pewarnaan
tidak langsung mencakup penggunaan medium cair (pewarna berwarna hitam) seperti
tinta Nigrosin dan India yang menodai latar belakangnya, sehingga bakteri itu tidak
ternoda.
Pewarnaan negatif dapat didefinisikan sebagai salah satu cepat, rumit dan
kualitatif teknik pewarnaan, yang meneliti karakteristik bakteri-bakteri morfologi. Kain
ini diberi nama pewarnaan negatif karena ia menggunakan noda-noda negatif atau asam
yang tidak melekat pada spesimen uji coba.Dalam pewarnaan negatif, spesimen tersebut
tampak jelas dengan latar belakang berwarna gelap karena noda yang bermuatan negatif
tidak menembus ke permukaan sel yang bermuatan negatif. Oleh karena itu, teknik ini
justru merupakan kebalikan dari pewarnaan sederhana yang mencorat-coret spesies itu
dari latar belakangnya yang jelas.
Tujuan Pewarnaan Negatif ini untuk menentukan bentuk, ukuran, struktur dan
pengaturan sel. Hal ini juga membantu kita menodai organisme yang terlalu sensitif
untuk tetap panas. Dengan menggunakan metode ini, kita dapat mempersiapkan sampel
untuk pemeriksaan mikroskopis melalui teknik mikroskop yang berbeda.
Hal ini dapat didefinisikan sebagai pewarna asam yang langsung memberikan H+
ion dan menerima OH- ion, dan karenanya dikenai tekanan negatif. Sebagai noda negatif
membawa muatan negatif, kadang-kadang dapat juga disebut sebagai "anionik atau asam
noda".Noda negatif itu memudahkan pencarian bakteri tanpa warna dengan latar
belakang berwarna. Akan ada tolakan antara bahan pewarna yang bermuatan negatif dan
sel bakteri yang bermuatan negatif. Hasilnya, spesimen ini tampak jelas atau transparan,
dengan latar belakang yang berwarna atau gelap.
Prosedur Pewarnaan Negatif yaitu Ambil slide kaca bersih, bebas oli, kering.
Masukan setetes nigrosin ke satu ujung kaca slide melalui sebuah dropper. Kemudian,
mengambil inokulasi dari piring budaya atau budaya slant melalui lingkaran inokulasi
disterilkan dan mencampurnya dengan setetes nigrosin. Setelah itu ambil lain bersih,
bebas minyak, kering slide dan tempat satu ujung itu menuju pusat. Lalu, memiringkan
kaca itu melewati noda yang mengandung organisme percobaan dengan membuat sudut
yang sudah tajam. Sedikit menggambar slide yang miring sampai menyentuh setetes
organisme budaya, dan kemudian memindahkannya melintasi tepi kaca slide untuk
membuat noda bakteri yang luas dan tipis. Biarkan kaca bergeser ke udara kering (jangan
panaskan). Akhirnya, meletakkan setetes pencelupan minyak dan mengamati kaca yang
bergeser di bawah mikroskop untuk munculnya sel bakteri tanpa warna dengan latar
belakang abu-abu
Bakteri gram positif adalah bakteri yang memiliki membran tunggal yang dilapisi
peptidoglikan tebal dan berwarna biru keunguan. Sedangkan,
bakteri gram negatif adalah bakteri yang dinding selnya terdiri dari lapisan
lipopolisakarida atau yang diketahui sebagai endotoksin berwarna merah.
6. M. Shodiq Raharja
Jelaskan maksud dari pewarnaan mikroba?
Jawaban :
Di gunakan untuk memperlihatkan atau mempelajari kotras antar sel dan latar
belakangnya sehingga dapat mempertajam bentuk sel sel mikroba selain itu di lakukan
dengan pertukaran antara ion zat warna dengan ion protoplasma sel.
Bakteri Gram Positif mampu mempertahankan zat warna utama dalam pewarnaan Gram,
yaitu Gentian Violet (ungu kristal iodium), sehingga nampak berwarna ungu saat
pengamatan dikarenakan dinding sel kelompok bakteri ini tersusun oleh sebagian besar
Peptidoglikan, yang mampu mengikat zat warna dan tidak rusak saat dicuci dengan
alkohol. Sementara itu, bakteri Gram negatif memiliki komposisi dinding sel yang
sebagian besar tersusun dari lapisan lipid, sehingga pada saat pewarnaan kurang dapat
mempertahankan zat warna utama terutama saat dicuci dengan alkohol (lipid rusak saat
dicuci dengan alkohol), akibatnya kelompok bakteri ini memberikan kenampakan warna
merah (warna dari zat warna ke dua: safranin atau air fuchsin) di akhir kegiatan
pewarnaan Gram.
17. M. Yusron F.
Apakah tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan pewarnaan mikroba ?
jawaban :
Memudahkan melihat bakteri di mikroskop,
Mengklasifikasikan bakteri gram negatif dann positif,
Memperjelas ukuran bakteri,
Melihat struktur dan organel pada bakteri
KESIMPULAN
Pewarnaan mikroorganisme merupakan salah satu teknik pewarnaan
yang paling penting dan luas yang di gunakan untuk mengidentifikasi
bakteri. Sel sel mikroorganisme yang tidak diwarnai umumnya tampak
hampir tembus pandang(transparan) bila diamati dengan mikroskop cahaya
biasa sehingga sukar dilihat karena sitoplasma sel nya mempunyai indeks
bias yang sama dengan indeks bias lingkungannya yang bersifat cair.
Terdapat 4 teknik pewarnaan mikroorganisme, yaitu :
Pewarnaan sederhana
- Pewarnaan khusus
- Pewarnaan diferensial
Pewarnaan negatif
Dengan metode ini kita dapat melihat struktur luar dan kalau
memungkinkan struktur dalam jasad dan juga dapat melihat reaksi jasad
terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat-sifat fisik dan kimia dapat
diketahui. Dan juga dapat melihat dengan jelas ukuran dan bentuk jasad.
DAFTAR PUSTAKA
SUMBER : Arif.R (2010) Diferensial pewarnaan dan khusus sel bakter
http://rantanie.blogspot.com/2010/09/pewarnaan-diferensial-dan-khusus-sel.html?m=1 diakses
pada tanggal 16 Desember 2020
Sumber ; Badrut.T(2016). Cara Teknik dan Prinsip Pewarnaan/Pengecetaan Bakteri
https://www.google.com/amp/s/generasibiologi.com/2016/12/jurnal-cara-teknik-prinsip-tujuan-
pewarnaan-morfologi-bakteri.html diakses tanggal 15-Desember-2020
SUMBER : https://biologyreader.com/negative-staining.html