Anda di halaman 1dari 19

TUGAS 2.

Penjelasan :
Tugas ini merupakan simulasi untuk tugas Project base learning berdasarkan kondisi real
untuk menganalisa sistem pengendali proses di industri.
Tugas mahasiswa online : Kerjakan pada point 7

1. Uraian singkat tentang DME


Dimethyl Ether (DME) Production
DME digunakan terutama sebagai propelan aerosol. DME larut dengan sebagian besar
pelarut organik, memiliki tinggi kelarutan dalam air, dan benar-benar larut dalam air dan
etanol 6% [1]. Baru-baru ini, penggunaan DME sebagai aditif bahan bakar untuk mesin
diesel telah diselidiki karena volatilitasnya yang tinggi (diinginkan untuk start dingin) dan
angka setana tinggi. Produksi DME adalah melalui dehidrasi katalitik dari metanol di atas
katalis asam zeolit. Reaksi utamanya adalah

Dalam kisaran suhu operasi normal, tidak ada reaksi samping yang signifikan.

2. Uraian proses
Diagram alir proses awal untuk proses DME ditunjukkan pada Gambar di bawah ini, di
mana 50.000 metrik ton per tahun dengan kemurnian 99,5% berat produk DME diproduksi.
Karena kesederhanaan proses, digunakan faktor operasi lebih besar dari 0,95 (8375 h/y).
1. Fresh Metanol Aliran 1, dikombinasikan dengan reaktan daur ulang, Aliran 13, dan
diuapkan sebelum dikirim ke fix bed reactor yang beroperasi antara 250 ° C dan 370 °
C.
2. Single pass conversion dari metanol dalam reaktor adalah 80%.
3. Effluent reaktor, Stream 7, kemudian didinginkan sebelum dikirim ke
pertama dari dua kolom distilasi: T-201 dan T-202.
4. Produk DME diambil dari kolom pertama.
5. Kolom kedua memisahkan air dari metanol yang tidak terpakai.
6. Metanol didaur ulang kembali ke ujung depan proses, dan air dikirim ke pengolahan air
limbah untuk menghilangkan trace elemet dari senyawa organic

3. Aliran proses, utilitas, peralatan dan instrumentasi (P & ID/ Process and instrument
diagram)
4. Keterangan Aliran Proses (untuk tugas PBL ketik sesuai format di bawah ini)
5. Peralatan pada Proses (untuk tugas PBL ketik sesuai format di bawah ini)
6. Uraian reaksi (jika ada)

Reaksi yang berlangsung agak eksotermik dengan panas reaksi standar, Hreac (25 °C) = –
11.770 kJ/kmol. Tetapan kesetimbangan untuk reaksi ini pada tiga suhu yang berbeda
diberikan:di bawah:ini :

Konversi kesetimbangan yang sesuai untuk umpan metanol murni pada kisaran suhu di
atas adalah lebih besar dari 99%.
Reaksi berlangsung pada katalis alumina amorf yang diolah dengan 10,2% silika. Tidak
ada reaksi samping yang signifikan pada suhu kurang dari 400 °C. Pada lebih besar dari
250 ° C persamaan laju diberikan oleh
Bondiera dan Naccache sebagai:

dimana k0 = 1,21 × 106 kmol/(m3cat.h.kPa),


E0 = 80,48 kJ/mol
pmethanol = tekanan parsial metanol (kPa).

Penonaktifan katalis yang signifikan terjadi pada suhu lebih besar dari 400 °C, dan reaktor
harus:dirancang sedemikian rupa sehingga suhu ini tidak terlampaui di mana pun di dalam
reaktor.
Desain yang diberikan pada point 3 menggunakan unggun katalis tunggal, yang beroperasi
secara adiabatik. suhu eksoterm yang terjadi di reaktor 118°C dan memberikan suhu keluar
368°C.
Konversi single-pass cukup tinggi (80%), dan konsentrasi reaktan yang rendah pada aliran
keluar dari reaktor cenderung memberikan informasi kemungkinan dari hilangnya feed
dalam proses.
Dalam prakteknya unggun katalis dapat dibagi menjadi dua bagian, dengan intercooler
antara dua bed.
Ini memiliki efek keseluruhan meningkatkan volume (dan biaya) reaktor dan harus diamati
jika kerusakan katalis diperkirakan pada suhu lebih rendah dari 400 ° C.

