Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

BIOPROSES

“TEKNOLOGI ENZIMATIS”

Oleh:

Kelompok 7

1. Ananda Suci Wulandari (2031410099)


2. Nadia Rahma Putri (2031410089)

Kelas : 1A D-III Teknik Kimia

Dosen Pengampu:

Dr. Yanty Maryanty,S.T.,M.Si

D3 TEKNIK KIMIA - POLITEKNIK NEGERI MALANG

2020/2021

1
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Suatu enzim bekerja secara khas terhadap suatu substrat tertentu. Kekhasan inilah
ciri suatu enzim. Ini sangat berbeda dengan katalis lain (bukan enzim) yang dapat bekerja
terhadap berbagai macam reaksi. Fungsi suatu enzim adalah sebagai katalis untuk proses
biokimia yang terjadi didalam sel maupun diluar sel. Suatu enzim dapat mempercepat
reaksi 108 sampai 1011 kali lebih cepat dari pada apabila reaksi tersebut dilakukan tanpa
katalis. Jadi enzim dapat berfungsi sebagai katlis yang sangat efisien, disamping itu
mempunyai derajar kekhasan yang tinggi. Seperti juga katalis lainnya, maka enzim dapat
menurunkan energy aktivitas suatu reaksi kimia. Reaksi kimia ada yang membutuhkan
energy (energi endorgani) dan ada pula yang menghasilkan energy atau mengeluarkan
energy (eksorgonik) (Ana, Poedjadi, 2005)
Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa factor, terutama adalah substrat, suhu,
keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat
keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein yang dapat
mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah, diluar suhu atau pH yang
sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau struktur akan mengalami kerusakan.
Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga
dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor adalah molekul yang menurunkan ativasi enzim,
sedangkan activator adalah yang meningkatkan aktifitas enzim. Banya obat dan racun
adalah inhibitor enzim (Anonim, 2009)
 
B.      Rumusan Masalah
1.      Bagaimana definisi dari enzim ?
2.      Apa sifat-sifat dari enzim ?
3.      Apa saja jenis-jenis enzim ?
4.      Bagaimana cara kerja enzim ?

2
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Definisi Enzim
Enzim adalah protein yang berfungsi sebagai biokatalisator, senyawa yang
meningkatkan kecepatan reaksi kimia. Enzim merupakan biokatalisator organik yang
dihasilkan organisme hidup di dalam protoplasma, yang terdiri atas protein atau suatu
senyawa yang berikatan dengan protein. Enzim disintesis dalam bentuk calon enzim
yang tidak aktif, kemudian diaktifkan dalam lingkungan pada kondisi yang tepat.
Misalnya, tripsinogen yang disintesis dalam pankreas, diaktifkan dengan memecah salah
satu peptidanya untuk membentuk enzim tripsin yang aktif. Bentuk enzim yang tidak
aktif ini disebut zimogen.
 
B.     Sifat-Sifat Enzim
1.       Enzim hanya mengubah kecepatan reaksi.
       Artinya enzim tidak mengubah produk akhir yang dibentuk atau mempengaruhi
keseimbangan reaksi, hanya meningkatkan laju suatu reaksi.
2.      Enzim bekerja secara spesifik.
       Artinya enzim hanya mempengaruhi substrat tertentu saja.
3.       Enzim merupakan protein.
       Oleh karena itu, enzim memiliki sifat seperti protein. Antara lain bekerja pada suhu
optimum, umumnya pada suhu kamar. Enzim akan kehilangan aktivitasnya karena
pH yang terlalu asam atau basa kuat, dan pelarut organik. Selain itu, panas yang
terlalu tinggi akan membuat enzim terdenaturasi sehingga tidak dapat berfungsi
sebagai mana mestinya.
4.      Enzim diperlukan dalam jumlah sedikit.
       Sesuai dengan fungsinya sebagai katalisator, enzim diperlukan dalam jumlah yang
sedikit.
5.       Enzim bekerja secara bolak-balik.
       Reaksi-reaksi yang dikendalikan enzim dapat berbalik, artinya enzim tidak
menentukan arah reaksi tetapi hanya mempercepat laju reaksi sehingga tercapai
keseimbangan. Enzim dapat menguraikan suatu senyawa menjadi senyawa-senyawa
lain. Atau sebaliknya, menyusun senyawa-senyawa menjadi senyawa tertentu.
Reaksinya dapat digambarkan sebagai berikut.
6.       Enzim dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
       Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim adalah suhu, pH, aktivator
(pengaktif), dan inhibitor (penghambat) serta konsentrasi substrat.
 