7. Pengendalian proses:
Loop 1

Tabel 1. Penjelasan tentang pengendalian proses pada Loop 1


1. Proses Pencampuran fresh metanol dengan metanol recycle
2. Pengendalian proses Pengendali level/aras pada vessel V-201.
Pengendali flowrate pada aliran (2)
3. Logika proses Pengendali aras:
1.Ketika laju alir metanol keluar dari reservoir semakin
besar, menyebabkan SP>PV, sehingga MV harus
ditingkatkan
2.Ketika laju alir metanol keluar dari reservoir semakin
kecil maka SP>PV, sehingga MV harus diperkecil
Pengendali flowrate:
1.Ketika laju alir masuk vessel besar, maka PV semakin
besar (sebanding dengan PV)
2.Ketika laju alir masuk vessel kecil, maka PV semakin
kecil (Sebanding dengan PV)
4. Variabel dalam pengendali
a) SP = nilai yang disetting atau 1.Aras: Nilai ketinggian aliran methanol yang diinginkan
dipertahankan pada (V-201)
2.Flowrate: Nilai ΔP pada measurement device yang
diinginkan
b) .Variabel Proses/Process 1.Aras: Nilai ketinggian methanol di dalam (V-201)
Variable/ Controlled variable = 2.Flowrate: : Nilai ΔP pada measurement device
luaran dari proses yang diamati
setiap saat
c) Measured variable = Variabel Nilai ketinggian air pada vessel yang terbaca pada sensor dan
luaran dari alat ukur nilai beda tekanan pada measurement device
d) Controlled Output/ Power Controller akan memerintahkan FCE untuk membuka atau
Output : sinyal dari controller ke menutup valve bila terdeteksi adanya error
final control elemen.
e) Manipulated variable = variable Laju alir methanol (1) dan (2) yang masuk ke (V-201)
yang bisa diubah melalui FCE
sebagai masukan ke dalam proses
f) Disturbance = variable yang tidak Laju alir methanol yang keluar dari (V-201)
bisa dikendalikan
Istilah lain :
a) Error = SP - PV Jika PV tidak sama dengan SP akan terjadi selisih yang
dinamakan error.
b) Final Control Elemen (FCE) = is Pneumatic valve
the device that changes the value
of the manipulated variable
(peralatan yang mengubah nilai
dari manipulated variable)
c) Measurement device/sensor 1.Aras: Level measurement device
measurement/transmitter= alat 2.Flowrate: flow indicator
ukur
d) Controller = alat pengendali yang 1.Aras: Level indicator control (LIC)
melakukan 2.Flowrate: flow indicator control (FIC)
perbandingan,perhitungan,
action ,
5. Reverse / Direct Acting
a) Tinjau logika proses pada FCE 1.Apabila nilai PV tidak sama dengan SP maka FCE akan
pada saat fail mengatur seberapa bukaan yang diperlukan.
2.Jika nilai PV < SP, maka laju alir methanol masuk
vessel diperbesar
3.Jika nilai PV > SP, maka laju alir methanol keluar
vessel diperkecil
4.Sehingga PV = SP
b) Jenis FCE ATC/ATO 1. Pengendali aras Air to open
2. Pengendali flowrate air to close
c) Reverse/ Direct action 1. Aksi proses : Direct acting (D/A)
jika MV diperbesar maka PV meningkat
2. Aksi pengendali : reverse acting controller
Jika level tank semakin tinggi maka laju alir masuk
akan diperkecil, atau PV besar maka controller output
(MV) kecil (jika valvenya Air to Open)
6. Blok diagram Proses

SP Error Final Control Manipulated


Controller (FIC Output Controller
Element /FCE
Variable (MV) Process Variable
dan LIC (PV)
(Pneumatic Valve)

Sensor

Loop 2

Tabel 2. Penjelasan tentang pengendalian proses pada Loop 1

a) Proses Kondensasi DME


b) Pengendalian proses Pengendali level, dan pengendali flowrate.
c) Logika Proses 1. Pengendali aras:
 Jika laju alir DME keluar dari vessel semakin besar,
maka PV < SP, sehingga MV harus ditingkatkan
 Jika laju alir DME keluar dari vessel semakin kecil maka
PV > SP, sehingga MV harus diperkecil
2. Pengendali flowrate:
 Jika laju alir masuk menara distilasi diperbesar, maka PV
semakin besar
 Jika laju alir masuk menara distilasi diperkecil, maka PV
semakin kecil
d) Variabel dalam pengendali
a) SP = nilai yang disetting atau 1. Aras:nilai ketinggian aliran DME yang dikehendaki
dipertahankan pada vessel (V-202)
2. Flowrate: nilai ΔP pada measurement defice yg
dikehendaki
b) .Variabel Proses/Process 1. Aras: ketinggian DME di dalam vessel (V-202)
Variable/ Controlled variable = 2. Flowrate: : nilai ΔP pada measurement defice
luaran dari proses yang diamati
setiap saat
c) Measured variable = Variabel Level ketinggian fluida pada vessel yang terbaca pada sensor
luaran dari alat ukur dan nilai beda tekanan pada measurement defice
d) Controlled Output/ Power Controller akan memerintahkan FCE untuk membuka atau
Output : sinyal dari controller ke menutup valve bila terindikasi adanya error
final control elemen.
e) Manipulated variable = variable 1. Aras: Laju alir DME yang keluar V-202)
yang bisa diubah melalui FCE 2. Flowrate: laju alir DME yang masuk menara distilasi
sebagai masukan ke dalam proses (T-201)
f) Disturbance = variable yang tidak Laju alir DME yang keluar dari (V-202) menuju ke menara
bisa dikendalikan distilasi
Istilah lain :
a) Error = SP - PV Jika PV tidak sama dengan SP akan terjadi selisih yang
dinamakan error.
b) Final Control Elemen (FCE) = is Pneumatic valve
the device that changes the value
of the manipulated variable
(peralatan yang mengubah nilai
dari manipulated variable)
c) Measurement device/sensor 1. Aras: Level measurement device
measurement/transmitter= alat 2. Flowrate: flow measurement device
ukur
d) Controller = alat pengendali yang 1. Aras: Level indicator control (LIC)
melakukan 2. Flowrate: flow indicator control (FIC)
perbandingan,perhitungan, action,
e) Reverse / Direct Acting
a) Tinjau logika proses pada FCE 1. Apabila nilai PV tidak sama dengan SP maka FCE
pada saat fail akan mengatur seberapa bukaan yang diperlukan.
2. Jika nilai PV < SP, maka laju alir DME masuk
vessel diperbesar
3. Jika nilai PV > SP, maka laju alir DME keluar
vessel diperkecil
4. Sehingga PV = SP
b) Jenis FCE ATC/ATO 1. Pengendali aras Air to open
2. Pengendali Flowrate air to close
c) Reverse/ Direct action 1. Aksi proses : Direct acting (D/A)
jika MV diperbesar maka PV meningkat
2. Aksi pengendali : reverse acting controller
PV besar maka controller output (MV) kecil agar PV
= SP
f) Blok diagram Proses

SP Error Final Control Manipulated


Controller (FIC Output Controller
Element /FCE
Variable (MV) Process Variable
dan LIC (PV)
(Pneumatic Valve)