C.    Jenis-Jenis Enzim
Enzim dapat digolongkan berdasarkan tempat bekerjanya, substrat yang dikatalisis,
daya katalisisnya, dan cara terbentuknya.
1. Penggolongan enzim berdasarkan tempat bekerjanya

3
a)      Endoenzim
Endoenzim disebut juga enzim intraseluler, yaitu enzim yang bekerjanya di dalam
sel. Umumnya merupakan enzim yang digunakan untuk proses sintesis di dalamsel
dan untuk pembentukan energi (ATP) yang berguna untuk proses kehidupan
sel,misal dalam proses respirasi.
b)      Eksoenzim
Eksoenzim disebut juga enzim ekstraseluler, yaitu enzim yang bekerjanya di luar
sel. Umumnya berfungsi untuk “mencernakan” substrat secara hidrolisis, untuk
dijadikan molekul yang lebih sederhana dengan BM lebih rendah sehingga dapat
masuk melewati membran sel. Energi yang dibebaskan pada reaksi pemecahan
substrat di luar sel tidak digunakan dalam proses kehidupan sel.
2.   Penggolongan enzim berdasarkan daya katalisis
a) Oksidoreduktase
Enzim ini mengkatalisis reaksi oksidasi-reduksi, yang merupakan pemindahan
elektron, hidrogen atau oksigen. Sebagai contoh adalah enzim elektron transfer
oksidase dan hidrogen peroksidase (katalase). Ada beberapa macam enzim electron
transfer oksidase, yaitu enzim oksidase, oksigenase, hidroksilase dan
dehidrogenase.
b) Transferase
Transferase mengkatalisis pemindahan gugusan molekul dari suatu molekul ke
molekul yang lain. Sebagai contoh adalah beberapa enzim sebagai berikut:
1.         Transaminase adalah transferase yang memindahkan gugusan amina.
2.         Transfosforilase adalah transferase yang memindahkan gugusan fosfat.
3.         Transasilase adalah transferase yang memindahkan gugusan asil.

c)      Hidrolase
Enzim ini mengkatalisis reaksi-reaksi hidrolisis, dengan contoh enzim adalah:
1.    Karboksilesterase adalah hidrolase yang menghidrolisis gugusan ester
karboksil.
2.    Lipase adalah hidrolase yang menghidrolisis lemak (ester lipida).
3.    Peptidase adalah hidrolase yang menghidrolisis protein dan polipeptida.

d)     Liase
Enzim ini berfungsi untuk mengkatalisis pengambilan atau penambahan gugusan
dari suatu molekul tanpa melalui proses hidrolisis, sebagai contoh adalah:
1.    L malat hidroliase (fumarase) yaitu enzim yang mengkatalisis reaksi
pengambilan air dari malat sehingga dihasilkan fumarat.
2.    Dekarboksiliase (dekarboksilase) yaitu enzim yang mengkatalisis reaksi
pengambilan gugus karboksil.

e)      Isomerase
Isomerase meliputi enzim-enzim yang mengkatalisis reaksi isomerisasi, yaitu:

4
1.    Rasemase, merubah l-alanin D-alanin
2.    Epimerase, merubah D-ribulosa-5-fosfat D-xylulosa-5-fosfat
3.    Cis-trans isomerase, merubah transmetinal cisrentolal
4.    Intramolekul ketol isomerase, merubah D-gliseraldehid-3-fosfat    dihidroksi
aseton fosfat
5.    Intramolekul transferase atau mutase, merubah metilmalonil-CoA suksinil-CoA

f)       Ligase
Enzim ini mengkatalisis reaksi penggabungan 2 molekul dengan dibebaskannya
molekul pirofosfat dari nukleosida trifosfat, sebagai contoh adalah enzim
asetat=CoASH ligase yang mengkatalisis rekasi sebagai berikut:
Asetat + CoA-SH + ATP        Asetil CoA + AMP + P-P
 
3. Enzim lain dengan tatanama berbeda
Ada beberapa enzim yang penamaannya tidak menurut cara di atas, misalnya
enzim pepsin, triosin, dan sebagainya serta enzim yang termasuk enzim permease.
Permease adalah enzim yang berperan dalam menentukan sifat selektif permiabel dari
membran sel.
4. Penggolongan enzim berdasar cara terbentuknya
a) Enzim konstitutif
Di dalam sel terdapat enzim yang merupakan bagian dari susunan sel normal,
sehingga enzim tersebut selalu ada umumnya dalam jumlah tetap pada sel hidup.
Walaupun demikian ada enzim yang jumlahnya dipengaruhi kadar substratnya,
misalnya enzim amilase. Sedangkan enzim-enzim yang berperan dalam proses
respirasi jumlahnya tidak dipengaruhi oleh kadar substratnya.
b) Enzim adaptif
Perubahan lingkungan mikroba dapat menginduksi terbentuknya enzim tertentu.
Induksi menyebabkan kecepatan sintesis suatu enzim dapat dirangsang sampai
beberapa ribu kali. Enzim adaptif adalah enzim yang pembentukannya dirangsang
oleh adanya substrat. Sebagai contoh adalah enzim beta galaktosidase yang
dihasilkan oleh bakteri E.coli yang ditumbuhkan di dalam medium yang
mengandung laktosa. Mulamula E. coli tidak dapat menggunakan laktosa sehingga
awalnya tidak nampak adanya pertumbuhan (fase lag/fase adaptasi panjang) setelah
beberapa waktu baru menampakkan pertumbuhan. Selama fase lag tersebut E.
coli membentuk enzim beta galaktosidase yang digunakan untuk merombak
laktosa.
Enzim diklasifikasikan berdasarkan tipe reaksi dan mekanisme reaksi yang
dikatalisis. Pada awalnya hanya ada beberapa enzim yang dikenal, dan kebanyakan
mengkatalisis reaksi hidrolisis ikatan kovalen. Semua enzim ini diidentifikasi dengan
menambahkan akhiran –ase pada nama substansi atau substrat yang dihidrolisis. Contoh:
lipase menghidrolisis lipid, amilase menghidrolisis amilum, protease menghidrolisis
protein. Pemakaian penamaan tersebut terbukti tidak memadai karena banyak enzim