Sensor

Loop 3

Tabel 3

1. Proses Pendinginan methanol


2. Pengendalian proses Pengendalian temperatur
3. Logika Proses 1. Jika laju alir fluida panas masuk HE diperbesar, maka
PV semakin besar
2. Jika laju alir fluida panas masuk HE diperkecil, maka
PV semakin kecil
4. Variabel dalam pengendali
a) SP = nilai yang disetting atau Suhu methanol dingin yang keluar reactor cooler (E-202)
dipertahankan yang diinginkan
b) .Variabel Proses/Process Suhu methanol dingin yang keluar heat reactor cooler (E-202)
Variable/ Controlled variable =
luaran dari proses yang diamati
setiap saat
c) Measured variable = Variabel Suhu methanol dingin yang keluar reactor cooler (E-202)
luaran dari alat ukur yang terukur pada TIC
d) Controlled Output/ Power Controller akan memerintahkan FCE untuk membuka atau
Output : sinyal dari controller ke menutup valve bila terindikasi adanya error
final control elemen.
e) Manipulated variable = variable Laju alir fluida panas yang masuk reactor cooler (E-202)
yang bisa diubah melalui FCE
sebagai masukan ke dalam proses
f) Disturbance = variable yang tidak Laju fluida dingin masuk reactor cooler (E-202)
bisa dikendalikan
Istilah lain :
a) Error = SP - PV Jika PV tidak sama dengan SP akan terjadi selisih yang
dinamakan error.
b) Final Control Elemen (FCE) = is Pneumatic valve
the device that changes the value
of the manipulated variable
(peralatan yang mengubah nilai
dari manipulated variable)
c) Measurement device/sensor Temperature transmitter
measurement/transmitter= alat
ukur
d) Controller = alat pengendali yang Temperature indicator control (TIC)
melakukan
perbandingan,perhitungan, action,
5. Reverse / Direct Acting
a) Tinjau logika proses pada FCE 1. Apabila nilai PV tidak sama dengan SP maka FCE akan
pada saat fail mengatur seberapa bukaan yang diperlukan.
2. Jika nilai PV < SP, maka laju alir fluida panas masuk
vessel diperbesar
3. Jika nilai PV > SP, maka laju alir fluida panas keluar
vessel diperkecil
4. Sehingga PV = SP
b) Jenis FCE ATC/ATO Air to open
c) Reverse/ Direct action 1. Aksi proses : Direct acting (D/A)
jika MV diperbesar maka PV meningkat
2. Aksi pengendali : reverse acting controller
PV besar maka controller output (MV) kecil agar PV
= SP
6. Blok diagram Proses

SP Error Final Control Manipulated


Controller (TIC) Output Controller
Element /FCE
Variable (MV) Process Variable
(PV)
(Pneumatic Valve)

Sensor

Loop 4

Tabel 4

1. Proses Pemisahan methanol dan DME


2. Pengendalian proses Pengendalian aras/level
3. Logika Proses 1. Jika laju alir metanol keluar dari reservoir semakin
besar, maka PV < SP, sehingga MV harus
ditingkatkan
2. Jika laju alir metanol keluar dari reservoir semakin kecil
maka PV > SP, sehingga MV harus diperkecil
4. Variabel dalam pengendali
a) SP = nilai yang disetting atau Nilai ketinggian fluida pada menara distilasi yang diinginkan
dipertahankan
b) .Variabel Proses/Process Nilai ketinggian fluida pada menara distilasi
Variable/ Controlled variable =
luaran dari proses yang diamati
setiap saat
c) Measured variable = Variabel Nilai ketinggian fluida pada menara distilasi yang terukur
luaran dari alat ukur pada LIC
d) Controlled Output/ Power Controller akan memerintahkan FCE untuk membuka atau
Output : sinyal dari controller ke menutup valve bila terindikasi adanya error
final control elemen.
e) Manipulated variable = variable Laju alir fluida yang keluar dari menara distilasi
yang bisa diubah melalui FCE
sebagai masukan ke dalam proses
f) Disturbance = variable yang tidak Laju alir fluida yang keluar dari menara distilasi menuju ke
bisa dikendalikan DME reboiler (E-204)
Istilah lain :
a) Error = SP - PV Jika PV tidak sama dengan SP akan terjadi selisih yang
dinamakan error.
b) Final Control Elemen (FCE) = is Pneumatic valve
the device that changes the value
of the manipulated variable
(peralatan yang mengubah nilai
dari manipulated variable)
c) Measurement device/sensor Level measurement device
measurement/transmitter= alat
ukur
d) Controller = alat pengendali yang Level indicator controller (LIC)
melakukan
perbandingan,perhitungan, action,
5. Reverse / Direct Acting
a) Tinjau logika proses pada FCE 1. Apabila nilai PV tidak sama dengan SP maka FCE akan
pada saat fail mengatur seberapa bukaan yang diperlukan.
2. Jika nilai PV < SP, maka laju alir fuida keluar vessel
diperkecil
3. Jika nilai PV > SP, maka laju alir fluida keluar vessel
diperbesar
4. Sehingga PV = SP
b) Jenis FCE ATC/ATO Air to open
c) Reverse/ Direct action 1. Aksi proses : Direct acting (D/A)
jika MV diperbesar maka PV meningkat
2. Aksi pengendali : reverse acting controller
PV besar maka controller output (MV) kecil agar PV
= SP
6 Blok diagram Proses

SP Error Final Control Manipulated


Controller (LIC) Output Controller
Element /FCE
Variable (MV) Process Variable
(PV)
(Pneumatic Valve)

Sensor
Loop 5

Tabel 5

1. Proses Pengambilan produk DME


2. Pengendalian proses Pengendalian aras/level
3. Logika Proses 1. Jika laju alir DME keluar dari reservoir semakin besar,
maka PV < SP, sehingga MV harus ditingkatkan
2. Jika laju alir DME keluar dari reservoir semakin kecil
maka PV > SP, sehingga MV harus diperkecil
4. Variabel dalam pengendali
a) SP = nilai yang disetting atau Nilai ketinggian fluida pada vessel (V-202) yang diinginkan
dipertahankan
b) .Variabel Proses/Process Nilai ketinggian fluida pada vessel (V-202)
Variable/ Controlled variable =
luaran dari proses yang diamati
setiap saat
c) Measured variable = Variabel Nilai ketinggian fluida pada vessel (V-202) yang terukur pada
luaran dari alat ukur LIC
d) Controlled Output/ Power Controller akan memerintahkan FCE untuk membuka atau
Output : sinyal dari controller ke menutup valve bila terindikasi adanya error
final control elemen.
e) Manipulated variable = variable Laju alir fluida yang keluar dari vessel (V-202)
yang bisa diubah melalui FCE
sebagai masukan ke dalam proses
f) Disturbance = variable yang tidak Laju alir fluida yang keluar dari vessel (V-202) menuju ke
bisa dikendalikan menara distilasi
Istilah lain :
a) Error = SP - PV Jika PV tidak sama dengan SP akan terjadi selisih yang
dinamakan error.
b) Final Control Elemen (FCE) = is Pneumatic valve
the device that changes the value
of the manipulated variable
(peralatan yang mengubah nilai
dari manipulated variable)
c) Measurement device/sensor Level measurement device
measurement/transmitter= alat
ukur
d) Controller = alat pengendali yang Level indicator controller (LIC)
melakukan
perbandingan,perhitungan, action,
5. Reverse / Direct Acting
d) Tinjau logika proses pada FCE 1. Apabila nilai PV tidak sama dengan SP maka FCE akan
pada saat fail mengatur seberapa bukaan yang diperlukan.
2. Jika nilai PV < SP, maka laju alir fuida keluar vessel
diperkecil
3. Jika nilai PV > SP, maka laju alir fluida keluar vessel
diperbesar
4. Sehingga PV = SP
e) Jenis FCE ATC/ATO Air to open
f) Reverse/ Direct action 1. Aksi proses : Direct acting (D/A)
jika MV diperbesar maka PV meningkat
2. Aksi pengendali : reverse acting controller
PV besar maka controller output (MV) kecil agar PV
= SP
1. Blok diagram Proses

SP Error Final Control Manipulated


Controller (LIC) Output Controller
Element /FCE
Variable (MV) Process Variable
(PV)
(Pneumatic Valve)