5
mengkatalisis substrat yang sama tetapi dengan reaksi yang berbeda. Contohnya ada
enzim yang megkatalisis reaksi reduksi terhadap fungsi alkohol gula dan ada pula yang
mengkatalisis reaksi oksidasi pada substrat yang sama.
Sistem penamaan enzim sekarang tetap menggunakan –ase, namun ditambahkan
pada jenis reaksi yang dikatalisisnya. Contoh: enzim dehidrogenase mengkatalisis reaksi
pengeluaran hidrogen, enzim transferase mengkatalisis pemindahan gugus tertentu. Untuk
menghindari kesulitan penamaan karena semakin banyak ditemukan enzim yang baru,
maka International Union of Biochemistry (IUB) telah mengadopsi sistem penamaan yang
kompleks tetapi tidak meragukan berdasarkan mekanisme reaksi. Namun sampai sekarang
masih banyak buku-buku yang masih menggunakan sistem penamaan lama yang lebih
pendek.
Dalam ilmu biologi, enzim-enzim tersebut dikelompokkan ke dalam 3 golongan
yakni enzim karbohidrase, enzim Protease dan juga enzim esterase. Ketiga golongan
enzim ini terdiri atas beberapa jenis enzim.
Adapun macam-macam enzim yang dimaksud sebagai berikut:
Golongan Enzim Karbohidrase
Golongan enzim ini terdiri atas beberapa jenis enzim antara lain:
1.      Enzim selulose yang berperan mengurai selulosa atau polisakarida menjadi senyawa
selabiosa atau disakarida.
2.      Enzim amylase yang berperan mengurai amilum atau polisakarida menjadi senyawa
maltosa, yakni senyawa disakarida.
3.      Enzim pektinase yang berfungsi mengurai petin menjadi senyawa asam pektin.
4.      Enzim maltosa yang berfungsi mengurai maltosa menjadi senyawa glukosa.
5.      Enzim sukrosa yakni enzim yang berperan mengubai sukrosa menjadi senyawa
glukosa dan juga fruktosa.
6.      Enzim laktosa yakni enzim yang berperan mengubah senyawa laktosa menjadi
senyawa glukosa dan juga galaktosa.
 
Golongan Enzim Protase
Adapun macam-macam enzim yang masuk ke dalam golongan ini antara lain:
1.      Enzim pepsin yang berperan memecah senyawa protein menjadi senyawa asam
amino.
2.      Enzim tripsin yakni enzim yang berperan mengurai pepton menjadi senyawa asam
amino.
3.      Enzim entrokinase yakni enzim yang berperan mengurai senyawa pepton menjadi
senywa asam amino.
4.      Enzim peptidase, enzim berperan dalam mengurai senyawa peptide menjadi senyawa
asam amino.
5.      Enzim renin, berperan sebagai pengurai senyawa kasein dan juga susu.
6.      Enzim gelatinase, berperan dalam mengurai senyawa gelatin.

6
Golongan Enzim Esterase
Macam-macam enzim yang masuk ke dalam golongan yang satu ini antara lain:
1.      Enzim lipase, berperan dalam mengurai lemak menjadi senyawa gliserol dan juga
asam lemak.
2.      Enzim fostatase, berperan dalam mengurai suatu ester dan mendorong terjadinya
pelepasan asam fosfor.
 
Macam-macam enzim ini bisa dijumpai di seluruh tubuh manusia. Masing-masinge
enzim bekerja pada substrat tertentu baik itu yang bersifat asam maupun basa. Dengan
demikian, bisa disimpulkan bahwa enzim ini memiliki sisi yang aktif dimana ia
mempunyai gugus R residu asam amino yang spesifik. Menurut penelitian lanjutan,
enzim ini berupa koloid yang tertebtuk dengan tujuan memperbesar aktifitasnya.
 

D.    Cara Kerja Enzim

a.      Teori gembok dan anak kunci (Lock and key theory)


Enzim dan substrat bergabung bersama membentuk kompleks, seperti kunci yang
masuk dalam gembok. Di dalam kompleks, substrat dapat bereaksi dengan energi

7
aktivasi yang rendah. Setelah bereaksi, kompleks lepas dan melepaskan produk serta
membebaskan enzim.
b.      Teori kecocokan yang terinduksi (Induced fit theory)
Menurut teori kecocokan yang terinduksi, sisi aktif enzim merupakan bentuk yang
fleksibel. Ketika substrat memasuki sisi aktif enzim, bentuk sisi aktif termodifikasi
melingkupi substrat membentuk kompleks. Ketika produk sudah terlepas dari
kompleks, enzim tidak aktif menjadi bentuk yang lepas. Sehingga, substrat yang lain
kembali bereaksi dengan enzim tersebut.
 
Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah :

a.       Suhu
Enzim terdiri atas molekul-molekul protein. Oleh karena itu, enzim masih tetap
mempuyai sifat protein yang kerjanyas dipengaruhi oleh suhu. Enzim dapat bekerja
optimum pada kisaran suhu tertentu, yaitu sekitar suhu 400 C. Pada suhu 00 C, enzim
tidak aktif. Jika suhunya dinaikkan, enzim akan mulai aktif. Jika suhunya dinaikkan
lebih tinggi lagi sampai batas sekitar 40 – 500 C, enzim akan bekerja lebih aktif lagi.
Namun, pemanasan lebih lanjut membuat enzim akan terurai atau terdenaturasi seperti
halnya protein lainnya. Pada keadaan ini enzim tidak dapat bekerja.
       Enzim tidak aktif pada suhu kurang daripada 0oC.
       Kadar tindak balas enzim meningkat dua kali ganda bagi setiap kenaikan suhu 10oC.
       Kadar tindak balas enzim paling optimum pada suhu 37 oC. Enzim ternyahasli pada
suhu tinggi iaitu lebih dari 50oC.
b.      Derajat keasaman (pH)
Enzim bekerja pada pH tertentu, umumnya pada netral, kecuali beberapa jenis
enjim yang bekerja pada suasana asam atau suasana basa. Jika enzim yang bekerja
optimum pada suasana netral ditempatkan pada suasana basa ataupun asam, enzim
tersebut tidak akan bekerja atau bahkan rusak. Begitu juga sebaliknya, jila suatu
enzim bekerja optimal pada suasana basa atau asam tetapi ditempatkan pada keadaan
asam atau bas, enzimtersebut akan rusak.
Sebagai contohnya, enzim pepsin yang terdpat di dalam lambung, efektif bekerja pada
pH rendah.
       Setiap enzim bertindak paling cekap pada nilai pH tertentu yang disebut sebagai
pH optimum.
       pH optimum bagi kebanyakan enzim ialah pH 7.
       Terdapat beberapa pengecualian, misalnya enzim pepsin di dalam perut bertindak
balas paling cekap pada pH 2, sementara enzim tripsin di dalam usus kecil
bertindak paling cekap pada pH 8.

c.   Inhibitor

8
Hal lain yang mempengaruhi kerja enzim adalah feed back inhibitor. Feed back
inhibitor adalah keadaan pada saat substansi hasil (produk) kerja enzim yang
terakumulasi dalam jumlah yang berlebihan akan menghambat kerja enzim yang
bersangkutan.
1.   Inhibitor Kompetisi
Pada inhibitor kompetisi terjadi penambahan substrat dapat mengurangi daya
hambatnya, karena inhibitor bersaing dengan substrat untuk mengikta bagian aktif 
enzim. Misalnya enzim suksinat dehidrogenase yang berfungsi mengkatalisis reaksi
oksidasi asam uksinat menjadi fumarat, jika dalam proses ini dutambahkan asam
malonat, maka enzim suksinat dehidrogenase akan menurun aktivitasnya.
Tetapi jika diberikan lagi asam suksinat sebagai substrat reaksi akan normal
kembali. Sehingga aktivitas inhibitor ini sangat bergantung pada konsentrasi inhibitor,
konsentrasi substrat, dan  aktivitas relatif inhibitor dan substrat.
2.   Inhibitor Nonkompetisi
Inhibitor nonkompetisi pengauhnya tdak dapat dihilangkan  dengan adanya
penambahan substrat lain, dimana inhibitor ini akan berikatan dengan  permukaan
enzim tanpa lepas dan lokasinya tidak dapat diganti oleh substrat. Sehingga daya kerja
inhibitor sangat tergantung dari  konsentrasi inhibitor dan aktivitas inhibitor terhadap
enzim.

d.      Konsentrasi  subtrat
Mekanisme kerja enzim juga ditentukan oleh jumlah atau konsentrasi substrat
yang tersedia. Jika jumlah substratnya sedikit, kecepatan kerja enzim juga rendah.
Sebaliknya, jika jumlah substrat yang tersedia banyak, kerja enzim juga cepat. Pada
keadaan substrat berlebih, kerja enzim tidak sampai menurun tetapi konstan.
       Pada kepekatan substrat rendah, bilangan molekul enzim melebihi bilangan molekul
substrat. Oleh itu,cuma sebilangan kecil molekul enzim bertindak balas dengan
molekul substrat.
       Apabila kepekatan substrat bertambah, lebih molekul enzim dapat bertindak balas
dengan molekul substrat sehingga ke satu kadar maksimum.
       Penambahan kepekatan substrat selanjutnya tidak akan menambahkan kadar tindak
balas kerana kepekatan enzim menjadi faktor pengehad.
 