Sensor
Loop 6

Tabel 6

1. Proses Kondensasi DME


2. Pengendalian proses Pengendali flowrate.
3. Logika Proses 1. Jika laju alir masuk menara distilasi diperbesar,
maka PV semakin besar
2. Jika laju alir masuk menara distilasi diperkecil,
maka PV semakin kecil
4. Variabel dalam pengendali
a) SP = nilai yang disetting atau Nilai ΔP pada measurement defice yg dikehendaki
dipertahankan
b) .Variabel Proses/Process Nilai ΔP pada measurement defice
Variable/ Controlled variable =
luaran dari proses yang diamati
setiap saat
c) Measured variable = Variabel Nilai beda tekanan pada measurement defice yang terukur
luaran dari alat ukur pada FIC
d) Controlled Output/ Power Controller akan memerintahkan FCE untuk membuka atau
Output : sinyal dari controller ke menutup valve bila terindikasi adanya error
final control elemen.
e) Manipulated variable = variable Laju alir DME yang masuk menara distilasi (T-202)
yang bisa diubah melalui FCE
sebagai masukan ke dalam proses
f) Disturbance = variable yang tidak Laju alir DME yang keluar dari vessel (V-203) menuju ke
bisa dikendalikan menara distilasi
Istilah lain :
a) Error = SP - PV Jika PV tidak sama dengan SP akan terjadi selisih yang
dinamakan error
b) Final Control Elemen (FCE) = is Pneumatic valve
the device that changes the value
of the manipulated variable
(peralatan yang mengubah nilai
dari manipulated variable)
c) Measurement device/sensor Flow measurement device
measurement/transmitter= alat
ukur
d) Controller = alat pengendali yang Flow indicator control (FIC)
melakukan
perbandingan,perhitungan,
action ,
5. Reverse / Direct Acting
a) Tinjau logika proses pada FCE 1. Apabilanilai PV tidak sama dengan SP maka FCE akan
pada saat fail mengatur seberapa bukaan yang diperlukan.
2. Jika nilai PV < SP, maka laju alir DME masuk menara
distilasi diperkecil
3. Jika nilai PV > SP, maka laju alir DME keluar menara
distilasi diperbesar
4. Sehingga PV = SP
b) Jenis FCE ATC/ATO Air to close
c) Reverse/ Direct action 1. Aksi proses : Direct acting (D/A)
jika MV diperbesar maka PV meningkat
2. Aksi pengendali : reverse acting controller
PV besar maka controller output (MV) kecil agar PV
= SP
6 Blok diagram Proses

SP Error Final Control Manipulated


Controller (FIC) Output Controller
Element /FCE
Variable (MV) Process Variable
(PV)
(Pneumatic Valve)

Sensor

Loop 7
Tabel 7

1. Proses Pemisahan methanol dan air


2. Pengendalian proses Pengendalian aras/level
3. Logika Proses 1. Jika laju alir air keluar dari reservoir semakin besar,
maka PV < SP, sehingga MV harus ditingkatkan
2. Jika laju alir air keluar dari reservoir semakin kecil
maka PV > SP, sehingga MV harus diperkecil
4. Variabel dalam pengendali
a) SP = nilai yang disetting atau Nilai ketinggian fluida pada menara distilasi (T-202) yang
dipertahankan diinginkan
b) .Variabel Proses/Process Nilai ketinggian fluida pada menara distilasi (T-202)
Variable/ Controlled variable =
luaran dari proses yang diamati
setiap saat
c) Measured variable = Variabel Nilai ketinggian fluida pada menara distilasi (T-202) yang
luaran dari alat ukur terukur pada LIC
d) Controlled Output/ Power Controller akan memerintahkan FCE untuk membuka atau
Output : sinyal dari controller ke menutup valve bila terindikasi adanya error
final control elemen.
e) Manipulated variable = variable Laju alir fluida yang keluar dari menara distilasi
yang bisa diubah melalui FCE
sebagai masukan ke dalam proses
f) Disturbance = variable yang tidak Laju alir fluida yang keluar dari menara distilasi menuju ke
bisa dikendalikan methanol reboiler (E-204)
Istilah lain :
a) Error = SP - PV Jika PV tidak sama dengan SP akan terjadi selisih yang
dinamakan error.
b) Final Control Elemen (FCE) = is Pneumatic valve
the device that changes the value
of the manipulated variable
(peralatan yang mengubah nilai
dari manipulated variable)
c) Measurement device/sensor Level measurement device
measurement/transmitter= alat
ukur
d) Controller = alat pengendali yang Level indicator controller (LIC)
melakukan
perbandingan,perhitungan, action,
5. Reverse / Direct Acting
a) Tinjau logika proses pada FCE 1. Apabila nilai PV tidak sama dengan SP maka FCE akan
pada saat fail mengatur seberapa bukaan yang diperlukan.
2. Jika nilai PV < SP, maka laju alir air keluar vessel
diperkecil
3. Jika nilai PV > SP, maka laju alir air keluar vessel
diperbesar
4. Sehingga PV = SP
b) Jenis FCE ATC/ATO Air to open
c) Reverse/ Direct action 1. Aksi proses : Direct acting (D/A)
jika MV diperbesar maka PV meningkat
2. Aksi pengendali : reverse acting controller
PV besar maka controller output (MV) kecil agar PV
= SP
7 Blok diagram Proses

SP Error Final Control Manipulated


Controller (LIC) Output Controller
Element /FCE
Variable (MV) Process Variable
(PV)
(Pneumatic Valve)

Sensor

Anda mungkin juga menyukai