9
BAB III
PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Yorly Alvita

Sebutkan contoh dari apoenzim!

jawab :

contoh apoenzim umum adalah sebagai berikut

1. Karbonat anhidrase

2. Hemoglobin

3. Sitokrom oksidase

4. Alkohol dehidrogenase

5. Piruvat kinase

6. Piruvat karboksilase

7. Asetil-KoA karboksilase

8. Monoamine oksidase

9. Laktat dehidrogenase

10. Katalase

2. M. Yusron Firnanda

Faktor apa saja yang mempengaruhi kerja enzim ?

Jawab :

Ada empat faktor yang mempengaruhi kerja enzim, yakni :

1. Temperatur

Temperatur tinggi dapat menyebabkan denaturasi protein, sedangkan pada temperatur rendah
akan menghambat reaksi. Pada umumnya temperatur optimum enzim adalah 30 derajat
sampai 40 derajat.

2. Perubahan PH

10
Perubahan PH sangat berpengaruh pada perubahan asam amino kunci pada sisi aktif enzim
sehingga menghalangi sisi aktif bergabung dengan substratnya. pH optimum yang
diperlukanoleh enzim berbeda – beda tergantung pada jenis enzimnya.

3. Konsentrasi enzim dan substrat

Semakin banyak enzim reaksi akan semakin cepat, sebaliknya apabila enzim sedikit maka
reaksi yang terjadi juga lambat.

4. Inhibitor enzim

Menghambat kerja enzim, sehingga kecepatan reaksi akan turun. Ada dua macam inhibitor,
yakni :Inhibitor kompetitif atau zat penghambat mirip dengan substrat sehingga berkompetisi
dengan substrat untuk bergabung ke sisi aktif enzim. Inhibitor nonkompetitif atau substrat
sudah tidak dapat berikatan karena sisi aktif enzim berubah.

3. Tegar Rochmad Ody P

Apakah ada kekurangan dalam katalis enzim(biologis) ? Kalau ada coba sebutkan salah
satunya

Jawab :

Setiap enzim mempunyai suhu optimum (suhu operasi ketika aktivitasnya mencapai
maksimum). Peningkatan suhu di atas suhu optimumnya akan mengakibatkan kerusakan
enzim (denaturasi protein).

4. Rosita Amanda Dewi

Apa enzim yg digunakan dalam industri detergen?

Jawab :

Dalam detergen, biasanya ada empat jenis enzim yang ditambahkan sebagai bahan aditif
detergen. Protease, amilase, lipase dan selulase. Masing-masing enzim ini memiliki fungsi
yang berbeda-beda. Sebagian besar deterjen yang diproduksi saat ini mengandung enzim
yang kompatibel dengan detergen untuk meningkatkan dan mempercepat kinerja pencucian
dengan menghilangkan noda yang sulit lepas dari pakaian.

5. Padma Widyaningrum

11
Siapa saja yang bisa menghasilkan enzim?

Jawab :

Semua organisme hidup

6. Nurlaili Yunifa

Sebutkan sifat enzim yang menyerupai karakter protein?

Jawab :

Ada beberapa sifat enzim yang menyerupai protein, yaitu :

 Bekerja pada suhu optimum


 Kinerja menurun dalam kondisi asam kuat atau basa kuat
 Kinerja menurun pada pelarut organic
 Terdenaturasi pada suhu panas
 Dipengaruhi oleh activator (pemicu), inhibitor (penghambat), dan konsentrasi substrat

7. Fransiska Dian Nurfala

sebutkan contoh enzim yang digunakan pada industri detergen sesuai dengan ciri yang
disebutkan!

Jawab :

enzim protease biasanya digunakan dalam industri detergen dengan contoh mikroorganisme
yang digunakan dalam produksi protease diantaranya bacillus licheniformis, bacillus pumilus,
streptomyces fradie, streptococcus rectus dan aspergillus

8. Dwi Putri Agustin

Jelaskan penggunaan enzim asparaginase dalam dunia medis !


Jawab :
Enzim L-Asparaginase merupakan enzim yang menghidrolisis L-asparagin menjadi asam
Laspartat dan amonia. L-Asparaginase dapat digunakan untuk mengobati penyakit kanker,
yang

bekerja dengan cara menghambat sintesis protein sel kanker tanpa merusak sel normal. Salah

satu tumbuhan sumber L-Asparaginase adalah temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)

9. Jumriati Nursiati

Apa perbedaan dari koenzim dan kufaktor?

12
Jawaban : Perbedaan utama antara koenzim dan kofaktor adalah bahwa koenzim adalah
molekul organik, sedangkan kofaktor dapat berupa molekul organik atau anorganik.

Selain itu, koenzim terikat secara longgar dengan enzim, tetapi ada beberapa kofaktor lain,
yang terikat erat dengan enzim. Selain itu, koenzim dapat dihilangkan dengan mudah dari
enzim sementara kofaktor hanya dapat dihilangkan dengan denaturasi enzim. 

10. Ria Tariza

Jelaskan pengertian enzim industrial


Jawaban:
Enzim industri adalah enzim yang digunakan secara komersial di berbagai industri seperti
farmasi , produksi kimia, biofuel , makanan & minuman, dan produk konsumen.
.
11. Novia Lailatul Lasari

Sebutkan contoh bahan yang mengandung enzim untuk pengempuk daging dan bagaimana
cara kerjanya ?

1. Daun pepaya mengandung enzim papain yang akan meresap ke dalam daging dan
akan memutuskan ikatan-ikatan peptida yang bisa diputusnya. Setiap enzim memiliki sifat
khusus dan bekerja secara spesifik, maka ia akan memutus ikatan tertentu yang ia kenali.
Tidak hanya bagian daunnya saja yang bisa mengempukkan daging, bagian kulit buah pepaya
pun masih mengandung enzim papain dan tentu masih dapat digunakan

2. Nanas. Bagian nanas yang mengandung enzim protease adalah buah, kulit buah,
bonggol buah, dan daun. Enzim protease yang terkandung di dalam buah nanas adalah
bromelain. Sama halnya seperti papain, bromelain juga akan memutus ikatan peptida tertentu.

12. Fidella Ghani Prasetyo

Adakah keuntungan enzim pada bidang industri makanan?

Jawaban :

terdapat beberapa keuntungan dalam penggunaan enzim dibidang industri makanan yaitu
aman terhadap kesehatan karena bahan alami, mengkatalisis reaksi yang sangat spesifik tanpa
efek samping, aktif pada konsentrasi yang rendah, dan dapat digunakan sebagai indikator
kesesuaian proses pengolahan

13. Sofi Octavia Dewi

Apa fungsi lain dari enzim selain sebagai katalis reaksi?

Jawab :

13
selain sebagai katalis, enzim juga berfungsi untuk mengatur sejumlah reaksi yang berbeda-
beda dalam waktu yang sama

14. Humairoh Nabila

Apa enzim untuk hidrolisis protein ikan?

Jawab :

Hidrolisat protein ikan adalah suatu produk hasil hidrolisis protein secara enzimatik dengan
memanfaatkan enzim protease.

15. Linda Athalia

Mengapaa enzim disebut biokatalisator? apa buktinya?

Jawab :

Enzim adalah protein yang bertindak sebagai katalis di dalam tubuh makhluk hidup serta
enzim mempunyai kemampuqn untuk mempercepat terjadinya reaksi tanpa ikut bereaksi dan
tidak terjadi perubahan pada struktur kimianya. itulah mengapa enzim disebut. Biokatalisator

16. Dhia Lailatul Faizah

Bagaimana cara kerja enzim?

Jawab :

Enzim dan substrat akan membentuk kompleks substrat-enzim sebelum menghasilkan


produk. Substrat adalah zat yang berfungsi sebagai enzim, sementara produk adalah zat yang
diperoleh pada akhir reaksi kimia. Cara kerja enzim dibagi menjadi dua, yaitu gembok dan
anak kunci (lock and key) serta kecocokan induksi (induced fit).

Menurut teori gembok dan anak kunci, enzim memiliki sisi aktif yang kosong. Sisi aktif
tersebut merupakan tempat menempelnya substrat agar enzim dapat bekerja. Ketika substrat
menempati sisi aktif enzim, enzim tersebut menjadi kompleks enzim. Sisi aktif enzim
memiliki bentuk yang spesifik dan tidak fleksibel. Karena itu, hanya bentuk substrat tertentu
yang dapat melekat pada enzim.Sementara itu, hipotesis kecocokan induksi berpendapat
bahwa sisi aktif enzim bersifat fleksibel. Sisi aktif enzim dapat berubah mengikuti bentuk
substrat yang menempel padanya.

17. M Farhan fiko

14
Mengapa daging yang dibekukan di dalam lemari es tidak dapat membusuk?

Jawab :

kerja enzim dipengaruhi lingkungan.Pada suhu rendah misalnya 0◦ C atau di bawahnya


seperti pada lemari es, enzim bersifat nonaktif, tetapi tidak rusak, sehingga di dalam kulkas
daging tidak membusuk. Enzim baru dapat bekerja optimal pada suhu 30◦ C.

18. M Shodiq Raharja

Sebutkan maksud dari biokatalisator !

Jawab :

Seperti dalam pengertiannya, enzim bersifat biokatalisator berarti dia hanya mengubah
kecepatan reaksi dengan menurunkan energi aktivasinya sehingga reaksi dapat berlangsung
cepat.

19. Ahmad Basith

Apa itu enzim ?

Jawab :

Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang
mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimiaorganik. Molekul
awal pada proses enzimatis disebut substrat akan dipercepat perubahannya menjadi molekul
lain yang disebut produk.

15
BAB IV
KESIMPULAN
A.       Kesimpulan
1.      Enzim adalah protein yang berfungsi sebagai biokatalisator, senyawa yang
meningkatkan kecepatan reaksi kimia.
2.      Enzim hanya mengubah kecepatan reaksi, bekerja secara spesifik, Enzim
merupakan protein, diperlukan dalam jumlah sedikit, bekerja secara bolak-balik,
dan enzim dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
3.      Penggolongan enzim berdasarkan tempat bekerjanya (endoenzim dan eksoenzim) ;
berdasarkan daya katalisis (oksidoreduktase, transferase, hidrolase, liase,
isomerase, dan ligase) ; enzim lain dengan tatanama berbeda (enzim pepsin, triosin,
dan sebagainya serta enzim yang termasuk enzim permease) ; berdasarkan cara
terbentuknya (enzim konstitutif dan adaptif).
4.      Cara kerja enzim dijelaskan dengan dua teori, yaitu teori gembok dan anak kunci,
dan teori kecocokan yang terinduksi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja
enzim adalah suhu, pH, aktivator (pengaktif), dan inhibitor (penghambat) serta
konsentrasi substrat.
 
 
DAFTAR PUSTAKA
 
http://kelasbiologiku.blogspot.com/2013/05/mengenal-macam-macam-enizm-serta.html
http://www.materibiologi.com/macam-macam-enzim-pencernaan-dan-fungsinya/
http://id.wikipedia.org/wiki/Enzim
Poedjiadi, Anna. 2005.Dasar-dasar Biokimia.UI press.Jakarta

16

Anda mungkin juga menyukai